Sinopsis The Forbidden Flower Episode 24 [FINAL]

Walaupun agak belum rela, tapi Ding Xiao Ran akhirnya memutuskan untuk menyerah akan Xiao Han dengan memberitahu He Ran bahwa pacarnya sedang menunggunya di luar. Xiao Ran langsung keluar dengan penuh semangat dan langsung sumringah begitu melihat Xiao Han.

Sebenarnya dia baru bangun, belum cuci muka, belum mandi, belum dandan. Tapi biarin lah, pokoknya dia tidak mau melepaskan Xiao Han barang sedetik pun.

"Aku punya hadiah untukmu," ujar Xiao Han lalu membuka payung bergambar ikan. Cantik sekali, He Ran suka.


Mereka lalu jalan-jalan di pantai, di mana Xiao Han mengaku bahwa pertama kalinya dia jatuh cinta pada He Ran adalah saat He Ran mendatangi salonnya untuk potong poni. Saat dia mulai menggunting rambutnya, He Ran tiba-tiba membuka mata dan menatapnya.

Saat itu dia berpikir kalau He Ran pasti datang karenanya dan sudah bisa menebak kalau He Ran pasti akan meninggalkan barangnya di sini sebagai alasan untuk kembali. Waktu itu dia sebenarnya mengenali He Ran, dia masih mengingat suara He Ran saat di salon remang-remang, menanyakan nomornya.


He Ran mengaku bahwa sejak saat itu, dia juga selalu mengingat suara Xiao Han. Dia bahkan sampai bermimpi. Errr... tapi tentu saja dia menolak mengatakan apa mimpinya, tapi yang pasti, sekarang mimpinya itu sudah menjadi kenyataan.

"Apakah ada yang kau sesali selama pacaran denganku?" tanya Xiao Han.

"Ada. Waktu bunga kaktus mekar, aku malah tertidur."

"Kenapa masih memikirkan itu?"

"Tentu saja, itu penyesalan seumur hidup."

Mereka lalu menghabiskan waktu sepanjang hari untuk berkencan dengan penuh kebahagiaan: Bermain, makan es krim, memilih gaun putih cantik untuk He Ran dan juga berdansa di pantai.

Terakhir, Xiao Han mengajaknya ke gedung yang berada di tengah Danau Pusat. Seharusnya mereka tidak bisa masuk ke sana, tapi Xiao Han berhasil membujuk penjaga tempat itu untuk membiarkan mereka masuk.

He Ran curiga dengan apa yang Xiao Han katakan pada si penjaga, apakah mungkin Xiao Han berkata kalau Xiao Han mau melamar pacarnya yang cantik di dalam gedung ini? Xiao Han menyangkal, He Ran kebanyakan nonton film kayaknya.


Dari jendela gedung itu, ternyata mereka bisa melihat Bima Sakti seperti yang pernah mereka lihat di kampung halamannya Xiao Han. Jadi... Xiao Han membawa He Ran kemari hanya untuk melihat bintang?

Tentu saja bukan cuma itu, tujuan utama Xiao Han sebenarnya memang sesuai tebakan awal He Ran, melamarnya. Dia diam-diam menyelipkan cincin ke jari He Ran lalu berlutut di hadapannya dan bertanya, 

"Nona He Ran yang paling kucintai, apakah kau bersedia menikah dengan Tuan Xiao Han? Baik saat kaya maupun miskin, sehat maupun sakit. Apakah kau bersedia melewati sisa hidup ini bergandengan dengannya?"

"Aku bersedia."

Hari ini He Ran hendak pergi ke kampung halamannya Xiao Han untuk menikah di sana. Namun sebelumnya, dia bertemu Han Yuyang mempertanyakan apa alasannya lebih memilih Xiao Han dibandingkan dirinya yang telah menemani He Ran sejak mereka masih kecil. 

Dia sungguh tidak mengerti bagian mana dari dirinya yang kurang dibandingkan Xiao Han. Kenapa dia bisa kalah dari seseorang yang asal He Ran temui di jalan.

"Tidak ada alasan. Jatuh cinta ya jatuh cinta saja. Sekali lihat bisa langsung tahu."

He Ran yakin perasaan Han Yu kepadanya sebenarnya bukan cinta, tapi hanya rasa terbiasa karena mereka selalu bersama sejak kecil. Tapi Han Yu menyangkal, dia sangat amat yakin akan perasaannya terhadap He Ran adalah cinta, dan hanya He Ran yang selalu dia cintai selama ini.

"Pernahkah kau mendengar sebuah pepatah yang mengatakan 'Kau akan bertemu seseorang yang secerah pelangi, lalu semua orang akan menjadi awan'? Ini baru namanya cinta."

"Jadi Xiao Han adalah pelangimu?"

"Bukan. Xiao Han adalah nyawaku. Bisa bertemu dengannya di kehidupan ini, hidupku sudah bernilai. Kalaupun aku mati sekarang, aku rela."

Han Yu jujur mengaku iri pada He Ran. Biarpun He Ran sakit, tapi dia memiliki segalanya, termasuk orang yang dia cintai. Sedangkan Han Yu sendiri sama sekali tidak memiliki apa pun. 

He Ran harus pergi sekarang, pesawatnya sudah mau berangkat. Han Yu memohon padanya untuk memeluknya untuk yang terakhir kalinya. He Ran awalnya ragu, tapi akhirnya dia membiarkan Han Yu memeluknya. 

Han Yu pun sontak memeluknya sambil menangis sedih, tapi dia merelakan He Ran dan mendoakan semoga He Ran hidup dengan baik.

Xiao Han mengadakan pesta pernikahan tradisional Suku Qian yang sangat megah untuk He Ran. Setelah itu, mereka berkendara ke danau, di mana He Ran berkata bahwa dia tidak ingin pergi (ke mana? Berobat ke luar negeri kah?), tapi Xiao Han dengan mata berkaca-kaca memintanya untuk tetap pergi.

"Xiao Han. Jika misalnya aku tidak bisa pulang lagi, kau tetap tidak boleh mencari wanita lain. Kau sudah berjanji padaku, kau bilang aku adalah wanita terakhirmu. Apa kau akan menungguku?"

Xiao Han berkaca-kaca mengiyakannya, dia berjanji akan menunggu He Ran sampai He Ran pulang.

"Kalau aku tidak bisa pulang, kau tidak boleh menangis."

Sekarang saja Xiao Han sudah mau menangis, tapi dia berusaha keras menahannya. He Ran memintanya untuk memelihara ikan saja selama dia pergi dan beri nama yang cantik untuk ikannya.

"Aku akan memelihara dua ekor lalu menunggumu pulang untuk memberi mereka nama."

Mereka lalu tiduran bersama di atas salju. He Ran tampak lemah saat dia berkata bahwa Xiao Han telah memenuhi semua janji yang pernah Xiao Han ucapkan padanya.

"Aku belum mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu. Aku mencintaimu sejak pertama kali bertemu denganmu."

He Ran tiba-tiba berkata kalau dia lelah dan ingin tidur sebentar. Mereka pun tidur bersama di hamparan salju. Heh? He Ran nggak mati kan? Mereka berdua nggak mati beku bersama kan?

Satu tahun kemudian, Yuan Qi tak sengaja menemukan Ibu sedang makan junk food di restoran dengan mengenakan gaun pink yang pernah mereka pakai waktu kencan.

Awalnya mereka sangat canggung dan hanya saling menyapa biasa seperti teman lama yang baru bertemu kembali sekian lama walaupun jelas mereka saling merindukan satu sama lain. Tapi saat mereka hendak berpisah, mereka akhirnya saling berbalik dan tampaknya Ibu sekarang sudah mulai bisa menerima Yuan Qi. Yuan Qi dengan berlinang air mata berkata bahwa dia masih menunggu Ibu. Aww, Ibu sontak menangis haru mendengarnya.

Suatu hari, Xiao Han didatangi seorang manajer pameran lukisan yang ingin membeli lukisan Bunga Gerbera-nya ini dengan harga mahal. Xiao Han bingung, ini cuma lukisan hiasan biasa. Tapi setelah mengeceknya, si manajer yakin seyakin-yakinnya kalau ini lukisan asli. Hah? Kok bisa?

Si manajer memberitahu Xiao Han bahwa pelukis lukisan ini adalah seorang pelukis terkenal semasa hidupnya dan salah satu lukisannya pernah terjual senilai puluhan juta Yuan di acara lelang, nama Mandarin-nya adalah He Li Tao.

Ah! Xiao Han langsung sadar kalau pelukis itu pastilah ayahnya He Ran. Lalu bagaimana ceritanya lukisan ini bisa jadi lukisan asli? Hmm, kemungkinan ditukar oleh He Ran. Karena itulah, Xiao Han menolak menjual lukisan ini tak peduli berapa pun harganya.

Tak lama setelah si manajer pergi, Xiao Han melihat bunga kaktusnya mekar lagi, tapi dia malah menangis. Errr? Kenapa dia menangis? Apakah He Ran meninggal? Di kamar mandi tampak ada sepasang handuk dan sepasang sikat gigi, tapi tidak tampak keberadaan He Ran.

Hari ini Xiao Han pergi berkebun ke Danau Pusat yang sekarang sudah dipenuhi dengan bunga gerbera. Tiba-tiba dia mendengar suara He Ran memanggilnya dan berjalan mendekatinya dengan senyum ceria dan memakai gaun putih polkadot yang dulu. Xiao Han begitu bahagia dan langsung memeluknya.

~THE END~

Jadi ini endingnya gimana? He Ran masih hidup? Kalau begitu, apa artinya tangisan Xiao Han saat dia melihat bunga kaktus mekar? Ah ya sudahlah, anggap saja He Ran memang masih hidup dan mereka terpisah cuma karena He Ran pergi berobat dan Xiao Han setia menunggunya sesuai janjinya.

Sayang banget He Ran sampai ending nggak tahu kalau emaknya jatuh cinta sama brondong temannya sendiri. Wkwkwk! Anyway, terima kasih semuanya yang baca sinopsis drama ini sampai end, hope you enjoy this drama. ^^

Post a Comment

0 Comments