Sinopsis My Secret Bride Episode 7 - 4

Usai mendengarkan ceritanya Bee, Rut membelikannya makan malam lalu pamit. Dia memberitahu bahwa mereka sedang menghubungi orang tua Bell untuk meminta persetujuan untuk membuka kembali kasus ini.


Dan beberapa hari lagi, Bee akan dipanggil untuk memberikan keterangan sebagai saksi. Rut meyakinkannya bahwa mereka pasti bisa menangkap penjahatnya asalkan Bee mau bekerja sama.

Tapi Bee tampak jelas masih ragu-ragu. Karena itulah dia bertanya apakah dia benar-benar bisa mempercayai Rut.

"Tentu. Tentu saja." Jawab Rut mantap sebelum kemudian dia pergi.

Tepat saat itu juga, dia ditelepon seseorang. Rut melapor pada orang itu bahwa dia sudah mendapatkan keterangan dari Bee.


Dan tepat setelah itu, Sia Ha baru saja menutup teleponnya dari seseorang, entah siapa, yang memberitahunya tentang Bee. Sia Ha langsung kesal melabrak Cuchai dan kecerobohannya yang membuat mereka malah jadi kecolongan dan Bee ditemukan polisi duluan. (Err... Rut kah yang ngasih tahu? Tapi kayaknya bukan deh)

Bahkan saking kesalnya, Sia Ha dengan kejamnya melempar bola golf ke kepala Cuchai sampai kepala Cuchai berdarah. Bpenneung yang cemas saat melihat Sia Ha hendak melempar bola kedua, buru-buru melindungi Cuchai dengan memberitahu Sia Ha bahwa yang menemukan Bee adalah Rut dan mereka sekarang sedang berusaha mencari tahu di mana Rut menyembunyikan Bee. Tapi mereka masih belum mengetahuinya.

Sia Ha jadi tambah sinis mencaci kebodohan Cuchai. Tapi tidak masalah, Sia Ha sudah tahu di mana Bee sekarang dan langsung menyuruh Bpenneung untuk segera membereskannya.


Duduk di warungnya Suk, Suam masih gelisah memikirkan Rut. Rut memberinya obat karena benar-benar mengkhawatirkannya atau memang membiusnya? Suk sebenarnya setuju dengan Thuan tentang keanehan Rut.

Dia cuma seorang polisi. Dengan gajinya yang cuma seorang polisi, Rut tidak mungkin mampu mempekerjakan Suam jadi istrinya dengan bayaran ratusan ribu Baht. Hadeh! Suam jadi tambah bingung, ini tidak bisa dipercaya, itu tidak bisa dipercaya. Terus siapa yang bisa dipercaya? Dia benar-benar bingung.


"Siapa yang tidak bisa kau percaya?" Way mendadak muncul dan langsung curiga. "Jangan bilang kalau kau sudah tidak percaya pada suamiku? Duh... Senangnya aku."

"Kau dari mana? Dan apa yang kau dengar?"

Way hampir saja nyolot lagi, tapi dia pada akhirnya terlalu lelah untuk berdebat. Dia baru saja menjenguk ibunya. Semalam kondisi ibunya memburuk lagi. Bertahun-tahun lamanya ibunya Way sakit komplikasi parah dan tidak bisa melakukan apapun selain berbaring di ranjangnya.

Prihatin, Suam langsung berusaha menyemangatinya dan memuji kehebatan Way dalam menghadapi cobaan hidupnya ini.


Ah! Way baru ingat. Suam ingat tidak waktu dia memperingatkan suaminya Lamyai akan adanya kemalangan yang menimpanya waktu Suam membuka rumah meditasi waktu itu? Ternyata beneran loh. Hah?

Jadi begini, beberapa hari yang lalu waktu Way ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya, tak sengaja dia bertubrukan dengan Letnan Kom yang baru saja membeli obat.

Letnan Kom tampak gugup bertemu Way dan bergegas pergi. Tapi Way sempat melihat jenis obat yang dibawa Letnan Kom. Dia memang bukan dokter, tapi memiliki seorang ibu yang sakit-sakitan selama bertahun-tahun membuat Way banyak mempelajari tentang obat-obatan.

Dan Way yakin obat yang dibawa Letnan Kom itu adalah obat untuk pasien kanker. Suk dan Suam kaget mendengarnya. Tapi karena mereka tidak akan tahu yang sebenarnya kalau cuma menggosip, jadi Suam langsung saja ceplas-ceplos menanyai Lamyai tentang apakah suaminya sakit.

Tapi Lamyai malah kesal dan langsung mengomel panjang lebar, mengklaim suaminya sehat walafiat dan tidak terima suaminya dikutuk mati. Suam cs jadi tambah bingung sekarang. Kalau begitu siapa yang sakit? Obat itu buat siapa?


Saat baru keluar dari mini market, Rut tak sengaja bertemu dengan Letnan Kom. Hmm, kayaknya dia memang sehat-sehat saja dan tidak tampak ada yang aneh. Dengan gaya cerewetnya dia berkata kalau dia berada di sekitar area ini untuk mengantarkan pasta cabai buatan istrinya untuk para kerabat mereka.


Sakit kepala Cuchai kumat lagi, bahkan kali ini jauh lebih parah daripada kemarin. Dia langsung membuka sebuah kotak berisi obat-obatan... Obat-obatan yang sama dengan yang dibawa Letnan Kom dari rumah sakit. OMG! Letnan Kom orangnya Sia Ha?


Saat Suam tiba kembali ke rumah, dia mendapati Padet ada di sana, mau minta detergen lagi. Suam sontak menggodanya soalnya sejak Neung mengambil alih rumahnya, Padet sudah tidak pernah minta-minta lagi.

Apa sekarang Neung tidak datang, makanya Padet minta-minta lagi? Mendengar itu, Padet sontak menatap rumahnya dengan sedih.

"Duh, aduh... Wajahmu seperti orang yang sedang patah hati." Goda Suam.

Padet sontak menyentil dahinya dengan gemas. Dasar usil! Lakukan saja tugasnya dengan benar dan jangan ketiduran lagi seperti kemarin.

"Lihat saja nanti. Malam ini, aku akan siap!"

"Tidak perlu sampai sejauh itu. Malam ini, aku juga akan mengawasinya."


Saat Padet kembali tak lama kemudian, dia mendapati di meja makan sudah ada beberapa makanan. Senyum Padet merekah seketika menyadari Neung datang. Malah saat itu dia baru saja keluar dari toilet.

Padet menatapnya dengan bahagia... sampai saat hidungnya mendadak mencium bau busuk banget. Wkwkwk! Neung makan apa sih kok bau banget?

"Maaf. Itu... saat aku stres, aku akan sembelit dan kembung. Tapi aku merasa lebih baik begitu sampai di rumahmu." Ujar Neung dengan imutnya. Tapi masih bau banget biarpun Padet sudah berusaha menjauh.

Setelah baunya mereda, Neung langsung semangat menceritakan tentang acara perjodohannya dengan si pria norak yang pakai cincin 10 jari itu. Dan Padet mendengarkan semua ocehannya dengan telaten sambil senyum-senyum sangat lebar.

Bertekad untuk mendapatkan jawaban malam ini juga, Suam menunggu di bawah sambil pura-pura sedang belajar. Rut akhirnya turun tak lama kemudian dan heran melihat pose gajenya Suam.

Suam langsung pura-pura ngambek lalu balik ke kamar dan mengunci kamarnya. Tapi tentu saja Rut bisa membuka kamarnya dengan mudah dan menuntut ada apa dengan Suam hari ini? Lagi PMS? Kenapa Suam marah padanya? Apa salahnya?

"Kau punya rahasia. Tidak bisa dipercaya."

"Memangnya kau tidak punya rahasia?" Balas Rut. (Hmm... dia mencurigai Suam?)

Bersambung ke part 5

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam