Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 11 - 1

 Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 11 - 1

Pin dan Yam mengikuti Por Date keluar. Begitu mereka sudah cukup jauh, Por Date langsung menanyai mereka. Kenapa sebenarnya Kade sedih? Sayangnya, mereka berdua tidak bisa memberinya jawaban karena mereka juga tidak tahu menahu.


"Aku ingin tahu. Aku tidak ingin... nona kalian bersedih walaupun cuma sedikit. Aku tahu kalian berdua menyayangi dan setia pada majikan kalian. Jangan sembrono terhadap tugas kalian. Aku tidak tahu kenapa dia bersedih. Tapi jika kalian tahu, katakan padaku."

Pin dan Yam sontak bersujud dengan penuh haru mendengar ketulusan Por Date pada nona mereka.

"Majikan kalian tidak jahat seperti dulu lagi, Nang Pin, Nang Yam."


Di dalam kamar, Kade sudah cukup tenang walaupun dia masih sedih. Tiba-tiba dia teringat kenangan indahnya bersama Reungrit.

Flashback.

Suatu hari saat mereka belajar bersama di rumah Kade, dia dan Reung ribut memperdebatkan masalah bentuk peta negeri Ayutthaya. Menurut Kade, bentuknya kayak kapal dagang. Tapi menurut Reung, bentuknya kayak kotak peti.

Tak ada satupun dari mereka yang mau mengalah, Ibu Kade cuma bisa geleng-geleng kepala melihat mereka. Tapi saat Kade duduk di dekatnya, Reung sontak terpesona dan menatap Kade dengan penuh cinta.

Flashback end.


Kenangan itu membuat Kade keheranan sekarang. Dulu dia sangat amat mencintai Reung, tapi kenapa sekarang tidak lagi?


Reung datang lagi ke rumah Janward. Tapi kali ini Ibunya Janward yang menyambutnya dan langsung tak senang melihat kedatangannya.

Reung mengaku kalau dia datang dengan membawakan bunga-bunga untuk Janward, soalnya dia lihat Janward mau membuat karangan bunga.

Tapi Ibu dengan ketusnya berkata kalau Janward takkan lagi membuat karangan bunga dan menyuruh Reung untuk membawa bunga-bunga itu pulang, atau berikan saja pada orang lain.

Ia bahkan memerintahkan salah seorang pelayan untuk tidak membiarkan Janward keluar dari kamarnya. Reung kecewa. Dia hampir saja pergi, tapi tiba-tiba Janward keluar dan berterima kasih atas bunga-bunga yang Reung bawa.


Senyum Reung sontak mengembang lagi melihatnya. Reung dengan pedenya mengisyaratkan para pelayannya untuk membawa bunga-bunganya masuk kembali. Tapi Janward malah bilang kalau dia tidak bisa menerimanya. Pfft! Para pelayan sontak membeku di tempat, bingung harus bagaimana.

"Tidak masalah. Asalkan aku bisa membawakanmu bunga ke depan rumahmu, itu saja sudah cukup." Ucap Reung lalu menyuruh para pelayannya membawa bunga-bunganya pergi. Mereka berdua lalu melakukan derma bersama-sama dan Reung tampak semakin jatuh cinta padanya.


Reung lalu curhat ke Kade. Sepertinya cinta Kade pada Reungrit benar-benar sudah hilang hingga sekarang dia dengan mudahnya memberikan nasehat cinta untuk Reung, bahkan menyamangati Reung untuk tidak menyerah.

Pokoknya Reung harus terus maju, pantang mundur. Dia harus terus menemui Janward, kalau bisa setiap hari lebih bagus. Tapi tetap saja Reung ragu.

"Ibunya terang-terangan tidak menyukaiku. Aku akan kecewa, lalu ditendang kembali kepadamu." Canda Reung.

Kade sontak ngakak sekeras-kerasnya sampai Yam harus mengisyaratkannya untuk memelankan tawanya. Tapi Kade serius beneran, Reung harus gigih mengejar Janward setiap hari. Ibunya Janward kan suka hadiah, Reung bawa saja hadiah setiap hari untuk memenangkan hati Ibunya Janward.

"Tapi aku tidak suka menyuap siapapun."

"Bagaimana bisa begitu. Kau harus memberikannya dengan cinta. Apa kau cinta?"

Reung tak ragu membenarkannya. "Dia cantik. Biarpun dia tidak secantik kau, biarpun aku ingin mencintaimu, tapi karena tunanganmu sangat mencintaimu, aku tak bisa merebutmu darinya, walaupun aku sebenarnya ingin."

Pin hendak keluar membawakan kudapan saat dia melihat Por Date sedang mengintip kedua orang itu dengan wajah penuh amarah. Bahkan dia langsung menyuruh Pin untuk memanggil Kade sekarang juga.


Saat Pin menyampaikan pesan Por Date, Kade santai saja mengajak Reung juga karena dia yakin Por Date pasti mau bicara dengan mereka berdua. Tapi Pin menegaskan bahwa Por Date hanya memanggil Kade seorang.

Reung heran mendengar cara mereka berkomunikasi. Cara bicara Kade aneh, tapi Pin beradaptasi dengan bahasa anehnya Kade itu. Pin membenarkan, karena hanya dengan begitu dia bisa bicara dan memahami Kade.

Kade senang mendengarnya. Tapi nanti saja dia pergi. Tidak bisa, Pin ngotot Kade harus pergi ke Por Date sekarang. Kalau tidak, Pin bisa mati.

"Kenapa Nang Pin bisa tahu?"

"Tapi Nona tidak tahu bahwa Ork Khun Thun selalu marah setiap saat karena... (cemburu)"

 

Tampang Por Date memang nakutin banget, bahkan Khun Ying pun sampai tidak berani menatap matanya. Kade akhirnya masuk tak lama kemudian dan langsung geli melihat tampang Por Date.

Dengan sengaja dia mengacuhkan Por Date, tapi Por Date langsung memanggilnya, lalu memaksa Kade untuk duduk di hadapannya. Pin dan Yam mau ikutan duduk, tapi Por Date langsung mengusir mereka.

"Kemarin kau menangis dan sekarang kau tiba-tiba tertawa, sungguh pemandangan yang aneh."

"Kemarin aku sedih, makanya aku menangis. Hari ini aku tidak sedih, masa aku tidak boleh tertawa?"

"Tidak boleh!"

"Kenapa?"

"Karena apa kau bersikap berubah-ubah?"

"Memangnya kenapa? Tidak boleh? Hati orang kan bisa berubah. Apa kau ingin aku bersedih sampai aku mati?"


Kalau begitu Por Date ingin tahu, apa yang membuat Kade bersedih dan menangis kemarin? Dan apa pula yang membuatnya mendadak bahagia lagi sekarang? Kade menolak menjawab, dia kan tidak harus memberitahukan segalanya pada Por Date.

"Harus!"

"Kenapa?"

"Karena kau tunanganku!"

"Bahkan seorang istri tidak harus memberitahumu tentang segala hal."

Por Date gregetan banget mendengarnya. Asal Kade tahu saja, bahwa di Ayutthaya, suami memiliki kekuasaan lebih daripada istri.

"Doktrin kuno ribuan tahun." Nyinyir Kade

"Kau bicara aneh seperti biasanya."

Por Date menegaskan bahwa istri adalah milik suami. Kade akan menjadi istrinya, jadi Kade harus mendengarkannya dan melakukan apapun perintahnya. Bahkan semua harta benda dan asetnya Kade akan menjadi milik Por Date. Dan kalau Kade bersalah atas apapun, Por Date bisa menghukum dan memukul Kade sesuka hatinya.


"Aku bahkan bisa menjualmu... jika kau punya selingkuhan." (Pfft!)

"Tunggu dulu! Kita bahkan belum menikah! Aku sudah punya selingkuhan?"

"Kau bertemu kekasihmu, maka aku bisa pilih metode apapun untuk menghukummu."

"Seperti apa?!"

"Aku akan memilih metode untuk membuatmu mendapat hukuman mati, atau menjualmu sebagai budak, atau menjualmu ke rumah bordir, atau... membiarkan kuda menc*b*limu." (Wkwkwk! Emang bisa?)

Bukan cuma Kade, bahkan Khun Ying pun hampir jantungan mendengar ucapan sadis Por Date. Ia berusaha meminta mereka untuk berhenti bicara, tapi Kade tak mau mengalah begitu saja dan tanya bagaimana kalau suami yang berselingkuh.


Tapi tepat saat dia mengutarakan pertanyaan itu, Ayah baru datang dan langsung marah mendengar pertanyaan lancang Kade itu. Asal Kade tahu saja, tidak ada pria di Ayutthaya yang dituduh melakukan perselingkuhan, kecuali dia berhubungan dengan wanita yang sudah menikah.

Sebagai wanita modern, Kade jelas tidak sependapat dong. Biarpun wanitanya belum bersuami, tetap saja itu namanya perselingkuhan karena si suami mengkhianati istrinya dan punya wanita lain. Hanya karena pria yang membuat hukum itu, makanya tidak disebut sebagai perselingkuhan.

"CUKUP!" Bentak Ayah

Ketakutan, Kade meminta maaf lalu buru-buru kembali ke kamarnya. Khun Ying juga kesal banget sama Kade. Ia meyakinkan Por Date untuk tidak cemas, Kade pasti akan menikah dengannya, Khun Ying yang akan memaksa Kade nanti.

Tapi yang tak disangkanya, Por Date malah meminta Khun Ying untuk tidak memaksa Kade kalau memang Kade tidak mu menikah.


Di kamar, Kade ngedumel kesal memikirkan masalah tadi. Dia mengerti kalau itu adalah hukum antara suami dan istri di Ayutthaya. Tapi hukuman dengan kuda itu kelewat kejam. Kade tidak bisa menerimanya. Itu namanya penyiksaan terhadap wanita.

"Kenapa nona berkata begitu. Semua orang juga tahu, bagaimana bisa anda melawannya?"

"Kalian berdua setuju?"

"Ya, jao ka."

"Ini kuda loh!"

"Kuda, jao ka."

"Apa kalian berdua pernah... melihat seorang wanita... diituin kuda?"

"Tidak pernah, jao ka."

"Tapi bukan berarti tak pernah terjadi."

"Aku tak bisa menerimanya. Aku mau pulang!"

"Sudah seperti ini sejak lama, jangan berpikir untuk mengubahnya." Tiba-tiba terdengar suara Karakade.


Dia menampakkan dirinya saat itu juga. Kade sontak cemas mengingat Pin dan Yam ada di belakangnya, tapi Karakade meyakinkan kalau duo pelayan tidak bisa melihatnya.

"Kalau aku bicara padamu, aku akan kelihatan seperti orang gila." Bisik Kade.

"Mereka tidak akan melihatmu bicara."

"Bagaimana bisa? Aku kan bicara!" Oops! Keras banget lagi dia ngomongnya. Anehnya, Pin dan Yam sepertinya memang tidak mendengarnya sama sekali.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

5 Comments

  1. Semangat ya kaka lanjutin sinopsisnya..
    Sukak2 banget sama dramanya dan selalu ngakak tiap episodenya. Walaupun udah namatin nonton pun tetep mampir ke blog ka ima karna aku lebih ngerti kalo baca sinop kaka

    ReplyDelete
  2. lanjut trz kka saii ... menanti bgt

    ReplyDelete
  3. Enter your comment...Makin greget

    ReplyDelete
  4. Sekedar curhat..... meski ud nonton dramanya sampe habis tp berhubung belum baca sinopsis ep 1-10 yg nulis mba ima..... jadi masih ada yg kurang rasanya

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam