Sinopsis Drama Cina Hidden Love Episode 23

Episode 23: Rintangan, Cinta Tanpa Berpaling.

Sang Zhi antusias banget menunggu sang pacar di depan hotel. Sang Yan jadi curiga melihat sikapnya yang terlalu bucin ini, apa Sang Zhi yakin bahwa Jia Xu yang mengejar Sang Zhi (dan bukan sebaliknya)?

Sang Zhi sontak protes tidak terima. Namun sebelum kedua saudara itu bertengkar lebih jauh, Jia Xu mendadak muncul dan langsung mesra sama pacarnya. Mereka bahkan kompak duduk di belakang, otomatis menjadikan Sang Yan supir mereka.

Sang Yan berdehem berulang kali melihat mereka mesra banget, bahkan memperingatkan mereka untuk tidak berlaku aneh-aneh di dalam mobilnya, tapi kedua sejoli itu masa bodo. Sang Zhi yakin banget kalau Sang Yan cuma iri sama mereka.

Kesal, Sang Yan hampir saja memberitahu Jia Xu kalau Sang Zhi sudah naksir sama dia sejak lama, tapi Sang Zhi dengan cepat menarik bajunya kuat-kuat untuk menghalanginya bicara dan memerintahkannya untuk menyetir saja sebelum kemudian kembali ke pelukan Jia Xu.

Teman-teman mereka sudah menunggu setibanya di restoran dan sontak saja semua orang langsung heboh melihat Jia Xu gandengan tangan sama Sang Zhi.

Mereka masih ingat betul kalau dulu Jia Xu memperkenalkan Sang Zhi pada mereka sebagai adiknya. Jia Xu santai menjelaskan bahwa dulu dia masih diam-diam menyukai Sang Zhi, makanya dulu dia bilang begitu.

Qian Fei punya kabar baik, istrinya sudah hamil 3 bulan. Lucunya, malah Sang Yan yang nyerocos memberitahu Qian Fei bagai seorang ahli tentang apa-apa saja yang harus dia persiapkan. Aneh sekali, kenapa Sang Yan bisa lebih tahu tentang beginian? Kenapa dia mencari tahu hal-hal semacam ini?

Hmm, apakah karena dia mengkhawatirkan adiknya? Kayaknya iya, walaupun membiarkan adiknya pacaran tapi dia tetap kakak yang sangat protektif yang heboh sendiri ketika Sang Zhi kebanyakan minum wine dan ngotot memaksa Jia Xu untuk mengantarkan Sang Zhi pulang sebelum jam 10 malam.

Bahkan saat Sang Zhi menyelamati Qian Fei dan Qian Fei mendoakan bahwa Sang Zhi dan Jia Xu cepat atau lambat juga akan menyusul (menikah dan punya anak), Sang Yan heboh melarang mereka cepat-cepat, mereka cuma boleh lambat.

Tak lama kemudian, Jia Xu akhirnya mengantarkan Sang Zhi pulang tapi jalan kaki untuk menghilangkan bau alkoholnya Sang Zhi. Karena Jia Xu selama ini tidak pernah minum, Sang Zhi penasaran apakah Jia Xu benar-benar alergi alkohol?

Mendengar itu, Jia Xu tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan dengan nada menggoda berkata, "mari kita coba apakah aku alergi alkohol atau tidak."


Jia Xu pun langsung menc1vmnya singkat dan sontak membuat Sang Zhi tersipu malu. Hmm, sepertinya dia tidak alergi, kalau begitu lanjut c1vm4nnya. Hehe. 

"Ah! Menurutku ini tidak bisa. Aku merasa harus melihatmu setiap hari. Aku sangat merindukanmu jika dia tidak melihatmu seharian."

Jia Xu pun langsung menc1vmnya lagi, kali ini lebih mesra. Namun Sang Zhi malu banget dan langsung cepat-cepat kabur.

Namun sesampainya di rumah, Mama Sang tiba-tiba to the point menanyakan hubungannya dengan Jia Xu. Ternyata tadi saat dia buang sampah, Mama Sang tak sengaja melihat mereka mesra.

Yang jadi masalah, biarpun Mama Sang tahu kalau Jia Xu itu baik, tapi Mama Sang kurang setuju dengan hubungan mereka, terutama karena masalah keluarganya Jia Xu. Mama Sang pernah dengar kalau keluarga korban sering membuat onar.

"Tidak sering kok," refleks Sang Zhi membela Jia Xu.

Namun Mama Sang ngotot tak percaya, bahkan meyakini bahwa perasaan Sang Zhi ke Jia Xu pasti cuma sekedar perasaan kagum seorang adik pada kakak baik hati yang mungkin disalahpahami Sang Zhi sebagai rasa cinta. Pokoknya Mama Sang dan Papa Sang kurang setuju dengan hubungan mereka.

Sang Zhi pantang menyerah, dia meyakinkan Mama Sang bahwa dia sudah dewasa, dia tahu betul apa bedanya perasaan kagum dan cinta, dan dia sangat yakin bahwa perasaannya ke Jia Xu adalah cinta, dia benar-benar menyukai Jia Xu. Namun Mama Sang tetap saja keukeuh kurang setuju dengan hubungan mereka.

Sang Zhi jadi terus menerus termenung galau memikirkan masalah ini sepanjang hari. Jia Xu datang tak lama kemudian, sikapnya misterius sekali karena tidak mau mengaku tentang alasannya terlambat, tapi dia janji bahwa kelak Sang Zhi pasti akan mengetahuinya, yang pasti tidak sekarang.

Jia Xu menyarankan Sang Zhi untuk tinggal di sini lebih lama mengingat liburan musim panas kemarin dia tidak pulang. Jia Xu sendiri berencana untuk mengunjungi kedua orang tua Sang Zhi secara resmi.

Sang Zhi tidak mengatakan apa pun tentang keberatan orang tuanya terhadap hubungan mereka, namun masalah ini membuatnya jadi menyesal karena usianya terlalu muda. Alangkah baiknya jika dia berusia 29 tahun saja alih-alih 19 tahun. Dengan begitu, kakaknya pasti tidak akan memukul Jia Xu ketika dia tahu bahwa mereka berpacaran.

Jia Xu tidak setuju. Kalau Sang Zhi berusia 29 tahun, berarti Sang Zhi 3 tahun lebih tua darinya, dia lebih suka gadis yang lebih muda darinya.

"Aku juga akan menua"

"Biarpun kau sudah tua juga lebih muda dariku."

"Duan Jia Xu, apa kau senang?"

"Tentu saja senang."

"Serius?"

"Serius."

"Baguslah. Kau harus senang setiap hari. Aku akan membuatmu bahagia setiap hari."

"Ini terserah padamu. Lihat apakah kau bisa menemaniku selamanya."

Hari ini Jia Xu akhirnya mendatangi kedua orang tua Sang Zhi atas panggilan Papa Sang, tepat saat Sang Zhi sedang tidak ada di rumah karena dia hanya ingin bicara berdua dengan Jia Xu.

Papa Sang langsung to the point mengutarakan kekhawatirannya terhadap hubungan mereka, terutama menyangkut kondisi keluarganya Jia Xu sekarang ini. Kalau cuma sekedar pacaran mungkin tidak apa-apa, tapi kalau lebih dari itu, Papa Sang masih ragu.

Sang Zhi tumbuh dengan dimanjakan oleh keluarganya, karena itulah Papa Sang tidak tega jika putrinya hidup menderita. Sang Zhi masih sangat muda, bahkan belum 20 tahun. Karena itulah, Papa Sang meminta Jia Xu untuk memikirkan masa depan mereka dengan serius. (Secara tak langsung meminta Jia Xu untuk mempertimbangkan putus dengan Sang Zhi)

Saat Sang Zhi pulang malam harinya, Papa dan Mama Sang tiba-tiba membahas masa kecilnya Sang Zhi yang sering sakit-sakitan dan sering keluar-masuk rumah sakit.

Dulu Sang Yan tidak suka sama Sang Zhi karena dia berpikir bahwa sejak kehadiran Sang Zhi, mereka jadi mengabaikannya. Sang Yan bahkan pernah menulis di buku diary-nya bahwa dia lebih suka memelihara anjing daripada punya adik.

Namun suatu hari Papa Sang berbohong pada Sang Yan bahwa dia membuang Sang Zhi, dan Sang Yan sontak menangis karena ketakutan (Aww, Sang Yan memang kakak yang so sweet).


Kenangan indah itu rasanya seperti terjadi baru kemarin, sungguh tidak disangka sekarang mereka sudah dewasa. Tahun depan Sang Zhi akan berusia 20 tahun, sudah mulai pacaran, dan beberapa tahun lagi akan menikah.

Papa Sang bukannya merasa dirinya lebih unggul dari orang lain, tidak pula merasa bahwa siapa pun tidak cukup baik untuk putrinya biarpun dia bisa saja menemukan kesalahan apa pun dari siapa pun pacarnya Sang Zhi. 

Dia juga tidak pernah merasa bahwa putrinya tidak sanggup menanggung kesulitan, namun dia dan Mama Sang tetap saja tidak tega jika putrinya hidup menderita. Dia hanyalah seorang ayah biasa, sama seperti semua ayah di dunia ini, dia hanya berharap hidup putrinya akan lancar, aman dan bahagia.

Papa Sang akhirnya mengaku bahwa tadi dia mengundang Jia Xu datang dan mengatakan padanya semua kekhawatiran mereka. Mungkin ucapanya menyakiti Jia Xu di beberapa aspek, namun Jia Xu berkata akan mempertimbangkan masa depan mereka dengan serius.

Papa Sang kurang setuju jika mereka ingin lebih dari sekedar pacaran mengingat kondisi keluarganya Jia Xu sekarang ini. Karena itulah, Papa Sang juga ingin Sang Zhi untuk putus saja dengan Jia Xu.
Sang Zhi jelas tidak senang dengan situasi ini, dia mengerti kekhawatiran mereka terhadapnya. Mereka pasti berpikir kalau dia tidak sanggup menanggung kesulitan, tapi Jia Xu tidak pernah membuatnya menderita.

Bahkan sekalipun dengan kondisi keluarganya Jia Xu sekarang ini, Sang Zhi rela menghadapi dan menanggungnya bersama Jia Xu. Hubungan mereka tidak main-main. Karena itulah, Sang Zhi memohon pada mereka untuk tidak berprasangka buruk tentang Jia Xu.

Urusan keluarganya bukanlah sesuatu yang bisa dia pilih, Jia Xu sudah menerima begitu banyak prasangka buruk. Sungguh dia tidak menyangka kalau mereka juga berpikir seperti itu. Sang Zhi tidak mau lagi melanjutkan percakapan ini dan langsung naik ke kamarnya.

Jia Xu berusaha memusatkan pikirannya pada pekerjaan, tapi ucapan Papa Sang terus terngiang dalam benaknya, dan itu benar-benar membuatnya jadi galau. Pada saat yang bersamaan, Sang Zhi juga tidak bisa tenang memikirkan Jia Xu.

Dia benar-benar khawatir, Jia Xu pasti sangat tertekan oleh ucapan Papa Sang tadi. Dia tidak tahu harus bilang apa ke Jia Xu, tapi akhirnya dia memutuskan untuk meneleponnya dan memintanya untuk tidak terlalu memikirkan perkataan orang tuanya.

Tak ingin membuatnya cemas, Jia Xu berbohong bahwa orang tua Sang Zhi sangat baik padanya dan tidak mengatakan apa-apa, mengklaim bahwa orang tua Sang Zhi hanya khawatir karena dia terlalu tua untuk Sang Zhi.

Sang Zhi jelas tak percaya, tapi Jia Xu ngotot pura-pura bodoh. Sang Zhi akhirnya tidak memaksanya lebih jauh, namun dia meyakinkan Jia Xu bahwa Jia Xu orang yang sangat baik. Dia meyakinkan Jia Xu bahwa orang tuanya hanya khawatir karena dia masih muda. Untungnya pasangannya adalah Jia Xu, kalau orang lain, mungkin orang tuanya akan bicara lebih banyak lagi.

Sekali lagi dia mengingatkan Jia Xu bahwa Jia Xu tidak berhubungan dengan kesalahan yang dilakukan ayahnya, jadi Jia Xu tidak boleh menyalahkan dirinya terus.

"Selain itu, aku bisa membantumu berbagi beban ayahmu. Aku bisa membantumu menjaganya."

Jia Xu berkaca-kaca mendengarnya. Dia tetap mengingatkan Sang Zhi untuk tidak mengatai orang tuanya sendiri dan menyuruhnya untuk menemani orang tuanya lebih lama di sini, dan tidak usah terlalu banyak berpikir.

Sang Zhi mengiyakan semuanya, tapi kemudian Jia Xu tiba-tiba mengaku bahwa dia harus terbang kembali ke Yihe besok pagi dengan alasan ada pekerjaan penting. Terang saja Sang Zhi jadi semakin tidak tenang karenanya, apalagi Jia Xu menolak diantarkan ke bandara.

 

Sang Zhi jadi gelisah sepanjang malam memikirkan apa sebenarnya alasan Jia Xu mendadak pulang secepat ini. Apakah Jia Xu sedang menghindarinya? Apa Jia Xu benar-benar sedang mempertimbangkan untuk putus dengannya?

Maka keesokan harinya, Sang Zhi akhirnya tiba-tiba memutuskan untuk kembali ke Yihe hari ini juga. Dia jujur mengaku ke orang tuanya kalau dia mau menemui Jia Xu, ada yang ingin dia katakan padanya.

Dia mengerti kekhawatiran mereka terhadapnya. Akan tetapi, dia sekarang sudah besar, sudah dewasa. Dia sangat yakin tentang apa yang dia inginkan, jadi dia ingin mempertahankannya.

Dia tahu kalau mereka tidak mempercayai Jia Xu, tapi... "bisakah kalian percaya padaku sekali saja?"

 

Mendengar itu, Papa dan Mama Sang akhirnya melunak. Papa bahkan mengantarkan Sang Zhi ke bandara. Begitu Sang Zhi tiba di bandara Yihe, Jia Xu meneleponnya. Dia mendengar dari Sang Yan tentang kedatangan Sang Zhi yang begitu mendadak, makanya dia khawatir dan menyuruh Sang Zhi untuk menunggunya di sana.

Sang Zhi pun menunggu di bangku bandara yang dulu, di tempat yang sama dengan saat dia pertama kali datang ke Yihe untuk menemui Jia Xu waktu SMA. Namun kali ini dia bertekad tidak akan menangis seperti dulu.

Saat akhirnya Jia Xu datang, Sang Zhi langsung mengingatkannya saat dia datang ke Yihe waktu dia SMA untuk menemui pacar daringnya. Sang Zhi jujur mengakui bahwa waktu itu dia bohong, dia sama sekali tidak punya pacar daring.

"Waktu itu aku sebenarnya datang untuk menemuimu."

Waktu itu dia dengar dari kakaknya kalau Jia Xu punya pacar. Makanya dia datang ke Yihe untuk menemui Jia Xu. Sang Zhi dengan berkaca-kaca mengaku bahwa dia sebenarnya sudah menyukai Jia Xu sejak lama, jauh sebelum dia datang kuliah ke Yihe. Dia berbohong karena dia takut kalau Jia Xu akan menganggapnya aneh.

Dia lalu memberikan dua bintang kecilnya pada Jia Xu, memperlihatkan harapan-harapan dan segala hal yang ingin dia lakukan agar bisa lebih dekat dengan Jia Xu. Semua ini telah dia tulis sejak dia masih SMA. Dia telah menyukai Jia Xu bahkan sebelum dia mengetahui penulisan nama Jia Xu yang benar (dalam huruf Mandarin).

"Aku sudah lama menyukaimu... aku sudah memberitahumu semua rahasia yang ingin kusembunyikan selamanya. Kau... bisakah kau percaya bahwa kau orang yang baik? Bisakah kau melihat aku yang begitu menyukaimu? Jadi, jangan dengarkan apa kata orang lain. Bisakah kau bersamaku selamanya? Bagaimana?"

Epilog:


Apa yang dilakukan Jia Xu selama di hotel (sebelum pergi makan malam bersama Sang Zhi dan Sang Yan)? Ternyata sedang hunting rumah. Hmm, pasti hunting rumah masa depannya bersama Sang Zhi. Demi mencari rumah untuk masa depan mereka inilah, makanya Jia Xu terlambat menemui Sang Zhi di taman.

Bersambung ke episode 24

Post a Comment

0 Comments