Sinopsis The Eternal Love Episode 12 - 1

Sinopsis The Eternal Love Episode 12 - 1


Xiao Tan berusaha meyakinkan Lian Cheng bahwa dia bukan Qu Tan Er, ada dua jiwa dalam satu tubuh dan dia bisa membuktikannya. Jika dia berbohong, dia bisa membuat Tan Er yang asli muncul. Coba saja Lian Cheng tanya apapun padanya.

Tapi tentu saja Lian Cheng tidak mempercayainya. Dia tidak mau mendengar kebohongan Xiao Tan lagi. Dia hanya mau menanyakan satu hal.

"Tatap aku. Apa kau pernah... mencintaiku?"

Jelas itu bukan pertanyaan yang ingin Xiao Tan jawab dengan kebohongan, apalagi di saat seperti ini. Bisakah Lian Cheng mengganti pertanyaannya? Tidak!

Tak punya pilihan lain, Xiao Tan menegaskan kalau apa yang akan dia katakan nanti, semuanya tidak benar karena dia harus berbohong untuk membuat Tan Er yang asli muncul.

"Aku tidak pernah mencintaimu," bohong Xiao Tan.


Seketika itu pula Tan Er muncul dan memberitahu Lian Cheng bahwa orang yang menerima lukisan itu adalah dirinya dan bukannya Xiao Tan.

Dia memberitahu Lian Cheng bahwa Xiao Tan adalah orang yang berasal dari dunia lain. Mereka menggunakan tbuh yang sama dengannya dan bergantian muncul. Tapi Xiao Tan sungguh sangat sayang pada Lian Cheng. Karena itulah, Tan Er meminta Lian Cheng untuk tidak salah paham.

"Aku... tidak punya hubungan apapun dengan Mo Yi Huai. Hari ini, aku datang untuk mengakhiri segalanya."

Xiao Tan tiba-tiba kembali sedetik kemudian dan tanya apakah Tan Er sudah menceritakan segalanya? Lian Cheng harus percaya padanya sekarang.

Tapi tentu saja Lian Cheng terlalu sulit mempercayainya begitu saja, "Qu Tan Er! Kemampuan aktingmu semakin bagus."


Lian Cheng pun langsung pergi meninggalkan Xiao Tan yang hanya bisa terdiam tak berdaya dan bersedih menatap kepergiannya dalam derai hujan.


Sejak hari itu, keceriaan Xiao Tan menghilang. Dia bahkan tidak punya nafsu makan sedikitpun sampai Jing Xin cemas dibuatnya. Dia sudah beberapa hari tidak makan, bagaimana tbuhnya bisa bertahan kalau begini terus?

"Bukannya aku tidak mau makan, tapi tidak nafsu makan. Segalanya jadi kacau. Aku bahkan membuat diriku terlibat di dalamnya."

"Tapi semua ini terjadi karena Pangeran Pertama dan keluarga Qu tahu kalau nona adalah kelemahan Pangeran Ke-8. Mereka merencanakannya dengan sengaja."

"Bahkan sekalipun aku tahu kalau itu jebakan, aku tetap tidak bisa menjelaskannya. Bahkan sekalipun aku bisa menjelaskannyaa, tak ada seorangpun yang mempercayaiku."


Berusaha menghibur Xiao Tan, Jing Xin menduga kalau Lian Cheng belakangan ini pasti sibuk dengan urusan negara hingga dia tidak punya waktu mengunjungi Xiao Tan. Belakangan ini, Lian Cheng selalu keluar pagi-pagi sekali dan pulang larut.

Tapi Xiao Tan tetap sedih, dia mau jalan-jalan saja. Dia cuma mau ke villa, jadi dia tidak mau Jing Xin menemaninya. Jing Xin pun hanya membantu memakaikan jubahnya biar dia tidak kedinginan dan mengingatkan Xiao Tan untuk cepat kembali.

 

Lian Cheng sendiri ternyata sedang minum-minum bersama Jing Xuan. Mengira kakaknya sedang sedih karena masalah gagal menjadi putera mahkota, Jing Xuan berusaha menghiburnya dan mengingatkan ajaran yang pernah Lian Cheng katakan padanya, bahwa dia harus selalu melihat ke depan.

"Kehilangan posisi Putera Mahkota cuma perkara kecil. Kakak Ke-8, berhentilah bersedih karena itu."


"Dong Yue, bagaimana kau memperlakukanku? Aku bahkan tidak bisa memiliki wanita yang kucintai." Keluh Lian Cheng.

"Kukira ini karena masalah posisi Putera Mahkota, ternyata Kakak Ke-8 bermasalah karena cinta?"

"Xiao Xuan, kau tidak mengerti. Kau pikir wanita itu lemah, tapi sebenarnya tidak."

"Aku mengerti segalanya! Pasangan bisa bertengkar. Tapi setelah beberapa hari, mereka akan saling mencintai lagi. Semua orang bisa melihat bagaimana Kakak Ipar Ke-8 sangat mencintaimu."

"Xiao Xuan, kau menggodaku lagi."


Xiao Tan berjalan ke pendopo pinggir kolam sambil menggerutu kesal. Awalnya masalahnya cuma bagaimana dia bisa kembali ke masa depan. Tapi kenapa sekarang jadi tambah rumit?

Dia adalah ratu real estate, agen penjualan terbaik. Bagaimana bisa dia berakhir di tempat mengerikan ini, bahkan sampai mengalami hal-hal yang mematahkan hati.

"Baru beberapa bulan setelah menikah, aku dituduh melakukan perselingkuhan. Sekarang malah diabaikan olehnya. Di usia semuda ini, aku sudah harus menghadapi masalah perceraian."

Lian Cheng bahkan menyuruhnya untuk membuktikan. Tapi bagaimana caranya untuk membuktikan kalau di tbuh ini ada dua jiwa yang bersemayam.


"Pembatalan unit, pemutusan kontrak, kenaikan harga tanah. Tak ada seorang pelanggan pun yang tidak bisa kutangani. Tapi kali ini, bagaimana bisa aku gagal dengan Mo Lian Cheng. Sudahlah, lupakan saja. Kalau aku jadi dia, aku juga takkan percaya."

Dia duduk di pagar sambil terus menggerutu tanpa menyadari ada seseorang yang sedang mengintainya.


Orang itu perlahan mulai mendekatinya. Saat Xiao Tan menyadari kehadirannya, orang itu langsung mendorongnya ke dalam kolam.


Jing Xuan menyarankan Lian Cheng untuk bicara langsung dengan Xiao Tan jika Lian Cheng memang memiliki keraguan terhadapnya.

Jika benar ada kesalahpahaman di antara mereka dan mereka berdua jatuh ke dalam siasat orang-orang jahat itu hingga membuat hubungan mereka hancur, bukankah itu sangat disayangkan? Lian Cheng diam saja memikirkan ucapan adiknya itu.


Jing Xin mulai cemas karena Xiao Tan kembali juga. Dia langsung berkeliling mencari Xiao Tan atau Tan Er. Tapi saat melewati kolam, dia malah melihat jubah yang dipakai Xiao Tan mengambang di sana.


Jing Xin sontak jejeritan memanggil bantuan. Para pelayan langsung berdatangan dan bergegas menceburkan diri mereka ke dalam air untuk menyelamatkan Xiao Tan.

Jing Xin hanya bisa menangis tak berdaya, mengira Xiao Tan tercebur karena bunuh diri. Dia berusaha membangunkan Xiao Tan, tapi tak ada reaksi.

 

Begitu mendengar kabar itu, Lian Cheng langsung panik dan bergegas ke sana. "Tan Er, bangunlah! Masih ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Tan Er! Yu Hao! Panggil semua tabib istana di Dongyue!"


Tapi beberapa saat kemudian, Lian Cheng menendang Tabib istana keluar dengan penuh amarah karena dia tidak mampu menyelamatkan Xiao Tan.

"Kalau Istri Pangeran tidak selamat, maka kalian semua akan dikubur bersamanya! Apa tak ada orang lain yang bisa menyelamatkan istriku?!"

Yu Hao melapor bahwa ada Tabib Gao yang baru saja kembali dari kampung halamannya. Tabib Gao pun segera memeriksa denyut nadi Xiao Tan. Tapi bahkan diapun tidak bisa merasakan denyut nadinya Xiao Tan.


"Yang Mulia, saat Puteri diselamatkan dari kolam, dia sudah tidak bernafas."

Lian Cheng bersikeras menolak diagosisnya. Kalau sampai istrinya mati, maka mereka semua pun harus mati.

Tabib Gao mengerti kalau mereka adalah pasangan suami istri yang saling mencintai. Tapi masalah hidup, lahir, menua, sakit dan mati, dia tidak kekuatan untuk membalikkan situasi.


Tepat saat itu juga, dari luar terdengar teriakan para pengawal yang sedang kewalahan mengejar seseorang. Lalu tiba-tiba saja ada seorang kakek tua yang melesat masuk dengan kecepatan super kilat dan baru berhenti saat menubruk Lian Cheng.

Saat para pengawal berhasil mengejarnya, mereka sontak mengancamnya dengan pedang. Tapi Kakek itu santai-santai saja menyingkirkan pedang-pedang itu dari lehernya sambil berkata, "Apa yang Pangeran Ke-8 tunda adalah waktu yang berharga untuk menyelamatkan Istri Pangeran Ke-8."

Mungkin saking putus asanya, Lian Cheng langsung mempercayai Kakek itu dan mengusir semua orang. Tabib Gao panik berusaha meyakinkan Lian Cheng untuk tidak terpengaruh oleh penyihir itu. Tapi Lian Cheng tak peduli dan ngotot menyuruh semua orang keluar, termasuk Jing Xin.


Lian Cheng menanyakan identitas si Kakek. Tapi Kakek merasa identitasnya tidak penting sekarang ini, dia mau menyelamatkan nyawa istrinya atau tidak?

"Dia harus diselamatkan. Jika dia tidak ada di sini lagi, kebahagiaan apa lagi yang tersisa dalam hidupku? Lebih baik aku ikut mati saja."


Baiklah. Kakek menjelaskan bahwa caranya untuk menyelamatkan Xiao Tan adalah Xiao Tan dan Lian Cheng harus menandatangi kontrak darah hidup dan mati terlebih dulu. Hanya setelah mereka menandatangani kontrak darah ini, dia bisa memberikan kekuatan spiritual pada Xiao Tan.

Tapi dia juga memperingatkan Lian Cheng bahwa biapun dia memberikan kekuatan spiritual, Xiao Tan bisa bangun atau itu, itu tergantung keberuntungannya.

"Dan juga, begitu kalian berdua menyetujui perjanjian ini, jika satu orang mati maka yang lain juga akan mati."

"Hidup dan mati bersama?"

"Benar. Tentunya, ada kemungkinan kita tidak bisa menghidupkannya kembali dan kau juga akan kehilangan nyawamu. Tapi jika kalian tidak menandatangani kontrak darah ini, maka Istri Pangeran Ke-8 pasti akan mati." Ujar Kakek. Dan Lian Cheng langsung setuju saat itu juga.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam