Sinopsis White Cat Legend Episode 13

Wakil Menteri memberitahu Li Bing bahwa mayat korban awalnya disembunyikan di dalam patung Raja Naga yang ada di dalam kuil, makanya posisi mayat korban dalam keadaan meringkuk begini.

Yang menemukannya adalah beberapa bos kapal yang tadi pagi datang untuk menyembah dewa. Sebenarnya kuil ini sudah terbengkalai, namun karena belakangan ini aliran sungai di hilir sering tersumbat dan sumur banyak yang kering, makanya beberapa bos kapal itu datang kemari untuk menyembah Dewa agar bisnis mereka bisa lancar kembali.

Mereka semua datang dalam keadaan mabuk. Salah satunya bahkan terlalu mabuk untuk berdiri dan akhirnya terbaring di bawah patung. Saat itulah tiba-tiba wajahnya ketetesan sesuatu. 

Awalnya dia kira itu air, tapi ternyata darah. Karena dikira patungnya yang berdarah, para bos kapal itu langsung melapor ke kantor pemerintah. Begitulah bagaimana kemudian mereka menemukan mayat tersebut di dalam patung. Ada lubang besar di bagian belakang patung, di sanalah korban disembunyikan.

Berdasarkan kondisi mayat, Wakil Menteri memperkirakan korban sudah mati dua atau tiga hari, dan penyebab kematiannya karena kepalanya dipukul kuat-kuat. Senjata pembunuhnya bahkan ditinggalkan di sana, sebuah tongkat kayu yang masih berlumuran darah.

Masalahnya, tongkat kayu ini umum digunakan untuk mengakut barang di dermaga, makanya sulit menemukan pelakunya. Korban sendiri adalah penjaga malam dermaga, namanya Liu Fu.

Wang Qi menduga mungkin Liu Fu menemukan sesuatu yang aneh saat sedang bertugas menjaga keamanan, kedua pihak berkonflik hingga terjadilah bencana ini.

Fakta kalau Liu Fu disembunyikan di dalam patung, jelas menunjukkan kalau pelaku mengetahui seluk beluk tempat yang sudah terbengkalai ini. Jadi, kemungkinan pelakunya adalah pencuri kambuhan.

Liu Fu pasti tak sengaja melihat si pelaku setelah dia melakukan aksi pencuriannya. Si pelaku merasa terdesak dan akhirnya membunuh Liu Fu untuk menghilangkan bukti lalu menyembunyikan mayatnya di patung.

Menurut Sun Bao, mungkin pelaku bekerja di pelataran barang di dermaga mengingat senjata yang digunakan adalah tongkat pengangkat barang.

Li Bing setuju dengan pendapat mereka. Tempat ini sudah pasti adalah tempat persembunyian barang curian. Buktinya, ada bekas seretan di tanah yang jelas sudah lama ada. Alibaba juga bisa mencium aroma beberapa rempah yang terkenal mahal, pasti itu yang dicuri. 

Li Bing menduga kalau si pelaku tidak bekerja sendiri. Liu Fu sudah dua-tiga tahun bekerja di sini, tidak mungkin kan kalau dia tidak tahu?... Ah! Semua orang langsung paham, Liu Fu kemungkinan juga pencuri. Dia mencuri barang yang seharusnya dia jaga.

Sementara yang lain sibuk menyatakan teori dan dugaan mereka, Chen Shi sendiri malah melet-melet menirukan pose patung Raja Naga. Tapi dia tidak main-main juga sih, soalnya dia merasa ada yang hilang dari patung Raja Naga itu. Tangan patung Raja Naga kosong padahal seharusnya dia menggenggam sesuatu.

Li Bing dengan cepat menemukannya, sebuah papan kayu yang terjatuh di bawah patung. Sepertinya tidak terlalu penting, jadi Li Bing langsung meletakkannya kembali di tangan patung Raja Naga.

Li Bing lalu memerintahkan Wang Qi cs untuk menyelidiki sekitar dermaga. Tiba-tiba Li Bing mencium bau sesuatu yang ternyata berasal dari guci arak yang ditinggalkan bos kapal yang mabuk.

Dari mengikuti bau arak itu, Li Bing pun membawa Chen Shi ke sebuah kedai arak di dekat dermaga. Kedai itu penuh orang, tapi dengan cepat mereka bubar saat mendengar bunyi lonceng yang mengharuskan mereka untuk kembali bekerja.

Si Bos Kedai tampak agak gugup dan berusaha mengusir mereka secara halus, tapi kemudian ada pengemis yang baru saja selesai minum dan tampak jelas dia sudah mendengarkan segalanya.

Makanya dia langsung memberi isyarat pada Li Bing saat dia berjalan keluar. Li Bing dan Chen Shi pun langsung mengikuti si pengemis. Dengan bayaran sekeping besar uang perak, Pengemis itu memberitahu Li Bing bahwa semua orang di sini tahu bahwa Liu Fu menjaga tempat ini sebenarnya untuk pencuri.

Semua orang tahu, semua orang juga tidak tahu. Hah? Maksudnya? Dia tidak memberi jawaban pasti tentang kalimatnya ini dan hanya menyuruh Li Bing untuk pergi langsung ke tempat korban bekerja. Di sana lah, Li Bing akan mengerti maksudnya.

"Di tempat membunyikan lonceng di sana. Aiyah! Jalur sungai tersumbat, keadaan masyarakat tidak baik. Tidak ada banyak barang untuk memenuhi kebutuhan semua orang. Kenapa tidak menjadi pencuri? Hanya saja kakiku tidak lincah. Jika lincah, aku juga akan menjadi pencuri. Setiap hari mengumpulkan rongsokan untuk apa? Yang dipungut mana mungkin lebih berharga daripada yang dicuri," cerocos si Pengemis.

Wang Qi mencoba menanyai para pekerja, tapi semua orang mengabaikannya. Namun kemudian dia melihat satu orang yang berjalan pergi dan tampak jelas mencurigakan.

Wang Qi langsung membuntutinya dan menemukan orang itu membakar sebuah surat lalu kabur. Untungnya Wang Qi berhasil menyelamatkan surat yang setengah terbakar itu.

Dari salah satu rekan senegaranya, orang Persia yang juga seorang pemilik kapal di dermaga, Alibaba mendapatkan beberapa petunjuk. Belakangan ini memang banyak pencurian barang sejak aliran sungai tersumbat, target utamanya adalah kapal yang mengangkut barang-barang yang sangat berharga.

Tapi setiap kali benda yang dicuri bukan barang penting, makanya sering diabaikan. Namun belakangan ini, kapal-kapal tersebut sudah berusaha tidak datang ke dermaga ini lagi. Menurut kesaksian si orang Persia, dua malam yang lalu, dia melihat sebuah kapal berlabuh, tapi tidak sampai satu jam sudah pergi lagi.

Li Bing dan Chen Shi menemukan semua papan informasi yang diletakkan di dekat lonceng sudah dicat putih. Jelas bertujuan untuk menutupi semua informasi tentang kapal-kapal. Tapi Li Bing memperhatikan ada salah satu papan yang ada jejak darah, dan dari mengikuti jejak darah, dia melihat ada orang yang sedang mengintip mereka.

Dia langsung mengejar orang itu. Chen Shi panik sendiri dan tanpa pikir panjang, langsung menyalakan kembang api Mahkamah Agung. Sontak saja kembang api itu membuat para Pengawal Kerajaan, langsung lari ke TKP. 

 

Dengan menggunakan kekuatan supernya, Li Bing berhasil mengejar orang misterius yang ternyata si Wanita Asing yang waktu itu. Tiba-tiba Chen Shi muncul dan wanita itu langsung menyanderanya. Namun Li Bing memperhatikan wanita itu terluka entah dari mana. Saat yang lain mulai berdatangan, wanita itu langsung melemparkan senjatanya ke arah Li Bing sebelum kemudian melarikan diri.

Pengawal Kerajaan dan pemimpin mereka, Jenderal Qiu, datang juga tak lama kemudian berkat kembang api tadi. Seperti biasanya, Jenderal Qiu kepo dan ingin ikut campur. Namun Li Bing dengan sengitnya menegaskannya untuk tidak melewati batas.

Kembali ke Aula Mingjing, Li Bing cs mendiskusikan semua petunjuk. Papan-papan di dermaga yang dicat putih semua itu sudah pasti berisi informasi dan petunjuk tentang kapal-kapal yang membawa barang berharga, posisi mereka, kapan datangnya, dsb.

Dilihat dari sikap semua orang yang tampak jelas gugup dan menghindari mereka, Li Bing yakin kalau semua orang di dermaga mungkin terlibat dalam pencurian ini.

Yang paling mencurigakan adalah arak yang dijual di kedai arak itu adalah arak mahal. Padahal kedai itu cuma kedai kecil, bagaimana bisa mereka menjual arak mahal? Tidak mungkin juga para pekerja kapal sanggup membelinya.

Arak ini sudah jelas bermasalah. Antara dibeli dengan harga rendah dari si pencuri atau mungkin araknya disimpan oleh si pencuri sendiri.

Intinya, semua orang di dermaga bersekongkol. Pasti inilah yang dimaksud oleh si Pengemis tadi. Awalnya semua orang pasti rukun-rukun saja, tapi kemudian terjadi sebuah perubahan pada malam kejadian sehingga terjadi konflik internal.

Mungkin pada malam kejadian, mereka mencuri dari kapal yang sempat berhenti sebentar itu. Papan-papan yang dicat itu mungkin untuk menutupi jejak bahwa kapan itu pernah datang ke dermaga malam itu.
Mengakhiri rapat, Li Bing memerintahkan mereka untuk mencari keberadaan barang curian itu, sementara dia sendiri akan menyelidiki asal-usul kapal.

Chen Shi benar-benar merasa bersalah atas kesalahannya tadi. Bahkan sekalipun Li Bing sama sekali tidak menyalahkannya, tetap saja dia tidak bisa menghapus rasa sesalnya.

Apalagi kemudian dia tak sengaja mendengar obrolan teman-temannya tentangnya. Intinya, menurut mereka, dia sangat baik. Hanya saja, dia tidak becus dalam banyak hal. Jelas saja Chen Shi jadi semakin sedih.

Dengan menggunakan senjata yang dilempar si Wanita Asing, Li Bing pun mendatanginya. Wanita itu menyangkal kalau dia membunuh Liu Fu. Dia mendatangi dermaga karena ada barang yang dia inginkan di kapal.

Barang itu seharusnya diantarkan oleh Liu Fu, tapi orangnya tidak datang-datang. Baru hari ini juga dia tahu kalau Liu Fu sudah mati.

Dia di pelataran barang hanya untuk melihat apakah ada petunjuk yang tertinggal atau tidak. Namun masalah barang apa yang dia cari, dia menolak menjawab.

Li Bing bisa menduga kalau dia pasti sudah bertemu dengan orang yang mengecat papan informasi kapal, dan orang yang melukai bahunya kemungkinan besar adalah si pembunuh.

Wanita itu mengaku kalau mereka jumlahnya cukup banyak. Jika tidak, maka dia tidak mungkin terluka. Tapi dia tidak melihat wajah-wajah mereka.

Li Bing jadi semakin penasaran, barang apa yang sebenarnya dicuri darinya itu. Apakah barang itu berhubungan dengan Setangkai Bunga? Katakan saja. Li Bing meyakinkan kalau dia bisa membantu mencarinya dan mengembalikannya padanya. Sebagai gantinya, dia harus memberitahu tentang kenapa dia mencari Setangkai Bunga, dan apa sebenarnya hubungan benda ini dengan Setangkai Bunga.

Chen Shi kebetulan lewat di kiosnya Paman Peramal, tapi yang tak disangkanya, Paman Peramal memberitahu bahwa dia mendapatkan surat dari kakaknya yang dia cari-cari itu. Tadi ada orang mendatanginya minta diramal untuk mencari Chen Shi, ternyata orang itu membantu Chen Jiu untuk mengirim surat ke Chen Shi.

Wah! Akhirnya! Chen Shi senang banget dan langsung lari pulang untuk memperlihatkan surat itu ke Li Bing. Tapi isi suratnya ternyata sangat amat pendek, cuma bilang kalau dia (Chen Jiu) baik-baik saja, jangan khawatir. Sudah, begitu doang. 

Hmm, agak aneh sih. Suratnya benar-benar tidak menunjukkan kalau Chen Jiu merindukan Chen Shi, malah terkesan seolah dia tidak mau dicari oleh Chen Shi. Tapi Chen Shi justru semakin penasaran dan meminta Li Bing untuk membantunya mencari tahu siapa pengirim surat ini.

"Apa rencanamu setelah menemukan kakakmu?" tanya Li Bing.

"Harus lihat kondisi dulu. Jika kakakku hidup dengan baik dan tentram, aku akan ikut dengannya."

"Tidak tinggal di Mahkamah Agung lagi?"

"Aku terlalu bodoh."

"Kau jangan selalu merendahkan diri. Kau benar-benar cocok di Mahkamah Agung."

Canggung dengan pembicaraan ini, Chen Shi buru-buru mengalihkan topik meminta Li Bing untuk membantunya mencari tahu pengirim surat ini dulu. Sayangnya, bahkan sekalipun sudah mengandalkan indera penciuman supernya, tetap saja Li Bing tidak bisa mendapatkan petunjuk karena ini cuma jenis kertas biasa. Namun karena Chen Shi bersikeras untuk mencari kakaknya, akhirnya dia setuju untuk memberinya cuti.

Keesokan harinya, tim Aula Mingjing terburu-buru ke dermaga karena mendapat laporan bahwa si pengemis yang kemarin, ditemukan mati akibat dipukul dengan benda tumpul. Lukanya mirip dengan luka pukulan pada Liu Fu. Berarti ada kemungkinan bahwa pelaku kedua kasus adalah orang yang sama.

Aneh sekali, kenapa dia dibunuh. Cuma karena dia memberi informasi ke Li Bing? Tapi informasi yang dia berikan adalah informasi yang sudah banyak diketahui orang. Berarti pelakunya pasti punya maksud lain. Li Bing menduga kalau pelaku pasti mau mencari barang yang ada di rumah si pengemis.

Rumah kecilnya si pengemis memang agak kacau, tapi Li Bing yakin kalau rumah ini tidak mungkin sekacau ini sebelumnya. Jadi sudah pasti ada orang yang pernah masuk dan mencari sesuatu di rumah ini.

Uang yang Li Bing berikan kemarin masih utuh, berarti si pembunuh tidak mengincar uang. Mengingat kata-kata si pengemis kemarin, kemungkinan yang dicari si pelaku adalah benda yang dicuri hari itu, benda yang menyebabkan perselisihan dan akhirnya membuat Liu Fu terbunuh. Tapi benda apakah itu sampai membuat dua nyawa melayang?

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

0 Comments