Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 15 - 5 [END]

Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 15 - 5 [END]

Patah hati, Phaulkon pun menanyakan satu hal sebelum dia mati. "Pernahkah kau mencintaiku? Pernahah hatimu mencintaiku?"

Tapi Maria hanya menjawabnya diam dan itu benar-benar membuat hati Phaulkon semakin hancur. Tapi walaupun begitu, Maria berjanji bahwa dia hanya akan memiliki Phaulkon sebagai suaminya sepanjang hidupnya. Maria lalu pergi meninggalkannya dan para prajurit pun langsung mengawal Phaulkon keluar. 

Tapi saat dia keluar, Phaulkon melihat Maria sengaja memperlihatkan kedua putra mereka agar dia bisa melihat mereka dari jendela untuk yang terakhir kalinya. Terharu, Phaulkon akhirnya pergi dengan tenang untuk menjemput kematiannya. (Kejadian ini dikenal sebagai Revolusi Siam Tahun 1688)

Pasca kejadian itu, Kade menulis sejarah yang terjadi di dalam buku jurnalnya. Phaulkon mati tanggal 5 Juni, dan Pra Py dibunuh dua hari setelahnya. Raja Narai mangkat tanggal 11 Juli.

Karena Luang Sorasuk tidak mau mengambil alih tahta, maka Phetracha-lah yang akhirnya naik tahta dan mendirikan Dinasti Phlu Luang. Luang Sorasuk sendiri diangkat menjadi Suriyenthrathibodi.

Khun Ban diangat menjadi Chao Phraya Kosa Thibadi Prakung. Reung diangkat menjadi Phra Ram Naralong. Sedangkan Por Date diangkat menjadi Phraya Visut Sakorn.

"Dan aku, Kadesurang, diangkat sebagai Khun Ying Visut Sakorn. Hihihi... ADUH!" Perutnya mendadak sakit hebat. Wah! Kade mau melahirkan!

Proses persalinan pun dimulai, Kade berjuang sekuat tenaga, duo pelayan berusaha memberinya semangat, sementara yang lain gelisah menunggu di luar. Prik malah heboh sendiri mengomeli si bidan karena bayinya belum keluar-keluar juga.

Tak tahan lagi dengan sakitnya, Kade heboh minta dibedah saja perutnya. Tapi tentu saja tak ada yang mengerti maksudnya. Terpaksalah Kade harus terus berjuang sekuat tenaga untuk mengeluarkan bayinya dengan diiringi teriakan-teriakan heboh Prik yang merecoki bu bidan... hingga akhirnya terdengarlah suara tangisan pertama dan disusul tangisan kedua semenit kemudian.

Pin dan Yam antusias memberitahu Por Date kalau bayi-bayinya sudah lahir, dua-duanya anak lelaki. Semua orang bahagia, terutama sang ayah yang tersenyum lebar penuh kebahagiaan dan kebanggaan.

Sayangnya, penderitaan Kade tak berakhir begitu saja. Pasca melahirkan, dia masih harus melewati serangkaian perawatan pasca persalinan dengan berbagai macam obat tradisional yang membuatnya bosan dan sebal setengah mati.

 

Beberapa hari kemudian, Khun Ban datang untuk menjenguk kedua bayi kembar itu. Sesuai tradisi, ia mengejek mereka jelek sebelum kemudian menanyakan siapa nama mereka?

"Por Reung dan Por Rit, jao ka." (lah, jadi Reungrit dong kalau digabung, kok Por Date nggak cemburu?)

Malah Khun Ying yang protes karena menurutnya, Kade terlalu cepat memberi mereka nama. Biasanya orang memberi nama bayi mereka paling cepat itu bulan berikutnya. Menurut Prik nggak masalah tuh. Mau kapapun juga, nama mereka akan tetap Reung dan Rit.

"Aku bosan padamu, Nang Prik. Orang macam apa yang seperti bunglon berganti warna."

"Iya, jao ka. Yang penting saya bukan pencuri, jao ka." (Ha! Masih dendam aja dia)

Setelah Khun Ying pergi, Kade langsung menanyakan keadaan Maria sekarang. Khun Ban berkata kalau dia sudah dikeluarkan dari penjara. Raja Phetracha sekarang mempekerjakannya sebagai pelayan dapur karena dia pintar membuat kue.

"Baguslah, saya sangat mencemaskannya."

Khun Ban mengaku bahwa ada salah satu bangsawan yang meminta Maria untuk menjadi selirnya, tapi ditolak mentah-mentah.

"Apa yang dia lakukan benar, jao ka." Kade senang.

Tapi tiba-tiba dia menyadari tatapan aneh Khun Ban padanya. Canggung, Kade berniat mau pamit ke dalam. Tapi Khun Ban dengan cepat menghentikannya dan langsung tanya apakah Kade tahu apa yang hendak ditanyakannya? Bagaimana Kade bisa tahu segala hal yang akan terjadi di sini?

"Kau harus jawab!"

"Saya akan menjawab, tapi saya rasa itu sulit dijawab."

"Kau tetap harus menjawab." Tuntut Por Date

Baiklah. Kade mengaku bahwa dia sebenarnya berasal dari era masa depan. Khun Ban jelas shock mendengarnya. Jadi kesimpulannya, Kade terlahir di masa depan, lalu terlahir kembali di masa lalu, begitu? Tanya Por Date. Kade membenarkan.

Khun Ban percaya padanya. Jadi, apakah era masa depannya Kade, mengetahui segala kejadian yang terjadi di era ini? Kade mengiyakan, semuanya.

"Siapa yang memberitahumu?" Tanya Por Date.

Dari beberapa hal yang bernama sejarah, arkeologi, dokumentasi, kesaksian, dan jurnal yang diturunkan secara turun-temurun. Khun Ban tercengang, jadi Kade mengetahui sejarah semua orang?

Tidak, hanya beberapa tokoh penting saja. Seperti Khun Lek dan Khun Ban, mereka adalah dua tokoh terkenal di eranya Kade. Mereka terkenal dengan nama Kosa Lek dan Kosa Ban. Por Date sontak melempar isyarat mata padanya seolah berkata 'Bagaimana denganku'?.

"Tentangmu, Khun P'? Ada beberapa dokumen tentangmu, karena kau adalah menteri dalam tim duta besar Kosa Ban."

"Lalu bagaimana dengan ayah? Apa yang sejarah katakan tentangnya?"

"Dia adalah penulis buku Jindamanee."

"Mereka masih menggunakan buku itu di masamu?"

"Tidak lagi. Ada buku baru, tapi itu ditulis setelah Jindamanee. Tapi ada lebih banyak huruf dari yang awalnya 37 menjadi 44 huruf."

Khun Ban penasaran, bagaimana Kade bisa kemari. Tapi Kade menolak menjawab dan meminta Khun Ban untuk tidak memaksanya... soalnya Kade sebenarnya tidak tahu bagaimana harus menjawabnya juga sih. Hehe. Por Date penasaran, berapa banyak perbedaan tahun antara masa sekarang dengan eranya Kade?

"329 tahun."

"329 tahun?!" Khun Ban dan Por Date kompak kaget.

Beberapa tahun pun berlalu. Hari itu, suasana rumah Por Date ramai kedatangan banyak tamu. Por Date dan Reung duduk berdua agak jauh dari semua orang. Reung tiba-tiba membahas bagaimana dulu Khun Ying menginginkan Janward untuk Por Date dan Reung sendiri sebenarnya menyukai Kade. Tapi ternyata segalanya kebalikan dari harapan para tetua.

"Istriku jadi istrimu, dan istrimu jadi istriku." Ujar Reung... yang kontan mendapat tatapan membunuh dari Por Date. LOL!

"Lupakan saja apa yang kukatakan." Reung ketakutan.

"Aku sangat senang dengan istriku." Aku Por Date

Reung rasa, mereka memang cocok. "Mae Karakade itu tidak seperti kebanyakan wanita di Ayutthaya."

"Jangan buang waktu untuk mencari sepertinya. Kau tidak akan menemukan yang sama sepertinya." Ujar Por Date sambil menatap istrinya dengan penuh cinta.

Reung dan Rit sekarang sudah beranjak remaja dan mereka akrab dengan kedua putranya Maria. Sementara para wanita berkumpul di dalam rumah,  kembar bersama dengan kedua anak Maria dan beberapa pelayan sedang heboh jejeritan dalam tanding adu ayam.

Bukan cuma memiliki dua putra, Por Date dan Kade sekarang juga memiliki dua putri. Yang satu sudah remaja dan yang bungsu masih kecil, masing-masing bernama Mae Kaew dan Mae Prang.

Mae Kaew akrab dengan Mae Duen yang merupakan putrinya Janward dan Reung. Sepertinya mereka memiliki hobi yang sama. Sementara si bungsu Prang sedang sibuk bermain dengan para pelayan.  Selesai segala kegiatan masing-masing, anak-anak kembali ke pelukan ibu masing-masing.

Malam itu, Kade menata baju-bajunya sambil mengeluhkan putri bungsu mereka. Sepertinya Prang baru saja melakukan suatu kenakalan yang membuat Kade geleng-geleng kepala. Por Date santai saja. Prang itu mirip Kade.

"Karena itu kau lebih menyayangi Mae Prang lebih daripada anak kita yang lain? Kau pilih kasih."

"Ibu lebih menyayangi Mae Kaew daripada cucu-cucunya yang lain. Dan kau juga. Kau kan lebih menyayangi Por Reung dan Por Rit, kan?"

"Kau bilang aku pilih kasih?"

"Bukankah kau menamai mereka dengan nama mantan kekasihmu."

 

Pfft! Khun P' cemburu juga toh. Kade tak menyangka, dia kira kalau Por Date takkan menanyakan masalah itu. Por Date mengakui kalau dia sebenarnya cemburu dan posesif.

"Tapi aku bersimpati. Orang itu pasti sangat terluka karena terpisah darimu. Jika itu aku, aku tidak akan sanggup memikulnya."

"Apa kau tidak ingin tahu siapa Reungrit di kehidupan ini?"

Por Date mulai bingung sekarang. Bukan Reung? Sembari menatap suaminya lekat-lekat, Kade mengaku bahwa saat dia pulang, dia melihat roh di dalam tubuh Reung.

"Aku?"

"Iya. Aku terlahir kembali di masa lalu, mungkin karena Reungrit menasbihkan dirinya demi aku. Makanya aku menamai anak-anak kita dengan namanya untuk mengenangnya, dan betapa besar cinta ayah mereka kepada ibu mereka. Kita melampaui langit dan bumi untuk menjadi belahan jiwa masing-masing."

Por Date bahagia dan langsung memberikan kecupan manis di kening istrinya dan memeluknya erat.

"Jika ini adalah takdir cinta, tak peduli berapa kali kehidupan ataupun dimensi, aku yakin aku akan sellau mengikuti dan tinggal di sisimu di setiap kehidupan.  Bahkan di kehidupanmu yang selanjutnya."

 

Lalu bagaimana kalau di kehidupan selanjutnya, Kade terlahir kembali jadi kuda laut? Kalau begitu, Por Date akan jadi kuda laut jantan dan dia akan menggunakan ekornya untuk membuntuti si kuda laut betina. Dia akan menyelam ke kedalaman laut agar mereka bisa bersama selamanya.

Kade tersentuh mendengarnya dan langsung memberinya kecupan singkat di bibir. Dan begitulah bagaimana mereka menghabiskan malam dengan memandang bulan purnama dalam dekapan masing-masing.

TAMAT
(Bagian Epilog bisa dibaca di postingan DELETED SCENE, yah)