Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 2 - 1
Xiao Tan melihat-lihat update-an orang-orang di wechat moments dengan keheranan, kenapa tidak ada satupun pria yang lumayan di wechat moments-nya? Ternyata para pria yang dikenalnya jelek semua (dibandingkan Lian Cheng, yah?).
Ada satu postingan yang menarik perhatiannya, postingan seorang pria bernama Ah Yuan. Ah, Xiao Tan ingat siapa pria ini. Dia si pria tampan semasa kuliah dulu.
"Yah, walaupun kau tidak setampan Mo Lian Cheng, aku akan tetap memberimu like."
Baru sedetik dia memencet like, ponselnya mendadak bunyi dari Lian Cheng lagi. Aduh gimana ini? Xiao Tan galau, apa yang harus dia katakan pada Lian Cheng? Ah, sudahlah. Akhirnya dia memutuskan untuk mematikan nada deringnya dan membiarkan telepon itu tak terjawab.
Baru juga dikasih like, Ah Yuan mendadak mengirim chat pada Xiao Tan dan mengajaknya ketemuan sekarang (cepet amat dia bertindak). Tapi berhubung Xiao Tan lagi empet dan ingin menghindari Lian Cheng, dia langsung saja setuju tanpa pikir panjang.
Karena teleponnya tidak dijawab sedari tadi, Lian Cheng langsung saja pergi ke rumah Xiao Tan. Tapi ketukan pintunya juga sama tak terjawabnya, Lian Cheng jadi cemas.
Dia mendadak punya ide bagus lalu entah bagaimana dia berhasil mengakses akun wechat-nya Xiao Tan. Dari situlah akhirnya dia tahu tentang Ah Yuan dan bergegas pergi mencari Xiao Tan dengan cemas.
Xiao Tan dan Ah Yuan ketemuan di bar, tapi Xiao Tan tampak jelas tidak sedikitpun menikmati kebersamaan mereka dan bosan mendengarkan rayuan canggung Ah Yuan.
Saat Ah Yuan mengklaim kalau dulu sebenarnya dia naksir Xiao Tan, Xiao Tan tak nyaman mendengarnya dan buru-buru permisi ke toilet.
Tapi begitu Xiao Tan pergi, Ah Yuan mendapat telepon dari temannya dan dari percakapan mereka, jelas dia punya maksud tidak baik pada Xiao Tan.
Dia lalu menuang alkohol ke gelasnya Xiao Tan, tapi tiba-tiba saja terjadi sesuatu padanya. Err... entah apakah dia dirasuki si penyihir pemburu jiwa itu atau gimana, tiba-tiba saja dia punya kekuatan sihir yang kemudian dia alirkan ke gelasnya Xiao Tan.
Begitu Xiao Tan kembali, dia langsung mengajak Xiao Tan bersulang untuk merayakan reunian mereka dan Xiao Tan asal saja menurutinya tanpa curiga lalu menenggak habis alkohol itu.
Reaksi sihir itu bereaksi dengan cepat. Dalam hitungan detik, Xiao Tan mulai mengantuk dan akhirnya pingsan.
Lian Cheng tiba bersamaan mereka Ah Yuan yang membawa Lian Cheng pergi. Mobil mereka berpapasan, tapi sayang, Lian Cheng tidak melihat Xiao Tan karena saat itu kepalanya menyender di bahu Ah Yuan.
Dari pelayan bar, Lian Cheng diberitahu kalau Xiao Tan baru saja pergi, mejanya bahkan belum dibersihkan. Lian Cheng mengecek gelas bekasnya Xiao Tan dan seketika itu pula dia bisa merasakan hawa sihir yang masih menyelimuti gelas itu.
Seketika itu pula dia teringat dengan mobil yang berpapasan dengannya tadi dan langsung curiga. Lian Cheng pun bergegas pergi mencari Xiao Tan dengan cemas.
Ah Yuan membawa Xiao Tan ke gudang yang merupakan markasnya bersama teman-teman premannya. Untung saja mereka belum melakukan apapun pada Xiao Tan saat Lian Cheng datang (entah bagaimana dia bisa mengetahui keberadaan mereka).
Para preman sontak mengambil berbagai macam senjata lalu menyerang Lian Cheng keroyokan. Tapi tentu saja mereka tandingan Lian Cheng, dengan cepat dan mudah dia melumpuhkan para preman itu hingga tersisa Ah Yuan seorang.
Tapi dia bahkan jauh lebih buruk daripada teman-teman premannya, Lian Cheng cuma melayangkan tinju maut yang bahkan tidak sampai mengenai mukanya dan Ah Yuan langsung membeku seketika, sama sekali tak berani melakukan apapun saat Lian Cheng dengan santainya mengambil Xiao Tan lalu membopongnya pergi.
Xiao Tan terbangun keesokan harinya di ranjangnya Lian Cheng lagi dengan kepala serasa mau pecah. Masih ngantuk, Lian Cheng langsung menarik Xiao Tan ke dalam dekapannya.
"Jangan bicara. Lebih baik kita tidur lebih lama."
Perlahan Xiao Tan mulai sadar dan mendapati dirinya tidur bersama Lian Cheng dan parahnya lagi, dalam dekapan Lian Cheng. Xiao Tan sontak bangkit sambil mencecar Lian Cheng. Dia sudah kelewatan!
"Aku kelewatan? Bukankah semalam kau suka meraba d*daku dan ngiler di atas tubuhku? Sekarang kau malah membuatnya seolah itu salahku."
Xiao Tan tak percaya, jangan coba-coba berkilah. Dan kenapa dia bisa berada di ranjangnya Lian Cheng lagi?
"Kau tidak ingat?"
Iya sih, Xiao Tan memang tidak ingat apa yang dilakukannya semalam. Tapi bukankah kemarin dia berada di bar? Apa jangan-jangan dia mabuk lalu tanpa sadar berjalan sendiri ke pelukan Lian Cheng gara-gara belakangan ini dia terus menerus memikirkan Lian Cheng?
"Ya, ampun! Memalukan sekali!" Rutuk Xiao Tan lalu menenggelamkan wajahnya di balik selimut saking malunya memikirkan hal itu.
Lian Cheng geli melihatnya. Xiao Tan berpikir terlalu berlebihan. Dia berbohong mengklaim kalau semalam seorang pria bernama Ah Yuan mengangkat teleponnya dan memberitahunya kalau Xiao Tan mabuk berat.
Dan berhubung Lian Cheng itu orang yang baik hati, dia tidak tega membiarkan Xiao Tan tidur di jalanan, makanya dia memungut Xiao Tan dan membawanya pulang.
"Kau itu tidak ada baik-baiknya! Kenapa kau tidak membangunkanku saja dan mengantarkanku pulang?! Kau kan tahu rumahku!"
"Kau kencan dengan pria yang sengaja membuatmu mabuk. Seleramu akan pria benar-benar buruk!"
Tidak terima, Xiao Tan sontak mencekik leher Lian Cheng. Berani sekali dia mengucap itu!
"Jadi semalam masih belum cukup? Kau masih ingin melakukan hal memalukan denganku hari ini?" Goda Lian Cheng.
Kesal, Xiao Tan akhirnya melepaskannya lalu mengecek ponselnya dan seketika itu pula dia menyadari ada yang aneh. Seseorang membobol akun wechat-nya. Wah, gawat! Lian Cheng buru-buru mencari ponselnya, tapi Xiao Tan menemukannya duluan di bawah bantal. Ketahuan deh.
Xiao Tan jelas marah. "Kau mengawasiku? Dasar sinting!"
Lian Cheng berusaha menjelaskan kalau dia melakukan itu hanya ingin melindungi Xiao Tan. Tapi Xiao Tan terlalu marah untuk mendengarkannya apalagi mempercayai omongannya.
"Kau sangat menakutkan! Apa ini lucu bagimu?! Kenapa aku harus bersabar akan segalanya? Apa perasaanku tidak berharga? Hari ini akhirnya aku tahu sifatmu yang sebenarnya!"
Tapi alih-alih berusaha meyakinkannya dengan cara baik-baik, Lian Cheng malah semakin nekat menarik Xiao Tan dan menci*mnya paksa yang jelas saja membuat Xiao Tan semakin marah dan menamparnya.
"Mo Lian Cheng! Aku cuma ingin mencari nafkah dan hidup damai. Kalau kau tidak berniat membeli rumah, jangan mendatangiku lagi!"
Xiao Tan langsung pergi tanpa mempedulikan teriakan Lian Cheng.
Sejak saat itu, Lian Chenga terus berusaha menghubunginya tapi Xiao Tan tidak pernah mengangkatnya.
Lian Cheng jadi termenung sedih di ranjang antik-nya Xiao Tan, ranjang yang dulu membuat Xiao Tan time travel ke Kerajaan Dong Yue itu. Ranjang itu dia dapatkan dengan susah payah.
Padahal dia hanya ingin melindungi Xiao Tan dari para penyihir pemburu jiwa itu, tapi sekarang dia malah mengacaukan segalanya. Selama pemburu jiwa itu masih berkeliaran, Xiao Tan masih berada dalam bahaya besar.
"Aku harus menyingkirkan si pemburu jiwa itu demi melindungi Tan Er dan memastikan dia tidak berada dalam bahaya lagi."
Tapi sekarang Xiao Tan bahkan tidak mempercayainya. Entah bagaimana reaksi Xiao Tan kalau dia terang-terangan memberitahukan kebenarannya.
Ponselnya Xiao Tan berbunyi lagi, tapi kali ini dari managernya. Tapi begitu Xiao Tan mengangkat teleponnya, dia langsung diomeli gara-gara Xiao Tan tidak mengangkat telepon dari klien. Pfft! Lian Cheng ternyata ngaduh ke managernya.
"Bukan begitu, Manager. Aku cuma agak kurang enak badan hari ini. Aku bahkan mau menelepon tadi untuk minta cuti."
Manager tak percaya. Lian Cheng mau menerima ketentuan dari mereka, jadi biarpun Xiao Tan sakit atau lumpuh sekalipun, pokoknya dia harus bisa mendapatkan tanda tangan Lian Cheng apapun caranya.
Kalau Xiao Tan tidak muncul dalam waktu 10 menit, dia tidak usah kembali sekalian. Kesal, tapi terpaksalah Xiao Tan harus bangkit dan berangkat ke kantor sekarang juga.
Lian Cheng sudah menunggu di mobilnya saat Xiao Tan keluar tak lama kemudian dengan membawa surat kontraknya. Silahkan Lian Cheng baca baik-baik sebeluam tanda tangan, tapi Lian Cheng langsung saja tanda tangan tanpa ragu.
Tapi saat Xiao Tan hendak mengambil dokumen itu dari tangan Lian Cheng, Lian Cheng malah sengaja mempereratnya/
"Apa anda memiliki permintaan lain, Tuan?" Tany Xiao Tan berusaha bersabar.
"Kau mau mendengar sebuah cerita?" Tawar Lian Cheng.
Bersambung ke part 2
10 Comments
makash mbk ima season 2nya...
ReplyDeleteLnjut truz mb ima...😁😁😀😀
ReplyDeleteKereeen.....
ReplyDeleteTetap semangat nulisnya ya....
Aku suka tulisanmu dari blog yang lama dulu tp sekarang dh gak bisa dibuka lg....
Fighting !!! ������
Mbak seru,lanjut sampai selesai y,pless.
ReplyDeletenext kak semangat kita menunggu
ReplyDeleteMbak lanjut y sampai selesai.
ReplyDeleteMbak lanjut y sampai selesai.
ReplyDeleteMbak seru,lanjut sampai selesai y,pless.
ReplyDeleteMaaci mbak ima, semangat trus buat sinopsisnya...
ReplyDeleteseneng banget cerita nya lebih seru ini si ketimbang season 1 aalagi selalu liat lian cheng senyum
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam