Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 1 - 2

Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 1 - 2

Karena sudah tidak mungkin turun kembali, Xiao Tan akhirnya tetap memanjat tembok itu. Tapi saat dia hendak terjatuh, Lian Cheng sigap menangkapnya., Xiao Tan pun cekatan melingkarkan tangannya ke lehernya Lian Cheng sambil merem.


Lian Cheng terpesona memandangi Xiao Tan dalam dekapannya. Tapi saat Xiao Tan membuka mata, dia langsung sok jaim melepaskan tangannya dan membiarkan Xiao Tan terjerembap di tanah.

"Apa-apaan sih kau?!"

"Aku tidak menangkapmu, kau sendiri yang jatuh."

"Kau...!"


Berusaha bersabar demi komisi, Xiao Tan buru-buru mengikuti Lian Cheng sambil nyerocos panjang lebar penuh semangat mempromosikan sebuah bungalow yang sesuai keinginan Lian Cheng.

Saking semangatnya, dia sampai tidak lihat saat Lian Cheng mendadak berbalik padanya dan otomatis membuatnya terbentur dada Lian Cheng, sementara tangannya tak sengaja nempel ke d*da bidangnya Lian Cheng.

"Menikahlah denganku." Lamar Lian Cheng tiba-tiba.

Saking kagetnya, Xiao Tan refleks meremas d*da Lian Cheng yang lagi dia pegang. Wkwkwk!

"Apa kau suka sentuhannya?"

Menyadari apa yang sedang dia remas, Xiao Tan buru-buru melepaskan tangannya dan mundur selangkah.


Lian Cheng mengaku kalau dia warga lokal, jadi dia tidak boleh membeli banyak properti. Tapi dia dengar, kalau dia menikah dengan wanita lokal, maka dia boleh membeli satu rumah lagi.

Xiao Tan terheran-heran dalam hatinya, apa Lian Cheng bahkan tidak takut kalau dia bisa saja mencuri propertinya?

Berusaha menolak lamarannya dengan sopan, Xiao Tan tergagap meyakinkan Lian Cheng kalau dia pasti bisa menemukan wanita lain yang lebih kaya dan cantik. Kalaupun tidak juga pasti akan ada banyak wanita di luar sana yang mengejar Lian Cheng, dia kan tampan dan kaya.


Lian Cheng dengan cepat memotong cerocosannya sambil mendekatkan wajanya. "Kalau kau menganggapku tampan, bagaimana kalau kau mempertimbangkannya?"

Xiao Tan mulai goyah. Kapan lagi dia bisa menikah dengan pria kaya raya, tampan lagi. Lagian dia cakep banget kalau lagi nggak ngomong.

Memlihat Xiao Tan masih juga beluma memberinya jawaban, Lian Cheng mendadak menyerah. Dia mengerti, mungkin permintaannya ini terlalu tidak masuk akal. Lian Cheng lalu melangkah pergi, dia mau latihan kaligrafi.

Senyum Xiao Tan mendadak sirna mendengarnya. Pfft! Kecewa lamarannya ditarik kembali atau cuma takut Lian Cheng nggak jadi beli bungalow? Apapun itu, Xiao Tan buru-buru aaamengejar Lian Cheng sambil berkata kalau dia bisa membantu menggilingkan tinta untuknya.


Jadilah Xiao Tan membantu menggiling tinta, sementara Lian Cheng membuat kaligrafi, persis seperti saat mereka di Kerajaan Dong Yue dulu. Sudah setengah jam lamanya, tapi Lian Cheng masih saja belum ngomong apapun.


Xiao Tan jadi curiga, jangan-jangan Lian Cheng cuma memanfaatkannya untuk membantunya secara gratis. Terus bagaimana dengan rumah yang katanya mau dia beli?

Maka saat Lian Cheng menyerahkan tintanya untuk diisi ulang, Xiao Tan dengan sengaja pura-pura tak sengaja menggores tinta itu ke bajunya Lian Cheng.

Dia buru-buru mengelap baju itu pakai tinta, tapi malah tak sengaja menarik baju dalamnya Lian Cheng dan melihat tato bunga di d*da Lian Cheng. (Sejak kapan dia punya tato?)

"Sudah selesai lihatnya?"

Xiao Tan buru-buru menarik tangannya dan menawarkan diri untuk mencucikan bajunya. Lian Cheng santai saja menyerahkan baju itu dan menekankan kalau Xiao Tan harus mencucinya pakai tangan.


