Jadi ternyata itu bukan manusia salju, melainkan manusia beneran yang masih ada jejak kehidupan saat Sun Mu Qing mengecek nadinya.
Di kakinya tampak ada beberapa ginseng yang tampaknya baru dicabut, jadi mereka berasumsi kalau dia ini pencuri obat. Tapi kesannya malah agak aneh juga karena dia niat mencuri tapi malah entah mengapa atau bagaimana berakhir membeku di sini.
Karena tak mau mengganggu Sun Hao Yue, Sun Mu Qing mencoba menyelamatkan orang itu sendiri dengan bantuan beberapa pelayan dan Paman Dong, dan dia berhasil.
Selain mereka, ternyata mereka punya tamu lain, Tuan Muda Bai - Bai Fei Jue, Kakaknya Nyonya Bai. Paman Dong memberitahu bahwa Bai Fei Jue sibuk mencari obat-obatan terbaik untuk Nyonya Bai, dan baru datang semalam dan akan pergi lagi nanti.
Qin Yan dan Qin Xiang yang beruntung bertemu dengan Bai Fei Jue saat mereka menemui Sun Hao Yue tadi.
Menurut Sun Mu Qing, Bai Fei Jue semasa mudanya dulu sakit-sakitan, sama seperti Nyonya Bai. Sedangkan menurut Qin Yan, Bai Fei Jue yang ditemuinya tadi justru sangat sehat dan gagah. Hmm... mungkin penyakit lamanya sudah sembuh.
Usai Qin Wan tidur siang, dia memutuskan pergi melihat keadaan si pencuri tadi dengan diikuti oleh Qin Shuang yang sekarang hobi mengikutinya ke mana-mana.
Orangnya sudah siuman, tapi belum bisa bicara, entah karena tenggorokannya terluka atau karena masih terlalu lemah.
Saat inilah, Qin Shuang mendadak tanya apakah Qin Wan tidak akan mengecek orang itu lalu karena dia tak tahu apa-apa, jadi dia santai saja memberitahu Sun Mu Qing tentang reputasi Qin Wan sebagai Tabib Sakti yang berhasil menyembuhkan penyakit Tuan Putri.
Sun Mu Qing jelas kaget dan penasaran dari mana Qin Wan mempelajari ilmu medisnya. Qin Wan tegang sebenarnya, takut Sun Mu Qing tahu kalau dia pernah belajar ilmu medis di Lembah Obat, tapi untungnya dia mampu mengontrol ekspresi wajahnya dengan baik.
Dia memberi jawaban agak ambigu seperti biasanya, bahwa dia mempelajarinya dari ayah dan ibunya, tapi dengan wajah sedih dia memberitahu bahwa ayah dan ibunya sudah meninggal dunia sejak lama.
Ini berhasil membuat Sun Mu Qing jadi tak enak hati karena mengira dirinya membuat Qin Wan bersedih mengingat orang tuanya, jadi dia pun tak menanyakan apa pun lebih jauh dan menerima jawaban ambigunya begitu saja.
Setelah makan siang, Qin Wan dan Qin Shuang memutuskan jalan-jalan ke arah Utara lagi. Namun di tengah jalan, mereka mendadak mendengar suara rintihan lalu diikuti suara kucing.
Qin Wan yang super kepo, langsung saja melangkah mengikuti sumber suara hingga mereka tiba di depan sebuah gang tua dan kotor dan baunya busuk minta ampun.
Di sini, suara itu tiba-tiba menghilang. Wan Xing tampaknya mencurigai sesuatu dan langsung melaju paling depan dengan langkah ringan dan cekatan, namun begitu dia tiba di bagian dalam gang, dia sontak kaget dengan apa yang dia lihat.
Saat Qin Wan dan yang lain mengikutinya, mereka pun shock melihat pemandangan mengerikan di sana, ada banyak sekali mayat-mayat kucing bertumpukan dan seekor kucing hitam yang masih hidup sedang mendesis ke mereka dengan penuh ancaman.
Namun yang paling mengerikan adalah fakta bahwa kucing-kucing itu mati dibunuh. Tubuh kucing-kucing itu dibedah, dan tampak jelas pembedahannya dilakukan dengan rapi seperti yang biasanya dilakukan oleh dokter.
Mayat-mayat kucing ini sepertinya dibawa kemari oleh si kucing hitam entah dari mana dan sekarang si kucing hitam itu dengan cepat kabur, Qin Wan cs pun segera keluar dari sana.
Mengingat kondisi mayat-mayat kucing tadi, Qin Wan mencurigai sesuatu tentang alasan mereka dibunuh dan pelakunya. Karena Qin Shuang sangat ketakutan, Qin Wan menyuruhnya balik duluan tapi memperingatkannya untuk tidak bilang ke siapa-siapa dulu, biar dia sendiri yang melaporkan masalah ini ke Paman Dong.
Lalu kemudian Qin Wan membawa kedua pelayannya ke arah timur dan menemui Paman Dong. Tapi dia sengaja pura-pura tak tahu tentang mayat-mayat kucing tadi dan hanya mengklaim kalau mereka tadi cuma mencium bau busuk di sekitar sana.
Namun begitu mereka balik ke kamar, Qin Wan langsung menyuruh Wan Xing untuk diam-diam menyelidiki apa yang dilakukan Paman Dong pada mayat-mayat kucing itu.
Tak lama kemudian, Wan Xing kembali dan melapor bahwa Paman Dong bersama dua pelayan membawa pergi mayat-mayat lu ing itu dan mungkin menguburnya di luar, dan Paman Dong tidak tampak terkejut melihat pemandangan mengerikan itu, malah dia terkesan seperti buru-buru untuk menutupi masalah ini.
Hanya dalam kurun waktu satu hari, Qin Wan menemukan berbagai macam keanehan di rumah ini. Paman Dong tadi bilang bahwa di halaman Utara ada anjing yang dibuat bisu. Dia jadi khawatir kalau anjing itu bernasib sama dengan kucing-kucing tadi.
Pikiran ini seketika membuat Qin Wan teringat pada masa lalunya yang pernah menjadikan seekor tikus untuk mengetes obatnya tapi berakhir membuat si tikus mati. Itu adalah terakhir kalinya Qin Wan melakukan percobaan pada makhluk hidup. Dia jadi curiga kalau kucing-kucing itu juga sama dengan si tikus. Tapi menjadikan kucing sebanyak itu sebagai percobaan benar-benar kejam dan gila.
Sayangnya, sekarang ini mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak tahu karena apa atau bagaimana kucing-kucing itu berakhir mati di sana. Bahkan sekalipun Qin Wan mencurigai seseorang, tapi dia tidak punya bukti. Jadi melaporkannya ke pihak berwajib pun akan percuma.
Dan sayangnya, mereka sepertinya tidak bisa keluar dari rumah ini dengan mudah karena tiba-tiba saja hujan salju turun lagi.
Qin Shuang berniat memberitahukan masalah ini ke Qin Yan, eh malah tak sengaja melihat Qin Xian memiliki sepasang kupu-kupu giok yang ternyata pemberian Tuan Bai Fei Jue. Dan sekarang Qin Xiang kepedean tingkat dewa.
Dia langsung mengadukan masalah ini ke Qin Wan dengan cemas. Masalahnya, mereka kan baru bertemu hari ini. Makanya Qin Shuang khawatir, bisa saja kan hadiah itu cuma sekedar sopan santun doang dan bukan karena Bai Fei Jue naksir Qin Xiang.
Takutnya Qin Xiang malah kecewa dan patah hati. Tapi saat dia mencoba menasehati Qin Xiang, Qin Xiang malah tidak mau mendengarnya.
Dia sama sekali tak percaya kalau Bai Fei Jue naksir Qin Xiang. Mana mungkin seorang tuan muda bangsawan besar akan naksir seseorang yang sifatnya kayak Qin Xiang, cantik juga enggak.
Hmm, Qin Wan merasa kalau dia ada benarnya juga. Memberikan hadiah mahal padahal baru satu kali bertemu memang kesannya agak sembrono. Bisa saja Bai Fei Jue itu playboy.
Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang, Qin Wan juga tidak bisa membantu karena hubungannya dengan Qin Xiang yang buruk. Jadi dia menyarankan Qin Shuang untuk terus mengawasi Qin Xiang saja.
Untuk sementara ini mereka tidak perlu khawatir karena Bai Fei Jue sedang tidak berada di kediaman.
Pagi-pagi keesokan harinya, mereka mendadak mendapat kabar bahwa si pencuri kabur semalam di tengah hujan salju. Entah apakah orangnya selamat atau membeku lagi di tengah jalan.
Tak lama kemudian, Bibi Lin datang mengantarkan sarapan, kecuali bubur yang belum matang dan nantinya akan diantarkan oleh pelayan lain. Sembari menunggu, Qin Shuang memuji kue teh buatan Bibi Lin dan meminta resepnya sekalian.
Bibi Lin dengan ramah memberikan resepnya dengan senang hati. Qin Shuang penasaran dari mana dia belajar membuat kue teh yang notabene asli daerah ini padahal Bibi Lin berasal dari daerah lain.
Bibi Lin juga merasa agak aneh, karena dia hanya pernah mempelajarinya satu kali setelah pulih dari sakitnya, tapi yang tak disangkanya, semua pelayan di kediaman ini langsung menyukainya.
Beberapa lama menunggu, si pelayan tidak datang-datang, Bibi Lin jadi khawatir. Biasanya ada dua pelayan, tapi entah mengapa pagi ini pelayan yang kedua menghilang. Akhirnya Bibi Lin memutuskan untuk pergi mengecek keadaan.
Namun tepat saat itu juga, si pelayan akhirnya muncul, tapi dengan tangan kosong dan dengan napas terengah-engah dia memberitahu Bibi Lin bahwa pelayan kedua sudah mati. (Hah?! Banyak amat kematian hanya dalam waktu dua hari?)
Pelayan bernama Paman Zhang yang menemukannya mati di saluran drainase di belakang gudang di bagian timur, dan Paman Zhang bilang seluruh tubuhnya dipotong-potong. OMG!
Mereka belum memberitahu Sun Hao Yue, Paman Dong juga sedang pergi mengejar si pencuri yang kabur. Makanya mereka bingung.
Untungnya Sun Mu Qing dengan cepat mengambil alih kepemimpinan dan langsung menyuruh si pelayan untuk mengantarkannya ke TKP.
Menurut pengakuan Bibi Lin dan si pelayan bernama Li Zi, di dapur biasanya cuma ada tiga pekerja. Dua koki dan satu pembantu, namanya Song Zi.
Namun pagi ini entah mengapa Song Zi tidak muncul-muncul. Karena Bibi Lin dan koki yang satunya sibuk memasak, jadi mereka meminta bantuan Li Zi untuk memanggil Song Zi, tapi Li Zi tidak menemukan Song Zi di kamarnya.
Karena tidak ada waktu untuk mencarinya, akhirnya mereka meminta bantuan Li Zi untuk menggantikan Song Zi. Lalu kemudian Bibi Lin jalan duluan untuk mengantarkan sarapan ke mereka, sedangkan Li Zi masih menunggu di dapur karena buburnya belum matang. Saat inilah Li Zi didatangi Paman Zhang yang memberitahunya tentang penemuannya.
Setibanya di sana, bahkan Qin Yan yang seorang pria pun langsung ngeri melihat kondisi korban yang benar-benar jauh lebih mengerikan daripada yang dia kira.
Menurut pengakuan Paman Zhang, dia menemukannya berkat seekor kucing hitam liar yang berkeliaran di sekitar tempat ini.
Jarak tempat ini cukup jauh dari kantor pemerintah daerah ini, butuh waktu dua hari dua malam untuk mencapainya, namun karena ini adalah masalah kriminal, jadi tetap harus segera dilaporkan ke pihak berwajib. Makanya Sun Mu Qing memerintahkan Paman Zhang untuk segera mencari Paman Dong dan melaporkan masalah ini ke pemerintah daerah setempat.
Kasihan sekali, padahal korban masih sangat muda, sekitar 17-18 tahun. Dia dibunuh sekejam ini sepertinya karena dendam. Namun menurut Bibi Lin, Song Zi adalah anak baik dan penurut, jadi dia yakin kalau Song Zi tidak mungkin punya musuh.
Paman Dong muncul saat itu dan langsung mengusulkan supaya mereka sendiri saja yang menyelidiki masalah ini karena menunggu pihak berwajib datang itu terlalu lama.
Sun Mu Qing setuju, tapi tetap harus dilaporkan ke pihak berwajib. Maka Paman Dong pun pergi melaporkan masalah ini ke tuannya dulu, sementara Sun Mu Qing langsung bergerak cepat memeriksa korban. Sayangnya dia kurang ahli dalam pemeriksaan mayat sehingga hasilnya juga kurang mendetil.
Dia juga melarang korban untuk dipindahkan sampai pihak berwajib datang karena udara dingin luar di sini bisa membantu mencegah pembusukan mayat.
Yang tidak semua orang sangka adalah reaksi Qin Wan. Semua orang ketakutan, Qin Wan doang yang menatap mayat dengan intens tanpa menunjukkan tanda-tanda ketakutan.
Qin Shuang pun langsung memberitahu mereka tentang aksi Qin Wan yang pernah memeriksa tulang belulang. Informasi ini jelas menarik perhatian Sun Mu Qing. Qin Wan menguasai ilmu forensik juga?
Qin Wan dengan tenang beralasan bahwa dia pernah membaca beberapa novel detektif dan buku-buku karya Tuan Shen Yi, dari situ dia tertarik dengan ilmu forensik yang menurutnya berhubungan erat dengan ilmu medis yang sudah dia kuasai lebih dulu.
Wah! Sun Mu Qing semakin kagum padanya. Juniornya yang bernama Shen Wan juga sama-sama menguasai ilmu forensik. Mereka memiliki banyak kebetulan. Namanya sama-sama 'Wan', sama-sama menguasai ilmu medis dan sama-sama menguasai ilmu forensik.
Namun dengan cepat dia tutup mulut teringat bahwa sekarang seluruh keluarga Shen sudah dianggap sebagai kriminal yang seharusnya tidak disebut-sebut. Dia langsung ganti topik menanyakan pendapat Qin Wan tentang korban.
Dilihat dari kondisi korban dan TKP, Qin Wan menyimpulkan korban dibunuh saat terpojok ke tembok dengan ditusuk pakai pisau kecil atau golok, lalu tangan dan kakinya dipotong saat dia sudah mati. Pembunuhnya antara orang yang punya dendam pada korban atau seorang psikopat.
Dia menyarankan supaya mereka menemukan senjatanya lebih dulu. Bibi Lin ingat kalau Song Zi memang biasanya punya golok dan kapak untuk memotong kayu.
Li Zi langsung pergi mengeceknya, tapi tak menemukan goloknya Song Zi, berarti si pelaku mengambilnya. Sun Mu Qing pun memerintahkan Paman Dong untuk berusaha mencarinya.
Sejauh ini Sun Hao Yue sama sekali tidak muncul, jelas menunjukkan kalau dia merasa masalah ini tidak sepenting masalah istrinya, makanya dia menyerahkan masalah ini sepenuhnya untuk ditangani Paman Dong.
Saat mereka kembali ke halaman barat, Qin Yan menyuruh Qin Wan dan Qin Shuang untuk mengamankan diri di halaman mereka. Lebih baik lagi kunci halaman mereka demi jaga-jaga.
Karena Qin Shuang ketakutan, mereka pun berkumpul di kamarnya Qin Wan sembari menunggu update.
Sun Mu Qing datang tak lama kemudian dengan membawakan sarapan dan update. Mereka belum menemukan senjatanya, tapi semua pelayan sudah ditanyai dan semuanya punya alibi kuat.
Hanya Song Zi yang kamarnya terpisah. Ada dua saksi yang semalam melihat lilin kamarnya menyala, lalu saat mereka hendak tidur, mereka melihat lilin kamarnya padam, tidak ada yang tahu kapan dia keluar kamar.
Qin Wan tak percaya. Pasti ada yang berbohong atau mungkin mereka yang melewatkan sesuatu. Rasanya agak aneh jika semua orang punya alibi kuat.
Qin Shuang mengkhawatirkan Qin Xiang yang sejak awal tidak ikut dan tidak mengetahui masalah ini, tapi baru sebentar keluar, dia langsung balik dengan kesal karena Qin Xiang tadi malah mengomelinya dan masih mengagumi sepasang kupu-kupu giok itu. Biar sajalah Qin Xiang sendirian di halamannya.
Karena Qin Shuang ketakutan, dia langsung saja mengajak kedua pelayannya untuk tidur bersama di kamarnya Qin Wan, dan untungnya walaupun dia tidak minta izin lebih dulu, Qin Wan akhirnya mengizinkannya tidur di sana.
Keesokan harinya saat sarapan bersama, semua orang tampak muram kecuali Win Xiang yang malah tampak bahagia bisa tinggal lebih lama dan tidak menyaksikan kejadian kemarin.
Siang harinya saat Sun Mu Qing datang untuk mendiskusikan kasus ini, Qin Wan tiba-tiba teringat dengan pasien sakit jiwa yang waktu itu. Dia jadi curiga kalau orang itu pelakunya, bisa saja orang itu melakukan kejahatan sebrutal ini mengingat orang itu tidak waras.
Benar juga! Sun Mu Qing sontak pergi menemui Paman Dong. Namun tak lama kemudian dia kembali dan memberitahu bahwa si pelaku bukan si pasien gila karena pasien itu dan dua orang pasien lainnya sudah dipulangkan dua hari yang lalu. Sudah tidak ada pasien lagi di sini.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam