Recap The Forbidden Flower Episode 4 & Episode 5

Begitu sampai rumah, He Ran langsung dikonfrontasi Bibi pembantunya yang menuntut penjelasan ke mana saja He Ran pergi kemarin. Bahkan saat He Ran tak menjawab, Bibi mengancam akan melaporkannya ke Ibunya He Ran.


Tapi He Ran dengan santainya balas mengonfrontasi dan mengancam Bibi yang belakangan ini suka keluar rumah untuk pacaran sama Paman pembantu rumah sebelah. Pfft! Bibi sontak kicep dan akhirnya mundur kalah.

Bahkan keesokan harinya, dia mendadak menyatakan tidak akan keluar rumah lagi saking takutnya dimarahi Ibunya He Ran. Tapi He Ran harus keluar hari ini karena Xiao Han mengajaknya ketemuan di Danau Pusat, jadi dia beralasan pada Bibi bahwa belakangan ini dia diam-diam mengajar melukis di studio soalnya dia bosan dikurung di rumah terus. Kemarin dia lupa waktu saking sibuknya.

Karena itulah, dia membuat kesepakatan dengan Bibi untuk tidak saling mengganggu urusan pribadi satu sama lain dan saling merahasiakan masalah mereka dari Ibunya He Ran. Dengan begitu, mereka bisa sama-sama keluar rumah dan melakukan urusan masing-masing tanpa sepengetahuan Ibunya He Ran. Untungnya Bibi percaya dan akhirnya menyetujui usulannya.

He Ran pun memakai gaun s3ks1 dan berdandan cantik demi Xiao Han, mengira ini akan menjadi kencan pertama mereka. Tapi setibanya di sana, Xiao Han malah mengaku bahwa tadi dia tak sengaja bertemu muridnya He Ran yang memberitahunya bahwa He Ran baru lulus sekolah dan masih berusia 20 tahun. Jadi kenapa He Ran berbohong?

He Ran terlalu malu untuk menjawabnya, jadi Xiao Han memutuskan untuk menganggap bahwa percakapan kemarin tidak pernah terjadi dan langsung pergi, otomatis menolak pernyataan cinta He Ran semalam.

Kecewa, He Ran pun pulang dan mengambil novel Les Miserables dan menemukan sebuah paragraf yang benar-benar persis seperti hubungannya dengan Xiao Han sekarang...

Tanda pertama saat cinta sejati muncul adalah pria akan menjadi pemalu dan wanita akan menjadi lebih berani ~ Victor Hugo, Les Miserables.

Paragraf itu juga tertulis di sebuah lukisan miliknya yang dia simpan di sebuah brangkas yang ternyata lukisan Bunga Gerbera yang sama dengan yang dimiliki Xiao Han di rumahnya. Sepertinya lukisan itu cukup berarti baginya dilihat dari caranya menyimpan lukisan itu di dalam brangkas.

Suatu malam, He Ran mendatangi rumahnya Xiao Han lagi dengan alasan untuk menyerahkan lukisan potretnya Xiao Han sekaligus meminta maaf karena menyembunyikan kebenaran tentang umurnya dari Xiao Han.

"Tapi biarpun kau menolakku, aku masih merasa kau orang baik."

"Kau berpikir berlebihan. Sebaiknya kau pulang."

He Ran langsung mencoba membujuknya untuk mengantarkannya pulang dengan alasan terlalu berbahaya bagi seorang gadis jalan sendirian di luar malam-malam begini (Pfft! Padahal dia pas datang tadi sendirian). Xiao Han awalnya masih ragu-ragu, tapi beberapa detik kemudian, akhirnya dia luluh juga, jelas mengkhawatirkan keselamatan He Ran.

Sepanjang jalan, He Ran terus berceloteh dengan riang menanyakan apa pekerjaan Xiao Han sekarang dan menawarkan diri untuk ikut kerja dengannya. Dan dia iyain aja saat Xiao Han berpikir kalau dia lagi butuh duit untuk membeli peralatan melukis.

Saat Xiao Han berkata bahwa besok dia mau memotong rambut para orang tua di desa, He Ran langsung menyatakan untuk ikut kerja bersamanya. Tidak masalah biarpun hasilnya tidak seberapa, nanti uangnya dibagi dua. Tapi Xiao Han dengan manisnya berkata bahwa dia akan memberikan semua uang hasil potong rambut untuk He Ran.

Jadilah keesokan harinya mereka bekerja bersama di taman, Xiao Han yang memotong rambut, He Ran membantu apa saja sebisanya sambil memanfaatkan setiap kesempatan untuk menggoda Xiao Han.

Setelah selesai, dia langsung duduk menempel ke Xiao Han dan mencegah Xiao Han geser menjauh darinya. Xiao han benar-benar memberikan uangnya untuk he Ran, tapi He Ran menolak mengambil uangnya begitu saja dan bertekad untuk melakukan sesuatu untuk Xiao Han sebagai balasannya.

Xiao Han berusaha menolak, tapi He Ran tak peduli dan langsung mengambil gunting, dan menyatakan bahwa dia akan membantu memotong rambut Xiao Han. Dia bahkan langsung duduk di pangkuan Xiao Han yang sontak membuat Xiao Han tidak bisa menahan senyumnya, dan akhirnya dia mau juga menuruti keinginan He Ran  (Pfft! Pada akhirnya dia selalu menuruti apa pun kemauan He Ran).

Tapi saat mereka tengah membereskan barang-barang, He Ran mendadak pusing sampai hampir ambruk kalau saja Xiao Han tidak sigap menangkapnya. Xiao Han cemas, dia kenapa? Anemia? 

He Ran sontak menyangkal, tapi juga tidak memberi penjelasan apa pun. Xiao Han jelas tak percaya, tapi dia tak sempat mempertanyakan apa pun lebih jauh karena hujan mendadak turun deras.

Xiao Han pun membawa He Ran ke kamarnya dan terpaksa membiarkan He Ran mandi di sana agar He Ran tidak masuk angin. Dia bahkan menuruti keinginan He Ran yang ingin dia memegang bajunya karena di kamar mandi tidak ada gantungan baju. Dan selama Xiao Han mandi, dia sekalian mengeringkan bajunya Xiao Han.

Tapi begitu dia selesai mandi tak lama kemudian, dia langsung menggodainya Xiao Han lagi. Tapi kali ini Xiao Han langsung balas mengonfrontasi He Ran, mengingatkannya bahwa jika dia menerima perasaan He Ran, maka He Ran akan sangat terluka. 

Dia mengingatkan He Ran untuk tidak asal bersikap impulsif karena jika dia menerima hubungan ini, maka itu artinya, dia harus bertanggung jawab sepenuhnya atas hubungan mereka. Karena itulah dia meminta He Ran untuk memikirkan segalanya dengan baik dulu. Jangan mencarinya lagi sebelum He Ran sudah memikirkannya baik-baik.

Keesokan harinya saat tengah berbelanja di salah satu mini market di Desa Xiaozhou, He Ran bertemu dengan seorang tante kenalannya. Dari percakapan mereka, jelas He Ran dulu pernah menderita sakit parah. 

Anaknya Tante juga sama, hanya saja nasib mereka berbeda. He Ran bisa sembuh, sedangkan Anaknya Tante sudah meninggal dunia. 

Namun percakapan mereka cepat tersela gara-gara Han Yu yang mendadak muncul di sana. Ternyata Pamannya Han Yu membuka restoran di desa ini, makanya dia ada di sini. Seperti biasanya, Han Yu langsung antusias merecoki He Ran sampai He Ran kesal dibuatnya.

Tapi tiba-tiba mereka penjaga toko memanggil mereka karena ada anak kecil yang mau mencuri peralatan lukis yang hendak He Ran beli. Awalnya He Ran tidak berniat mempermasalahkannya, tapi saat mereka menggeledah tas si anak, ternyata ada lukisan gambar Raja Kera yang sebelumnya He Ran hadiahkan untuk Xiao Han. Dari mana nih anak mendapatkan gambar ini?

Penasaran, He Ran akhirnya membayari barang-barang yang diambil anak ini lalu membawanya pergi seolah dia mengenal anak ini. Untungnya Han Yu juga ditelepon pamannya saat itu, jadi dia tidak bisa mengikuti He Ran.

Sudah aman, He Ran langsung mengonfrontasinya perihal gambar Raja Kera itu, apa dia mengenal Xiao Han? Si anak langsung terdiam canggung, jelas dia memang mengenal Xiao Han.

Tak lama kemudian, He Ran mengantarkan anak itu ke rumah Xiao Han. Tapi begitu Xiao Han membuka pintu, anak itu langsung memanggilnya, "PAPA!" (Hah? Dia anaknya Xiao Han?)

Jelas saja He Ran langsung melongo kaget, Xiao Han sudah punya anak? Tapi Xiao Han menyangkal dan memberitahu He Ran bahwa anak ini sebenarnya keponakannya, namanya Quan Quan. Jelas Quan Quan sayang banget sama pamannya, makanya dia sampai memanggil Xiao Han sebagai papa.

Xiao Han penasaran bagaimana mereka saling mengenal. He Ran hampir saja memberitahu yang sebenarnya, tapi begitu menyadari ketegangan di wajah Quan Quan, dia jadi tidak tega dan akhirnya berbohong bahwa dia cuma tidak sengaja menabrak Quan Quan waktu di mini market tadi.

Sebenarnya He Ran dan Quan Quan ini punya kesamaan, punya mulut yang sama-sama tajam dan ceplas-ceplos dan jelas saja begitu mereka cuma berduaan, mereka langsung saling menyindir satu sama lain.

Quan Quan menuduh He Ran sudah punya pacar, cowok yang di mini market tadi. Sedangkan He Ran menyindir perbuatan tidak benarnya Quan Quan tadi. Quan Quan meralat, dia sebenarnya tidak ada maksud mencuri. 

Hanya saja, biasanya di kampung halamannya, dia terbiasa mengambil barang dari toko lalu nanti neneknya yang akan membayarnya. Dia pikir di sini juga sama, ternyata dia salah.

Menyadari Quan Quan bisa dia manfaatkan sebagai alasan untuk terus berhubungan dengan Xiao Han, He Ran pun menawari Quan Quan untuk datang ke studionya, dia akan mengajari Quan Quan melukis, sekaligus memberinya banyak peralatan melukis, semuanya gratis.

Quan Quan sebenarnya tertarik, tapi Xiao Han menolak karena dia akan mengantarkan Quan Quan pulang besok. Xiao Han masih terus berusaha menghindari He Ran, tapi He Ran Dengan gigih mengejarnya.

Saat Xiao Han menyibukkan diri di rumah kaca, He Ran cerewet menanyainya tentang bunga yang dia sedang rawat. Xiao Han dengan sabar menjawab bahwa itu adalah bunga kaktus, infomasi yang sontak membuat He Ran semakin antusias karena bunga kaktus biasanya sulit berbunga, apakah bunga kaktus ini pernah mekar?

"Tidak," jawab Xiao Han.

"Kenapa?"

Pertanyaan yang sontak membuat Xiao Han berpaling padanya selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "mungkin karena belum bertemu jodohnya."

Oww, jawaban yang tepat untuk menggambarkan dirinya sendiri. He Ran jadi semakin getol menggodanya gara-gara itu.


Tapi dalam usahanya menggoda Xiao Han, He Ran tiba-tiba pusing lagi seperti sebelumnya dan hampir roboh, tapi untungnya Xiao Han sigap menangkapnya. Namun gara-gara itu, tangannya Xiao Han terluka karena tertusuk duri kaktus yang kebetulan ada di belakang He Ran.

Tapi bukannya membantu mengobati lukanya Xiao Han, He Ran malah memanfaatkannya untuk menggoda Xiao Han dengan mencium tangannya yang terluka. Xiao Han akhirnya tergoda juga dan hampir saja menciumnya, tapi Quan Quan sengaja mengganggu mereka dengan memecahkan gelas. Iiish! Dasar tuh anak! He Ran kesal.

Xiao Han berusaha mengusir He Ran, tapi He Ran terus saja cari-cari alasan, kali ini dia mengklaim kalau kakinya bentol karena digigit nyamuk dan meminta salep ke Xiao Han. Xiao Han hampir mau mengambilkannya, dan He Ran mau mengikutinya, tapi Quan Quan dengan cepat menyela dan langsung naik sendiri untuk mengambilkannya.

Jadilah He Ran berduaan lagi dengan Xiao Han dan langsung menggodanya lagi, bahkan sampai menyudutkan Xiao Han ke dinding. Kenapa ya nyamuk di rumah Xiao Han malah menggigitnya dan bukan menggigit Xiao Han juga?

"Mungkin dia lebih menyukai orang dengan pikiran yang tidak sederhana."

Oh? Lalu bagaimana dengan Xiao Han sendiri?... "Apa kau juga menyukai seseorang dengan pikiran yang tidak sederhana?"

"Pertanyaan ini... kau tebak saja sendiri," bisik mesra Xiao Han di telinga He Ran. Pfft! He Ran sampai hampir tersandung saking tegangnya.

Jadilah mereka berdua termenung galau sepanjang malam memikirkan satu sama lain. Biarpun Xiao Han menyuruh He Ran memikirkan pertanyaan itu sendiri, nyatanya dia sendiri juga sedang menyelami hatinya sendiri, memikirkan bagaimana sebenarnya perasaannya terhadap He Ran.

Pikirannya dengan cepat tersela oleh kedatangan Quan Quan yang memohon-mohon padanya untuk tidak mengantarkannya pulang terlalu cepat, dia bahkan berjanji tidak akan menyusahkan Xiao Han asalkan dia bisa tinggal di sini lebih lama.

Xiao Han akhirnya luluh juga. Maka keesokan harinya, dia mendatangi He Ran di studionya untuk menitipkan Quan Quan padanya. Xiao Han sendiri punya pekerjaan baru, jadi tukang kebun di kebunnya Pamannya Han Yu. 

Kebetulan Pamannya Han Yu suka menanam bunga dan punya beberapa koleksi bunga langka, dan dia mengetahui Xiao Han dari rekomendasi Si Gemuk. 

Pada saat yang bersamaan, Han Yu mendadak mendatangi rumah He Ran yang sontak saja membuat Bibi jadi kelabakan putar otak, cari-cari alasan untuk menahan Han Yu biar dia tidak bisa segera mendatangi kamarnya He Ran lalu diam-diam mengirim chat ke He Ran.

Jelas saja He Ran terpaksa harus meninggalkan Quan Quan dan bergegas pulang. Untungnya Bibi juga berinisiatif mengajak pacarnya untuk berakting ribut-ribut seolah mereka lagi ada masalah antar tetangga, dan itu berhasil mengalihkan perhatian Han Yu sehingga He Ran bisa menyelinap masuk rumah, bergegas ganti baju tidur, lalu keluar kamar seolah dia baru saja bangun.

Dengan terpaksa dia harus mendengarkan cerocosannya narsis Han Yu yang mengira dirinya sangat berjasa menyelamatkan rumah He Ran dari Paman sebelah. Han Yu bahkan mengharap He Ran mengobati lukanya (yang ditonjok sama Paman sebelah), tapi He Ran santai saja menyuruh Bibi untuk mengobatinya, dan itu akhirnya berhasil membuat Han Yu minggat.

Sudah aman, He Ran akhirnya bisa kembali ke studio, dan tak lama kemudian, Xiao Han datang untuk menjemput Quan Quan. He Ran langsung minta ditraktir makan. Xiao Han setuju, tapi di tengah jalan, mereka malah melihat Han Yu di kejauhan yang Quan Quan kenali sebagai pacarnya He Ran. He Ran jelas panik dengan situasi ini, akhirnya dia buru-buru membuat alasan tidak bisa ikut makan siang lalu bergegas pergi.

Keesokan harinya, He Ran menolak mengajari Quan Quan gara-gara masih kesal karena kemarin Quan Quan menyebut Han Yu sebagai pacarnya di hadapan Xiao Han. Cuma ngambek sebentar sih. Namun saat dia pergi sebentar untuk mengambil minuman, Quan Quan malah menghilang entah ke mana. Jelas saja He Ran jadi panik bukan main.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments