Sejak kematian Han Pu, satu-satunya kekhawatiran Xi Yun adalah keselamatan para pasukannya. Dia bahkan menginginkan mereka untuk mundur saja asalkan mereka selamat, namun para jenderal Qingzhou begitu setia padanya dan negara, bahkan rela berjuang sampai titik darah penghabisan demi ratu mereka.
Dengan cara ini, setidaknya mereka akan aman dan dia akan bisa mencari mereka dan menyelamatkan mereka. Namun para pasukannya benar-benar setia padanya dan kompak menyatakan bahwa mereka rela mati demi ratu mereka.
Tepat saat itu juga, mereka mendapat kabar Jenderal Dong dan pasukannya sudah semakin mendekat. Lan Xi sontak memimpin peperangan melawan Jenderal Dong dan Pasukan Dewa-nya Wu Yuan.
Di tengah pertempuran, Xi Yun melihat Jenderal Dong. Dia sontak terbang melawan Jenderal Dong, melucuti baju zirahnya, sebelum kemudian menusuknya, membalaskan dendam Han Pu.
Dalam keadaan sekaratnya, Jenderal Dong masih sempat-sempatnya ngakak, menyatakan dirinya merasa bangga bisa mati di tangan Xi Yun. Namun dia memberitahu bahwa Xi Yun belum menang karena Wu Yuan sudah menyiapkan meriam untuk memusnahkan mereka.
Cerewet sekali tua bangka ini, Xi Yun langsung saja menebas lehernya sampai mati. Tapi sekarang mereka tiba-tiba diserang sekumpulan meriam yang sontak menewaskan para tentara mereka.
Xi Yun dengan cepat menemukan sumbernya dan langsung saja nekat terbang ke sana dan melempar pedangnya ke salah satu meriam sehingga meriam itu meledakkan semua meriam-meriam lainnya.
Ledakan semua meriam itu begitu besar dan hebat sehingga Xi Yun langsung terlempar karena efeknya. Untungnya Lan Xi cepat menangkapnya, tapi kondisi Xi Yun benar-benar sekarat yang jelas saja membuat Lan Xi jadi panik bukan main.
Lan Xi pun memerintahkan anak buahnya untuk segera pergi menemui Huang Chao dan bersiap membantu Huang Chao melawan Wu Yuan, sementara dia sendiri pergi membawa Xi Yun.
Alangkah terkejutnya Huang Chao saat tiba di gerbang ibu kota dan melihat yang menjaga gerbang ternyata anak buahnya Wu Yuan dan mereka menggunakan rakyat sebagai sandera. Dia langsung sadar dengan penuh kekecewaan dan sakit hati bahwa Wu Yuan yang selama ini dia kira sahabat baiknya dan orang kepercayaannya, ternyata musuh dalam selimut, pembohong, pengkhianat. Dialah dalang dari semua konspirasi Negara Dong. Namun demi keselamatan rakyat yang dijadikan sandera, Huang Chao akhirnya memutuskan untuk mundur dulu dan menarik pasukannya
Sepanjang perjalanan menemui Master Tianji, Lan Xi terus memeluk Xi Yun dengan berlinang air mata. Dia benar-benar panik mengkhawatirkan keselamatan Xi Yun dan memberitahu Xi Yun bahwa Xi Yun tidak boleh mati tanpa seizinnya. Dia bisa menyelamatkan nyawa Xi Yun sekali, kali ini pun pasti akan bisa menyelamatkan Xi Yun sekali lagi.
Dengan penuh keyakinan dia memberitahu Master Tianji bahwa dia ingin menyelamatkan Xi Yun dengan menggunakan teknik Pengubah Hidup Dewa Salju, yang itu artinya, Lan Xi harus menggunakan nyawanya untuk menyelamatkan Xi Yun sehingga Lan Xi hanya akan memiliki waktu 10 tahun tersisa dalam hidupnya.
Lan Xi rela melakukannya. Dulu dia berpikir bahwa dia bisa bertahan hidup dengan menjadi Raja. Namun sejak bertemu Xi Yun, dia baru benar-benar mengerti makna kehidupan. Karena itulah, biarpun dia hanya bisa menemani Xi Yun selama 10 tahun, dia sudah cukup puas. Dia rela melepaskan apa pun, tapi dia tidak bisa dan tidak rela melepaskan Xi Yun. Dengan itu, Lan Xi pun mengirimkan energinya ke Xi Yun.
Saat Xi Yun siuman, dia langsung mencari suaminya dan menemukannya dalam keadaan masih hidup namun sudah berubah total, rambut Lan Xi semuanya sudah memutih seperti rambut orang tua (tapi tetap cakep kok, hehe).
Namun Lan Xi masih tetap Lan Xi yang suka menggodanya, "Kenapa? Mungkinkah kau sudah tidak menyukaiku setelah rambutku memutih?"
Sayangnya, dengan rambutnya yang sudah memutih sekarang ini, Xi Yun tidak akan bisa memanggilnya 'Rubah Hitam' lagi. Mendengar itu, Xi Yun sontak lari ke dalam pelukannya dan dengan berlinang air mata mengatainya bodoh karena menggunakan nyawanya sendiri hanya demi menyelamatkannya.
Berusaha menghiburnya, Lan Xi meyakinkan bahwa dia masih memiliki waktu 10 tahun tersisa untuk menemani Xi Yun. Jika Xi Yun tidak ada di dunia ini lagi, maka Lan Xi akan selamanya hidup dalam mimpi buruk.
Namun dia berharap Xi Yun tidak akan menyalahkannya jika nantinya sudah tiba saatnya baginya untuk meninggalkan Xi Yun lebih dulu. Berusaha menahan tangisnya, Xi Yun meyakinkan bahwa dia akan selalu menemani Lan Xi.
Lan Xi lalu mengalihkan topik memberitahu Xi Yun tentang perkembangan perang antara Huang Chao melawan Wu Yuan. Huang Chao sudah berusaha melakukan pengepungan 3 kali, namun ketiga-tiganya selalu gagal, membuat Jizhou kehilangan 100.000 pasukan. Jadi yang harus mereka lakukan sekarang adalah memikirkan cara menghentikan Wu Yuan. Xi Yun sungguh tidak mengerti kenapa Wu Yuan melakukan semua ini.
Master Tianji mendadak muncul dan ikutan nimbrung karena ia memiliki jawaban atas pertanyaan mereka. Segalanya dimulai sejak awal berdirinya Negara Dong. Yang diketahui semua orang adalah Negara Dong didirikan oleh Kaisar Weilei dan enam raja dari enam prefektur.
Namun sebenarnya ada satu orang paling vital yang ada di belakang Kaisar Weilei dan enam raja. Orang itu adalah Pendekar Suci Yu Yantian (Leluhurnya Yu Wu Yuan). Pendekar Suci Yu adalah gurunya Kaisar Weilei dan enam raja. Tanpa Pendekar Suci Yu, tidak akan ada Negara Dong.
Namun setelah berdirinya Negara Dong, Pendekar Suci Yu tiba-tiba menghilang. Itu karena ternyata Kaisar Weilei takut dengan kehebatan Pendekar Suci Yu sehingga beliau membasmi seluruh Keluarga Yu.
Namun ternyata, putra bungsu Keluarga Yu berhasil selamat dari insiden itu. Dari dialah garis keturunan Keluarga Yu bertahan dan berlanjut. Namun selama beberapa tahun setelah itu, Keluarga Yu menghilang dan tidak ada kabar. Namun 100 tahun yang lalu, Keluarga Yu tiba-tiba muncul lagi dan memicu pemberontakan.
Memang apa yang dilakukan Kaisar Weilei dulu salah dan kondisi negara sekarang ini adalah karma dari perbuatannya. Namun apa yang dilakukan Wu Yuan juga tidak bisa dibenarkan karena dia justru jauh lebih buruk dengan mengorbankan rakyat yang tidak berdosa. Mereka harus menghentikan Wu Yuan agar dunia kembali damai.
Master Tianji memberitahu mereka bahwa mereka terberkati karena berhasil mewarisi Ajaran Lanyin dan Biyue, dan mereka pasti bisa menyempurnakannya ke level tertinggi jika mereka saling menghubungkan pikiran mereka.
Master Taiyin tidak pernah bisa menyempurnakannya karena beliau tidak memiliki pasangan untuk menyempurnakan ajaran tersebut, dan itu karena Master Taiyin telah kehilangan istrinya selama-lamanya sejak lama.
Lan Xi dan Xi Yun pun bergegas kembali ke pasukan mereka. Dengan kerja sama pasukan Yongzhou dan Jizhou, mereka akhirnya berhasil menembus gerbang ibu kota kekaisaran. Lan Xi, Xi Yun dan Huang Chao akhirnya berhasil bertatap muka langsung dengan Wu Yuan dan mengonfrontasinya.
Lan Xi mengingatkan bahwa leluhurnya Wu Yuan memegang prinsip keselamatan rakyat harus diutamakan, itu adalah prinsip yang diajarkan turun temurun di dalam keluarga kerajaan. Namun apa yang dilakukan Wu Yuan ini justru bertolak belakang dengan prinsip leluhurnya itu, Wu Yuan justru mengorbankan rakyat demi keuntungan pribadinya.
Tapi yah... dasarnya orang bebal, Wu Yuan sama sekali tidak merasa apa yang dilakukannya ini salah. Dia merasa pantas mendapatkan dunia dan seluruh isinya, dan mereka semua hanya akan menjadi bidaknya.
Huang Chao mempertanyakan adiknya yang masih belum kembali setelah pergi mencari Wu Yuan, dan Wu Yuan dengan santainya dan tanpa rasa bersalah sedikit pun, berkata kalau Huang Yu sudah mati. Dia bahkan jujur mengakui kalau dialah yang membunuh Guru Bai karena Guru Bai tahu terlalu banyak hal. Terakhir, dia memberitahu bahwa Sekte Duanhun-lah yang membunuh Pangeran Xieyue
Tidak perlu basa-basi lebih lama lagi, dia langsung mengajak mereka untuk bertarung dengannya, menentukan siapa yang akan menang dan kalah karena besok dunia sudah akan berpindah tangan.
Bersama-sama, Lan Xi, Huang Chao dan Xi Yun bekerja sama melawan Wu Yuan. Namun kekuatan Wu Yuan tetap lebih unggul dari mereka. Saat Huang Chao kalah melawan Wu Yuan, Lan Xi dan Xi Yun teringat nasehat Master Tianji untuk menyatukan pikiran mereka agar bisa mencapai level tertinggi Ajaran lanyin dan Biyue. Mereka bisa, sedangkan Wu Yuan tidak mungkin bisa karena dia sendirian.
Maka Lan Xi dan Xi Yun pun sontak bekerja sama mengeroyok Wu Yuan dengan menggabungkan ajaran Lanyin dan Biyue mereka, bahkan sampai menembus atap istana, mengejar Wu Yuan di udara.
Saat Lan Xi sendirian melawan Wu Yuan, Xi Yun tiba-tiba melempar pedangnya tepat mengenai cepol rambutnya Wu Yuan yang kontan melemahkan pertahanan Wu Yuan, lalu secepat kilat mereka berdua saling bahu membahu menggunakan pedang masing-masing untuk menghabisi Wu Yuan. Wu Yuan pun terbanting mati tepat di hadapan Huang Chao.
Mereka bertiga lalu pergi menghadap Kaisar yang lega karena Wu Yuan akhirnya gagal. Dia memuji kehebatan mereka bertiga, lalu memutuskan untuk menyerahkan titah kekaisaran pada Lan Xi, yang itu artinya dia menyerahkan tahta Kaisar pada Lan Xi, orang yang dia yakini lebih mampu dan lebih layak untuk memimpin negara ini.
Huang Chao yang selama ini selalu mengincar tahta Kaisar, jelas kecewa melihat titah kekaisaran itu di tangan Lan Xi. Namun dia memutuskan untuk ikhlas menerimanya. Bagaimanapun, sekarang perang sudah selesai dan dia tidak ingin rakyat menderita lebih lama.
Satu-satunya harapannya adalah agar Lan Xi menepati janjinya untuk menciptakan perdamaian dunia. Jika Lan Xi justru mengulangi kesalahan yang sama, Huang Chao tidak akan pernah memaafkannya. Namun yang tak disangkanya, Lan Xi dan Xi Yun tiba-tiba saling memberi isyarat mata pada satu sama lain, lalu tiba-tiba saja Lan Xi malah menyerahkan titah kekaisaran itu padanya.
Waktu hidup Lan Xi tinggal sebentar, jadi dia hanya ingin menghabiskan sisa waktunya bersama wanita yang paling dicintainya. Harapan mereka terhadap Huang Chao juga sama, semoga Huang Chao menepati kata-katanya sendiri untuk menciptakan perdamaian dunia.
Jika Huang Chao sampai gagal memenuhi janjinya sendiri, maka mereka pasti tidak akan tinggal diam. Tersentuh, Huang Chao pun berjanji pada mereka berdua bahwa dia pasti akan memenuhi janjinya.
Mereka berdua lalu kembali ke pasukan mereka, tapi tanpa memakai baju kebesaran mereka masing-masing. Yang lebih mencengangkan, tiba-tiba Xi Yun mengumumkan bahwa dia bukan lagi Ratu Qingzhou, melainkan Bai Feng Xi dari dunia persilatan.
Dia dengar bahwa Raja Yongzhou sangat tampan dan tiada tandingan. Setelah bertemu dengannya, dia merasa Raja Yongzhou memang layak dengan julukan itu. Karena itulah, Bai memutuskan untuk menculik Raja Yongzhou menjadi suaminya. Siapa pun yang berani merebutnya, Bai tidak akan tinggal diam.
Lan Xi geli mendengarnya. Dia lalu membuat pengumuman yang juga tak kalah mencengangkan bahwa dia akan meninggalkan tahta dan menyerahkan urusan pemerintahan Yongzhou ke tangan Qi Wu, sedangkan urusan pemerintahan Qingzhou akan diserahkan pada Xu Yuan (Jenderal Qingzhou). Mereka yang tidak patuh, akan dianggap sebagai pemberontak.
Lan Xi dan Xi Yun pun pergi sebagai Bai Feng Xi dan Hei Feng Xi. Setelah itu, Qi Wu membacakan titah yang dititipkan Lan Xi kepadanya yang memerintahkan mereka untuk mendukung Kaisar baru mereka, Huang Chao.
Begitulah, Huang Chao pun naik tahta menjadi Kaisar dengan Chun Ran sebagai permaisurinya. Di bawah pemerintahan Huang Chao, nama negara berganti menjadi Negara Huang, dan dia benar-benar memenuhi janjinya untuk membuat rakyat hidup dalam damai dan sejahtera.
Sementara itu, Hei Feng Xi dan Bai Feng Xi hidup damai di tengah hutan sebagai rakyat biasa. Hari itu, Hei baru pulang dari bertani dan mendapati istrinya sedang memasak dalam keadaan muka coreng-moreng yang kontan membuat Hei gemas sama istri tercintanya itu.
Mereka masih sama seperti biasanya, kadang ribut tapi tetap mesra. Saat Hei ngambek, Bai langsung merayunya dengan memintanya menggambarkan alis untuknya. Jadilah mereka berdua saling menggambar alis satu sama lain sambil saling menatap dengan penuh cinta. (Wkwkwk! Apa sih, kenapa endingnya gini doang? Nggak ngerti aku, apakah menggambar alis tuh menggambarkan kemesraan? Kesetiaan? Atau cinta abadi? Anyway, terima kasih semuanya yang setia membaca sinopsis drama ini sampai selesai ^^)
~THE END~
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam