Sinopsis Legend of Shen Li Episode 3

Xing Yun pun bertindak duluan memberitahu roh suami bahwa keberadaannya di sisi Yun Niang selama lebih dari 10 tahun ini, bisa merusak siklus hidup Yun Niang.

Dia bisa mencelakai Yun Niang jika dia terus berada di Dunia Fana, dan dia sendiri pun tidak akan punya tempat untuk kembali. Karena itulah, roh suami harus membuat keputusan, mau pergi atau tetap di sini.

Terkejut mendengar roh suaminya ternyata telah menemaninya selama lebih dari 10 tahun, Yun Niang tak peduli dan tidak keberatan hidupnya menjadi lebih singkat asalkan roh suaminya tetap di sini bersamanya.

Namun roh suami membuat keputusan saat itu juga, dia akan pergi demi kebaikan Yun Niang. Maka Shen Li pun menggunakan kekuatan sihirnya untuk menarik Sungai Kelupaan untuk mengirim roh suami ke langit. 

Walaupun sedih, Yun Niang mengerti dan akhirnya bisa tenang, dia akhirnya mendapatkan pengakhiran atas penantian panjangnya.

Shen Li dan Xing Yun kemudian berjalan pulang melewati jembatan sungai yang sempit. Shen Li masih tampak murung memikirkan hal ini.

Memang, hasil akhirnya dari masalah ini tidak terlalu memuaskan. Namun, seandainya suatu hari nanti dia meninggal saat memiliki kerabat dan kekasih, dia juga pasti mengharapkan agar mereka segera melupakannya karena masa depan lah yang paling penting dalam kehidupan.

"Ayam bodoh, saat inilah yang bisa disebut kehidupan," ujar Xing Yun.

"Ucapanmu juga benar. Sungguh tidak disangka, aku sebelumnya mengira kau bengis, ternyata kau masih bersedia membantu ketika tiba waktunya membantu."

"Aku hanya ingin membantumu saja. Ayo pulang."

Tapi waktu Xing Yun mulai jalan lagi, dia malah salah berpijak dan akhirnya tercebur ke sungai. Masalahnya, dia tidak bisa berenang dan Shen Li juga. Shen Li jadi bingung harus bagaimana, tapi berhubung Xing Yun tenggelam semakin dalam, akhirnya dia nyebur juga.

Di air, Xing Yun melihat Shen Li yang cantik berenang mendekatinya, suasananya terasa romantis... sampai saat Shen Li menariknya ke permukaan dengan cara menjambak rambutnya. Wkwkwk!
Dan Shen Li bahkan baru sadar kalau dia salah setelah melihat segenggam rambutnya Xing Yun yang tercabut di tangannya. 

Namun tentu saja Shen Li terlalu angkuh untuk mengaku salah dan ujung-ujungnya jadi menyalahkan Xing Yun yang terlalu ceroboh, jalan saja bisa jatuh ke air.

Namun setelah itu, Shen Li mendadak kembali ke bentuk ayamnya... dan kejadian ajaib itu tak sengaja disaksikan oleh kakak iparnya Yun Niang yang kebetulan lewat, dan pastinya dia shock melihat seorang wanita cantik berubah jadi ayam.

Dia pun langsung melaporkan kejadian ajaib ini pada Gu Cheng Rui - putranya pemimpin kota ini, meyakinkan Gu Cheng Rui kalau Xing Yun adalah dewa yang bisa mengubah wanita cantik jadi unggas.
Gu Cheng Rui yang penasaran, langsung memerintahkan para pengawalnya untuk membawa Xing Yun kepadanya.

Jadilah para pengawal itu mendatangi rumahnya Xing Yun dan menyeretnya pergi dengan paksa. Panik, Xing Yun terpaksa melakukan satu-satunya yang bisa dia lakukan, menjatuhkan sebuah batu terdekat yang sontak mengaktifkan formasi bebatuan yang tersusun di sekitar rumah ini dan seketika itu pula ayam Shen Li kembali ke wujud manusianya.

Dengan wujud manusianya, Shen Li pun dengan mudahnya mematahkan plakat pemimpin kota yang terbuat dari emas tebal hanya dengan tangan kosong lalu menendang orang-orang itu dengan sekali kibasan kekuatannya.

Namun berkat kejadian ini pula, Shen Li akhirnya baru menyadari tentang formasi bebatuan ini, gunanya untuk menekan inti formasi.

Xing Yun sengaja melakukannya agar Shen Li tidak kembali ke wujud manusianya dengan alasan bahwa mereka pria dan wanita, tidak pantas pria dan wanita tinggal serumah, makanya mending Shen Li jadi ayam.

Dan dia mengaku bahwa dia membuat formasi ini sejak malam pertama Shen Li datang kemari. Pfft! Jelas saja Shen Li jadi kesal menyadari bahwa sebenarnya dirinya sudah sejak lama bisa berubah ke wujud manusianya.

"Kau sama sekali tidak tahu seberapa besar martabatku terhina akibat kau menekan dengan batu ini. Tidak, kau seharusnya mengetahuinya. Kau pasti bersembunyi di kegelapan sambil menertawakanku, kau ingin melihat sampai kapan aku masih bisa berjuang, kan? Jika aku tidak membunuhmu hari ini, itu tidak cukup untuk memadamkan kebencian di hatiku."

Wuih! Seram! Xing Yun sontak lari ketakutan, tapi Shen Li dengan cepat menangkapnya dan melemparnya keluar dari jendela.

Namun Xing Yun dengan lihainya memanfaatkan ini untuk ngedrama heboh, mengeluh lengannya patah gara-gara ulah Shen Li. Tega sekali Shen Li, padahal kan dia yang menyelamatkan Shen Li. Dia tidak punya siapa-siapa di sini, tetangga saja jauh. 

Kesehatannya juga sudah buruk sejak kecil, dia mungkin bisa mati setiap saat. Lengannya sekarang patah, tidak bisa kerja. Mungkin juga orang-orang tadi akan kembali untuk balas dendam padanya.

Dramanya sukses membuat Shen Li kasihan dan akhirnya berbaik hati untuk tetap tinggal dan merawatnya, tapi dia menyatakan bahwa dia akan tinggal hanya sampai lukanya Xing Yun pulih.

Xing Yun senang, "aku tahu, Gegeda memang orang baik."

Shen Li sontak menggunakan kekuatannya untuk menarik Xing Yun mendekat dan dengan geram memberitahunya bahwa namanya adalah Shen Li, awas saja kalau Xing Yun memanggilnya Gegeda lagi.

"Shen Li? Nama ini tidak terdengar seperti wanita."

"Nama Xing Yun juga tidak terdengar seperti pria."

"Bukankan itu kebetulan? Kita saling berlawanan, semoga kita bisa rukun."

"Itu agak sulit. Kau terlalu tidak tahu malu."

"Itu masih belum cukup."

Namun Xing Yun malah terus memanfaatkan situasi untuk memerintahkan Shen Li melakukan semua pekerjaan rumah, dan sengaja mempersulitnya.

Dia menyuruh Shen Li memindahkan sebuah gentong besar, tapi sengaja menyuruh Shen Li memindahkannya ke sana kemari sampai akhirnya Shen Li jadi kesal dan langsung melempar gentong itu ke puncak gunung. Wkwkwk!

Dia menyuruh Shen Li untuk membersihkan halaman rumahnya, tapi malah menyuruh Shen Li untuk memungut dedaunan yang jatuh pakai tangan alih-alih pakai sapu. Jelas saja Shen Li yang kesabarannya setipis tisu, langsung melempar sapunya ke gentong di puncak gunung.

Namun sebenarnya dia serius tentang memungut dedaunan pakai tangan, soalnya dia biasanya menggunakan dedaunan yang gugur untuk dikeringkan lalu kemudian dia jadikan buku dairy.

Dia sudah melakukan ini selama bertahun-tahun. Dia bahkan mencatat waktu setiap daun yang gugur berdasarkan usianya. Bisa dibilang, buku diary-nya ini adalah batu nisan daun yang berguguran.

"Bukankah itu artinya kamarmu ini adalah makam daun yang berguguran?"

"Itu juga benar."

"Daun-daun berguguran setiap tahun. Kau mengumpulkan dedaunan yang berguguran ini, mencatat waktu gugurnya dan diletakkan di dalam buku. Sungguh menguras waktu dan tenaga. Namun, apa maknanya?"

"Tidak ada makna khusus. Ini hal membosankan yang kulakukan demi menghabiskan waktu saja."

Shen Li jadi semakin penasaran dengan Xing Yun ini. Dia hanya manusia fana, tapi bisa mendengarnya saat dia dalam wujud aslinya, bisa meramal, dan bisa membuat berbagai formasi aneh. Dan sepertinya, Xing Yun memang sengaja untuk menahannya di sini.

Dia harus menyelidikinya, siapa tahu kalau Xing Yun adalah mata-mata dari Alam Spiritual yang ditempatkan di dunia fana.

Malam itu saat Xing Yun tidur, Shen Li memanfaatkan kesempatan untuk membaca semua buku dairy dedaunannya. Kebanyakan tulisannya bukan hal-hal penting, namun di satu daun besar, dia menulis tentang kisah pilu keluarganya. Kedua orang tuanya meninggal dunia sejak dia masih kecil karena sakit. Lalu beberapa tahun kemudian, adiknya juga menderita sakit yang sama dan meninggal dunia.

"Apa yang sedang kau baca?" tanya Xing Yun yang mendadak bangun.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments