Joo Yeon bernarasi "Sejak Wan datang dalam hidupku, banyak hal yang
telah berubah. Aku tidak lagi pulang ke rumah yang gelap. Tidak lagi
menonton home shopping sendirian di malam hari"
Saat Joo Yeon sampai rumah, ia langsung menyalakan TV home shopping. Joo
Wan lalu datang dan bertanya kapan Joo Yeon sampai di rumah.
"Barusan" kata Joo Yeon dengan ceria
Saat Joo Wan hendak memasak pasta, Joo Yeon langsung menghentikannya dan meminta Joo Wan ikut dengannya dulu.
Joo Yeon membawa Joo Wan masuk ke kamarnya lalu menyuruh Joo Wan untuk
menutup matanya. Joo Wan langsung menurutinya, lalu Joo Yeon berbalik
membelakangi Joo Wan. Joo Wan meraba-raba bagian belakang baju Joo Yeon
lalu membuka kancing belakang baju itu dengan mata tertutup.
Joo Yeon bernarasi "aku tidak lagi harus berjuang keras memakai dan melepas gaun"
Dan setelah selesai membukakan semua kancingnya, Joo Wan yang masih
menutup matanya langsung mengangkat kedua tangannya di udara dan
memberitahu Joo Yeon bahwa dia sudah membuka semua kancing bajunya. Joo
Yeon lalu mengizinkannya membuka matanya. Setelah membuka matanya, Joo
Wan menyuruh Joo Yeon untuk cepat-cepat mandi.
Joo Yeon teringat saat ia menangis dalam pelukan Joo Wan. Joo Yeon
bernarasi bahwa sekarang ini dia telah menjadi seseorang yang tidak lagi
harus menahan air mata.
Lalu mereka berdua memasak pasta bersama, Joo Yeon tersenyum senang saat
melakukannya dan Joo Wan tersenyum melihat Joo Yeon tersenyum.
Joo Yeon bernarasi "Aku mulai memasak makanan yang sebelumnya tidak pernah kumasak. Aku juga mulai sering makan di rumah"
Setalah pastanya masak, Joo Wan tersenyum senang melihat Joo Yeon
menikmati makanannya dengan lahap. Joo Yeon merasa dia bisa gemuk karena
semua makanan itu lezat.
"Tapi, apa kau sudah menghubungi ahjumma sejak kau datang kemari?" tanya Joo Yeon
Joo Yeon mengatakan bahwa ibunya Joo Wan memang mengecek email yang ia
kirim tapi beliau tidak pernah sekalipun membalasnya. Joo Wan
memberitahu Joo Yeon bahwa kemungkinan yang mengecek emailnya adalah
sekretaris ibunya dan sekretaris itu yang memberitahu ibunya bahwa Joo
Wan baik-baik saja.
Joo Yeon bertanya apakah ibunya Joo Wan masih sibuk seperti dulu. Joo
Wan mengatakan bahwa sekarang ini ibunya jauh lebih sibuk daripada saat
dia masih di Korea karena perusahaannya sekarang sudah menjadi
perusahaan global.
"Ibuku... mungkin tidak pernah mendengarkan lagu-laguku" kata Joo Wan
Joo Wan bercerita bahwa saat album pertamanya keluar, dia menaruh album
itu di meja kerja ibunya dan setelah sebulan ternyata album itu masih
ada di meja dengan bungkus plastiknya yang masih tertutup rapat.
"Tapi kau tumbuh dengan baik" kata Joo Yeon
Joo Yeon mengatakan walaupun Joo Wan tumbuh dengan ibu yang seperti itu,
Joo Wan tetap tumbuh dengan baik. Tapi pujian itu malah membuat Joo Wan
merasa Joo Yeon sedang memperlakukannya seperti anak kecil lagi. Dia
langsung protes agar Joo Yeon tidak memperlakukannya seperti anak kecil
dan membuatnya merasa buruk.
"Apa kau akan bahagia jika kau mendengar aku bilang kau menua dengan baik?" protes Joo Wan
Joo Wan mengatakan bahwa dia tumbuh di rumah yang hangat dan menerima
banyak cinta. Jika ada satu hal yang baik tentang dirinya daripada yang
lain maka hal itu semua berkat Shing Shing. Joo Yeon langsung tersenyum
senang mendengarnya.
"Bukan Shing Shing yang sekarang, Shing Shing muda" goda Joo Wan
Setelah selesai makan malam, Joo Wan kembali ke kamarnya untuk
menciptakan lagu. Joo Yeon datang ke kamarnya dan mengatakan pada Joo
Wan bahwa dia ingin mendengarkan lagu ciptaan Joo Wan. Joo Wan bingung
kenapa Joo Yeon tiba-tiba ingin mendengarkan lagunya.
"Mainkan saja 'now and forever' sekarang" pinta Joo Yeon
Lalu Joo Wan memainkan lagunya untuk Joo Yeon dan saat itulah Joo Yeon
teringat perkataan Joo Wan saat Joo Wan pertama kali tiba di Korea dan
bertanya padanya, apakah Joo Yeon ingat tentang mereka yang pergi
melihat jerapah di hari yang bersalju.
Sekarang, Joo Yeon mengatakan pada Joo Wan bahwa dia sudah mengingatnya.
Flashback saat mereka masih kecil. Joo Yeon memberitahu Joo Wan kecil
bahwa yang ia gambar itu bukan jerapah tapi unta. Joo Wan kecil ngotot
bahwa gambar itu adalah jerapah, Joo Yeon memberitahunya bahwa jerapah
tidak punya punuk di punggungnya.
"Apa kau tidak pernah ke kebun binatang? Apa ibumu tidak mengajakmu ke kebun binatang?" tanya Joo Yeon
"Ibuku sibuk" ujar Joo Wan kecil dengan sedih
Joo Wan kecil lalu berusaha menutupi punuk unta yang digambarnya agar terlihat seperti jerapah.
Setelah itu, Joo Yeon mengajak Joo Wan kecil ke toko boneka untuk
menunjukkan perbedaan antara boneka jerapah dan boneka unta sampai
akhirnya Joo Wan benar-benar mampu membedakan kedua hewan itu.
Joo Yeon juga membelikannya sebuah boneka jerapah. Tapi karena Joo Yeon
tidak mau rugi, ia langsung memberitahu Joo Wan kecil agar ia
memberitahu ibunya tentang berapa biaya yang harus ia keluarkan untuk
boneka itu, apalagi Joo Yeon membelikannya demi pendidikannya Joo Wan.
Joo Wan kecil ingin sekali pergi melihat langsung ke kebun binatang tapi
karena cuaca saat itu sangat dingin maka Joo Yeon berjanji bahwa dia
akan mengajak Joo Wan ke kebun binatang kapan-kapan.
Saat mereka keluar toko, ternyata di luar turun hujan salju. Joo Yeon
memberitahu Joo Wan kecil bahwa hujan salju itu adalah salju pertama
yang turun di tahun itu.
Kembali ke masa kini, Joo Wan sedang melihat buku gambar diary-nya dan tidak sependapat dengan Shing Shing.
Joo Wan yakin sesuai gambar yang digambarnya bahwa mereka melihat
jerapah asli di kebun binatang di hari bersalju dan bukannya di toko
boneka. Joo Yeon mengatakan bahwa di buku itu, Joo Wan kecil hanya
menulis tentang kejadian saat itu.
"Jadi kita pergi ke toko boneka?"
Joo Yeon membenarkannya. Joo Wan lalu bertanya kapan Joo Yeon akan
melihat jerapah asli bersamanya. Joo Yeon mengatakan segera tapi untuk
malam ini dia akan memikirkannya dulu sambil mendengarkan lagunya Joo
Wan.
Saat Joo Wan hendak memainkan sebuah lagu untuknya, Joo Wan memintanya
untuk memikirkan baik-baik perasaan dari lagu yang akan ia mainkan.
Lalu Joo Wan memainkan lagunya, lagu itu membuat Joo Yeon teringat saat
kecil ia memainkan lagu itu untuk Joo Wan kecil dan dari lagu itu Joo
Wan kecil merasa seperti ada angin hangat yang berhembus dan Joo Yeon
langsung membenarkannya dan memberitahu Joo Wan kecil itulah yang
namanya kebahagiaan.
Sekarang, Joo Yeon mengatakan pada Joo Wan bahwa perasaan dari lagu itu
adalah bahagia. Joo Wan bertanya apakah Joo yeon mengenali perasaan itu.
"Kau pasti kesepian di Amerika. Aku hidup tanpa tahu tentang kesepian
tapi aku menyadarinya setelah kau kembali. Bahwa aku kesepian sebelum
kau kembali" kata Joo Yeon
Joo Yeon mengatakan bahwa dia tidak memiliki harapan besar dalam
hidupnya dan mungkin perkataan Joo Wan benar, dia telah berubah menjadi
robot. Dulu Joo Yeon selalu berpikir hidupnya dulu susah, sekarang lebih
susah lagi, akankah besok menjadi lebih baik.
Tapi sekarang dia tidak lagi berpikir seperti itu. Malah sekarang dia
menyadari bahwa hidupnya menyenangkan, saat ini Joo Yeon merasa bahagia
dan nyaman. Joo Yeon lalu menyandarkan kepalanya di bahu Joo Wan.
"Baguslah, karena kau menyadari saat ini"
"Aku ngantuk. Aku tidak boleh tidur disini" gumam Joo Yeon
Joo Wan tersenyum, saat ia melihat ternyata Joo Yeon sudah tidur. Joo
Wan melihat kali ini tangan Joo Yeon tidak terkepal saat dia tidur. Joo
Wan lalu mencium tangan Joo Yeon dan mengucapkan selamat tidur.
Keesokan harinya, timnya Joo Yeon dan timnya Se Ryeong saling bekerja
sama dengan baik untuk proyek terbaru mereka. Joo Yeon bersikap sangat
bersahabat pada Se Ryeong bahkan sampai menggandeng lengannya saat
mereka bekerja. Dan proyek terbaru mereka ini ternyata sukses.
Bahkan bersama-sama mereka melihat artikel interview mereka berdua di
koran. Joo Yeon berterima kasih pada Se Ryeong yang sudah banyak
membantunya ditengah-tengah kesibukannya mengurus perusahaannya sendiri.
Se Ryeong menyemangati Joo Yeon dan mengatakan bahwa proyeknya kali ini
pasti akan berjalan lancar.
Malam harinya, Hee Jae mengantarkan makanan untuk pacarnya. Namun saat
ia menunggunya di luar gosiwon-nya, salah seorang penghuni gosiwon
memberitahunya bahwa pacarnya Hee Jae sudah lulus ujian pegawai sipil
dan sekarang sedang menjalani pelatihan. Sesampainya di rumah, Hee Jae
langsung berteriak marah dan menangis.
Keesokan harinya di kantor, siaran TV home shoppingnya tim Joo Yeon dan
tim Se Ryeong dimulai lagi. Se Ryeong bekerja di layar kaca dan Joo Yeon
di belakang layar, mereka saling tersenyum sebelum siaran dimulai.
Respon yang mereka dapat terus meningkat sampai membuat website shopping
mall mereka lumpuh karena kebanyakan trafik dan dengan segera
barang-barang yang mereka jual ludes. Min Jung, Hee Jae dan Woo Young
saling berpelukan sementara Joo Yeon merasa terharu.
Setelah siarannya selesai, Se Ryeong memberi ucapan selamat pada Joo
Yeon. Setelah Se Ryeong pergi Joo Yeon bernarasi bahwa disaat seperti
ini hanya ada satu orang yang ia pikirkan.
Joo Wan yang juga melihat siarannya langsung tersenyum dan memuji Shing Shing, ia lalu mengucapkan selamat lewat pesan.
Joo Yeon lalu pergi dari studio dengan menahan air mata haru. Ternyata
Joo Yeon pergi ke kantornya Tae Yeon, sebelum Joo Yeon membuka pintu
kantornya, Joo Yeon teringat pada nasehat Joo Wan yang menyuruhnya untuk
pergi mengikuti kata hatinya sejauh yang ia bisa.
Sebelum Joo Yeon sempat membuka pintunya, Tae Yoon sudah membukanya
terlebih dulu karena dia tahu bahwa orang pertama yang akan ditemui Joo
Yeon pastilah dia.
"Aku berhasil, sunbae" kata Joo Yeon dengan mata berkaca-kaca
"Apa kau akan menangis karenanya?" tanya Tae Yoon
Joo Yeon mengatakan bahwa dia sangat menderita saat dia melihat Tae Yoon
meminum obatnya, hatinya sakit saat dia melihat Tae Yoon selalu
mendapat masalah di semua rapat. Karena Tae Yoon-lah, Joo Yeon berusaha
sebaik mungkin.
Tae Yoon memberinya selamat dan menyuruh Joo Yeon mengatakan padanya apa yang harus ia lakukan untuk Joo Yeon.
Joo Yeon mengatakan bahwa jika Tae Yoon hanya ingin mentraktirnya maka
itu tidak cukup. Maka Tae Yoon langsung berjanji bahwa dia akan
melakukan apapun yang Joo Yeon inginkan.
"Minggu ini... pergilah bersamaku. Nonton film, makan, jalan-jalan..." ujar Joo Yeon
"Apa kau sedang mengajakku kencan?" tanya Tae Yoon
"Iya. Berkencanlah denganku"
Tae Yoon tersenyum sementara dibalik dinding ruang kantor itu, Se Ryeong mendengarkan semua percakapan mereka.
Malam harinya di rumah, Joo Wan memberi Joo Yeon ucapan selamat sambil
bersulang bir. Joo Yeon mengatakan bahwa hidup ini memang sebuah
permainan, hubungan antar manusia juga permainan.
"Aku... menang melawan Oh Se Ryeong" ujar Joo Yeon
Joo Yeon mengatakan bahwa jika ada orang yang mencoba membohonginya maka
dia tidak bisa membiarkan orang itu membohonginya, dia tidak pernah
sekalipun lupa bahwa ini adalah medan perang. Jika orang itu
membohonginya karena orang itu menginginkan sesuatu darinya, maka dia
hanya perlu mendapatkan apa yang dia perlukan.
Joo Wan sangat terkejut dengan perkataan Joo Yeon itu. Ternyata Joo Yeon
tahu bahwa Se Ryeong hanya membohonginya, Joo Yeon yakin bahwa Se
Ryeong tahu tentang perasaannya. Se Ryeong pasti menggunakan alasan
persahabatan dengan tujuan untuk menghentikannya dari rasa sukanya pada
Tae Yoon. Joo Yeon yakin karena Se Ryeong tidak mengerti tentang
persahabatan.
Joo Yeon memberitahu Joo Wan bahwa minggu ini dia akan pergi berkencan
dengan Tae Yoon. Awalnya Joo Yeon ingin menyimpan perasaannya karena dia
takut ditolak. Tapi sepertinya yang merasa takut bukan hanya dia
seorang, Se Ryeong juga takut kehilangan Tae Yoon selamanya.
"Aku ingin menyakiti Se Ryeong" ujar Joo Yeon
"Mana yang kau dahulukan? Keinginan untuk menyakiti Oh Se Ryeong atau rasa sukamu pada Kang Tae Yoon?" tanya Joo Wan
"Keduanya"
Joo Wan meminta Joo Yeon untuk memikirkan Kang Tae Yoon saja dan membuang semua pikiran jahatnya.
Tapi Joo Yeon bingung apanya yang jahat dari perbuatannya itu. Dia hanya
ingin membalas dendam atas apa yang telah Se Ryeong lakukan padanya.
"Dengan menggunakan alasan persahabatan, dia meremehkanku dan memanfaatkanku. Tapi kau malah menyuruhku untuk bersabar?"
Joo Yeon mengatakan bahwa karma bukan sesuatu yang bisa diserahkan pada
langit tapi harus diberikan secara langsung. Dunia berputar karena orang
yang terinjak-injak, menginjak balik.
"Tidak kau salah. Dunia tidak berputar karena orang-orang sepertimu.
Tapi karena orang-orang yang bersabar. Orang-orang yang mengalah dan
orang-orang yang saling mencintai. Itulah yang membuat dunia berputar.
Kau sama persis dengan Oh Se Ryeong. Tidak ada satupun yang berbeda
diantara kau dan wanita yang kau benci. Tidak, wanita itu sebenarnya
jauh lebih polos. Karena wanita itu masih tahu seberapa buruknya
dirinya. Jangan membuatku menyesal telah kembali padamu" ujar Joo Wan
Lalu ia beranjak pergi meninggal Joo Yeon.
Bersambung ke episode 10
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam