Sinopsis My Secret Bride Episode 7 - 3

Padet kembali ke rumahnya yang hari ini gelap dan sepi tanpa keceriaan Neung, dan itu kontan membuat Padet merasa kesepian. Dia langsung memeluk bantal kursi pink pemberian Neung dan bertanya-tanya sedih apakah Neung benar-benar pergi ke acara perjodohannya?


Neung terpaksa pergi karena desakan ibunya. Dia bahkan didandani ala emak-emak bangsawan dan dimarahi habis-habisan setiap kali dia bertingkah sedikit nyeleneh atau cuma sekedar mainan HP. Intinya dia dipaksa untuk bersikap seperti seorang bangsawan.

Neung sinis. "Memangnya kita bangsawan, Bu?"

Ibu sontak kesal menaboknya dan memperingatkannya untuk bersikap baik saat pria itu datang nanti. Neung sebal, apa masih belum cukup juga mereka menjodohkan Aik? Ibu malah tambah kesal memarahinya.


Pria itu akhirnya datang juga. Dan sekali melihatnya saja, Neung langsung ilfil. Norak banget deh pokoknya. Dia berpakaian ala anak punk padahal jelas-jelas dia sudah tua, dan sepuluh jarinya penuh dihiasi dengan berbagai macam cincin berlian.

Berusaha bersabar, Neung langsung menyapanya dengan sebutan Paman alih-alih P'. Ibu berusaha mengingatkannya untuk memanggilnya P', tapi Neung ngotot pria ini cuma sedikit lebih muda dari Ibu. Jadi dia lebih pantas disebut Paman.

Ibu berusaha memperingatkannya dengan diam-diam mencubitnya, tapi Neung mengabaikannya. Dia bahkan langsung mengalihkan topik membahas cincin-cincin si Paman, apa dia tidak takut dirampok? Pria itu sontak membangga-banggakan cincin-cincinnya dan ujung-ujungnya yang mereka omongin ngalor-ngidul cuma masalah cincin. Ibu stres.


Suam tidak bisa tidur, gelisah memikirkan penampakan arwah pria tak dikenal itu. Tiba-tiba Rut mengetuk pintu dan dengan sopan meminta izin masuk.

"Lalu apa kau akan memberitahuku di mana Bee?"

Rut mengiyakannya. Tapi begitu Suam mengizinkannya masuk, Rut malah menghindari pertanyaan itu dengan membahas tentang sakit kepalanya Suam dan memprotes kedekatan Suam dan Padet. Rut tidak suka.

"Kau gila apa? Itu Sara. Tidak ada apa-apa. Eh... Jangan mengganti topik. Katakan di mana kau menyembunyikan Bee?"

Tapi Rut terus saja berkilah dan mengklaim Bee sendiri yang menyuruhnya untuk tidak memberitahukan keberadaannya pada siapapun karena Bee tidak percaya pada siapapun.


Hanya ini yang bisa dia katakan. Tapi Suam harus percaya padanya, nanti juga dia akan tahu. Dia lalu memaksa Suam uanatuk meminum obatnya lalu membopongnya paksa dan membaringkannya di ranjang sehingga wajah mereka jadi sangaaaaat dekat. Suam jadi gugup. Tapi Rut dengan cepat mundur dan menyelimutinya.

"Kau baik begini padaku. Kalau aku sampai terpesona, apa yang akan kau lakukan?"

Jika kau mengenalku lebih dari ini, kau mungkin tidak akan berpikir seperti itu. Tidurlah dan jangan nakal. Mengerti? Obat yang kau minum itu akan membuatmu mengantuk dan tidur nyenyak." (Waduh, jangan-jangan itu obat tidur?)


Thuan sedang pura-pura memulung sampah di depan rumahnya Padet yang memberitahunya bahwa dia akan menghubungi Thuan secepatnya jika ada sesuatu. Thuan tidak terlalu khawatir, dia yakin Suam juga akan mengawasi Rut.


Errr... Yang jadi masalah. Obat pemberian Rut itu bekerja dengan cepat dan sekarang Suam sedang tidur nyenyak sehingga dia tidak tahu kalau Rut keluar tengah malam. Dia beneran membius Suam.

 

Terang saja begitu Suam tiba di mrkas keesokan harinya, dia langsung disidang oleh para rekannya dengan tatapan tajam mereka. Suam sontak memohon maaf yang sebesar-besarnya dan berusaha menjelaskan bahwa semalam dia sakit kepala dan tidak sehat, makanya dia ketiduran.

Dia benar-benar sakit kepala sejak saat dia jadi Jao Mae kemarin, bukan karena dia payah dalam pekerjaan ini. Biasanya dia tidak pernah tetidur selelap ini, tapi semalam Rut memberinya obat. Rut bilang bahwa obatnya bisa bikin sedikit mengantuk.

Damkerng yakin itu adalah obat tidur dan bukan obat sakit kepala. Songkram setuju, sepertinya Rut sengaja membuat Suam tertidur. Thuan benar-benar tidak mengerti kenapa Rut menyembunyikan saksi paling penting ini. Pokoknya mereka harus terus mengikutinya.


Rut membelikan sarapan untuk Bee dan mengajaknya ngobrol dengan ramah. Rut melihat Bee makan dan minum dengan tangan kiri, apa Bee kidal? Bee mengaku ini cuma karena dia pernah mengalami kecelakaan yang mencederai tangan kanannya.

Sejak saat itu, dia harus belajar pakai tangan kiri. Kadang-kadang dia pakai tangan kanan, tapi sering kali tangan kanannya gemetar. Bee penasaran dari mana Rut tahu tentang putra mereka? Tapi Rut menolak menjawab dan hanya mengklaim bahwa dia hanya ingin membantu Bee, makanya dia tahu.

Bell mengaku bahwa Pee - putra mereka itu lahir saat Bell masih berusia 17 tahun. Seelah dia lahir, ibunya memberitahu para tetangga bahwa Pee adalah sepupunya Bell, putra kakak laki-lakinya.

Lalu dia dan Bell pergi ke Bangkok untuk bekerja. Bell bekerja di bar itu selama beberapa tahun sebelum kejadian itu terjadi. Masalah itu bermul saat Bell memberitahunya bahwa dia ingin bekerja di luar negeri.

Flashback.


Bell berusaha meyakinkan Bee bahwa dengan bekerja di luar negeri, mereka bisa mendapatkan banyak uang. Bell juga ingin punya tabungan untuk putra mereka. Tapi Bee tidak setuju dengan keputusan Bell dan mengklaim mereka sedang tidak mengalami kesulitan ekonomi saat ini. Dia tidak mau berpisah dengan Bell.

Dia bahkan tak peduli biarpun Bell sudah tanda tangan kontrak dengan Sia Ha dan menyuruh Bell membatalkannya saja. Bell sontak kesal mendengarnya, kalau dia sampai membatalkan kontrak, maka Sia Ha pasti akan membunuhnya. Tapi Bee tidak mau tahu.

Waktu itu, Bee benar-benar tidak berpikir kalau masalahnya akan jadi sebesar ini. Dia pernah mendengar beberapa informasi tentang orang-orang yang bekerja di luar negeri. Makanya dia bingung kenapa harus pakai kontrak perjanjian segalanya dan kenapa bisa seserius itu?

Bee jadi takut kalau Bell akan dijual atau semacamnya. Makanya dia menyuruh Bell berhenti kerja. Tapi setelah Bell mengajukan pengunduran diri, seketika itu pula masalah itu muncul.


Hari itu, Bee baru saja membeli minuman saat tiba-tiba dia didatangi Tum dan kawan-kawannya. Dibawah ancaman senjata, mereka memaksanya masuk ke dalam mobil itu dan disuruh memancing Bell keluar rumah dan masuk ke mobil itu.

Bee sebenarnya diam-diam berusaha mengisyaratkan Bell untuk melarikan diri. Tapi Bell dengan penuh keberanian masuk ke mobil itu dan berdebat dengan Tum sepanjang jalan tentang pengunduran dirinya Bell. Dan selama itu Bee tidak mengatakan apapun karena dia terlalu takut.

Mobil terus melaju hingga kemudian mereka parkir di mini market. Bee melihat Tum turun untuk membeli sesuatu dan menelepon seseorang. Tapi Bee tidak tahu siapa yang diteleponnya.

Setelah menelepon sebentar, Tum langsung masuk mobil lagi dan menyuruh si supir untuk lanjut. Mereka terus berkendara. Bell mulai semakin gelisah dan berusaha minta turun.


Ujung-ujungnya dia dan Tum jadi ribut dan bertengkar lagi. Tum bahkan jadi semakin kasar dan menggampar Bell, keributan mereka jadi semakin menjadi-jadi... Hingga Bell tiba-tiba menggila dan berusaha menyerang Tum.

Bee juga jadi mulai berani menyerang si supir. Tapi pada akhirnya Bell kalah tenaga dari Tum mencekiknya dengan erat hingga Bell mati lemas. Bee sontak berusaha menyerang mereka, tapi mereka langsung menggamparnya sampai dia pingsan.

Saat akhirnya dia sadar, dia melihat Tum dan si supir sedang membungkus mayat Bell lalu melemparnya ke sungai. Dan kesempatan itu Bee manfaatkan untuk kabur.

Flashback end.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam