Akhinya, setelah jadwal tayangnya maju-mundur cantik, yang ditunggu-tunggu akhirnya tayang juga. Hehe. Btw, sinopsis Season 1 akan ku-upload ulang pelan-pelan soalnya aku mau konsen dulu di season 2 ini. Sabar, yah. Happy Reading ^^
3 mobil tampak kebut-kebutan di jalan berliku di tepi laut. Mo Lian Cheng versi modern tengah berusaha ngebut secepat mungkin, melarikan diri dari para pengejarnya.
Begitu tiba di sebuah tebing, dia berusaha lari sekuat tenaga sambil meneriakkan nama Tan Er... karena entah mengapa, Tan Er sudah berada di tepi tebing. Dan bahkan sebelum Lian Cheng sempat mencapainya, Tan Er sudah melompat duluan dan tenggelam di laut.
Tampak ada seseorang misterius yang menemani Tan Er kala itu. (Hmm, diakah yang menyuruh Tan Er terjun ke laut?) Tanpa pikir panjang, Liang Cheng langsung terjun ke laut. Dia berusaha mencari-cari Tan Er, tapi Tan Er tak tapak ada di mana-mana.
Wah, wah, belum apa-apa udah ada masalah. Apakah sebenarnya yang terjadi dengan mereka di dunia modern?
Liang bercerita bagaimana awalnya dia dan Tan Er tiba di dunia modern ini. Kematian Raja Iblis menyebabkan munculnya kekuatan gravitasi yang sangat kuat yang menyebabkan perubahan dalam ruang dan waktu hingga membuatnya dan Tan Er tersedot ke dalam lubang hitam.
Liang Cheng terkejut menyadari dunia paralel multi dimensi itu ternyata benar-benar ada. Yang lebih mengejutkan, level energi elektron di dalam lubang hitam itu terus berubah-ubah.
"Saat level energi elektron berubah di alam, akan tercipta dimensi baru. Sehingga menyebabkan terpisahnya ruang dan waktu. Kau yang asli dan kau yang setelah terpisah adalah sama tapi beda. Dari situ, lahirlah momen yang indah."
Err, bentar, bentar. Maksudnya piye? Kalau dia masuk ke dimensi dunia lain, akan ada Mo Lian Cheng lain di dunia lain itu, gitu? Ah, puyeng aku.
Lama-kelamaan, Lian Cheng mulai kehabisan oksigen hingga akhirnya dia tenggelam semakin dalam... dan menghilang.
Kita kembali melihat saat Lian Cheng yang kala itu masih memakai pakaian jaman kerajaannya, terbangun dan mendapati dirinya di sebuah dunia asing, seorang diri tanpa Tan Er.
Lian Cheng bercerita bagaimana dia dan Tan Er terpisah oleh dua kekuatan yang berbeda pasca mengalahkan Raja Iblis. Sejak saat itu dia berusaha keras mencari Tan Er, tapi hasilnya nihil.
Di tengah keputusasaannya, dia baru menyadari bahwa dunia asing ini ternyata kampung halamannya Tan Er. Pun begitu, Lian Cheng tetap yakin kalau dia pasti akan bisa menemukan Tan Er di sini. Kenapa?
"Karena aku tidak mati." Batin Lian Cheng. "Karena kontrak sehidup-semati itu masih berlaku"
Agar dia bisa menemukan Tan Er lebih cepat. Lian Cheng dengan cepat belajar untuk beradaptasi dengan dunia baru ini. Cara pertama yang dilakukannya adalah mengubah penampilannya, mempelajari buku-buku modern, dia bahkan belajar menyetir mobil hanya dengan sekali melihat. (Keren!)
Dia mencari nafkah di dunia ini dengan cara menggunakan keahliannya dan menjadi dealer barang antik. Dan setelah hampir satu tahun lamanya dia tinggal di dunia ini, akhirnya dia menemukan Tan Er... via website pelamar kerja.
"Hari itu, aku akhirnya bertemu Tan Er."
Hari itu, tak sengaja Lian Cheng dan Tan Er berada di jalan yang sama tapi menuju ke ke arah yang berbeda. Langkah mereka saling berhenti saat akhirnya berpapasan.
Sayangnya, Lian Cheng harus menelan kekecewaan karena Tan Er yang ini tidak mengenalinya sedikitpun. Tan Er yang ini tidak memiliki Mutiara Penekan Jiwa, tidak pula memiliki kontrak sehidup-semati.
"Rupanya bukan cuma ruang yang berubah, waktu juga berubah. Orang yang kutemui ini adalah Tan Er di masa lalu. Tan Er yang sebelum menjadi putri kedua Keluarga Qu. Tapi bagaimanapun, karena aku sudah datang kemari, aku harus melindungi Tan Er yang akhirnya kutemukan ini. Asalkan aku bersama Tan Er, yang lain tidak masalah."
Saat Tan Er menoleh dan bicara padanya, dia bahkan memanggil Lian Cheng dengan sebutan '
Pak' dan menawarinya rumah. Benr-benar tak mengenali Lian Cheng sedikitpun.
Sekarang, marilah kita melihat kehidupan Qu Xiao Tan di dunia modern ini. Seperti yang kita tahu kalau dia adalah agen real estate. Err, tapi kok dia bisa punya villa semewah itu, yah? Bukannya dia cuma karyawan?
Hari itu, Xiao Tan dengan santainya melenggang cantik keliling villa mewahnya, selfie-selfie, menikmati segelas susu dan semangkok besar bakso (Wkwkwk! Aku nggak tahu itu apaan, anggap aja bakso).
Baru juga beberapa suap, pintu mendadak terbuka dan rekannya muncul bersama dua orang klien untuk melihat-lihat villa itu. Pfft! Dasar Xiao Tan. Terang saja kedua klien itu kaget melihatnya dan langsung menuntut penjelasan.
Gara-gara itu, dua klien itu jadi mengomeli Rekannya Xiao Tan tiada henti. Sementara Xiao Tan dengan tampang tanpa dosa, mengendap-endap keluar dari sana.
Baru beberapa langkah, managernya mendadak menelepon. Ia sudah mengetahui ulah Xiao Tan itu dan langsung mengomelinya panjang lebar. Dia mau dipecat apa? Sudah berapa kali dia main-main dengan umit apartemen yang mau mereka jual?
"Maaf, Pak Manager. Aku janji ini takkan terjadi lagi. Kali ini terjadi karena situasi darurat. Pemanas air mandiku rusak, aku tidak punya tempat untuk mandi. Makanya aku..."
"Apa sih yang kau pikirkan? Kau tidak pernah berpikir dengan benar."
"Benar, benar. Aku tidak akan berpikir lagi. Aku memang tidak pernah berpikir dengan benar."
Mengakhiri masalah ini, Manager menyuruhnya untuk cepat-cepat kembali ke kantor dan mengumpulkan informasi. Ada klien penting yang mau membeli bungalow.
"Apa orang ini sungguh-sungguh mau beli rumah? Anda yakin kalau dia bukan cuma ingin mengambil selfie yang bagus saja?"
"Diam dan berhentilah buang-buang waktu. Kau pikir semua orang sepertimu?. Kalau kau tidak muncul dalam waktu 10 menit, tidak usah kembali sekalian!"
"Siap!" Seru Xiao Tan sok takut, padahal diam-diam dia komat-kamit menirukan ancaman Manager yang sudah dihapalnya di luar kepala itu.
Xiao Tan pun pergi dengan mengendarai sepeda motornya, tanpa menyadari dua orang yang sedang mengawasinya dari kejauhan. Yups, mereka adalah dua penyihir anak buahnya Raja Iblis versi modern.
Begitu Xiao Tan lewat di perempatan, sebuah mobil jeep langsung tancap gas, jelas berniat menabrak Xiao Tan... tapi mendadak muncul sebuah mobil sedan yang menghalanginya.
Siapa lagi yang menyelamatkan Xiao Tan kalau bukan Lian Cheng dan orang-orang yang berniat menabrak Xiao Tan tak lain adalah dua penyihir yang kesal karena rencana mereka gagal. Tapi Lian Cheng tahu dari mana yah, kayaknya dia udah nunggu di pinggir jalan seolah tahu apa yang akan terjadi.
Xiao Tan tiba di depan rumah klien barunya tak lama kemudian dan langsung menelepon si klien yang bernama Tuan Mo dan memintanya untuk membukakan pintu. Hohoho, pasti Mo Lian Cheng deh.
Dengan santainya dia nelpon sambil duduk di kap mobilnya Lian Cheng tanpa sadar kalau orang yang dia telepon masih berada di dalam mobil itu.
Lian Cheng santai saja keluar dari mobilnya lalu duduk di samping Xiao Tan dan membuat Xiao Tan kaget. Selama beberapa detik Xiao Tan terpana melihatnya, tapi dengan cepat dia menguasai diri dan dengan ramah memperkenalkan dirinya.
Tapi Lian Cheng malah bersikap dingin dan tak menerima uluran tangannya. Dia beralasan kalau kunci rumahnya ketinggalan di kamarnya, bagaimana kalau Xiao Tan mengambilkannya untuknya?
"Loh, bukannya pintumu pakai password?" Heran Xiao Tan
"Aku lupa password-nya. Bisakah kau memanjat dinding di sana itu?"
Saat Xiao Tan cuma diam menatapnya dengan keheranan, Lian Cheng langsung mengancam akan pindah ke agen lain. Xiao Tan sontak panik mendengarnya dan akhirnya mau juga menurutinya.
"Cuma memanjat dinding, kan? Itu keahlianku."
Lian Cheng senang. "Aku tahu kau bisa melakukannya."
Tapi situasi ini membuat Xiao Tan jadi curiga. Apa dia sungguh-sungguh Tuan Mo yang asli? Ini beneran rumahnya? Lian Cheng mengangguk dengan yakin.
Xiao Tan akhirnya percaya, lalu mencopot sepatu heels-nya dan baik ke mobilnya Lian Cheng sebagai pijakan sambil berusaha menasehati dirinya sendiri untuk tidak marah, dia butuh uang, pikirkan uang saja!
"Begitu aku mendapat komisi, akan kukutuk dia dan rumahnya!" Geram Xiao Tan. Lian Cheng adiam saja mendengarkan segalanya dengan senyum geli.
Tapi begitu, Xiao Tan sudah naik ke atas tembok dan tersangkut setengah badan, Lian Cheng dengan santainya masuk lewat pintu depan. Wkwkwk! Xiao Tan melongo melihatnya.
"Maaf, aku barusan ingat password-nya." Kata Lian Cheng dengan muka tanpa dosanya.
Xiao Tan jelas kesal, tapi dia berusaha menahan diri untuk tidak mendamprat Lian Cheng. Sabar! Sabar!
"Apa yang kau tunggu? Turunlah."
"Tuan Mo. Turun itu lebih susah daripada memanjat. Bisakah kau bantu aku?"
"Tidak boleh ada kontak fisik antara pria dan wanita." Ujar Lian Cheng mengulang kalimatnya yang dulu. "Kau bisa turun sendiri."
"Dasar Niang Pao!" Desis Xiao Tan, tanpa menyadari kalau dia sedang mengulang rutukannya yang dulu. (Masih ingatkan artinya apaan?)
Bersambung ke part 2
5 Comments
love love love lah buat mbk ima...emg paling the best
ReplyDeleteaw the best lanjut terus ya min updatenya
ReplyDeleteSalut sekali sama adminnya .makasih dan sukses terus yah 😉
ReplyDelete😘😘😘 suses terus mbak 😊
ReplyDeleteIni sinopsis yg ku tunggu2.. Alhmdllilah
ReplyDelete. masih kak.. Semngt...
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam