Sinopsis Drama Cina Hidden Love Episode 22

 Episode 22: Bersinar, Menemanimu Melihat Bintang.

 

Selama beberapa hari berikutnya, keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kadang Sang Zhi sudah berangkat saat Jia Xu baru bangun dan hanya mendapati sepiring sarapan penuh cinta yang disiapkan Sang Zhi untuknya.


Kadang kalau Jia Xu harus lembur, dia akan memesankan makanan untuk Sang Zhi. Kadang pula saat Jia Xu pulang larut malam, dia mendapati Sang Zhi sudah ketiduran di sofa.

Sang Zhi dengan sengaja menunjukkan buku diary khusus yang berisi tentang rencana liburan yang dia inginkan. Jia Xu pun langsung sigap mencari informasi untuk rencana liburan mereka nantinya.

Hari ini hari terakhir magangnya Sang Zhi. Dia sudah menyiapkan hadiah perpisahan untuk semua orang...termasuk untuk Xiao Yu. Sekalian sebelum pamit, dia meluruskan dulu kesalahpahaman Xiao Yu terhadapnya. Dia tidak pernah merebut pacar orang.

Karena Xiao Yu berteman dengan Jiang Ying, Sang Zhi menyarankan agar Xiao Yu menemani Jiang Ying ke psikolog. Ini bisa lebih membantunya, Xiao Yu pun akan bisa lebih mengerti situasi yang sebenarnya. 

Pada saat yang bersamaan, Jia Xu dan rekan-rekannya juga sedang bersuka cita karena proyek mereka sukses besar. Bahkan berkat kesuksesan proyek ini, Si Yun mengaku bahwa dia dan suaminya sudah merekomendasikan Jia Xu untuk menjadi programmer utama perusahaan. 

Tidak masalah biarpun pengalaman kerja Jia Xu masih belum cukup banyak, yang penting kemampuannya sudah terbukti. Namun tentu saja mereka masih harus menunggu persetujuan kantor pusat.

Malam harinya, Jia Xu dan Sang Zhi mulai membicarakan rencana liburan mereka. Jia Xu merekomendasikan beberapa taman hiburan dan hotel-hotel untuk menginap, tapi semuanya ditolak Sang Zhi soalnya Sang Zhi maunya berkemah.

Intinya sih mereka saling memikirkan satu sama lain. Jia Xu tidak setuju berkemah karena memikirkan keamanan dan kenyamanan Sang Zhi. Sedangkan Sang Zhi tidak setuju dengan ide liburannya Jia Xu karena tidak ingin Jia Xu menghabiskan terlalu banyak uang untuk membayari tiket masuk taman hiburan, biaya menginap hotel dan makanan-makanannya yang sudah pasti mahaaaal.

Pokoknya dia ngeyel mau berkemah, dia bahkan sudah menyiapkan segala macam keperluan berkemah, jadi mereka harus berkemah. Kenapa Jia Xu tidak mau berkemah?! Jika mereka berkemah, mereka akan bisa membangun tenda bersama, menikmati alam yang indah bersama, melihat matahari terbit dan terbenam bersama, menikmati bintang-bintang bersama.

"Dan yang paling penting, hanya kita berdua saja. Jika kita pergi ke taman hiburan, maka akan sangat berisik. Jika kita berkemah, maka hanya ada kita berdua. Menurutku itu sangat romantis."

Dia benar juga, Jia Xu akhirnya setuju juga untuk berkemah di pantai. Sang Zhi sontak girang banget dan langsung antusias merencanakan agar mereka bangun sejak subuh dan berangkat pagi-pagi sekali besok.

"Berangkat jam tujuh? Pagi sekali?"

"Terlalu pagi, ya? Aku memang tidak berencana tidur! Hahaha! Aku mau periksa sekali lagi ada barang yang ketinggalan atau tidak."

Namun keesokan harinya, Sang Zhi malah merana menatap hujan lebat yang membuat rencana mereka gagal total. Rencana liburan pertama mereka yang sudah dia persiapkan dengan matang, sekarang gagal begitu saja.

Jia Xu jadi kasihan juga melihat Sang Zhi merana. Namun kemudian dia punya ide bagus untuk membuat Sang Zhi kembali ceria. Yaitu, mengosongkan area ruang tamu sehingga mereka bisa membangun tenda dan tetap bisa lanjut camping.

Jadilah mereka membangun tenda sambil bercanda mesra. Namun tak lama kemudian, teleponnya Sang Zhi tiba-tiba berbunyi. Mamanya yang menghubunginya, masalahnya, ini panggilan video.

Sang Zhi sontak buru-buru mengisyaratkan Jia Xu untuk menyembunyikan diri sementara dia mengangkat video call mamanya di dalam tenda. Namun saat Mama Sang melihat putrinya lagi berkemah, ia malah langsung memanggil Papa Sang, dan sekarang Papa dan Mama Sang kepo ingin melihat tempat campingnya Sang Zhi.

Biar tidak dicurigai, Sang Zhi pun terpaksa berbohong bahwa dia lagi camping di rumah temannya, berusaha melangkah dengan sangat hati-hati, melangkahi Jia Xu yang menyembunyikan diri dengan tiarap di lantai, untuk menunjukkan hujan di luar dan juga memutar kameranya keliling rumah sambil diam-diam memberi isyarat ke Jia Xu untuk menyembunyikan foto-fotonya Jia Xu.

Namun saking tidak fokusnya, Sang Zhi malah tersandung Jia Xu. Untungnya Jia Xu tetap tidak nampak di kamera sehingga Sang Zhi berbohong bahwa dia tersandung peralatan kemah.

"Kau yakin itu peralatan atau menendang anjing?" sindir Sang Yan.

"Ge, aku tidak sedang ngobrol denganmu. Jangan bicara!"

Mengalihkan topik, Papa Sang meminta Sang Zhi agar liburan tahun depan dia pulang. Kalau mau magang, magang saja di Nanwu. Mereka sekeluarga, terutama Mama Sang, sangat merindukan dan mengkhawatirkan Sang Zhi. Mama Sang juga ingin Sang Zhi pulang kalau sudah lulus nanti.

Sang Zhi jelas galau, jadi akhirnya dia cuma menjawab bahwa dia akan memikirkan itu nanti, lagian kelulusannya masih lama. Dia lalu buru-buru mengakhiri video call ini dengan alasan mau lanjut membangun tenda.

Jia Xu dan Sang Zhi pun lanjut bermain dengan riang gembira sampai malam. Saat waktunya tidur, mereka pun tidur bersisian di dalam kantong tidur masing-masing di tenda sambil bergandengan tangan. Jia Xu memberitahu bahwa dia akan menemani Sang Zhi saat dia pulang kampung untuk liburan hari kemerdekaan nanti.

Suatu malam, Yu Xin baru pulang ke asrama dan memberitahu ketiga temannya tentang kompetisi desain yang diadakan kampus mereka. Sang Zhi juga tertarik untuk mengikuti kompetisi itu, apalagi hal-hal semacam ini bisa meningkatkan kualifikasinya setelah lulus nanti.

Berhubung Wang Wang dan Ning Wei tidak ada yang mau ikut, jadi hanya Yu Xin dan Sang Zhi yang mendaftar untuk mengikuti kompetisi itu.

Masalahnya, Sang Zhi punya terlalu banyak ide sehingga dia bingung memutuskan mau pakai tema apa untuk kompetisinya. Yu Xin sendiri sudah punya tema yang akan dia kompetisikan, karena itulah, dia menyarankan Sang Zhi untuk pelan-pelan saja.

Nanti kan Sang Zhi akan pulang pada hari libur kemerdekaan. Istirahat saja dan santai saja menikmati liburan, siapa tahu setelahnya dia akan langsung dapat inspirasi untuk kompetisinya.

Sang Zhi pulang ke Nanwu pada hari libur kemerdekaan. Seperti biasanya, Sang Yan yang menjemputnya dari bandara. Sebenarnya sih dia males banget, tapi pacarnya Sang Zhi menerornya setiap saat, bahkan mengiriminya makanan dengan pesan memintanya untuk menjaga Sang Zhi.

Tuh orang nyebelin banget. Kalau dia begitu mengkhawatirkan Sang Zhi, kenapa dia tidak ikut pulang saja, malah merepotkannya.

"Dia sangat sibuk," ujar Sang Zhi membela pacarnya, "jika tidak sibuk, dia pasti akan pulang bersamaku."

Sang Yan baru ingat kalau dia seharusnya membelikan makanan kesukaannya Sang Zhi karena itu perintah Mama mereka tapi Sang Yan lupa dan sekarang dia panik, takut dimarahi Mama mereka.

Jadilah dia harus kerepotan mengantaran Sang Zhi pulang dulu lalu pergi lagi untuk membelikan makanan kesukaan Sang Zhi itu. Papa dan Mama Sang bahagia sekali karena putri kesayangan mereka akhirnya pulang juga. 

Namun saat Mama Sang mengantarkan sepiring buah ke kamarnya Sang Zhi, dia malah tak sengaja mendengar putrinya itu sedang ngobrol di telepon dengan nada mesra yang jelas-jelas menunjukkan kalau dia sedang ngobrol dengan pacarnya.

Terkejut menyadari putrinya sudah punya pacar, Mama Sang pun langsung melaporkannya ke Papa Sang, dan tak lama kemudian, Mama dan Papa Sang langsung masuk kamarnya Sang Zhi untuk menanyainya tentang masalah ini dan menginterogasinya tentang siapa pacarnya, anak mana, umur berapa, teman seangkatannya Sang Zhi atau bukan, kenalan di mana dan lain sebagainya.

Namun bahkan sebelum Sang Zhi sempat menjawab satu pun, Papa Sang langsung saja nyerocos menyatakan keberatannya jika Sang Zhi pacaran terlalu cepat dengan alasan usianya masih terlalu muda.

Ditambah lagi, Papa Sang khawatir kalau sampai Sang Zhi nantinya menetap di Yihe demi pacarnya dan jauh dari mereka. Karena itulah Papa dan Mama Sang mengusulkan agar dia pacarannya usai lulus saja.

Sang Zhi bahkan tidak punya kesempatan mengucap sepatah kata dan jelas saja ketidaksetujuan meeka akhirnya membuatnya menolak membicarakan ini lebih jauh dan langsung cari-cari alasan untuk pergi.

Di Yihe, Jia Xu pamitan pada timnya sebelum berangkat ke Yihe sambil menginstruksikan mereka tentang apa-apa yang harus mereka lakukan kalau ada masalah dalam pekerjaan selama dia pergi.

Sekarang karena mereka sudah resmi pacaran, Sang Zhi akhirnya mengeluarkan segala benda yang berhubungan dengan Jia Xu yang selama ini dia simpan di kardus, termasuk botol susu berisi origami bintang-bintang kecilnya.

Beberapa waktu kemudian, Sang Zhi mendadak perhatian dan baiiiiik banget sama gege-nya. Hmm, Sang Yan sudah pasti curiga kalau nih anak lagi ada maunya. Benar saja, tiba-tiba saja setelah sok perhatian, Sang Zhi mulai tanya-tanya tentang Sang Yan mau pergi ke mana? Mau pergi makan? Mau makan apa? Enak tidak makanannya?... Pergi sama siapa?

Ooooh, Sang Yan langsung paham apa maunya. Hari ini Sang Yan memang mau makan bareng teman-teman kuliahnya, yang salah satunya adalah Jia Xu. Sang Zhi pasti juga mau ikut pergi kan?

Hehehe, ya iya dong pastinya. Eeeh, Sang Yan malah mendadak teriak heboh memanggilnya Mama yang sontak saja membuat Sang Zhi panik menonjoknya. Lah, padahal kan Sang Yan cuma mau bilang ke Mama agar Mama tidak usah memasakkan makan malam untuk Sang Zhi, soalnya kan Sang Zhi mau ikut makan bersama mereka.

Ooh, hehe, Sang Zhi jadi merasa bersalah. Kalau begitu, dia mau bersiap-siap dulu. Tralalalala~~~ trililili, senangnya rasa hati~~~~

Sepanjang perjalanan menuju hotel untuk menjemput Jia Xu, Sang Zhi sibuk terus memperbaiki dandanannya sambil senyam-senyum gaje saking bahagianya mau ketemu sang pacar tercinta yang sontak saja membuat Sang Yan sinis melihat tingkahnya.

Heran dia, padahal ini pertemuan antar para cowok, memangnya Sang Zhi tidak bakalan canggung apa? Sang Zhi menyangkal, nggak canggung sama sekali tuh?

Oooh, Sang Yan mengerti sekarang. Dia ingat banget dulu di tahun terakhirnya kuliah, Sang Zhi mendadak sok berbaik hati membantunya pindahan. Ditolak pun Sang Zhi tetap maksa mau membantunya pindahan. Dulu dia tidak mengerti alasan Sang Zhi bersikap seperti itu, sekarang dia mengerti.

Pernah juga waktu dia mau makan bareng teman-temannya, Sang Zhi memaksa ikut begitu mendengar Jia Xu ikut makan juga. Waktu itu dia dan Jia Xu juga membelikan pembalut untuk Sang Zhi. Sekarang dia mengerti kalau Sang Zhi ternyata sudah naksir Jia Xu sejak lama.

Hah? Sang Zhi mendadak pura-pura pikun, nggak ingat yang pertama. Sedangkan yang kedua, dia ngotot kalau yang memaksa tuh Sang Yan. Lagian ngapain juga mengungkit masalah pembalut? Sudah, menyetir saja yang benar.

"Saat kecil memanggil Duan Jia Xu gege, bahkan lebih akrab dariku. Kau memang tidak mencintaiku," sinis Sang Yan.

"Aku tuh bersikap sopan. Panggilan hormat. Mengerti?"

"Lalu di mana sopan dan panggilan hormat untukku?"

Hadeh! Baiklah... "Aku mencintaimu!" gemas Sang Zhi sambil menonjok ringan lengan gegenya itu.

Bersambung ke episode 23

Post a Comment

0 Comments