Tak lama kemudian, Lian Cheng sudah ganti baju dan Xiao Tan melapor kalau dia sudah selesai mencuci.

"Tadi itu..."

"Aku tadi mandi." Sela Lian Cheng.

"Hah?"

"Kenapa? Mau lihat?"


Tiba-tiba ada seorang wanita muda nan cantik datang dengan muka kecut melihat Lian Cheng bersama Xiao Tan. Mengira wanita ini kekasihnya Lian Cheng, Xiao Tan ingin menjelaskan biar wanita itu tidak salah paham.

Tapi Lian Cheng dengan cepat menghentikannya. Malah dia yang menjelaskan pada Xiao Tan kalau wanita ini cuma rekan bisnisnya, jadi Xiao Tan tidak perlu bilang-bilang padanya tentang urusan pribadi mereka berdua.

Jelas saja ucapan Lian Cheng itu bisa membuat siapapun jadi berpikir kalau mereka punya hubungan khusus. Lian Cheng bahkan mengomeli wanita itu untuk telepon dulu kalau dia mau datang kemari.


Terus untuk apa dia datang kemari? Apa perusahaan butuh bantuannya? Mungkin sengaja mau memanas-manasi Xiao Tan, wanita itu mengklaim kalau dia datang untuk mengajak Lian Cheng makan bareng di restoran yang baru buka.

"Aku tidak lapar, pergilah." Tolak Lian Cheng.

"Kenapa?"

"Ini adalah tempat pribadiku. Mulai sekarang, jangan lagi datang kemari." Dingin Lian Cheng.

Sakit hati, wanita itu akhirnya pergi. Xiao Tan bingung melihat situasi ini, apa pria ini sedang bertengkar dengan pacarnya? Kejam seali dia!


Buru-buru mengalihkan topik kembali ke urusan utama mereka, Xiao Tan tanya apakah Lian Cheng mau tanda tangan sekarang?

"Aku lapar. Kau pulang saja."

Duh, nyebelin banget. Untung saja Xiao Tan berhasil menahan diri. Kalau begitu, kapan Lian Cheng tidak lapar dan bisa tanda tangan?

"Tergantung mood-ku. Akan kuhubungi kau nanti." Cuek Lian Cheng lalu pergi.

 

Xiao Tan tak habis pikir memikirkan klien barunya yang super nyebelin itu. Mendadak dia punya ide lalu mengepos rutukan tentang klien barunya itu di medsos dan menasehati siapapun untuk jangan mau berurusan dengan klien barunya itu.

Baru sedetik dia mengeposnya, ponselnya mendadak bunyi dari Lian Cheng. Waduh, jangan-jangan Lian Cheng membaca postingannya barusan? Tapi tidak mungkin, mereka kan tidak berteman di medsos.

Dia buru-buru mengangkat telepon itu. Tapi bahkan sebelum dia selesai menyapa, Lian Cheng mendadak berkata kalau dia ada di bawah. Hah? Dari mana Lian Cheng tahu rumahnya? Tapi Liang Cheng langsung menutup teleponnya begitu saja dan membuat Xiao Tan tak qpunya pilihan lain selain bergegas turun untuk menemuinya.


Apa Lian Cheng datang karena dia sudah mau tanda tangan sekarang? Tapi alih-alih menjawabnya, Lian Cheng malah mengisyaratkan Xiao Tan untuk masuk mobilnya.

Xiao Tan menurutinya. Tapi begitu dia duduk, Lian Cheng mendadak bergerak mendekatinya sampai membuat Xiao Tan gugup dan ketakutan.

"Kau mau apa?"

"Menurutmu apa?" Goda Lian Cheng lalu dengan santainya membantu memakaikan sabuk pengamannya Xiao Tan.

"Kau mau membawaku ke mana?" Tanya Xiao Tan.


Lian Cheng tidak menjawabnya karena tak lama kemudian, Xiao Tan mendapatkan jawaban itu dengan sendirinya. Lian Cheng ternyata membawanya ke sebuah restoran yang mejanya panjaaaang banget untuk makan malam romantis.

Xiao Tan sih senang-senang saja walaupun sebenarnya dia bisa menunggu di luar saja.

"Makan sendirian itu rasanya kesepian."

"Kukira gadis kaya dan cantik itu ngebet ingin makan denganmu."

"Apa dia membuatmu gusar?"

"Nggak tuh." Sangkal Xiao Tan.


Makan mulai disajikan, Lian Cheng menyuruh Xiao Tan untuk makan banyak... biar tidak mubazir. Jelas-jelas dia perhatian, tapi sengaja memilih kata-katanya biar makan malam ini tidak terkesan romantis.

"Kau benar. Karena aku sudah datang, sayang kalau aku tidak makan. Terima kasih."

Xaio Tan pun makan dengan lahap. Lian Cheng senang melihatnya makan selahap itu dan langsung memberikan jatahnya pada Xiao Tan dengan alasan kalau steaknya tidak dimasak sesuai keiinginannya. Dan berhubung dia tidak suka buang-buang makanan, jadi Xiao Tan makan saja.

"Memangnya aku ini tong sampahmu." Kesal Xiao Tan.

Tapi tidak masalah juga sih. Xiao Tan justru berterima kasih pada Lian Cheng karena baru kali ini dia makan steak selezat ini.



"Kalau kau menikah denganku, kau bisa makan enak setiap hari."

Uhuk, uhuk! Xiao Tan sampai terbatuk-batuk saking kagetnya dan langsung melayangkan tatapan tajam ke Lian Cheng.

"Aku kan cuma bilang kalau."

"Kau menakutiku saja."

Ah, mumpung Lian Cheng belum menyentuh makanannya, Xiao Tan ingin memotretnya dan mempostingnya ke medsos.


Saat mereka kembali ke mobil tak lama kemudian, Xiao Tan kebingungan mencari ponselnya. Sepertinya ketinggalan, tapi kemudian Lian Cheng mengeluarkan ponsel itu dari sakunya lalu menyerahkannya ke Xiao Tan.

Dia juga menyerahkan ponselnya sendiri dan meminta Xiao Tan untuk meng-add-nya di wechat biar dia lebih gampang menghubungi Xiao Tan. Oh, oke.

"Password-nya apa?" Tanya Xiao Tan.

"0529."

"Hah? Itu kan... ?" (tanggal ultahnya mungkin)

"Kenapa?" Lian Cheng pura-pura bodoh.

"Tidak kenapa-kenapa." Xiao Tan lalu cepat-cepat meng-add Lian Cheng.


Tapi senyum Lian Cheng musnah seketika saat mendadak dia mendapat penglihatan masa depan. Dia melihat dua penyihir itu mendatangi mobilnya. (Sekarang dia kemampuan melihat masa depan juga nih. Hmm, oke-oke. Mending sedari awal diperlihatkan unsur magic-magic-nya kayak gini sih daripada season pertama yang mereka mati lalu mendadak pindah ke dunia lain dan punya kekuatan super yang nggak terlalu nyambung dengan cerita awal)


Lian Cheng sontak panik melepaskan seatbelt-nya Xiao Tan dan mendorongnya keluar dari mobil dan detik berikutnya, sebuah benda berat mendadak jatuh dari langit dan menimpa mobil itu sampai hancur. OMG! Lian Cheng ottokke?


Entah bagaimana, keesokan paginya Xiao Tan menyampirkan selimut untuk Lian Cheng yang duduk mematung di sofa dalam keadaan sehat walafiat utuh sempurna tak kurang suatu apapun. Xiao Tan benar-benar masih sulit mempercayai matanya. Bagaimana bisa Lian Cheng selamat dari insiden kemarin.

Dia mencoba mempraktekkan kejadian semalam pakai tangannya sambil mengira-ngira gaimana ceritanya Lian Cheng bisa selamat dan kelakuannya itu kontan menarik perhatian Lian Cheng.

"Apa kau masih berpikir kalau itu tipuan sulap?" Heran Lian Cheng. Masalahnya, mobilnya saja hancur lebur, tapi dokter bilang kalau Lian Cheng baik-baik saja.

"Sudahlah, aku menyelamatkannya karena keinginanku sendiri. Pulanglah."


Xiao Tan kontan panik memikirkan kontraknya. Gawat kalau Lian Cheng marah terus membatalkan pembelian rumah itu gara-gara insiden kemarin.

Maka demi menyenangkan Lian Cheng, Xiao Tan buru-buru mengubah sikapnya jadi lebih manis dan berjanji akan merawat Lian Cheng hari ini. Katakan saja, Lian Cheng mau apa?

Kesempatan. Lian Cheng langsung saja meminta ini-itu pada Xiao Tan dan Xiao Tan menuruti semuanya dengan lapang dada.


Saat Xiao Tan sibuk mengupas apel, Lian Cheng menghidupkan TV yang tengah menayangkan berita tentang kisah cinta sepasang kekasih yang baru saja mengetahui kalau mereka berdua berada dalam satu foto yang sama saat mereka masih kecil. Dan ternyata takdir menuntun mereka menjadi sepasang kekasih.

Melihat itu, Lian Cheng langsung mencoba memancing Xiao Tan. Menurut Xiao Tan bisakah dua hati yang saling mencintai dengan tulus, bertemu kembali jika ruang dan waktu berubah?

"Entahlah. Jika kau masih mencintai orang yang sama saat dunia sudah berubah, membosankan sekali."

Lian Cheng jelas kesal mendengarnya dan langsung melemparkan remote control-nya ke meja. Tapi itu kontan membuat Xiao Tan kaget dan memekik. Dia kena pisau kah?


Lian Cheng sontak panik dan heboh mengecek tangannya Xiao Tan, mengira tangan Xiao Tan terisis pisau gara-gara ulahnya, padahal tidak. Xiao Tan tidak terluka dan dia memekik cuma karena kaget dan membuat irisan kulit apelnya putus.


Lian Cheng seketika berubah jaim dan menyingkirkan tangan Xiao Tan. Yakin kalau Lian Cheng cuma menipunya, Xiao Tan mau pergi saja. Lian Cheng langsung lebai bergulingan di lantai sambil berakting memeganggi d*danya tapi mengeluh gegar otak. (Wkwkwk! Nggak nyambung)

"Kau sudah keterlaluan. Apa perlu melakukan ini?"

"Baiklah. Toh aku menyelamatkanmu karena keinginanku sendiri. Jika aku mengalami masalah kesehatan karena hal ini, kau tidak perlu merasa bersalah."

Taktiknya kali ini sukses membuat Xiao Tan batal pergi. Tapi dia mau ke dapur dan minum dulu, yah? Lian Cheng langsung sumringah.


Saat Lian Cheng menemukan Xiao Tan di dapur malam harinya, dia mendapati Xiao Tan sudah ketiduran setelah menghabiskan sebungkus mie instan.

Kepalanya hampir saja oleng, tapi Lian Cheng dengan cepat menangkapnya. Dengan lembut dia menidurkan Lian Cheng di ranjangnya dan terpesona memandangi wajah damai Xiao Tan dalam tidurnya sembari mengingat kejadian semalam.


Terlepas dari ingatannya yang hilang, tapi perasaannya pada Lian Cheng masih sama. Tanpa menyadari cintanya pada Lian Cheng, Xiao Tan cemas dan ketakutan setengah mati saat melihat mobil itu hancur dan mungkin mengira Lian Cheng mati di dalamnya. Dia sontak berteriak-teriak histeris minta tolong.

Syukurlah orang-orang mendengar jeritannya dan bergegas datang untuk menolongnya mengangkat benda itu dari mobil. Lian Cheng memang tertimpa mobil itu, tapi dia tidak terluka sedikitpun. Dia justru terpana melihat kehisterisan Xiao Tan karena mencemaskannya dan itu membuat senyum Lian Cheng perlahan mengembang tanpa mempedulikan keadaannya.


"Tan Er, biarpun kau tidak mengenalku atau apapun yang akan terjadi pada kita di masa depan, karena aku sudah datang ke duniamu, aku harus menghargai kesempatan yang Tuhan berikan padaku untuk memulai segalanya dari awal."

Lian Cheng janji dia akan selalu melindungi Xiao Tan dan hidup damai bersama Xiao Tan di dunia ini. Apapun akan dia lakukan untuk memastikan itu.


Keesokan paginya, Xiao Tan santai saja berguling ke samping sampai dia memeluk Lian Cheng tanpa sadar sambil meremas d*da Lian Cheng.

Lian Cheng sih senang-senang saja, malah dia mengambil tangan Xiao Tan lalu mengecup jari-jari Xiao Tan sampai membuat Xiao Tan terbangun karenanya dan langsung kaget.


"Mo Lian Cheng! Kenapa kau ada di ranjangku?! Kau sudah kelewatan! Kenapa kau ada di ranjangku?"

"Aku ini pasien yang terluka parah. Bagaimana bisa aku tahu kalau aku tidur di ranjangmu?" Alasan Lian Cheng dengan tatapan menggodanya.

Xiao Tan hampir saja marah, tapi lagi-lagi dia harus berusaha menahan diri.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

1 Comments

  1. 0529 itu artinya " Mencintaimu Selamanya " kalo gak salah mbak. Soalnya 520 artinya aku cinta kamu.

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam