Sinopsis Love Game in Eastern Fantasy Episode 2 - Part 1

Berhubung sekarang siluman sudah dilenyapkan dan Gubernur Lin juga sudah pulang, Mu Yao ingin mereka segera keluar dari kediaman Gubernur.

Selain itu, kediaman Gubernur punya banyak aturan, dia dan Fu Yi tidak terbiasa dengan semua hal ini, tapi Mu Sheng ngotot menolak sambil ngedumel kesal karena Mu Yao terus memikirkan Fu Yi.

Dia beralasan menolak pergi karena Mu Yao belum pulih sepenuhnya, tapi alasannya yang sebenarnya untuk tetap tinggal adalah karena dia masih ingin mencari tahu siapa dalang yang merobek kertas jimatnya Mu Yao yang dibuat oleh Fu Yi.

Walaupun tidak suka Fu Yi, tapi Mu Sheng akui bahwa kultivasinya Fu Yi tidak rendah. Kertas jimatnya tidak mungkin bisa disentuh oleh siluman biasa. Jadi sudah pasti pelakunya adalah manusia yang punya niatan untuk mencelakai Mu Yao.

Satu-satunya bukti yang dia temukan adalah sehelai rambut panjang yang tampak menguning karena kurang terawat yang tak sengaja tertinggal di gagang pintu. Dia mencoba mengecek rambut para pelayan satu per satu, tapi tidak menemukan satu pun yang mirip.

Gubernur Lin sudah mendengar apa yang terjadi semalam dari anak buahnya. Gubernur Lin senang dan lega mendengarnya, bahkan langsung menawari putrinya apa saja yang dia mau untuk imbalan atas kejadian semalam.

Namun Miao Miao yang begitu terharu bisa bertemu kembali dengan ayah yang sangat mirip dengan ayahnya yang sudah meninggal, dengan tulus menolak dibelikan apa pun karena dia hanya berharap Ayah sehat, aman dan berumur panjang.

Eh, Gubernur Lin malah mewek haru. Soalnya baru kali ini dia begitu dipedulikan oleh putri tercintanya. Putrinya sudah dewasa sekarang. Pfft!

Gubernur Lin kemudian mengundang Mu Yao cs. makan bersama sebagai ungkapan terima kasih. Mu Sheng satu-satunya yang tidak mau bersulang dengan Gubernur Lin yang jelas saja membuat suasana jadi canggung.

Maka kemudian, Miao Miao langsung mengajukan diri menggantikan Mu Sheng minum dan langsung saja menenggak secangkir arak dan mengagetkan ayahnya karena Gubernur Lin baru kali ini melihat putrinya minum. Sejak kapan dia bisa minum?

Miao Miao dengan pedenya mau membanggakan kemampuan minumnya saat tiba-tiba saja dia pingsan. Pfft! Miao Miao kuat minum, tapi Lin Yu tidak. Mu Sheng cuma melirik tapi masa bodoh dan terus lanjut makan.

Jelas saja sikap tidak sopannya tadi langsung dikritik oleh kakaknya. Namun Mu Sheng punya alasan kuat, dia tidak suka dengan orang-orang munafik. 

Selain Fu Yi yang dia curigai munafik, dia juga yakin bahwa Gubernur juga munafik. Gaji pejabat daerah tidak seberapa banyak, tapi lihatlah kediaman gubernur ini, sangat megah.

Pengeluaran untuk sandang-pangannya juga sangat berlebihan dan boros. Dari mana duitnya? Sudah pasti dia pejabat korup. Putrinya juga aneh dan tidak normal.

Miao Miao baru menyadari bahwa tubuh Lin Yu sangat lemah. Bukan hanya dia gampang mabuk, tapi juga gampang lelah dan lapar. Namun Xiao Wan menyajikan makanan, yang dia sajikan cuma satu porsi kecil.

Mangkok nasinya saja kayak mangkok mainan anak kecil. Mana kenyang makan segini. Xiao Wan menjelaskan bahwa biasanya Lin Yu sangat tabu makan banyak karena dia takut gendut.  Pfft! Pantas saja tubuhnya lemah. Diet ketat semacam ini justru sangat buruk untuk tubuh. Menghindari karbohidrat malah mudah merusak otak.

Maka Miao Miao pun langsung minta tambah porsi nasi, dan itu sontak membuat Xiao Wan keheranan, mengira bahwa nonanya banyak berubah sejak dia dirasuki siluman rubah.  Lin Yu yang dulu selalu tidak bersemangat, tidak banyak bicara, tidak banyak makan, tidur tidak pernah nyenyak, dan juga... emosinya kurang baik.

Tapi sekarang dia sangat berbeda. Nafsu makan meningkat, tidur lebih nyenyak, lebih tulus terhadap orang lain, suka bicara dan tertawa. Benar-benar seperti orang yang berbeda (Emang!)

Baru sadar kalau dia sudah banyak melenceng dari karakter antagonisnya, Miao Miao dengan sok bijak menyatakan bahwa dia hanya sudah tercerahkan setelah mengalami kejadian antara hidup dan mati kemarin. Mulai sekarang, dia akan memulai lembaran baru. Oh, dan juga, dia tidak kerasukan.

Berhubung sekarang ini alur ceritanya masih akan sangat lama sedangkan fisiknya Lin Yu terlalu buruk, maka Miao Miao pun memutuskan bahwa dia harus olahraga dan memperbaiki tubuh lemah ini.

Tapi dia tidak mau olahraga sendirian, maka keesokan harinya, dia ngotot memaksa ayahnya untuk lompat tali dengannya tak peduli biarpun ayahnya sudah tua dan sudah tidak kuat main lompat tali. Pokoknya dia mau ayahnya juga ikutan bugar dan sehat.

Mu Sheng kebetulan lewat, maka Gubernur yang sudah kecapekan, langsung saja menyerahkan talinya ke Mu Sheng dan menyuruhnya untuk menemani putrinya main lompat tali, lalu dia langsung kabuuuuuurrrrrrr.

Jadilah Miao Miaoberduaan dengan Mu Sheng sekarang. Maka Miao Miao pun langsung berusaha menghindarinya dengan semakin semangat olahraga, tapi gagal karena Mu Sheng tiba-tiba saja mendekatinya lalu mencabut sehelai rambutnya untuk dibandingkan dengan rambut si pelaku. 

Namun setelah mengecek rambutnya Miao Miao, dia malah mendapati rambutnya Miao Miao beda karena rambutnya Miao Miao jauh lebih terawat dan sehat daripada rambut si pelaku. Kok bisa?

Jelas bisa... soalnya Miao Miao sebenarnya mengintip dari kejauhan saat Mu Sheng mengecek rambut para pelayan. Ketakutan dirinya bakalan ketahuan gara-gara rambutnya, Miao Miao pun sigap melakukan perawatan rambut darurat dengan menyuruh Xiao Wan untuk menyiapkan segala macam bahan-bahan yang berguna untuk dijadikan masker rambut.

Usahanya tidak sia-sia, Mu Sheng kesal mendapati kecurigaannya salah. Miao Miao pun senang dan lega. Eh, mendadak Mu Sheng ganti haluan menanyakan para pelayannya karena aslinya dia punya dua pelayan, lalu di mana pelayan yang satunya?

Ah! Miao Miao baru ingat. Di plot cerita novelnya, Lin Yu punya pelayan kedua yang bernama Hua Yi. Sebelumnya saat Lin Yu ngobrol sama Fu Yi, Fu Yi malah lebih perhatian ke Hua Yi gara-gara Hua Yi memakai gelang khusus yang berasal dari Cainan.

Fu Yi sendiri berasal dari Cainan, makanya dia senang bertemu teman sekampung. Dia santai saja ngobrol dengan Hua Yi, sama sekali tidak menyadari ketakutan Hua Yi terhadap nonanya.

Begitu Fu Yi pergi, Hua Yi langsung bersujud ketakutan pada Lin Yu, tapi Lin Yu benar-benar sangat murka hingga dia langsung memerintahkan Hua Yi untuk dinikahkan dengan pelayan yang kejam dan suka mabuk.

Miao Miao seketika jadi cemas karena di plot cerita novelnya, Hua Yi mengakhiri hidupnya sendiri dengan menceburkan dirinya ke sumur pada hari pernikahannya, dan hari pernikahannya adalah...... hari ini! Gawat!

Miao Miao jadi bingung harus bagaimana. Di satu sisi, dia sebagai Miao Miao tidak ada hubungan dengan semua ini. Semua itu tertulis di buku demi menonjolkan kekejaman Lin Yu. Jadi semua ini palsu, jadi tidak perlu dianggap serius. Iya, kan?

Tapi di sisi lain... dia sama sekali tidak bisa menghilangkan pikiran ini. Dia tidak tega harus membiarkan seseorang yang tidak bersalah, mati sia-sia.

Apalagi dia mendengar dari Xiao Wan bahwa Hua Yi baru berusia 17 tahun. Di dunia nyata, dia seharusnya masih anak SMA. Dan dia juga memiliki ibu tunanetra. 

Dia dijual ke kediaman gubernur untuk menjadi pelayan demi merawat ibunya yang sakit. Makanya selama ini dia selalu berhemat supaya dia bisa mengirim uang untuk mengobati penyakit ibunya.

"Kalau dia mati, ibunya pasti akan sangat sedih," Miao Miao kasihan.

Tapi... semua ini palsu, cuma cerita novel! Cuma cerita novel! Ngapain juga dia harus menganggap serius karakter pendukung?! Tugasnya di sini kan cuma untuk menyelesaikan cerita utama, terus pulang, tidak perlu memperumit masalah!

Tapi... sebentar! Rasanya ada yang tidak benar. Kenapa tadi Mu Sheng menanyakan keberadaan Hua Yi? Jangan-jangan... Mu Sheng sudah mencurigai Hua Yi?

Kalau Mu Sheng mencurigai Hua Yi, maka Mu Sheng pasti mengira bahwa dialah yang menghasut pelayannya untuk merobek jimat, lalu membunuhnya untuk membungkamnya.

Kalau begitu, dia punya alasan untuk menolong Hua Yi. Oke! Miao Miao pun langsung melesat keluar ke halaman belakang tempat Hua Yi akan menceburkan dirinya ke sumur.

Tapi di tengah jalan dia malah terhalang banyak benda yang pada akhirnya membuatnya tersandung dan melayang tepat ke arah Mu Sheng yang mengulurkan tangan yang sepertinya untuk menangkapnya.

Oooowww, apakah akan ada adegan pelukan? Memangnya ada adegan seperti ini di novelnya? Miao Miao dengan senang hati mengulurkan tangan menanti adegan ini..... saat tiba-tiba saja Mu Sheng ganti haluan dan mundur menghindarinya, dan jadilah Miao Miao jatuh ke tanah. Wkwkwk!

"Kenapa kau tidak menangkapku?!" kesal Miao Miao.

"Bukankah Nona Lin pernah bilang bahwa pria dan wanita tidak boleh bersentuhan?" santai Mu Sheng, "aku tidak ingin kurang ajar kepada Nona Lin. Selain itu, kau juga tidak bilang kalau kau butuh bantuanku."

Mengabaikannya, Miao Miao buru-buru melanjutkan misinya dan bergegas ke halaman belakang. Ternyata awalnya Mu Sheng tidak curiga apa pun, tapi gara-gara sikap Miao Miao yang memang agak mencurigakan, pastinya Mu Sheng jadi curiga juga.

Makanya dia kemudian menggunakan mantra teleportasi untuk sampai ke sana duluan. Untungnya, berkat teleportasinya, dia berhasil menyelamatkan Hua Yi yang hampir saja nyemplung ke sumur.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments