Berkat Qin Wan mengonfirmasi bahwa Sun Mu Qing bukan penjahat, melainkan tabib yang pernah mengobati Tuan Qin, Qin Yan akhirnya melepaskannya dan mengubah sikapnya jadi lebih ramah.
Apalagi waktu dia tahu kalau Sun Mu Qing adalah murid Lembah Obat sekaligus salah satu keturunan keluarga Sun, Qin Yan jadi antusias untuk berteman dengannya.
Kehebatan Lembah Obat dalam menyembuhkan penyakit sangat terkenal seantero negeri sehingga membuat banyak keluarga bangsawan berusaha berteman dekat dengan mereka.
Walaupun mereka tidak pernah mau terlibat dalam politik dan pemerintahan, tapi mereka cukup berkuasa dan terkenal sangat kaya.
Apalagi Sun Mu Qing keturunan keluarga Sun, jadi ada kemungkinan di masa depan nanti dia akan mewarisi gelar Raja Tabib atau mengepalai salah satu cabang klinik mereka.
Sun Mu Qing yang berkepribadian ceria, polos dan naif, sama sekali tak punya pikiran aneh-aneh tentang niatan Qin Yan yang mendadak sok akrab dengannya.
Dengan senang hati dia berbagi informasi tentang alasan keberadaannya di sini. Bahwa dia datang kemari dua hari yang lalu setelah mendengar kabar adanya epidemi di desa ini.
Tapi setelah dia tiba di sini, dia malah tidak mendapati adanya epidemi, malah dia yang dipandang seolah dia penyakit oleh para penduduk desa.
Dia masih mau menginvestigasi lebih lanjut, tapi uangnya terbatas, jadi sepertinya dia tidak akan bisa tinggal lama di sini.
Mendengar itu, Qin Wan langsung menyodorkan sekantong uang padanya. Sun Mu Qing berusaha menolaknya karena dia benar-benar tidak bermaksud meminta uang dari mereka atau siapa pun, tapi Qin Wan bersikeras memaksanya untuk menerimanya.
Baiklah, Sun Mu Qing akhirnya menerimanya dengan tak enak hati, tapi dia hanya akan menganggap ini sebagai utang yang akan dia kembalikan suatu hari nanti.
Qin Wan menyarankannya untuk segera pergi saja kalau tidak ada yang bisa dia investigasi. Qin Wan sendiri merasa ada yang tidak beres di desa ini, dia khawatir kalau Sun Mu Qing tetap tinggal di sini sendirian.
Sun Mu Qing ini sebenarnya terlalu polos untuk berkelana seorang diri, apalagi tinggal di tempat aneh dan berbahaya ini.
Sun Mu Qing setuju dan Qin Yan pun berencana membawa rombongan mereka pergi pagi-pagi sekali nanti. Sekarang sudah mulai turun salju, makanya lebih cepat pergi lebih baik.
Mumpung langit masih petang, para gadis akhirnya kembali ke kamar dan melanjutkan tidur. Niatnya cuma untuk sementara, tapi saat Qin Wan bangun, dia malah mendapati dirinya kesiangan.
Ternyata mereka memang sengaja tidak dibangunkan karena rencana pergi terpaksa harus dibatalkan. Karena pengawal mereka baru saja mengecek jalan dan mendapati salju sangat tebal di sepanjang jalan dan tidak akan bisa dilewati.
Yang lain stres gara-gara ini, Qin Shuang satu-satunya yang malah bahagia. Karena dia lahir dan tumbuh di daerah selatan yang jarang bersalju, jadi dia bahagia banget bisa melihat salju setebal ini dan jadi semangat main salju.
Namun tak lama kemudian, mendadak mereka mendengar suara musik pemakaman, lalu kemudian mereka melihat rombongan orang yang membawa mayat.
Angin sempat membuat kain penutup mayat sedikit terbuka dan memperlihatkan tangan yang sangat kerempeng. Padahal Wei Chang Fu bilang kalau yang mati cucunya seorang nenek, tapi tangannya tidak kelihatan kayak tangan seorang gadis muda. Dia mati karena apa?
Qin Wan jadi curiga dan langsung tanya ke Wei Chang Fu sekali lagi, para penduduk di sini mati karena apa?
Kali ini Wei Chang Fu malah memberi jawaban yang sangat beda dari sebelumnya. Kemarin dia bilang karena cacar, sekarang dia bilang mereka mati karena epilepsi. Gimana sih?
Wei Chang Fu dengan takut-takut mengklaim kalau dia sebenarnya tak tahu menahu karena dia hanya mendengar gosip tapi gosipnya juga macam-macam dan dia tidak tahu mana yang benar.
Dia tidak begitu akrab dengan penduduk lokal karena dia sendiri sebenarnya cuma seorang pendatang. Apalagi sejak banyaknya kematian yang membuat penduduk lokal jadi benci dengan pendatang.
Lalu tak lama kemudian, mendadak sekumpulan orang desa yang dipimpin Kepala Desa, menyerbu penginapannya Wei Chang Fu untuk mendesak rombongannya Qin Yan untuk segera pergi sekarang juga karena mereka dianggap bawa sial.
Untungnya di saat krisis seperti ini, Sun Mu Qing mendadak muncul lagi bersama seorang pria yang tampan luar biasa bagai makhluk dongeng.
Kehadiran pria tampan inilah yang mampu menenangkan penduduk, karena ternyata dialah Tabib Sakti Sun yang menyelamatkan penduduk desa. Dia adalah kakak sepupu sekaligus seniornya Sun Mu Qing, Sun Hao Yue.
Sun Mu Qing sendiri baru tahu tadi kalau dokter yang terkenal sebagai tabib sakti di desa ternyata adalah kakak seniornya yang sudah lama tak ditemuinya.
Walaupun Qin Wan dulu pernah belajar di Lembah Obat semasa hidup sebagai Shen Wan, tapi dia tak mengenali Sun Hao Yue karena Sun Hao Yue sudah lama lulus dan pergi saat Shen Wan baru masuk ke Lembah obat.
Sun Hao Yue mencoba meyakinkan penduduk desa bahwa kematian cucunya si nenek tadi bukan salah orang-orang ini. Dan supaya mereka bisa lebih tenang, Sun Hao Yue memutuskan untuk mengundang Qin Yan cs untuk menginap di kediamannya yang dia namai Kebun Ratusan Herbal. Rumahnya tak begitu jauh tapi berada di luar batas desa ini.
Sebenarnya cukup jauh juga karena jarak perjalannya makan waktu sekitar satu setengah jam. Tempatnya sangat sepi, tenang dan damai dengan pemandangan alam yang indah dan asri yang sekarang ini tertutup oleh hamparan salju putih.
Sesampainya di rumah, Sun Hao Yue dengan cepat pamit dan menyerahkan mereka untuk diurus oleh pelayannya yang bernama Paman Dong karena istrinya sedang sakit parah dan tidak bisa ditinggal lama-lama.
Padahal penghuninya cuma mereka berdua dan beberapa pelayan tapi rumahnya super duper luas dengan entah ada berapa puluh halaman dan berbagai koridor yang saling terhubung.
Sun Mu Qing bersikap seolah dia tuan rumahnya padahal dia baru ke sini satu kali dan belum hapal denah rumah ini, akibatnya dia jadi malu sendiri saat dia harus meminta Paman Dong untuk mengantarkan mereka ke kamar mereka.
Paman Dong dengan senyum ramahnya membawa mereka ke bagian barat, sedangkan Sun Hao Yue pergi ke bagian timur. Mungkin karena rumah ini belum lama dibeli, jadi masih ada beberapa tanaman menjalar yang belum disingkirkan.
Sepanjang jalan, Sun Mu Qing dengan cerewetnya memberitahu mereka bahwa Sun Hao Yue dan istrinya itu saling mencintai sejak mereka masih muda. Sayang sekali sekarang kakak iparnya itu sekarang jatuh sakit, tapi Mu Qing percaya kalau Sun Hao Yue pasti akan bisa menyembuhkan istrinya.
Setelah berjalan beberapa lama, mereka tiba di tiga halaman yang masing-masing memiliki dua sayap kamar. Jadi mereka bisa menentukan kamar mereka sendiri-sendiri.
Paman Dong dengan senyum ramahnya menjelaskan bahwa sebentar lagi akan ada pelayan lain yang akan mengantarkan makan malam untuk mereka, tapi Hao Yue tidak akan ikut karena dia harus menjaga istrinya.
Dan juga, berhubung sekarang sudah mulai petang dan salju di halaman juga belum dibersihkan, jadi Paman Dong menyarankan mereka untuk tidak berkeliaran di malam hari.
Setelah Paman Dong pergi, Qin Shuang langsung berinisiatif menyatakan bahwa dia mau tinggal di satu halaman yang sama dengan Qin Wan, Qin Wan tidak keberatan karena ada dua kamar.
Qin Yan tinggal bersama Zhou Hai di halaman kedua. Jadi Qin Xiang terpaksa tinggal dengan hanya kedua pelayannya di halaman ketiga. Sedangkan Sun Mu Qing tinggal di halaman sebelah.
Setelah mereka memilih kamar masing-masing, Fu Ling berkomentar kalau rumah ini sebenarnya terasa agak menyeramkan karena terlalu luas tapi penghuninya cuma sedikit.
Walaupun Sun Hao Yue tidak bisa ikut makan malam bersama, tapi mereka semua memutuskan untuk tetap makan malam bersama dengan Sun Mu Qing.
Akhirnya setelah kemarin cuma bisa makan makanan dingin dan kering, hari ini mereka bisa makan makanan yang lebih layak dan hangat.
Karena Sun Mu Qing sebenarnya belum tahu nama-nama mereka, jadi momen ini sekalian untuk saling berkenalan.
Namun begitu mendengar nama lengkap Qin Wan, Sin Mu Qing seketika kaget dan sedih karena teringat pada Shen Wan. Qin Wan dan Shen Wan, nama mereka cuma beda marga.
Dia menjelaskan bahwa Shen Wan adalah juniornya di Lembah Obat, sayangnya, sekarang dia sudah meninggal dunia. Dia dan seluruh keluarganya dihukum mati karena difitnah.
Sebagai orang yang memahami dunia perpolitikan dan istana, informasi ini jelas menarik perhatian Qin Yan, makanya dia langsung antusias menanyakan masalah ini lebih lanjut.
Qin Wan ingin sekali menghentikan Sun Mu Qing, tapi untungnya dia bisa menahan diri atau dia bakalan dicurigai.
Dan ya, sesuai perkiraan, Sun Mu Qing langsung saja memberitahu mereka tentang situasi yang menimpa juniornya dan keluarganya tersebut.
Bahkan sekalipun dia tidak menyebutkan detilnya, tapi pasti Qin Yan bisa langsung menyimpulkan siapa yang Sun Mu Qing maksud.
Qin Yan pun tidak membahasnya lebih lanjut dan cuma menawarkan belasungkawa untuknya.
Sun Mu Qing dengan cepat menguasai diri dan tersenyum kembali, bersikap seolah dia tuan rumah menggantikan Sun Hao Yue yang tidak bisa hadir.
Setelah makan malam, Qin Shuang mendadak mengetuk pintunya Qin Wan, lalu dengan canggung dan malu meminta Qin Wan untuk menemaninya ke kereta kuda soalnya tamu bulanannya mendadak muncul dan dia perlu mengambil perlengkapan yang tertinggal di kereta.
Karena sudah malam dan Qin Shuang juga terlalu malu untuk minta bantuan Qin Yan, akhirnya mereka, dua gadis dan keempat pelayan mereka, keluar bersama.
Namun karena seluruh kediaman tidak diterangi lampu satu pun, jadi suasananya sangat gelap dan memang terasa agak menyeramkan seperti yang Fu Ling bilang.
Setelah Qin Shuang mendapatkan apa yang dia butuhkan, mereka pun bergegas kembali dengan Qin Wan dan kedua pelayannya berjalan di depan.
Namun di tengah jalan, mendadak saja Qin Shuang menjerit ketakutan, dan saat Qin Wan dan kedua pelayannya mengikuti arah pandangan mereka, mereka mendapati tak jauh dari sana, ada orang yang rambutnya acak-acakan, sedang menatap mereka dengan tatapan menyeramkan.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam