Sosok menyeramkan mirip hantu di kejauhan itu refleks membuat semua gadis itu ketakutan, kecuali Wan Xing yang sigap pasang badan melindungi Qin Wan bak pengawal profesional.
Sosok menyeramkan yang entah manusia atau hantu itu terus menatap mereka dengan tatapannya yang menakutkan... hingga kemudian terdengar langkah-langkah kaki dari dalam kediaman lalu tiba-tiba saja sosok itu berlari menuju ke gerbang utama dan cuma melirik mereka sekilas.
Lalu kemudian Paman Dong muncul dari dalam kediaman bersama beberapa pelayan dengan terengah-engah dan panik. Ternyata mereka sedang mengejar orang menyeramkan barusan.
Berkat informasi dari Qin Shuang, para pelayan langsung menuju ke gerbang utama, sedangkan Paman Dong menjelaskan pada mereka bahwa orang barusan adalah pasiennya Sun Hao Yue, pasien sakit jiwa. Dia kabur gara-gara pintunya tidak tertutup rapat tadi.
Penjelasannya menenangkan semua gadis itu, para gadis itu pun akhirnya kembali ke kamar mereka. Qin Shuang cukup kagum juga dengan Sun Hao Yue karena tidak biasanya tabib akan membiarkan pasien tinggal di rumahnya.
Setelah beberapa langkah, dari kejauhan mereka melihat Paman Dong dan para pelayan sudah berhasil menangkap si pasien lalu membawanya ke bagian timur.
Sekarang mereka mengerti mengapa Paman Dong tadi menyuruh mereka untuk tidak berkeliaran malam-malam. Mungkin juga masih ada pasien lain di sini.
Walaupun sekarang mereka bisa kembali ke kamar dengan tenang, tapi Qin Wan tidak bisa tidur memikirkan si pasien tadi, karena baru kali ini dia merasa agak bingung.
Pasien tadi tampaknya memang ingin menuju ke gerbang utama untuk melarikan diri. Tapi kalau pikirannya tidak waras, bagaimana bisa dia menemukan gerbang utama? Mungkinkah Paman Dong berbohong? Tapi kalau begitu, siapa orang tadi?
Tapi masa sih Sun Hao Yue mencurigakan? Tidak mungkin, dia kan terkenal sebagai tabib sakti, tidak mungkin dia akan melakukan sesuatu yang mencurigakan. Iya kan?
Akhirnya setelah beberapa lama memaksa menenangkan dirinya, dia bisa tidur sebentar dan terbangun subuh-subuh. Kedua pelayannya masih nyenyak tidur dan saat dia membuka jendela, dia mendapati hujan salju akhirnya berhenti.
Mood Qin Wan seketika membaik, mengharap salju akan segera mencair supaya mereka bisa segera pergi. Moodnya yang lagi membaik ini membuatnya jadi ingin jalan-jalan.
Tak ingin mengganggu kedua pelayannya, Qin Wan akhirnya keluar sendirian, melihat langit mulai agak terang dan seluruh halaman dipenuhi oleh salju tebal, dan masih sangat sepi, tidak terlihat satu pun pelayan yang bangun.
Karena area timur tempatnya Nyonya Sun yang sedang sakit dan tidak boleh diganggu, Qin Wan memutuskan menuju ke bagian utara kediaman. Dia melewati beberapa halaman, tapi semuanya terkunci... kecuali satu
Qin Wan jadi penasaran tapi tidak sopan kalau dia sembarangan masuk dan akhirnya memutuskan untuk berbalik pergi... tepat saat tiba-tiba terdengar suara kelontangan seperti suara benda berat terjatuh dari dalam halaman terbuka itu. Hmm, ada orangnya kah? Tapi tidak kedengaran ada suara manusia. Aneh! Mungkinkah ada atap jatuh?
Penasaran, Qin Wan berniat mendekati tempat itu saat tiba-tiba saja Paman Dong menyapanya dari belakang, sepertinya dia baru datang dari arah timur.
Dia masih menampilkan senyuman ramahnya seperti biasanya saat Qin Wan menjelaskan tentang suara kelontangan yang dia dengar barusan.
Dia menjelaskan pada Qin Wan bahwa halaman itu kosong hanya ada anjing di sana. Mungkin anjingnya menabrak kandangnya lagi.
Anjingnya tidak menggonggong karena mereka sengaja menggunakan obat untuk membuatnya diam supaya tidak mengganggu proses penyembuhan Nyonya, tapi mereka tetap memeliharanya dan memberinya makan karena anjing itu adalah pemberian kakaknya Nyonya.
Namun walaupun dia tersenyum dan nada bicaranya pun lembut, kali ini Qin Wan mulai merasa agak aneh, terutama setelah mendengar ucapannya yang terkesan seolah mereka sebenarnya tidak begitu memedulikan si anjing. Orang kaya memang kadang seperti itu, nyawa manusia saja tidak mereka hargai, apalagi nyawa binatang.
Dan lagi, melihatnya dari dekat membuat Qin Wan menyadari kalau senyuman Paman Dong cuma di mulut doang (senyum palsu) dan senyumnya juga selalu sama yang kesannya seperti topeng alih-alih ekspresi kebahagiaan. Kesan ramah Paman Dong seketika musnah di mata Qin Wan saat itu juga.
Akhirnya dia memutuskan untuk pura-pura percaya saja, dia pikir ada pasien lain yang tinggal di situ. Paman Dong menjelaskan kalau pasien tinggal di halaman belakang Timur karena di sana sepi dan terpencil. (Hmm... pasien ditempatkan di tempat yang sepi dan terpencil? Agak aneh dan mencurigakan)
Paman Dong kemudian cepat-cepat mengusirnya secara halus dan Qin Wan iyain aja lalu pamit dan bergegas kembali ke kamarnya.
Tepat setelah dia belok di pojokan, dia bertemu Sun Mu Qing yang hendak menemui Sun Hao Yue soalnya kemarin dia belum sempat bertemu kakak iparnya.
Mendadak dia berinisiatif mengajak Qin Wan untuk ikut dengannya menemui mereka. Sebenarnya Qin Wan mau menolak, tapi pikiran dan tubuhnya nggak sinkron, dan jadilah dia malah mengangguk tanpa sadar.
Sun Mu Qing senang sekali dan langsung menuntun Qin Wan ke bagian Timur sambil nyerocos memberitahu Qin Wan tentang betapa cantiknya dan betapa berbakatnya kakak iparnya. Kakak iparnya itu berasal dari keluarga Bai, salah satu keluarga bangsawan besar dari dinasti sebelumnya, nama lengkapnya Bai Fei Yan.
Qin Wan dengan cepat menyela cerocosannya dengan tanya-tanya tentang apa yang dia dengar dari Paman Dong barusan. Apakah Nyonya Bai punya kakak? Apakah Nyonya Bai atau Sun Hao Yue suka anjing sehingga Kakaknya Nyonya Bai mengirimi mereka anjing?
Dan juga, dia memberitahu Sun Mu Qing tetap pasien sakit jiwa yang mereka lihat semalam. Dia penasaran apakah Sun Hao Yue merawat pasien lain di kediaman ini?
Sun Mu Qing mengonfirmasi bahwa Nyonya Bai memang punya kakak, dia pernah bertemu dengannya satu kali dulu. Tapi masalah anjing, dia tidak tahu, mungkin saja.
Masalah pasien juga dia tidak tahu, bagaimanapun, dia baru datang ke sini kemarin, jadi banyak yang belum dia ketahui. Tapi kakak sepupunya itu memang murid terbaik di Lembah Obat dulu, gurunya bahkan sering mengungkit namanya. Jadi wajar saja kalau dia mengobati pasien di kediamannya.
Lalu kenapa dia membeli rumah sebesar ini walaupun hanya ditinggali oleh mereka dan sedikit pelayan? Tanya Qin Wan lagi.
Sun Mu Qing tak begitu paham kenapa kakak sepupunya memilih rumah besar ini. Tapi yang pasti, alasannya datang ke daerah ini adalah karena katanya Nyonya Bai lebih menyukai tempat yang iklimnya lebih dingin.
Karena Nyonya Bai tidak suka naik perahu, jadi mereka cuma keliling gunung ini hingga akhirnya mereka menemukan tempat ini dan Nyonya Bai langsung jatuh cinta pada tempat ini.
Tak lama kemudian, mereka tiba di depan kediaman utama Sun Hao Yue dan disambut seorang pelayan tua bernama Bibi Lin.
Sun Hao Yue menyambut mereka di aula utama dan memberitahu bahwa Nyonya Bai sudah tidur. Namun dia tetap membawa mereka untuk menemuinya.
Lokasi kamar mereka masih cukup jauh, kamarnya sangat luas dan ada beberapa lapis tirai di depan ranjang. Namun Sun Hao Yue hanya membawa mereka sampai di depan tirai terakhir dengan alasan supaya mereka tidak membangunkannya.
Karena ini, mereka hanya bisa melihat sosok Nyonya Bai yang sedang berbaring melalui lapisan tipis tirai, dan karena tirai ini pula, mereka agak sulit melihatnya bernapas atau tidak karena benar-benar sulit sekali melihat naik turunnya dadanya. Hmm, sepertinya penyakitnya sangat parah, bau obat di kamar ini juga sangat kuat.
Mereka dengan cepat keluar lagi di mana Sun Hao Yue menjelaskan bahwa penyakit istrinya memang agak sulit, tapi dia sudah berkonsultasi dengan guru mereka dan guru mereka bilang bahwa pengobatannya sudah benar, hanya saja istrinya sangat lemah dan butuh waktu untuk penyembuhannya. Apalagi sekarang sudah musim dingin, kondisinya jadi semakin melemah.
Prihatin, Sun Mu Qing dengan sikap positifnya menyemangati Sun Hao Yue, dan meyakini bahwa dia pasti akan bisa menyembuhkan istrinya.
Setelah itu Sun Mu Qing mengalihkan topik dan mulai nyerocos memberitahu Qin Wan bahwa rumah ini dulunya adalah milik pemilik kebun teh, tapi sekarang sebagian besar kebun tehnya sudah dialihfungsikan sebagai kebun tanaman herbal oleh Sun Hao Yue, tapi masih ada sebagian kebun teh yang masih mereka pelihara.
Lalu kemudian dia memberitahu Sun Hao Yue tentang kisah pertemuan pertamanya dengan Qin Wan di Jinzhou hingga pertemuan mereka di penginapan, lalu kemudian dia mengakhiri ceritanya dengan memuji kebaikan Qin Wan setinggi langit. Padahal Qin Wan cuma memberinya sedikit uang, tapi pujiannya seolah Qin Wan menyelamatkan nyawanya. Qin Wan jadi malu sendiri mendengar pujiannya.
Setelah itu, mereka berdua pamitan dan bertemu dengan Bibi Lin di luar, sedang membawa kue teh yang ternyata mau dia antarkan ke mereka, dan rasanya sangat enak.
Sembari berjalan kembali ke halaman barat, Bibi Lin bercerita bahwa dia pernah sakit parah di jantungnya saat baru tiba di sini, tapi Sun Hao Yue berhasil menyembuhkannya dengan cara membedah dadanya.
Karena inilah dia baru bisa aktif bekerja beberapa hari yang lalu setelah proses pemulihan selama beberapa bulan.
Awalnya dia belum boleh bekerja yang berat-berat, makanya dia hanya bisa membantu di dapur. Di saat inilah dia belajar membuat kue teh ini dan tak disangka rasanya sesuai dengan lidah lokal.
Sejauh ini dia dan pelayan lainnya hanya perlu melayani Sun Hao Yue karena Nyonya Bai dilayani sendiri oleh Sun Hao Yue.
Mendengar ini, Sun Mu Qing dan Qin Wan sontak kagum pada kehebatan Sun Hao Yue. Bibi Lin pun sangat bangga pada tuannya itu.
Hanya saja, sakitnya Nyonya Bai membuat Sun Hao Yue jadi lebih sering murung belakangan ini, dia bahkan sudah tidak pernah tersenyum sekarang. Semoga saja Nyonya Bai cepat sembuh.
Saat mereka hampir tiba, Qin Wan mendapati kedua pelayannya sedang menunggunya dengan cemas. Baru kali ini dia ingat kalau tadi dia keluar tanpa pamitan.
Fu Ling sontak mengeceknya mulai ujung kepala sampai ujung kaki dan baru bisa lega setelah yakin dia tidak kenapa-kenapa. Dia memberitahu bahwa tadi dia panik bukan main mengira Qin Wan hilang, untungnya Wan Xing dengan cerdas berinisiatif mencari melalui jejak kaki di salju.
Dari sinilah mereka mengetahui Qin Wan pergi ke arah Utara lalu balik lalu pergi ke Timur dan menyadari kalau Qin Wan pasti pergi menemui Sun Hao Yue, makanya mereka memutuskan untuk menunggu di depan sini.
Setelah mereka semua sarapan bersama tak lama kemudian, Qin Yan juga pergi menemui Sun Hao Yue untuk mengucap terima kasih. Qin Xiang juga langsung ikutan.
Qin Shuang sontak sinis dengan sikap Qin Xiang belakangan ini. Dia yakin kalau sekarang Qin Xiang tak mau kalah dengan Qin Wan.
Apa pun yang Qin Wan lakukan, Qin Xiang juga akan melakukannya. Suatu hari nanti kalau Qin Wan bertemu dengan seorang pangeran pujaan hatinya, Qin Xiang pasti akan merebutnya.
Qin Wan sih santai saja. Yang ditakdirkan menjadi miliknya, pasti akan menjadi miliknya. Yang tidak ditakdirkan menjadi miliknya, tidak akan pernah menjadi miliknya bahkan sekalipun tanpa campur tangan Qin Xiang atau siapa pun.
Menurut Qin Wan, Qin Shuang pasti lagi bosan, makanya dia memperhatikan hal-hal yang tidak penting.
Ya memang sih, Qin Shuang sedang suntuk karena tidak ada kegiatan atau pemandangan menyenangkan yang bisa dilihat di sini. Tepat saat dia sedang galau inilah, Sun Mu Qing mendadak muncul untuk mengajak mereka jalan-jalan ke kebun teh.
Qin Shuang sontak bangkit dengan antusias, jadi Qin Wan pun terpaksa mengikuti mereka hingga tiba di kebun teh yang sebagian besar sudah diubah jadi tanaman herbal, dan hanya sedikit tanaman teh yang tersisa.
Sun Mu Qing dengan antusias memberitahu mereka tentang tanaman apa saja yang ditanam di sana. Sedangkan Qin Shuang berjalan paling depan dengan antusias, apalagi saat kemudian dia melihat ada manusia salju di depan.
Dia langsung mendekati manusia salju itu, tapi begitu sudah dekat, dia malah langsung menjerit ketakutan, "Ini... ini bukan manusia salju!"
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam