Sinopsis Love Me If You Dare episode 16

 Sinopsis Love Me If You Dare episode 16



Jin Yan menduga kalau no.1 sudah mulai menjalankan kejahatan ronde keduanya. Tapi sebagai seorang jenius, Jin Yan bisa menyadari adanya beberapa hal yang bertentangan dalam aksi no.1. 

Poin pertama, bagi seorang psikopat sadis, fantasi yang paling penting bukanlah masa lalu, kebencian atau balas dendam demi masa lalunya. Tapi bagaimana caranya mengeluarkan emosinya yang paling terdalam dan hasrat yang telah lama terpendam. 

Dengan melakukan kejahatan, seorang pembunuh psiko bisa mencapai kepuasan fisik dan mental. Tapi masalahnya, apa hasrat terpendam si no.1?

Poin kedua adalah kebenciannya yang sangat besar pada wanita. Jika dia merampas martabat korban pria muda (yang dilambangkan dengan mengambil organ hatinya) lalu kenapa dia tidak merampas martabat korban wanita.

Poin ketiga, kenapa dia menutup mulut korban pria muda selama dia menyiksanya. Yao Yao menduga mungkin karena dia tidak mau mendengar suara korban pria muda. Tapi kenapa no.1 tidak membiarkan korban pria muda membuat suara dan kenapa hanya dia seorang yang mulutnya dibungkam.


Poin keempat, kenapa dia mengambil beberapa helai rambut uban korban pria tua. Yao Yao menduga mungkin karena rambut uban bisa membuat emosi seseorang jadi melunak. 

Poin terakhir, kenapa setelah membunuh semua korban, dia membuang ketiga mayat korban dan boneka di tempat-tempat yang saling berjauhan satu sama lain. 

Kenapa dia tidak melakukan cara yang jauh lebih mudah dengan membuang ketiga mayat itu di tempat yang sama. Hal ini pasti karena ada suatu hubungan diantara ketiga korban yang ingin dia sembunyikan.


Atas permintaan Jin Yan, polisi kembali mengundang semua teman-teman dan keluarga korban untuk interogasi sekali lagi. Putri korban pria tua berkata bahwa ayahnya adalah orang yang sangat dermawan dan sering menghadiri acara amal. 

Teman sekamar korban wanita berkata kalau korban wanita dulu pernah punya pacar tapi mereka sudah putus 6 bulan yang lalu dan sebenarnya korban wanita hendak dipromosikan ke pulau Lamma. 

Adik korban pria muda berkata bahwa walaupun kakaknya punya bakat menulis tapi dia dengan terpaksa ganti jurusan saat dia kuliah karena orang tua mereka tidak mendukung keinginan kakaknya, tapi kakaknya terus berusaha mengejar cita-citanya hingga akhirnya dia sukses memenangkan penghargaan dalam karya tulisannya.


Dari semua informasi itu, Jin Yan akhirnya bisa menarik kesimpulan apa fantasi no.1, hasrat terpendamnya, dia bahkan sudah bisa menduga identitas, nama dan penyebab kemunculan fantasi si no.1.

Si no.1 ingin menunjukkan bahwa kasus ini berbeda dari kasus-kasus sebelumnya dan semua hal dalam kasus ini khusus diperuntukkan untuk Jin Yan. Bisa dibilang si no.1 ini orang yang punya keinginan kuat untuk jadi pusat perhatian. 

Sayangnya, dia terlalu angkuh hingga dia berpikir kalau semua orang termasuk Jin Yan akan terjatuh dalam kesuksesannya. Semua pembunuhan yang dilakukannya bertujuan untuk pamer pada Jin Yan.


Si no.1 memulai kejahatannya dengan merayu si pelayan toko perhiasan. Setelah keluar toko, dia memperhatikan sekumpulan anak SD yang lewat.


Tak lama setelah itu dia kembali lagi untuk menjemput si pelayan toko... tapi kemudian dia membuat si pelayan toko tak sadarkan diri lalu membawanya ke penjara err... atau ruang bawah tanah lalu mencambuk wanita itu berkali-kali.


Di kantor polisi, Jin Yan memimpin rapat membahas koneksi diantara ketiga korban yang tampak tidak ada hubungan sama sekali itu. Korban wanita ternyata dipindahkan ke pulau Lamma yang merupakan tempat korban pria muda tinggal. 

Korban wanita adalah seorang wanita yang periang sementara korban pria muda adalah orang yang jauh lebih pendiam, jika mereka disatukan maka mereka akan jadi pasangan yang sempurna.

Inilah fantasi si no.1, menyatukan kedua muda-mudi ini dan membayangkan mereka sebagai satu keluarga, ayah dan ibunya boneka bayi. 

Sementara peran korban pria tua, si no.1 membayangkan korban pria tua sebagai ayahnya korban pria muda yang baik hati dan tidak akan menentang keinginan korban pria muda untuk menulis.


Yao Yao bingung, jika no.1 menculik pria tua untuk membayangkannya sebagai ayah tua lalu kenapa dia tidak menculik wanita tua untuk berperan sebagai ibu tua? 

Jin Yan berkata karena si no.1 sangat membenci wanita, dia sangat benci pada ibunya. Tiap kali melihat sosok seorang ibu, dia akan teringat masa kecilnya. Karena itulah, tidak perlu membayangkan adanya ibu tua.

Si no.1 melihat sosok masa mudanya dalam diri korban pria muda sementara korban wanita mengingatkannya akan masa kecilnya, karena itulah korban wanita dirasa sangat cocok untuk jadi pasangan korban pria muda dan mungkin juga karena korban wanita itu bisa jadi sosok ibu ideal yang dulu dia dambakan.

Pada akhirnya, dia membunuh semua korban, mengambil sesuatu dari tiap-tiap korban lalu membuang mereka satu per satu di tempat yang saling berjauhan. 

Hal ini menunjukkan bahwa no.1 melakukannya untuk membebaskan dirinya sendiri dari fantasinya. Dia kembali pada kebenciannya lagi lalu setelah itu mulai berfantasi lagi dan mencari korban-korban baru untuk dijadikan satu keluarga.


Setelah puas menyiksa si pelayan toko, si no.1 memberinya sebuah kalung dan memberitahunya bahwa mereka adalah pasangan serasi dan berjanji bahwa sebentar lagi dia akan menjemput 'anak mereka'. 

Dia memberitahu wanita itu bahwa sebagai seorang ibu, dia harus memperlakukan anak mereka dengan baik, menyayanginya dll. Selain wanita itu, dia juga sudah menculik seorang pria tua yang dipenjara tak jauh dari si pelayan toko.


Lalu kenapa si pelaku langsung menuju Hong Kong tepat setelah ledakan terjadi? Jin Yan menduga untuk menghadiri acara Hong Kong Annual Chinese Fantasy 2015, mungkin dia adalah salah satu partisipan dalam acara itu. 

Alasan korban pria muda dibungkam mulutnya mungkin karena si pelaku dan korban pernah saling mengenal atau setidaknya tahu.

Dari semua informasi itu, Zi Yu mulai mencari nama-nama partisipan yang berhubungan dengan korban pria muda. Dari 7 orang, ada satu yang paling cocok dengan deskripsi Jin Yan. 

Seorang pria bernama Mei Jun Yuan (Yup, dialah si nomor satu) yang jadi pemenang kedua dalam acara award itu sementara korban pria muda adalah pemenang pertama. Tapi setelah menyelidiki passport tersangka, dia malah mendapati passport itu palsu.


Seorang polisi lain tiba-tiba datang untuk melaporkan bahwa ada laporan 2 orang hilang. Yang satu wanita muda yang bekerja di sebuah toko perhiasan dan yang satunya adalah seorang profesor yang telah pensiun. 

Jin Yan dan Yao Yao langsung pergi ke toko perhiasan tempat wanita hilang itu bekerja. Kenapa harus ke toko perhiasan dulu? Karena di toko perhiasan pasti ada CCTV.

Setelah beberapa lama mencari, mereka akhirnya menemukan sebuah video yang merekam saat no.1 datang ke toko itu, pura-pura jadi pelanggan padahal dia sengaja merayu korban dan memberikan nomor teleponnya. 

Tapi yang paling menarik perhatian Jin Yan adalah apa yang dia lihat lewat refleksi cermin. Setelah keluar toko, si pelaku tampak tidak langsung meninggalkan foto, dia melihat sesuatu di luar cukup lama. Tapi apa yang dilihatnya?


Jin Yan keluar toko untuk melihat apa yang si no.1 lihat dan mendapati sebuah papan yang menginformasikan bahwa sekitar area itu ada sebuah sekolah, bahkan beberapa anak SD terlihat menyeberang jalan. Sudah pasti yang dilihat si pelaku adalah korban berikutnya dan targetnya pasti anak kecil.


Dia lalu menelepon Zi Yu dan menyuruh Zi Yu mencari informasi tentang keberadaan sekolah di sekitar toko perhiasan. Zi Yu mengonfirmasi memang ada sekolah SD di sekitar area itu. Lalu apakah ada murid yang mengikuti ajang kompetisi menulis itu? 

Lagi-lagi, Zi Yu mengkonfirmasi memang ada seorang murid yang mengikuti kompetisi itu dan bahkan dia akan dapat special award... tapi ternyata acara itu berlangsung hari ini atau lebih tepatnya sekarang juga.


Panik, Jin Yan dan Yao Yao langsung bergegas ke tempat acara award itu. Acara sudah dimulai saat mereka tiba disana, mereka lalu duduk di deretan bangku paling belakang sambil mencari si pelaku diantara para penonton. 

Anak-anak SD penerima penghargaan termasuk target si pelaku maju ke depan untuk menerima piala mereka. Jin Yan tiba-tiba maju mendekati panggung tapi di tengah jalan, lampu tiba-tiba mati dan alarm berbunyi nyaring. Anak-anak SD itu langsung berhamburan dengan panik dan para penonton lainnya juga langsung ikut-ikutan berhamburan dengan panik.


Gara-gara hal ini, Jin Yan jadi kehilangan fokus pada anak SD targetnya. Jin Yan jadi makin panik, dia berusaha menembus kerumuman orang-orang tepat bersamaan dengan si no.1 yang juga tengah berusaha mendekati korbannya. 

Dia sukses menarik anak itu dengan mudah lalu membungkamnya sampai pingsan, meninggalkan piala anak itu lalu membawanya kabur... tapi untunglah tepat saat dia hendak membuka pintu, Jin Yan cepat menemukannya dan berhasil menarik anak itu dari cengkeraman no.1.


No.1 berusaha merebut anak itu kembali tapi Jin Yan berusaha keras melindungi anak itu. Kesal, si no.1 langsung menghajar Jin Yan lalu kabur. 

Jin Yan berusaha mengejarnya tapi no.1 berhasil menghilang dengan cepat. Karena si no.1 sempat menyentuh piala anak itu, polisi akhirnya berhasil mendapatkan sidik jarinya dan mengidentifikasi si no.1.


Nama aslinya adalah Xie Han dan nama english-nya adalah Jabber. Tidak ada nama ayah dalam informasi yang mereka dapat sementara ibunya adalah seorang paleontolog. 

Karena kesibukan ibunya, Xie Han selalu diasuh oleh berbagai pengasuh anak dan mungkin salah satu pengasuh anak itulah yang pernah menyiksa Xie Han. 

Ibunya Xie Han meninggal dunia saat Xie Han berusia 19 tahun. Ibunya meninggalkan warisan dalam jumlah besar yang sebenarnya tidak sesuai dengan penghasilannya.


Dari hasil penyelidikannya, Zi Yu mendapati bahwa pada tahun 2013, Xie Han mentransfer semua uangnya di Amerika (ke Cina). Entah berapa tepatnya jumlah uang yang dimilikinya tapi yang pasti, Xie Han sangat kaya raya dan punya banyak uang untuk membiayai kejahatan psiko-nya. 

Terakhir kali Xie Han terlihat di publik adalah pada tahun 2006, setelah itu dia menghilang total. Jin Yan berkata bahwa kasus pertama Tommy terjadi pada tahun 2006. Jadi sudah pasti Xie Han memulai aksi kejahatannya sejak tahun 2006. 

Jin Yan yakin Xie Han tidak mungkin tinggal di hotel atau semacamnya, dia pasti punya rumah disini. Dan mengingat sifatnya yang angkuh, tidak mungkin dia tinggal di rumah yang ukurannya kecil.

Setibanya kembali di rumah, Xie Han menonton acara berita yang memberitakan kejadian di acara award tadi dan Jin Yan diwawancarai atas aksinya menyelamatkan anak yang hendak diculik itu. Xie Han lalu kembali ke ruang bawah tanahnya lalu memainkan musik klasik sambil merakit bom bunuh diri.


Selain kedua korban (si pelayan toko dan profesor yang telah pensiun), polisi masih bingung dengan korban kelima yang terlihat di video, pria yang tampak dirantai di sebuah ruangan gelap dan bahkan wajahnya pun tidak bisa mereka lihat hingga sampai sekarang polisi masih belum bisa mengidentifikasi korban kelima itu.

Saat semua orang masih sibuk membahas dimana kira-kira lokasi rumah Xie Han, Yao Yao tiba-tiba beranjak bangkit dan memperhatikan video pria dirantai. 

Yao Yao yakin pria yang dirantai itu pasti Xun Ran. Tapi Zi Yu berkata pria itu mungkin bukan Xun Ran, dia sudah berusaha menggunakan berbagai cara untuk memperjelas gambar video pria dirantai itu tapi tidak berhasil.


Yao Yao membayangkan dirinya masuk ke tempat Xun Ran disekap, dia menangis melihat Xun Ran tapi Xun Ran tetap tersenyum padanya. Jin Yan pernah bilang kalau seorang psikopat tidak akan pernah puas sampai korbannya menyatakan menyerah. 

Yao Yao jadi semakin takut akan nasib Xun Ran karena Xun Ran adalah orang yang tekadnya kuat, siksaan fisik tidak akan membuatnya menyerah. Xun Ran percaya pada keadilan, dia selalu meyakini bahwa pada akhirnya, kejahatanlah yang akan kalah. 

Jika seperti itu, Jin Yan menduga kalau Xie Han pasti akan berusaha menyiksa mental Xun Ran dan mencoba meruntuhkan semua keyakinannya.


Xie Han berusaha keras mencuci otak Xun Ran dan memberitahu Xun Ran kalau wanita yang Xun Ran cintai itu tidak peduli padanya. 

Tapi sesuai dugaan Yao Yao, Xun Ran sama sekali tidak mendengarkannya malah memprovokasi Xie Han dengan mencela kegagalannya menculik anak itu dan kalah dari Jin Yan.


Yao Yao terus memperhatikan video Xun Ran yang dirantai itu sampai akhirnya dia mendapati jarinya Xun Ran bergerak. Walaupun kelihatannya Xun Ran tampak seperti sedang menggaruk kepala saja tapi jarinya bergerak-gerak secara teratur. 

Xun Ran diam-diam mengirim pesan dengan kode Morse. Jin Yan yang ternyata mengerti kode Morse, mendapati Xun Ran mengirim pesan 33767.


Jin Yan menduga mungkin 33767 adalah kode pos... dan ternyata dugaan Jin Yan benar. Polisi mendapati 33767 adalah kode pos yang terletak di area villa. Tim SWAT langsung pergi menggerebek villa yang mereka curigai sebagai villanya Xie Han.


Akan tetapi berdasarkan blueprint villa, Jin Yan menduga bukan villa ini tempat para korban disekap. Karena ukuran ruang bawah tanahnya terlalu dangkal. Dia menghubungi pak polisi dan menyuruhnya untuk menyelidiki ruang bawah tanah.


Dugaan Jin Yan benar lagi, saat mereka menggerebek ruang bawah tanah, mereka mendapati ruang bawah tanah villa itu adalah ruang permainan yang tampak sangat mewah dan terang benderang, sangat berbeda dari ruang bawah tanah gelap seperti yang terlihat di video.


Sementara itu di tempat lain, Xie Han menelepon bu presdir dan memperkenalkan dirinya sebagai 'temannya tunangannya bu presdir' yang membantu bu presdir menyelamatkan tunangannya.


Sementara itu, seorang pria diikat di sebuah kursi dengan bom bunuh diri yang tertempel di d~~anya.




Bersambung ke episode 17

Post a Comment

0 Comments