Sinopsis The Double Episode 3

 

Saat Fang Fei pulang, dia mendapati Tong'er ada di sana menunggunya, dan ternyata itu karena Adipati Agung Su yang berbaik hati menjemputnya untuk menjaga Fang Fei di sini.

Tong'er juga sudah mendengar kalau mereka akan bisa kembali ke Keluarga Jiang. Namun Fang Fei khawatir, bagaimanapun, misinya ini resikonya tinggi. Jika identitas aslinya sampai ketahuan, maka mereka mungkin tidak akan selamat.

Dia tidak ingin membahayakan nyawa Tong'er bersamanya. Karena itulah, dia menyarankan Tong'er untuk pergi saja mumpung masih ada kesempatan.

Namun Tong'er sontak menolak. Dulu dia diselamatkan oleh mendiang Ibunya Jiang Li. Makanya dia pernah bersumpah akan selalu melindunginya Jiang Li, sayangnya sekarang dia gagal memenuhi sumpahnya.

Karena itulah, dia bertekad untuk menegakkan keadilan bagi Jiang Li dengan cara membantu Fang Fei. Makanya sekarang dia menyatakan bahwa Fang Fei adalah majikannya sekarang. Dia akan selalu mengikuti Fang Fei dan melakukan apa pun untuknya.

Fang Fei terharu mendengarnya, "baiklah, mulai sekarang, kita akan berbagi suka dan duka bersama."

Keesokan harinya, mereka dijemput oleh Bibi Sun (anak buahnya si Ibu Tiri jahat). Pastinya sebagai anak buahnya si Ibu Tiri jahat, Bibi Sun juga sama palsunya dengan majikannya, pura-pura sangat ramah pada Fang Fei/Jiang Li, bahkan membawakan hadiah dari si Ibu Tiri berupa baju berkualitas tinggi. 

Fang Fei/Jiang Li juga pura-pura bersikap sangat ramah padanya, bahkan mengklaim kalau dia sangat merindukan ibu tirinya dan berjanji akan selalu berbakti pada ibu tiri mulai sekarang.


Padahal kedua belah pihak sudah saling mengantisipasi langkah satu sama lain, terutama yang berhubungan dengan Nyonya Tua Jiang (Neneknya Jiang Li). Nyonya Tua Jiang sangat menyayangi Jiang Li. Inilah kekhawatiran utama si Ibu Tiri, makanya dia berniat melakukan segala cara untuk mencegah hubungan nenek dan cucu itu.

Fang Fei/Jiang Li pun mengetahui masalah ini dari Tong'er dan langsung bisa menduga bahwa Ibu Tiri pasti akan menghalanginya berhubungan akrab dengan Nyonya Tua Jiang.  Namun dia juga mendengar dari Tong'er bahwa Nyonya Tua Jiang sangat benci dengan salah satu selirnya Perdana Menteri Jiang yang matrenya setengah mati. Informasi ini sepertinya memberinya ide.

Di tempat lain, Adipati Su agak kesulitan mendapatkan pengakuan Tuan Muda Qin, terutama karena Tuan Muda Qin didukung oleh ayahnya, Tuan Qin. 

Tuan Qin adalah seorang veteran dari dua dinasti, memiliki jasa pada dua dinasti, makanya dia berani melawan Adipati Su dan mengancam akan mengadukannya kepada Kaisar.

Tak lama kemudian, dari kejauhan mereka melihat arak-arakan kepulangan Jiang Li, acaranya benar-benar meriah dengan pasukan Adipati Su yang mengawal acara tersebut.

Anak buahnya Adipati Su agak kesal dengan Jiang Li. Bagaimana tidak, Jiang Li mempermainkan mereka sepanjang jalan hanya demi memuluskan rencananya untuk kembali ke Keluarga Jiang.

Namun Adipati Su memang sengaja melakukan semua ini, bahkan sampai sekarang pun dia masih belum mempercayai Jiang Li dan meragukan identitasnya. Makanya dia sengaja membiarkan Jiang Li pulang, dia mau lihat apa yang hendak dilakukan Jiang Li dan apa sebenarnya tujuannya melakukan hal beresiko tinggi seperti ini.

Perdana Menteri Jiang sebenarnya ingin memberi hadiah untuk Jiang Li, tapi Ibu Tiri dengan mulus mencegahnya dengan berbagai alasan dan meyakinkan Perdana Menteri Jiang untuk tidak mengkhawatirkan masalah itu karena dia sudah memberi hadiah berupa baju berkualitas tinggi untuk Jiang Li.

Perdana Menteri Jiang percaya begitu saja, meyakini kalau istrinya ini benar-benar memiliki niat baik dan tulus pada Jiang Li dan merasa terharu karenanya.

Bukan hanya Bibi Sun, bahkan Tuan Jiang pun awalnya agak bingung saat melihat wajah Jiang Li, tapi untungnya pada akhirnya tidak ada yang curiga.

Namun karena Jiang Li masih memakai baju seragam Gadis Suci alih-alih berganti pakaian yang disediakan si Ibu Tiri, Tuan Jiang sontak kesal mengomeli Bibi Sun.

Ibu Tiri dan Bibi Sun langsung menuduh bahwa Jiang Li mungkin tidak menyukai baju baru pemberian si Ibu Tiri dan itu hampir saja membuat Tuan Jiang marah pada Jiang Li.

Namun Jiang Li dengan muka melas beralasan bahwa dia tidak memakainya karena ukurannya tidak pas, mungkin karena mereka tidak pernah mengunjunginya di Balai Gadis Suci, makanya mereka tidak mengetahui ukuran tubuhnya yang sekarang. Tidak ada satu pakaian pun yang diantar yang pas di badannya.

Sontak saja Tuan Jiang langsung memarahi Bibi Sun lagi. Ibu Tiri dengan cepat mengalihkan situasi dengan mengajak Jiang Li masuk menemui para paman dan bibi.

Sama, para paman dan bibi juga agak bingung begitu melihat wajah Jiang Li yang sekarang. Namun untungnya tidak ada yang curiga juga. Jiang Li dengan mulus menyapa mereka seolah dia ingat siapa saja mereka, padahal dia cuma mengetahui segala informasi tentang mereka dari Tong'er.

Mereka jadi senang dengan Jiang Li yang mereka anggap sangat penuh perhatian karena masih ingat dengan mereka semua dan segala sesuatu tentang mereka walaupun mereka sudah lama tidak bertemu.

Para paman dengan antusias mengusulkan untuk makan malam bersama malam ini juga untuk menyambut kepulangan Jiang Li dengan mengundang Nyonya Tua Jiang juga. 

Namun Ibu Tiri langsung menolak usulan itu dengan alasan seolah dia sangat perhatian pada Jiang Li, mengklaim kalau Jiang Li pasti lelah setelah melalui perjalanan panjang, jadi dia usul agar acara itu ditunda besok saja.

Jiang Li tahu betul niatannya, tapi dengan bijak memutuskan untuk tidak melawan, seolah dia benar-benar sudah berubah menjadi anak penurut.

Dia berakting dengan sangat baik seolah dia pangling dengan perubahan tempat itu tapi mengingat semuanya, dia bahkan membahas tentang masa kecilnya Jiang Li di setiap tempat di sana, seolah benar-benar dia yang mengalami masa kecil itu.

Namun kemudian percakapan mereka sampai kepada Nyonya Tua Jiang, Ibu Tiri yang sudah mengantisipasi hal ini, langsung sok berbaik hati menyeretnya menemui Nyonya Tua Jiang.

Jiang Li sudah bisa menduga kalau selama ini Nyonya Tua Jiang pasti sering mengirim barang ke Jiang Li. Namun menurut Tong'er, selama ini Jiang Li tidak pernah mendapat kiriman apa pun dari Nyonya Tua Jiang.

Jiang Li yakin bahwa itu tidak mungkin mengingat Nyonya Tua Jiang sangat menyayangi Jiang Li. Kemungkinan dia sering mengirim barang untuk Jiang Li, tapi ada orang yang menyabotasenya.

Dan yups! Dugaannya benar lagi. Ibu Tiri seketika berubah cemas saat Nyonya Tua Jiang mulai membahas tentang barang-barang yang rutin dia kirimkan untuk Jiang Li. Jiang Li pun tetap berakting menutupi masalah ini, seolah selama ini dia sudah menerima kebaikan dan perhatian Nyonya Tua Jiang.


Nyonya Tua Jiang sangat senang dengan kembalinya Jiang Li dan langsung memberinya hadiah yang jelas saja membuat Ibu Tiri tak senang.

Tiba-tiba anak kecil datang dan langsung tantrum memukuli Jiang Li dan menuduhnya sebagai pembunuh kakaknya dulu. Ah, ternyata dia adik tirinya Jiang Li yang paling bungsu, Jiang Bing Ji.

Jelas dari tantrumannya kalau dia diajari Bibi Sun, faktanya, saat Jiang Li mendekatinya dengan lembut, Bing Ji refleks kembali ke mode polosnya dan terkagum-kagum dengan kecantikan Jiang Li.

Namun si Ibu Tiri diam-diam memberinya isyarat, dan Bing Ji sontak tantrum lagi menuntut Jiang Li diusir dari rumah ini, dan jelas saja Nyonya Tua Jiang jadi kesal memperingatkan mereka untuk mendidik anak dengan baik. 

 

Namun ini berhasil menjauhkan Jiang Li dari Nyonya Tua Jiang dengan cepat. Bibi Sun kemudian mengantarkannya ke kediaman Jiang Li yang dulu. Yang tak disangkanya, nama kediaman Jiang Li bernama 'Kebun Fangfei', rasanya seperti takdir tinggal di tempat yang memiliki nama aslinya.

Tempat itu sudah bobrok dan tak terawat. Bibi Sun beralasan bahwa kembalinya Jiang Li terlalu mendadak, para pelayan tidak sempat membersihkan tempat ini, jadi harus Jiang Li sendiri yang membereskannya.

Jiang Li dengan sabar menerima semua ini, karena dia tahu betul niatan Ibu Tiri. Mereka memang bisa saja menuntut kediaman lain yang lebih baik, tapi itu hanya akan membuat Ibu Tiri menuduhnya suka pilih-pilih.

Bibi Sun dan Ibu Tiri sebenarnya sama-sama heran dengan Jiang Li yang sekarang. Terutama temperamennya yang sangat berbeda dari 10 tahun yang lalu. Jiang Li yang sekarang jelas lebih licik dan pandai bersiasat, benar-benar terasa seperti orang yang berbeda. Tapi biarlah, karena dia sudah memutuskan untuk kembali, berarti dia pasti sudah punya persiapan penuh.

"Jika dia Jiang Li yang asli, biarkan dia tahu siapa yang berkuasa di kediaman ini. Jika dia Jiang Li palsu, di bawah pengawasanku, cepat atau lambat, dia pasti akan menunjukkan kedoknya. Pada saat itu, apa rencana dan tujuannya akan jelas. Besok, utus dua pelayan wanita untuk melayaninya. Ingat... harus melayaninya dengan baik."

Jadilah keesokan harinya Bibi Sun membawa dua orang pelayan baru yang penuh senyum palsu seperti majikan mereka. Juga membawakan berbagai baju baru, perhiasan, kosmetik dan juga uang saku yang merupakan pemberian Ibu Tiri. Semuanya diterima dengan patuh oleh Jiang Li.

Dia santai saja saat para pelayan ini bertingkah bak majikan manja malas kerja, malah Tong'er yang kesal.
Jelas karena Jiang Li tahu kalau Ibu Tiri ingin membuatnya marah, tapi dia tidak akan memberinya kepuasan itu. Dia tidak boleh memarahi pelayan, apalagi dia baru datang.

Kalau sampai terdengar oleh Nyonya Tua Jiang dan Tuan Jiang, bisa-bisa dia akan dituduh sebagai orang yang sombong. Kalau begitu caranya, maka rencananya akan gagal dan penderitaan Jiang Li selama sepuluh tahun ini akan sia-sia.

Namun dia meyakinkan Tong'er untuk tidak khawatir. Dari bersabar mengawasi kedua pelayan itu, dia sudah punya ide untuk menghadapi kedua pelayan itu. Dia hanya butuh kerja samanya Tong'er. 

Bibi Sun dan Ibu Tiri jadi semakin heran mendengarnya tidak menunjukkan emosi sedikitpun. Bibi Sun jadi ingin menindasnya lebih jauh, tapi Ibu Tiri memutuskan untuk ganti strategi.

Yang penting awasi saja Jiang Li untuk saat ini, apalagi saat ini dia sedang sibuk mengurusi upacara kedewasaan Ruo Yao (adik tirinya Jiang Li, putri kandungnya Ibu Tiri).

Dari percakapannya dengan Tuan Jiang, ternyata Jiang Li dulunya sudah ditunangkan dengan anaknya Adipati Ning Yuan yang bernama Zhou Yan Bang. Namun karena dia dihukum, mereka pun menggantinya dengan mempertunangkan Zhou Yan Bang dengan Ruo Yao. 

Dan sekarang Ibu Tiri menjadikan masalah ini sebagai alasan untuk membujuk Tuan Jiang agar tidak mengundang Jiang Li ke upacara kedewasaan ini dengan alasan khawatir Jiang Li akan merasa tidak senang melihat Zhou Yan Bang dan Ruo Yao bersama, dan pada akhirnya akan membuat kekacauan. Tuan Jing dengan mudahnya percaya dan menyetujui usulannya.

Jiang Li memulai rencananya dengan mengundang satu pelayan saja untuk minum teh bersamanya, yang satunya sengaja tidak diajak. Jiang Li meyakinkannya bahwa dia sudah mengomeli Tong'er atas sikap tidak sopannya pada mereka, bahkan memberinya hadiah tusuk konde cantik.

Usahanya menyogok sukses membuat si Pelayan Satu melunak sehingga dia dengan mudah membocorkan informasi bahwa kediaman saat ini sedang sibuk menyiapkan upacara kedewasaan Ruo Yao.

Bahkan saat Jiang Li menjanjikan hadiah lain untuknya, si Pelayan Satu langsung menyetujui permintaannya untuk membantunya meminta tanaman pot untuk dipindahkan ke kediamannya untuk mendekor kediamannya yang membosankan ini.

Jiang Li langsung sadar kalau Ibu Tiri pasti tidak mau dia hadir di acara itu, makanya mereka tidak diberitahu apa-apa. Dia sadar kalau Ibu Tiri bukan hanya tidak mau dia berhubungan dekat dengan anggota Keluarga Jiang, tapi juga tidak mau dia muncul di hadapan orang luar.

Tapi dia tidak boleh terus terisolasi seperti ini. Kalau begitu caranya, sama saja dia tidak kembali ke Keluarga Jiang dan akan tetap menjadi Nona Kedua Jiang yang dirumorkan. Karena itulah, dia harus menghadiri upacara kedewasaan ini. Semua orang di ibu kota harus tahu bahwa Jiang Li-lah putri sulung sah Keluarga Jiang.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments