Sinopsis My Secret Bride Episode 7 - 2

Ibunya Suam tidak terima dan langsung balas nyerocos panjang lebar, menyindir mereka dengan sengit, menuduh mereka cuma takut kalah bersaing. Memangnya Jao Mae di negara ini cuma boleh ada satu? Memangnya Nenek Dukun pikir dia doang yang punya kemampuan?


Jao Mae yang sesungguhnya tidak akan takut kalah. Tapi fakta Nenek Dukun datang kemari dan bikin perkara jelas menunjukkan kalau dia takut. Dia takut Jao Mae mereka ternyata Jao Mae asli sehingga Jao Mae yang palsu tidak akan laku lagi.

Nenek Dukun sendiri juga membuka bisnis judi seperti yang dilakukan Ibu, tapi pernahkah Ibu menuduh Dukun menirunya? Memangnya bisnis hanya boleh dilakukan satu pengusaha? Tidak seharusnya hati Nenek Dukun sekecil lubang tikus. Bisa-bisa nanti usahanya tidak akan menghasilkan untung.

Atau Nenek Dukun cuma ingin cari perkara dengannya? Jika memang begitu, maka Ibu akan menulis nama Nenek Dukun dalam daftar hitam. Jadi nanti kalau Ibu membuka ruang judi, Nenek Dukun tidak perlu datang. Dan jangan beli lotre sama dia, beli saja di tempat lain.

Nenek Dukun benar-benar speechless dibuatnya, tak bisa melawannya sama sekali. Lamyai mengajak Nenek Dukun pulang saja, nanti juga orang-orang akan tahu mana yang asli dan mana yang palsu.


Suam langsung membuktikan kemampuannya dengan menyarankan Lamyai untuk mengganti tempat tidur bayinya. Bayinya sering menangis karena ada 'bayi lain' yang tidur di situ. Lamyai heran, dari mana Suam tahu bayinya sering menangis? Tapi memang iya sih, bayinya langsung diam begitu dibawa keluar rumah.

Seketika itu pula Suam melihat penampakan arwah seorang wanita tua. Hmm, mungkin ibu mertuanya Lamyai. Maka Suam pun menyuruh Lamyai untuk menyuruh suaminya agar dia sering-sering memberikan derma. Nenek Dukun sinis tak mempercayainya, dasar usil!


Di kantor polisi, Sersan Dan melapor ke Letnan tentang rumah meditasi yang baru saja dibuka itu. Warga jadi heboh gara-gara itu, mereka harus mengawasi rumah meditasi itu.

Letnan tak setuju kalau cuma diawasi, tangkap saja Jao Mae-nya. Letnan bahkan langsung menyuruh para petugas untuk berbaris sekarang juga. Tapi Sersan Dan panik melarang, rumah meditasi itu tidak melanggar hukum dan tidak ada yang membuat laporan juga.

Lagipula jika mereka menangkapnya, mereka bisa kacau. Lebih baik tidak mengambil resiko sekarang. Soalnya yang jadi Jao Mae adalah... Istrinya Deputi. Apa Letnan berani? Jelas tidak berani, Letnan sontak membubarkan barisan.


"E-Suam lagi?" Heran Sersan.

"Eh, Sersan! Jangan panggil dia E-Suam! Panggil dia Khun P' atau Nyonya. Dia istrinya deputi, Sersan!"

"Oke, oke. Kepalaku pusing. Kenapa selalu ada kekacauan di pos kita?"


Suam bersemedi dulu sebelum memulai bisnisnya. Dan saat dia membuka mata, dia sontak kaget melihat yang ada di hadapannya bukan cuma sekumpulan manusia hidup, tapi juga sekumpulan arwah gentayangan. Bah! Yang hidup dan yang mati sama banyaknya.

Suk mengumumkan Jao Mae-nya sudah datang merasuki Suam, Way langsung memulai acara ini dengan menari tarian tradisional dengan gayanya yang lemah gemulai, dan Suk menyuruh semua orang untuk bersujud hormat pada Jao Mae sambil diam-diam membisiki Suam bahwa 3 preman di pojokan itu adalah anak buahnya Sia Ha.

Bibi Jiab dan Bibi Waew maju untuk minta jimat dan nomor keberuntungan. Tapi alih-alih memberikan apa yang mereka mau, Jao Mae Suam malah memarahi mereka, membentaki mereka untuk kerja yang benar dan jangan jadi pemalas.

Tapi saat seorang wanita muda yang tampak sangat menderita, meminta bantuannya, Suam akhirnya mulai serius menggunakan kemampuannya dan melihat wanita muda itu ditempeli hantu ibunya yang mengkhawatirkannya.

Suam pun mengejutkan semua orang dengan menyuruh wanita itu untuk berhenti main judi. Dia menderita dan hidupnya hancur seperti ini karena dia sudah terlalu kecanduan. Lakukanlah derma untuk mendiang ibunya, ibunya benar-benar sangat mengkhawatirkannya.

Wanita itu sontak menangis histeris penuh penyesalan. Semua orang terkejut dan jadi semakin percaya pada Suam dan kemampuannya.


Selanjutnya adalah seorang pria melambai yang mendadak menangis heboh sambil bersujud pada Suam sebelum kemudian dia mulai menceritakan berbagai penderitaan hidupnya.

Mulai dari suaminya yang ternyata tidak sesuai harapannya hingga bisnisnya yang hancur dan sekarang dia tidak punya cukup uang. Suam melihat pria itu juga ditempeli hantu, bukan cuma satu, melainkan 3 hantu dan semuanya seram-seram.

Suam langsung tahu kalau pria banci itu sering menipu orang, termasuk saudara-saudaranya sendiri. Serakah! Pria itu berusaha menyangkal dan berkilah kalau itu namanya bukan menipu, cuma trik bisnis.

"Diam! Menjijikkan! Kalau kau tidak berpikir untuk bertobat, maka lakukanlah kejahatanmu di tempat lain! Pergi!"


Semua orang juga langsung beramai-ramai mengusirnya lalu bersujud hormat pada Jao Mae Suam. Bahkan ketiga preman-nya Sia Ha juga langsung tunduk padanya. Suam langsung bersemedi lagi dan langsung bisa merasakan keberadaan hantu pria yang pernah dilihatnya di kuil waktu itu.

Sayangnya, penglihatannya itu mendadak tersela gara-gara kedatangan Kob yang langsung mengusir semua orang dan menghina Suam, tidak terima mereka mengadakan acara semacam ini di rumahnya. Yang lain berusaha menghentikannya dan mengingatkan kalau Suam masih dirasuki Jao Mae, dia bisa sial kalau mengganggu Jao Mae. Tapi Kob malah tambah sinis dan mau menghajar Suam.


Melihat kesempatan ini, Suk langsung mengklaim Jao Mae sudah pergi dan memprovokasi ketiga preman untuk melawan Kob. Kalau saja bukan karena Kob yang bikin kacau, Jao Mae pasti masih di sini dan mereka akan mendapatkan banyak keberuntungan.

Terprovokasi, ketiga preman sontak pasang badan melindungi Suam dan menunjukkan senjata-senjata mereka pada Kob. Dan itu sukses membuat Kob mundur. Tapi dia tidak menyerah begitu saja dan bersumpah akan melaporkan Suam ke polisi kalau lain kali dia melihat Suam di rumah ini lagi.


Demi menyenangkan ketiga preman itu, Suam meyakinkan ketiga pria itu bahwa Jao Mae sebenarnya sangat ingin membantu mereka. Sayang sekali malah ada gangguan ini. Lain kali datanglah lagi, Suam janji akan memberi mereka nomor antrian pertama.

"Benarkah? Kami memang memiliki hal yang kami khawatirkan." Ujar si preman.

"Apa?" Suam dan Suk langsung pasang kuping dengan antusias.

Si preman hampir saja mau ngomong, tapi sedetik kemudian dia mendadak berubah pikiran, nanti saja mereka omongkan langsung ke Jao Mae. Baiklah, Suk langsung menyuruh Bu untuk memberikan tiket VIP pada ketiga preman ini untuk pertemuan berikutnya.


Kepala Suam mendadak sakit saat dia tiba di rumah. Padet muncul saat itu dan langsung mengkhawatirkannya. Apa dia sakit kepala gara-gara meditasinya hari ini?

"Entahlah. Eh, bagaimana dengan Khun Rut? Apa kalian bertemu?"

"Kami bertemu di kantor polisi, tapi dia tidak ingin memberitahuku kalau dia sudah bertemu saksi."

"Kenapa dia harus membohongi kita?"

"Entahlah. Tapi sekarang, kita tidak bisa percaya pada siapapun. Termasuk Deputi."

Kepala Suam jadi tambah sakit. Padet benar-benar cemas sekarang, apa Suam demam? Dia langsung saja mengecek suhu tubuh Suam... tepat saat Rut baru saja datang dan sontak cemburu melihat kedekatan mereka, dan langsung mengklakson kencang.


Tak lama kemudian, mereka bertiga duduk di meja makan bersama dalam suasana yang tak mengenakkan. Padet terus menatap Rut setajam silet, ujung-ujungnya kedua pria itu jadi bertengkar. Padet menyindir Rut yang tak mau bicara dan Rut ngotot mengklaim tak ada yang perlu dia katakan.

"Cukup!" Tegur Suam "Kenapa kalian malah bertengkar? Bukankah kita satu tim?"

"Aku tidak yakin." Sinis Padet.

Suam berusaha lebih lembut membujuk Rut untuk jujur padanya tentang Bee. Rut akhirnya jujur mengakuinya. Tapi dia tetap menolak mengatakan di mana dia menyembunyikan Bee. Pokoknya dia berada di tempat yang aman. Jadi mereka tidak perlu khawatir. Padet kesal banget sama dia dan menyuruh Suam untuk mengawasi Rut dengan benar.

"Sara, kau benar-benar tidak mempercayainya?"

"Sampai penjahat yang sebenarnya tertangkap, aku tidak percaya pada siapapun."

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam