Dibintangi Lu Yuxiao (sebagai Ming Yi) dan Huo Minghao (sebagai Ji Bozai).
Dengan menggunakan kekuatan sihir tingkat tinggi, protagonis wanita kita menyamar sebagai Ming Xian, Putra Mahkota Gunung Yaoguang untuk bertarung di Turnamen Qingyun.
Berkat kekuatan sihir itu, di mata orang lain, dia adalah pria. Padahal sebenarnya dia adalah wanita.
Dia adalah juara tak terkalahkan tujuh tahun berturut-turut dalam Turnamen Qingyun dan selalu dituntut untuk menang.
Namun kali ini, saat dia hampir saja menang lagi, tiba-tiba saja muncul sosok asing dan misterius, Ji Bozai, pria berwajah tajam dengan senyum menantang.
Dia adalah petarung tamu dari Jurang Jixing. Pertarungan mereka jadi pusat perhatian. Gerakan cepat, pedang berkilat, dan aliran energi spiritual memecah langit.
Namun kemudian, Ji Bozai, dengan kekuatan sihirnya, menarik Ming Xian ke dalam Sumur Spiritual yang bisa membuat kekuatan spiritual Ming Xian terhambat.
Akibatnya, Ming Xian kalah telak dalam pertarungan itu dan mengejutkan banyak orang karena dia selama ini tak terkalahkan, dia bahkan terluka cukup parah karenanya.
Hasil turnamen ini membuat Gunung Yaoguang yang tadinya sebagai Alam Atas, seketika turun menjadi Alam Bawah, dan sebaliknya, Jurang Jingxi berubah menjadi Alam Atas.
Karena kekalahan ini pula, Gunung Yaoguang kehilangan Hujan Berkah yang merupakan hadiah dari kemenangan tersebut.
Satu kekalahannya ini, membuat kemenangannya selama 7 tahun berturut-urut seolah tak berarti di mata masyarakat Gunung Yaoguang yang menghina dan membulinya habis-habisan.
Lebih parahnya lagi, Ming Xian kemudian menyadari bahwa nadi spiritualnya putus, karena diduga dia diracun saat pertarungan dengan Ji Bozai.
Karena ini, Ibu Ratu Agung menyuruh Ming Xian untuk meninggalkan Gunung Yaoguang, bukan mengusirnya, melainkan demi melindunginya dari kekejaman pertarungan politik istana yang ingin memanfaatkan kekalahannya untuk melawannya, dan supaya dia kembali ke wujud aslinya sebagai perempuan, supaya tidak ada seorang pun yang bisa mengenalinya sampai kekuatannya pulih kembali.
Menurut diagnosis Guru spiritualnya, tubuh Ming Xian diracuni dengan racun langka yang hanya bisa dibuat oleh orang dari Jurang Jixing.
Racun itu disebut 'Langit Benci Perpisahan' (Pfft! Namanya lucu) yang bukan hanya bisa membuat nadi spiritual hancur sepenuhnya, namun juga membentuk bunga tujuh kelopak di tangannya yang bernama 'Bunga Benci Perpisahan', yang jika semua kelopak itu gugur, maka jiwa Ming Xian akan musnah tak berbekas.
Satu-satunya cara adalah dia harus menemukan penawar racun yang bernama 'Mimpi Milet Emas'. Karena dia diracuni Ji Bozai, maka kemungkinan besar, penawar racun tersebut ada pada Ji Bozai. Waktunya terbatas, dia harus bisa menemukan penawar racun itu dalam waktu satu tahun.
Maka dua bulan kemudian, Ming Xian pun menanggalkan identitasnya, kembali ke wujud aslinya sebagai perempuan dan menyamar menjadi Ming Yi, peri penghibur cantik dan lemah lembut di Jurang Jixing sehingga dia bisa masuk ke jamuan pesta untuk merayakan kemenangan Ji Bozai.
Di acara perjamuan itu, diketahui bahwa Ji Bozai dulunya adalah seorang narapidana sebelum dia dipilih oleh Tuan Putri Jurang Jingxi untuk bertarung di Turnamen Qingyun. Namun secara garis besar, latar belakangnya masih misterius.
Mungkin karena inilah, Ji Bozai pun menjadi sangat berhati-hati dan curigaan terhadap siapa pun yang berusaha mendekatinya sehingga Ming Yi jadi kesal dan hampir frustasi karena sulitnya mendekati Ji Bozai.
Ji Bozai tampak seperti playboy yang pintar merayu dan bersenang-senang dengan para peri cantik, tapi juga tampak bosan dengan acara ini.
Dia juga tampak jelas curiga dan dingin terhadap Tuan Agung Hanfeng, yang merupakan adik kandung Raja Agung Jurang Jinxi, yang bersikap seolah ramah terhadap Ji Bozai dengan menawarkan dua pelayannya pada Ji Bozai.
Namun sepertinya kedua pelayan yang dia tawarkan itu adalah mata-matanya. Karena itulah, saat Ji Bozai melihat betapa gigihnya Ming Yi melawan kedua pelayan dan ngotot ingin ikut dia pulang, Ji Bozai pun memutuskan untuk menguji ketiga wanita tersebut tentang tempat tinggalnya, Laut Wugui.
Kedua pelayan itu memiliki pengetahuan jelas tentang Laut Wugui, Ming Yi pun sebenarnya mengetahuinya, tapi dia sengaja pura-pura bodoh, seolah dia tidak tahu apapun tentang tempat itu dan menjawab sembarangan.
Jawabannya sontak membuat semua orang menertawakannya. Panik, Ming Yi pun berusaha meyakinkan Ji Bozai untuk memberinya kesempatan sekali lagi dan meyakinkannya bahwa dia akan sangat setia dan tulus pada Ji Bozai.
Yang tak disangka semua orang, jawaban dan rayuan Ming Yi inilah yang sukses menarik perhatian Ji Bozai sehingga dia pun memilih Ming Yi dan membawa Ming Yi pulang sambil membopongnya dengan romantis seolah mereka mau menghabiskan malam bersama dan saling merayu satu sama lain, padahal keduanya sama-sama sedang berusaha mengulur waktu karena keduanya sebenarnya sama-sama sedang merencanakan pengalihan untuk melarikan diri dari situasi canggung ini.
Dengan dibantu kedua pelayan masing-masing, pengalihan itu pun akhirnya meledak tepat saat situasi sudah semakin darurat. Ji Bozai pun pergi untuk mengecek situasi kebakaran di kejauhan, tapi juga mengurung Ming Yi di rumahnya dengan menggunakan kubah sihir.
Ming Yi terpaksa harus mengambil resiko mengaktifkan kekuatan spiritualnya kembali untuk menghancurkan kubah sihir itu supaya Ershiqi, kucing spiritualnya, bisa masuk dan membantunya mencari penawar racun.
Mereka berkeliling mencari di sekitar rumah besar itu sampai pagi, tapi entah mengapa tidak bisa menemukannya di mana-mana.
Malah, di tengah misi mereka, Ji Bozai mendadak pulang sehingga terpaksa Ming Yi harus menghentikan misinya dan bersembunyi. Namun Ji Bozai merasakan adanya keanehan dan seketika mencurigai Ming Yi.
Bersambung ke episode 2...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam