Sinopsis Love Game in Eastern Fantasy Episode 2 - Part 2

Saat akhirnya Miao Miao tiba di sana, Hua Yi sudah terduduk cukup jauh dari sumur dan Mu Sheng mundur untuk menyaksikan drama kedua wanita itu.

Miao Miao meyakinkan Hua Yi untuk tidak mengakhiri hidupnya sendiri karena ibunya pasti akan sedih. Hua Yi tidak perlu menikah sekarang. 

Miao Miao akui bahwa dia sudah salah sebelumnya, karena itulah, dia tarik kembali kata-katanya. Hua Yi bisa terus bekerja di sini dan menghasilkan uang untuk merawat ibunya. Sontak saja Hua Yi langsung bersujud penuh haru dan berterima kasih padanya, dan berjanji tidak akan lagi berani bicara dengan Liu Fu Yi.

Mu Sheng jelas tambah curiga dengan semua ini. Kenapa Miao Miao bisa tahu kalau Hua Yi akan bunuh diri di sini?

"Tentu saja aku memahami karakter pelayanku, apakah ini tidak masuk akal?" alasan Miao Miao.

"Oh... lalu kenapa dia mau bunuh diri?"

"Tidak lain... karena masalah perasaan."


"Kudengar tadi karena Liu Fu Yi bicara sesuatu padanya, jadi kau tidak senang. Ternyata pemikiranku benar. Nona Lin sangat perhatian pada Liu Fu Yi."

Miao Miao berusaha menyangkalnya dengan canggung, tapi Mu Sheng mendadak menginterogasinya tentang alibinya pada malam Mu Yao diserang oleh Siluman Cermin.

Miao Miao mengklaim kalau dia sibuk berdandan untuk pura-pura jadi pengantin, jadi dia sama sekali tidak tahu tentang masalah jimat yang dirobek itu. Kenapa Mu Sheng masih saja mencurigainya, rambutnya sama beda dengan rambut pelaku. 

Lah? Mu Sheng kan tidak pernah memberitahunya tentang masalah rambut, kok Lin Yu bisa tahu? Jangan-jangan... Lin Yu yang meninggalkan rambut di sana?

Gawat! Miao Miao baru sadar kalau dia sudah keceplosan. Namun untungnya otaknya mampu berpikir dengan baik di saat kritis dan mengklaim bahwa dia bisa menebaknya karena Mu Sheng sudah memeriksa rambut semua orang di kediaman.

Lalu kemudian dia pura-pura protes tidak terima dengan kecurigaan Mu Sheng dan mengingatkannya untuk jaga sikap karena sekarang ini dia cuma tamu di kediaman ini. Kalau dia sungguh mencemaskan Mu Yao, mending dia jaga saja Mu Yao daripada berkeliaran mencurigai semua orang di sini.

Hmm, Mu Sheng sebenarnya masih agak curiga, tapi ucapan Miao Miao memang cukup meyakinkan, jadi Mu Sheng pun pergi. Fiuh! Miao Miao lega! Dia harus lebih berhati-hati saat menjalankan plot selanjutnya. Pokoknya dia tidak boleh menimbulkan masalah supaya dia bisa bertahan hidup akhir cerita. 

Baru juga sedetik berpikir begitu, eh sistem komputer mendadak bersuara lagi untuk memberitahunya tentang misi pembelajaran pemula kedua.

Misinya kali ini adalah Miao Miao harus mengganti obat penyembuhannya Mu Yao dengan tujuan untuk menunda waktu perjalanan Fu Yi cs sesuai plot di buku. Hadeh! Maunya menghindari Mu Sheng, eh malah harus berurusan dengan Mu Sheng lagi nanti.


Menurut plot di bukunya, Lin Yu mengganti obatnya Miao Miao dengan obat pencahar dan dia sendiri yang mengantarkannya. Bah! Goblok amat karakter antagonis yang satu ini. Jelas saja Mu Sheng mencurigainya. 

Gara-gara Mu Sheng curiga inilah, pada akhirnya Mu Sheng mengetahui korupsi yang dilakukan Gubernur lalu kemudian mengungkapkannya ke publik sehingga Gubernur Lin sekeluarga dipenggal, kecuali Lin Yu.

Menakutkan! Miao Miao jadi bingung harus bagaimana. Tapi... tugasnya kan memang harus menjalankan misi sesuai plot cerita supaya dia bisa cepat pulang. Lagipula, Takdir para karakter dalam cerita ini kan bukan dia yang mengatur.

Namun tepat saat itu juga, dia mendengar suara tawa gembira Gubernur Lin di luar. Sontak saja pemandangan itu membuat hati Miao Miao tidak tega untuk melihatnya mati. Jadi dia harus bagaimana dong?

Ah!... Miao Miao punya ide bagus. Tak lama kemudian, dia membawakan semangkok obat untuk Mu Yao. Sesuai misi, dia memang mengganti obatnya, tapi kan sistem komputer tidak bilang harus diganti dengan obat apa. 

Karena itulah, Mu Yao menggantinya dengan obat penutrisi tubuh yang biasanya dikonsumsi Lin Yu. Jadi sudah pasti aman.

Begitu sampai kamarnya Mu Yao, dia malah kaget mendapati Mu Sheng ada di sana. Oh, jelas dia ada di sana, kan Miao Miao sendiri yang menyuruhnya untuk menjaga Mu Yao. 

Dia bahkan langsung menyesap obat itu duluan untuk memastikannya tidak beracun. Agak bingung juga dia mendapati obat itu benar-benar aman, maka Mu Sheng pun memberikannya ke Mu Yao. 

Eh, baru juga minum sesendok, Mu Yao malah mendadak sakit perut hebat. Lah? Kok bisa? Kan bukan racun? Mu Sheng juga sudah mengujinya. Jelas saja Mu Sheng langsung murka luar biasa mengira Miao Miao meracuni kakaknya, menolak mendengarkan pembelaan apa pun dan langsung membunuhnya... dan Miao Miao pun restart ke dapur.

Miao Miao bingung, apa yang salah? Kenapa dibunuh lebih awal? Ini beda dari plot novelnya. Apakah karena sebelumnya dia mengubah plot aslinya, makanya Mu Sheng mencurigainya lebih awal?


Kalau begitu, dia harus mencari solusi lain. Maka sekarang, Miao Miao pun sengaja tidak menukar obatnya. Tapi lah kok hasilnya sama saja, Mu Yao langsung sakit perut begitu meminum sesendok. Mu Sheng sontak curiga lagi, murka lagi, lalu membunuh Miao Miao lagi dan Miao Miao pun restart ke dapur. Apa lagi yang salah kali ini?

Bingung, Miao Miao pun mencoba mengganti obatnya dengan obat lain, kali ini obat sakit perut. Eh, hasilnya malah sama lagi. Kok bisa sih? 

Terulang lagi deh, Mu Sheng mau membunuhnya lagi. Tapi kali ini Miao Miao mau membunuh dirinya sendiri saja, tapi pada akhirnya dia terlalu takut dan ujung-ujungnya menyuruh Mu Sheng saja yang membunuhnya, dan jadilah dia restart lagi ke dapur. Hadeh! 

Jadilah Miao Miao mulai mencoba menggantinya dengan segala macam obat berulang-ulang kali, tapi terus gagal, terus dibunuh, terus restart sampai dia capek dan mewek putus asa hingga akhirnya dia berpikir bahwa ini pasti karena Mu Yao ada alergi akut. Masalahnya, Mu Yao alergi pada bahan obat yang mana? 

Akhirnya pada percobaan entah yang keberapa ratus kali, Miao Miao menyerah dan memutuskan untuk memberi semangkok air putih hangat saja. Karena hanya itu yang paling aman dan netral... iya, kan?

Oh, tidak, ternyata! Faktanya, Mu Yao tetap sakit perut setelah meminumnya. Hah? Kok aneh! Itu cuma air biasa loh, tidak ada campurannya, kok tetap sakit perut juga?...... AH!!! Miao Miao mendadak sadar apa yang salah!

Saking semangatnya, Miao Miao bahkan langsung menyodorkan lehernya dan minta dibunuh sekarang juga. Cepat! Mu Sheng menurutinya, dan Miao Miao pun restart ke dapur.

Dia langsung menanyai pelayan yang kemarin menyeduhkan obatnya Mu Yao dan berkat informasi dari pelayan tersebut, kecurigaan Miao Miao terkonfirmasi, Mu Yao bukan alergi pada salah satu bahan obat, melainkan alergi pada logam berat yang ada pada lapisan panci tembikar yang dipakai untuk menyeduh obat.

Miao Miao pun segera mengganti panci masak obatnya, dan akhirnya! Obatnya kali ini berhasil! Mu Yao tidak sakit, Miao Miao pun berhasil menyelesaikan misinya dengan aman.

Miao Miao begitu bahagia dan terharu hingga dia langsung memeluk Mu Yao sambil menangis penuh haru yang jelas saja membingungkan semua orang. Mu Sheng tak senang dan langsung berusaha melepaskannya dari kakaknya, tapi Mu Yao langsung mencegahnya, dia justru senang dan membalas pelukan Miao Miao.

Tak lama kemudian, Fu Yi datang dan mendapati Mu Sheng terusir keluar kamar gara-gara kedua wanita lagi asyik ngobrol di dalam. Fu Yi datang membawakan mainan untuk Mu Yao karena siapa tahu dia lagi bosan, tapi didengar dari tawa gembira para wanita di dalam, sepertinya mainannya tidak akan berguna

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments