Episode 21: Sandaran; Karena Ada Kau, Sebab Itu Ada Diriku.
Malam harinya, mereka mengantarkan Sang Zhi kembali ke kampus. Sang Yan duduk di belakang sambil menutup matanya (pura-pura tidur). Jia Xu langsung saja memanfaatkan kesempatan untuk meng3cvp singkat bibir Sang Zhi (Sang Yan di belakang sontak mengernyit jijik. Hehe).
Sang Zhi tidak mau pacarnya dianggap sebagai supir, jadi dia langsung menarik paksa Sang Yan untuk duduk di depan menggantikannya. Setelah itu dia dadah-dadah dengan imut, pakai acara kiss bye segala, pada Jia Xu dan Sang Yan langsung menirukan gayanya dengan sinis.
Yang tidak Sang Yan sangka, ternyata Jia Xu masih harus lembur malam ini dan dia menyembunyikan ini dari Sang Zhi. Sang Yan langsung menyatakan mau ikut, dia mau lihat seperti apa keadaan Jia Xu saat lembur.
Jadilah Sang Yan menemani Jia Xu lembur di kantornya walaupun yang dilakukan Sang Yan cuma main game. Sang Yan penasaran, apakah Jia Xu selalu menjemput Sang Zhi pulang kerja, menemaninya makan malam, nonton film dan jalan-jalan, terus kembali ke kantor untuk lembur?
Jia Xu memberitahu bahwa belakangan ini dia memang agak sibuk karena beberapa waktu kemarin atasannya sakit, namun sekarang sudah lebih mendingan kok. Hari ini pengecualian karena dia seharian ini dia sibuk menemani gege main. Pfft!
"Kau terlalu sibuk pacaran sampai tidak sayang nyawa," komentar Sang Yan, "sebenarnya kau bisa memberitahunya. Biarpun si bocah memang nakal, tapi dia pengertian dalam masalah ini."
"Jika dia pengertian, aku hanya akan memanfaatkannya. Tidak apa-apa, segalanya akan menjadi lebih baik setelah aku pindahan nanti."
Rumahnya yang sekarang terlalu kecil dan jauh dari Sang Zhi, makanya Jia Xu mencari rumah lain yang lebih besar dengan dua kamar dan lokasinya lebih dekat dengan kampusnya Sang Zhi. Dengan begini, bukankah Sang Yan juga bisa lebih tenang?
Sebagai seorang kakak, pastinya Sang Yan tidak tenang meimei-nya pacaran. Apalagi kalau dia ingat perbuatan nekat Sang Zhi waktu dia pacaran online waktu SMA dulu. Namun setelah dia mengetahui bahwa pacar meimei-nya ternyata Jia Xu, jujur dia mengaku bahwa dia jadi lebih tenang... tapi awas saja kalau Jia Xu berani melakukan sesuatu yang merugikan meimei-nya. Sang Yan bersumpah akan menghabisinya.
Jia Xu senang, "sayangnya, aku tidak akan memberimu kesempatan untuk melakukan itu. Mengenai lemburku hari ini..."
"Jangan khawatir, aku tidak akan bilang-bilang. Aku juga mengerti tentang hal ini. Lanjutkan saja lemburmu sana."
"Terima kasih, Gege."
Keesokan harinya saat Jia Xu bangun, dia cuma mendapati selembar kertas yang ditempelkan Sang Yan ke jidatnya dengan pesan bahwa dia sudah balik duluan ke rumahnya Jia Xu.
Saat Jia Xu ke pantry, dia akhirnya mengetahui pertemuan antara Sang Zhi dan Jiang Ying berkat salah satu rekannya yang pada saat kejadian itu kebetulan berada di KTV yang sama dan melihat kedua wanita itu bicara. Jelas saja dia jadi marah menyadari apa alasan Sang Zhi murung malam itu.
Tak lama kemudian, dia mendatangi tempat kerjanya Jiang Ying dan tanpa basa-basi mengancam akan melaporkan Jiang Ying ke polisi jika Jiang Ying berani menemui Sang Zhi lagi.
Selama ini Jiang Ying sudah sangat mengganggunya. Dia tidak akan mempermasalahkan gangguan Jiang Ying terhadapnya selama bertahun-tahun ini, dia masih bisa sabar. Tapi dia tidak akan tinggal diam kalau Jiang Ying berani melukai orang yang paling dia cintai. Dia bisa melakukan apa pun demi Sang Zhi.
Perusahaan magangnya Sang Zhi sedang rapat membicarakan ide untuk iklan sebuah produk kesehatan kulit. Bos menentang idenya Xiao Yu karena dinilai tidak sesuai dengan keinginan klien, yang lain tidak ada yang punya ide, makanya Bos langsung beralih ke para anak magang.
Sang Zhi pun tanpa ragu mengutarakan idenya untuk membuat iklan animasi. Bos langsung suka idenya, tapi Xiao Yu seperti biasanya, suka menindas Sang Zhi dan sekarang menentang idenya Sang Zhi dengan alasan terlalu kekanak-kanakan.
Namun Bos tetap suka dengan idenya Sang Zhi, jadi dia ingin kedua proposal mereka dikembangkan, biar nanti klien sendiri yang memutuskan. Bos bahkan tak ragu untuk memuji-muji Sang Zhi.
Xiao Yu jadi semakin kesal pada Sang Zhi hingga dia langsung mengonfrontasi Sang Zhi, mengatai Sang Zhi tidak tahu aturan karena tidak memberitahukan idenya itu terlebih dulu padanya. Dia bahkan dengan sinisnya menuduh Sang Zhi sebagai perebut pacar orang.
Saat Sang Zhi pulang kerja tak lama kemudian, dia mendapati hanya Sang Yan yang menunggunya. Jia Xu pergi sebentar membelikan Sang Zhi minum. Namun kemudian Sang Yan mengaku bahwa dia akan pulang besok pagi, jadi hari ini dia mau pergi duluan mengurus banyak hal.
Kaget mendengar kakaknya mau pergi secepat ini, Sang Zhi yang sedari tadi sudah berusaha keras menahan emosi, akhirnya langsung menangis. Sang Yan jelas bingung, awalnya dia mengira kalau Sang Zhi menangis cuma karena perkara ini, tapi setelah dipikir-pikir, dia merasa ada yang aneh dengan adiknya.
Dia yakin kalau Sang Zhi pasti menangis karena ada hal yang tidak menyenangkannya di tempat magangnya, dan dilihat dari reaksi Sang Zhi, dia langsung tahu kalau dugaannya tepat. Sang Yan jelas tidak senang dengan hal ini dan menyuruh Sang Zhi berhenti magang saja, lagian keluarga mereka kan tidak kekurangan uang.
Gaji magangnya Sang Zhi bahkan tidak lebih besar daripada angpao yang dia berikan untuk Sang Zhi. Sang Yan tidak terima orang lain membuli adiknya.
Jia Xu datang saat itu dan Sang Yan langsung mengadukan masalah ini padanya, tapi Sang Zhi sontak menyangkal keras, mengklaim kalau dia menangis gara-gara Sang Yan doang. Namun Jia Xu langsung bisa tahu kalau Sang Yan benar dan Sang Zhi menutupi masalah ini darinya.Sang Yan pergi duluan meninggalkan mereka sambil mencandai Sang Zhi dan itu berhasil membuat Sang Zhi sedikit tersenyum.
Jelas Jia Xu juga tidak terima pacarnya ditindas atasannya, makanya dia langsung berniat mau menemui atasannya Sang Zhi, tapi Sang Zhi sontak heboh menghalanginya dan menyeretnya pergi.
"Apakah belakangan ini suasana hatimu tidak baik?" tanya Jia Xu, "Kukira kau tidak membeirtahuku karena tidak banyak hal merisaukan di kantor."
"Sebenarnya tidak begitu merisaukan juga. Aku hanya merasa bisa menyelesaikannya sendiri. Kau sibuk bekerja, aku tidak ingin menambah tekananmu."
"Kau sudah menangis berkali-kali di depanku, sekarang kau malu?"
"Itu kan waktu aku masih kecil. Sekarang aku tidak akan menangis karena...karena hanya anak kecil yang menangis. Sekarang aku sudah dewasa."
Sebagai orang dewasa, kalau menghadapi masalah ya harus diselesaikan dan bukannya menangis. Namun Jia Xu dengan manisnya meyakinkan Sang Zhi untuk menjadi anak kecil selamanya saja agar Sang Zhi bisa menangis setiap kali dia ingin menangis, dia akan merawat Sang Zhi selamanya.
Sebaiknya Sang Zhi berhenti magang saja kalau tidak suka dengan pekerjaannya ini. Dia tidak terima dengan perusahaan yang suka menindas Zhi Zhi-nya. Dia akan mencari waktu luang untuk bicara sama bosnya Sang Zhi.
"Kau sangat mirip sosok orang tua."
"Benar. Mungkin karena sekarang aku menjadi lebih tamak. Aku tidak hanya ingin menjadi pacarmu saja, aku juga ingin menjadi seseorang yang bisa kau andalkan. Bagaimana?"
Tersentuh, Sang Zhi langsung memeluknya. Dia juga ingin menjadi seseorang yang bisa Jia Xu andalkan, menjadi seseorang yang mendengarkan suka-duka yang Jia Xu ceritakan.
"Baiklah. Kalau begitu, kita berdua saling mengandalkan."
Namun saat Jia Xu mencoba menanyakan masalah di tempat kerjanya lagi, Sang Zhi lagi-lagi menolak bicara. Jia Xu akhirnya mengaku bahwa dia sudah mengetahui kalau Jiang Ying menemui Sang Zhi.
Jangan khawatir, dia sudah mendatangi Jiang Ying dan memperingatkannya. Jiang Ying tidak akan berani lagi mengganggu Sang Zhi. Sang Zhi tidak memberitahunya tentang semua ini padahal Sang Zhi tidak perlu menanggung segalanya sendirian.
"Berjanjilah padaku, kelak kau harus memberitahuku hal-hal seperti ini, ya?"
"Oke. Aku akan memberitahumu. Aku tidak memberitahumu tentang Jiang Ying karena aku sudah dewasa, aku bisa menyelesaikannya sendiri. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, aku tidak akan diam saja ditindas olehnya. Aku bisa melindungiku diriku dengan baik. Aku juga bisa melindungimu."
Jia Xu terharu mendengarnya, "aku merasa...Zhi Zhi-ku benar-benar sudah dewasa."
Sang Yan mengirimkan sejumah uang cukup besar untuk uang saku Sang Zhi dan menolak diantarkan ke bandara besok. Dia juga mewanti-wanti Sang Zhi untuk menjaga kesehatannya dan mengingatkannya untuk tidak selalu merajuk ke Jia Xu. Sang Zhi sontakmau membela diri untuk bagian yang terakhir, tapi Sang Yan langsung menutup teleponnya begitu saja tanpa memberinya kesempatan bicara.
Ide iklannya Sang Zhi adalah didasarkan pada pengalaman hidupnya sendiri yang menderita alergi sejak dia kecil. Jadi ide iklannya adalah tentang seorang gadis yang menderita alergi kulit yang kemudian diselamatkan oleh peri, dan peri penyelamat itu adalah losion kulit produk si klien.
Klien langsung suka dengan ide iklannya Sang Zhi, jadi dia memutuskan untuk memilih ide iklannya Sang Zhi. Bos senang sekali dan langsung memuji-muji kepintaran Sang Zhi, bahkan berjanji akan memberikan bonus untuk semua orang.
Di akhir pekan, Sang Zhi menemui Jia Xu di tempat janjian mereka. Namun yang tak disangkanya, tempat itu ternyata adalah rumah barunya Jia Xu, di lokasi yang lebih bagus, lebih luas dan lebih homey.
Bahkan kamar utama yang memiliki balkon paling besar, Jia Xu peruntukkan khusus untuk Sang Zhi. Sedangkan dia sendiri tidur di kamar sebelah. Errr... Sang Zhi penasaran, jadi apa itu artinya mereka akan tinggal bersama? Jia Xu menyangkal, hanya saja, jika kelak Sang Zhi lelah setelah belajar, Sang Zhi bisa istirahat di sini.
Namun Sang Zhi agak cemas, biaya sewa bulanan rumah ini? Kelihatannya mahal. Jia Xu meyakinkan bahwa dia punya uang untuk membayarnya. Rumah ini dekat dengan kampus, jadi Sang Zhi bisa punya waktu lebih banyak untuk beristirahat.
Jia Xu lalu memberikan kunci rumah ini ke tangan Sang Zhi dan berkata, "kelak, ini adalah rumah kita."
Suatu malam saat Sang Zhi tengah sibuk belajar, AC asramanya mendadak mati. Masalahnya sekarang liburan musim panas, jadi tidak ada tukang di asrama. Parahnya lagi, Ibu Asrama melarang Sang Zhi untuk membawa tukang dari luar karena kalau sampai terjadi kesalahan, maka Sang Zhi yang harus bertanggung jawab ganti rugi.
Tepat setelah itu, si pacar menelepon, dan begitu mendengar Sang Zhi mengeluhkan masalahnya, Jia Xu langsung punya ide bagus... memboyong Sang Zhi untuk tinggal sementara waktu di rumah barunya.
Tak lama kemudian, mereka tiba di rumah Jia Xu dengan membawa beberapa kantong belanjaan makanan yang Jia Xu belikan untuk sang pacar tercinta. Jia Xu berkata bahwa jika kelak Sang Zhi tinggal di sini, maka Sang Zhi akan bisa memakan semua makanan ini setiap hari.
Dia santai saja mengucapkan itu, tidak sadar kalau dia sudah membuat Sang Zhi jadi gugup. Apalagi kemudian dia mendesak Sang Zhi untuk mandi. Pfft! Sang Zhi jadi semakin gugup, padahal jelas Jia Xu tidak ada maksud apa-apa.
Tak lama kemudian saat Sang Zhi keluar kamar, dia mendapati Jia Xu main game di rumah tamu pakai piyama. Lagi-lagi Sang Zhi overthinking dan jadi gugup karenanya.
Jia Xu santai saja menyuruhnya mendekat dan duduk di pangkuannya, mendekapnya erat, namun hanya untuk mengajarinya main game online. Pastinya kedekatan mereka membuat keduanya agak kurang konsen dengan game, namun dengan cepat Sang Zhi mulai bisa fokus dan menikmati game-nya.
Di tengah game, Sang Zhi mau ambil cemilan, tapi malah mendapati rambutnya tersangkut di kancing piyamanya Jia Xu. Untuk mengurainya, pastinya dia butuh membuka kancing piyamanya Jia Xu. Butuh waktu cukup lama juga untuk mengurai rambut panjangnya yang tersangkut, dan kedekatan ini membuat Jia Xu jadi mulai tergoda.
Saat akhirnya Sang Zhi berhasil mengurai rambutnya, Jia Xu tiba-tiba mendekat lalu menc1vmnya mesra. Namun Jia Xu dengan cepat menghentikan dirinya sendiri sebelum mereka melangkah terlalu jauh dan menyuruh Sang Zhi untuk masuk kamar saja dan istirahat lebih awal. Gugup dan malu, Sang Zhi langsung lari ke kamarnya dan mengunci pintu.
Keesokan harinya, keduanya keluar dari kamar masing-masing pada saat yang bersamaan, masih malu-malu kucing. Jia Xu membuatkan sarapan, Sang Zhi yang menata meja dan menuang dua gelas jus jeruk di mug couple baru mereka. Mereka pun makan sarapan mereka sambil bergandengan tangan.
Jia Xu ingin menjemputnya pulang kerja nanti, tapi Sang Zhi dengan penuh pengertian meyakinkan Jia Xu untuk tidak usah menjemputnya, dia mengerti kalau Jia Xu sangat sibuk karena sebentar lagi game-nya akan mulai uji coba. Lagipula, sebentar lagi juga magangnya akan selesai. Kalau mereka sama-sama sudah bisa santai, mereka bisa pergi bermain bersama.
"Baiklah. Kalau begitu, setelah uji coba game selesai, aku akan menemanimu pergi ke mana pun yang kau inginkan."
Bersambung ke episode 22
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam