Sinopsis Love Me If You Dare episode 15

 Sinopsis Love Me If You Dare episode 15



Zi Yu tampak murung dalam perjalanan pulang dan Yao Yao berusaha menghiburnya dengan errr... nawarin permen. Ha!

Walaupun semua bukti menunjukkan bahwa Lin Yi Yang lah yang paling mencurigakan, tapi Zi Yu merasa bukan Lin Yi Yang pelakunya karena saat mereka menangani kasus mutilasi dengan mesin pembunuh, Lin Yi Yang punya alibi karena dia sedang berada di luar negeri saat itu.


Yao Yao juga merasa kalau Yi Yang bukan pelakunya karena ia merasa apa yang dikatakan bu presdir masuk akal. Tidak mungkin seorang wanita tidak tahu perbedaan ci~man tunangannya dengan ci~man pria lain.

Jin Yan tidak sependapat, mana mungkin bisa membedakan orang hanya dari ci~man, bisa saja kan Yi Yang mengubah cara ci~mannya agar bu presdir tidak tahu.


Saat Yao Yao masih tetap yakin dengan pendapatnya sendiri, Jin Yan langsung membuktikan pendapatnya dengan menci~m Yao Yao tepat dihadapan Zi Yu. hahaha... kasihan Zi Yu XD.


Tapi setelah ci~man itu selesai, Yao Yao malah membuat Jin Yan speechless karena Yao Yao berkata bahwa saat Jin Yan berci~man, dia punya kebiasaan tertentu di tiap akhir ci~man dan bahkan barusan Jin Yan melakukannya lagi secara tak sadar.


Tapi tetap saja Jin Yan bersikeras kalau pendapat Yao Yao belum tentu benar. Bahkan walaupun bu presdir dan tunangannya sudah saling mengenal selama bertahun-tahun dan bu presdir bisa membedakan ci~man tunangannya dengan orang lain, tapi pasti ada penjelasan lain. Misalnya, mungkin Lin Yi Yang punya kepribadian ganda.


Saat si pelaku menci~m bu presdir, dia sempat mengira yang menci~mnya adalah Jin Yan. Jadi mungkin umur dan postur si pelaku mirip Jin Yan.

Dilihat dari caranya melakukan kejahatan, jelas sekali si pelaku punya kepribadian yang angkuh. Semua kejahatan yang dilakukannya tampak seperti sebuah permainan baginya. Permainan yang ingin dia mainkan bersama Jin Yan.

Tapi anehnya, walaupun target utamanya adalah Jin Yan, tapi si pelaku tidak menyerang Jin Yan secara langsung. Yao Yao jadi bertanya-tanya, apa tujuan si pelaku yang sebenarnya? Apa dia ingin menaklukkan Jin Yan karena dia adalah komplotannya si flower cannibal?


Jin Yan berkata tidak. Dia sudah mengkonfirmasi hubungan orang itu dengan Tommy dan mendapati bahwa orang itu adalah guru spiritualnya Tommy, orang yang kemampuan dan keahliannya jauh diatas Tommy.

Dilihat dari keangkuhannya, orang itu pastinya tidak akan turun tangan langsung untuk melakukan kejahatannya, jadi dia membuat Tommy melakukan semua pekerjaan kotornya. Atau dengan kata lain, orang inilah si flower cannibal no.1 dan Tommy hanyalah flower cannibal no.2.

Jin Yan yakin orang itu ingin balas dendam padanya karena dialah yang telah menjebloskan Tommy kedalam penjara. Jadi sekarang, yang harus Jin Yan lakukan adalah pergi ke Amerika untuk bicara dengan Tommy.


Yao Yao dapat kabar dari kepolisian bahwa mereka sudah menemukan jejak mobil mencurigakan yang meninggalkan pabrik saat ledakan terjadi. Di perkirakan mobil itu menuju Hong Kong.

Jin Yan yakin si pelaku pasti akan melakukan kejahatannya yang selanjutnya di Hong Kong, maka diapun langsung menyuruh Zi Yu untuk pergi ke Hong Kong dan memberitahu polisi disana untuk menggeledah villanya Yi Yang. Sementara Yao Yao akan ikut Jin Yan ke Amerika.


Sesampainya di Amerika, mereka langsung menuju penjara negara bagian Pelican Bay tempat Tommy dikurung. Jin Yan menginterogasi Tommy sementara Yao Yao menonton dari ruang sebelah lewat kaca 2 arah.

Jin Yan menunjukkan foto-foto pembunuhan yang dilakukan si flower cannibal no.1 dan juga foto-foto pesan dari no.1 yang ditulis dengan angka-angka yang jika semua angka diformulasikan akan berbunyi 'Hi Simon'.


Tommy berkata kalau no.1 memang suka permainan angka dan dia melakukannya karena dia ingin membunuh Jin Yan demi balas dendam karena Jin Yan lah yang memasukkan Tommy kedalam penjara.

Tommy berkata kalau no.1 ini sama sepertinya, suka memburu mangsa yang paling kuat lalu menyiksa korbannya sangat lama sampai dia berhasil menangkap Jin Yan.


Apakah benar no.1 memang berniat untuk membunuh Jin Yan? tanya Yao Yao. Jin Yan berkata tidak, sejak awal Tommy sudah berbohong tentang segala hal.

Saat Tommy melihat foto-foto korban no.1, ekspresi Tommy tampak tidak senang bahkan ia langsung menatap Jin Yan dengan kebencian. Semua reaksi emosionalnya itu menunjukkan kalau Tommy cemburu dan marah padanya... karena no.1 mengincar Jin Yan untuk menggantikan Tommy dan menjadikan Jin Yan sebagai partner baru.


Di Hong Kong, tim SWAT menggerebek ke villanya Yi Yang. Tapi anehnya, villa itu kosong. Akan tetapi di ruang bawah tanah, mereka menemukan beberapa koleksi miniatur (yang kita lihat si episode sebelumnya).

Lalu tiba-tiba, sebuah video menyala dengan sendirinya. Dalam video itu tampak beberapa orang yang disiksa, tampak pula seorang pria yang dirantai di tempat gelap seperti Jin Yan dulu dan anjing yang menggonggong.


Begitu Jin Yan dan Yao Yao tiba di Hong Kong, mereka langsung ke markas kepolisian dimana pak polisi memperlihatkan beberapa miniatur yang mereka temukan di villanya Yi Yang. Didalam kotak miniatur pria kembar, ada sebuah tulisan yang berbunyi 'You will be with me'.

Walaupun no.1 adalah dalang yang telah memanipulasi berbagai kasus yang selama ini mereka tangani, akan tetapi Jin Yan meyakini bahwa orang-orang yang disiksa didalam video, diculik sendiri oleh si no.1.

Apa yang dia lakukan ini menunjukkan kalau no.1 sudah siap untuk mengkonfrontasi Jin Yan secara langsung.


Polisi lalu rapat untuk membahas para korban yang terlihat di video. Korban nomor 1 adalah seorang wanita usia 25 tahun yang bekerja di kantor real estate, korban kedua adalah seorang pria setengah baya yang merupakan pensiunan guru bahasa di sebuah SD.

Korban ketiga adalah seorang pria muda usia 29 tahun yang berprofesi sebagai arsitek. Bagian yang paling aneh dari video itu adalah seekor anjing yang menyalak pada sebuah boneka bayi.

Ketiga korban menghilang sekitar 2 minggu yang lalu. Yang jadi masalah, tidak ada kesamaan ataupun hubungan apapun diantara ketiga korban itu.


Polisi masih berharap kalau ketiga korban itu masih hidup... tapi Zi Yu tiba-tiba menyela untuk mengumumkan bahwa semua korban sudah mati.

Zi Yu menjelaskan bahwa semua video yang memperlihatkan para korban dan anjing menyalak (video yang memperlihatkan pria dirantai tidak termasuk), tampak berakhir saat video menunjukkan gambar tidak bergerak. Akan tetapi, indikator video menunjukkan kalau video itu sebenarnya masih jalan.

Zi Yu berkata hal itu dikarenakan ada sebuah video lain yang dienkripsi dan disembunyikan didalam gambar tak bergerak.

Zi Yu seperti biasanya, bergerak cepat memecahkan decoding video itu lalu memperlihatkan video yang terenkripsi itu. Dalam video yang terakhir, tampak jelas bahwa semua korban sudah mati dan bahkan bonekanya pun sudah dirusak.


Yao Yao tidak tahan melihat semua gambar-gambar mengerikan itu dan langsung keluar dari ruang rapat. Jin Yan menyusulnya tak lama kemudian dan mendapati Yao Yao menangis.

Melihat penyiksaan kejam yang dialami para korban membuat Yao Yao takut kalau Xun Ran juga mengalami hal yang sama, disiksa sekejam itu.


"Hal yang paling menakutkan di dunia ini adalah kegelapan yang tidak bisa ditembus. Itu adalah cara yang dia gunakan untuk mengalahkan kita. Jian Yao, kau tidak boleh kalah. Kalau kau kalah, bagaimana aku bisa menang?"


Sepasang kekasih sedang mendaki gunung. Saat mereka tengah istirahat dan minum air hangat, tiba-tiba ada darah menetes ke air minum mereka. Mereka menengadah dan menemukan mayat wanita di atas pohon.


Di tempat lain, seekor anjing menemukan sebuah boneka berlumuran darah. Saat si pemilik anjing mengajak anjingnya pergi, ia malah mendapati mayat pria yang isi perutnya berhamburan.

Di sebuah taman, seorang nenek duduk di sebuah bangku dan disampingnya ada seorang kakek yang tampak tidak bergerak sama sekali... karena kakek itu memang sudah mati. Ketiga mayat itu adalah para korban penculikan si no.1.


Malam harinya, pak polisi mendatangi Jin Yan di kamar hotelnya untuk menyerahkan laporan penemuan mayat ketiga korban. Tim forensik mendapati no.1 mengambil sesuatu dari para korban sebagai 'suvenir'.

Dari korban wanita, no.1 mengambil semua kulit punggungnya. Dari korban pria setengah baya, no.1 mengambil beberapa helai rambut ubannya. Sementara korban pria muda, diambil hatinya saat dia masih hidup. Lalu boneka bayi yang berada bersama mayat pria muda, tangannya diputus.

Polisi sudah menginterogasi teman-teman dan keluarga korban, mereka semua tidak ada yang saling mengenal jadi polisi menyimpulkan kalau no.1 memilih korbannya secara acak.

Akan tetapi, polisi mendapati bahwa korban wanita sebenarnya bukan cuma agen real estate tapi juga hendak pergi ke kuliah malam.

Sementara korban pria bukan cuma seorang arsitek tapi juga seorang penulis yang telah beberapa kali memenangkan penghargaan. Mereka juga mendapati mobil si pelaku tampak beberapa kali berada di sekitar tempat para korban sebelum para korban diculik.

Dari sini polisi menduga kalau si pelaku tidak mungkin menculik para korban secara acak, dia terlebih dulu memilih dan mengamati para korbannya dengan seksama.


Jin Yan langsung menganalisis kasus ini di papan tulisnya. Jin Yan menduga penculikan korban wanita lah yang direncanakan sementara penculikan pria muda dan pria setengah baya dilakukan karena impuls. Dari video, bisa dilihat bahwa korban wanita dan korban pria muda yang disiksa paling ekstrem.


Korban wanita dipukuli beberapa kali dengan tongkat sebelum dia mati tapi tidak ada tanda-tanda penyiksaan se~~~al, no.1 menyiksa korban secara pelan-pelan.

Hal ini menunjukkan kalau si no.1 membenci wanita. Jin Yan menduga mungkin karena saat no.1 masih kecil, dia pernah ditinggal atau dibuang oleh ibunya.

Tindakan menguliti kulit punggung korban menunjukkan perampasan. Jin Yan menduga mungkin saat no.1 masih kecil dia pernah diper~~~a atau disiksa secara se~~~al oleh wanita.


Korban pria muda yang diambil hatinya menunjukkan perampasan yang jauh lebih besar. Mungkin si pelaku tinggal bersama ayahnya dan sering mendapat penyiksaan fisik atau mental. Si pelaku mengambil hati korban karena dia menganggap korban pria muda itu sebagai penggambaran ayahnya.


Sementara korban pria setengah baya mati karena sesak napas yang pada akhirnya menimbulkan serangan jantung. Hanya korban pria setengah baya inilah satu-satunya yang tidak disiksa sama sekali.

Jin Yan menduga bahwa kematian korban pria setengah baya ini adalah simbol dari kematian itu sendiri. Si pelaku meyakini bahwa sekarat di usia tua adalah siksaan paling kejam yang dialami manusia.


Sementara boneka dan anjing yang terkurung dalam ruangan yang sama menunjukkan masa kecil yang sangat traumatis. Boneka itu adalah simbol dirinya sendiri. Intensitas penderitaan masa kecil no.1 bisa dilihat dari tangan boneka yang diputus.


Jin Yan menyuruh pak polisi untuk mencari si pelaku berdasarkan deskripsinya itu. Jin Yan menduga bahwa si no.1 sangat ahli dalam ilmu psikologi jadi Jin Yan menyarankan agar pak polisi mencari si pelaku dengan menyelidiki universitas-universitas terbaik di Amerika yang punya jurusan psikologi.


Zi Yu menelepon untuk memberitahu Jin Yan kalau bu presdir pergi ke Hong Kong dan melapor ke polisi kalau tunangannya menghilang.

Jin Yan berkata bahwa walaupun dia tidak tahu apa hubungan Yi Yang dengan kasus ini tapi dia yakin kalau Yi Yang bukan si no.1.


Tiba-tiba sebuah lampu menarik perhatian Jin Yan. Dia lalu mencopot lampu itu, memperhatikannya sejenak lalu celingukan entah mencari apa sampai akhirnya perhatiannya tertuju pada lampu gantung di langit-langit kamar. Jin Yan lalu mencopot sepatunya lalu naik ke kursi dan bengong memperhatikan lampu gantung itu.


Yao Yao bingung apa yang Jin Yan lakukan? Jin Yan hanya menjawabnya dengan menyuruh Yao Yao untuk tidur saja sekarang dan besok setelah bangun tidur, Yao Yao harus dandan yang cantik.

Jin Yan berkata bahwa setiap kali selesai melakukan investigasi, Yao Yao jadi semakin lebih baik. Tapi setelah Yao Yao pergi ke kamarnya, ekspresi Jin Yan berubah serius lagi.


Yao Yao bermimpi sebuket bunga mawar merah yang terseret arus laut. Saat dia bangun, dia mendapati Jin Yan tidak ada di kamar dan hanya ada sepatunya yang kemarin dicopot. Yao Yao langsung menelepon Jin Yan dengan panik, Jin Yan mengangkat teleponnya dan berkata kalau dia ada di atap hotel.


Saat Yao Yao tiba di atap, dia melihat Jin Yan sedang duduk merenung sementara di sekitarnya banyak coretan-coretan analisis kasus. Jin Yan berkata kalau dia kemari karena tempat ini tenang jadi dia bisa berpikir jernih disini.

Jin Yan merasa petunjuk yang diberikan no.1 terlalu jelas, sepertinya si no.1 memang ingin Jin Yan mendeskripsikan tentang dirinya.

Semua deskripsi diberikan pada Jin Yan semudah ini mungkin untuk menunjukkan kalau mereka tidak akan bisa menemukannya, mungkin sekarang si no.1 sudah memulai ronde kedua kejahatannya.


Sementara itu di suatu tempat, seorang pria masuk ke sebuah toko perhiasan. Tapi perhatian utamanya bukan perhiasan-perhiasan yang terpajang di toko, melainkan seorang pelayan toko cantik didepannya. Oh, diakah si no.1?


Bersambung ke episode 16

Post a Comment

0 Comments