Sinopsis Legend of Shen Li Episode 1

Beberapa anak kecil sedang bermain kembang api dengan riang gembira di tengah ramainya suasana tahun baru. Namun tiba-tiba, mereka melihat langit malam tampak bergemuruh dengan ledakan-ledakan petir dan kilatan-kilatan cahaya yang seru tapi sekaligus juga menakutkan. Apa yang terjadi? Badaikah?

Oh, tidak, saudara-saudara! Ternyata di atas langit sedang terjadi pertarungan seru. Shen Li alias Ratu Bicang dari Alam Spiritual dipaksa pulang oleh para utusan Penguasa Spiritual untuk menikah dengan seorang dewa dari Alam Dewa. 

Jadi bisa dibilang, ini adalah pernikahan aliansi antar dua alam. Tapi Shen Li menolak, dengan angkuhnya menyatakan bahwa dia, Ratu Bicang, tidak mungkin akan menikah dengan pria hidung belang.

Jadilah dia harus bertarung dengan beberapa utusan tersebut. Walaupun dia satu wanita melawan tiga pria, namun kekuatannya tidak bisa diremehkan.

Setelah kejar-kejaran ke berbagai alam, salah satu pria bernama Mo Fang berhasil menusuknya, tapi sebenarnya Mo Fang tidak ada maksud membunuhnya, justru dia melakukan ini untuk membebaskan Shen Li.

Hanya cara ini yang bisa dia lakukan untuk membantu menyelamatkan Shen Li karena bagaimanapun, dia sebenarnya adalah muridnya Shen Li. Dia langsung saja menusukkan tombaknya Shen Li ke dirinya sendiri seolah mereka saling melukai, lalu dia menggunakan kekuatannya untuk mendorong Shen Li jatuh ke alam fana di bumi.

"Anak baik, cukup setia kawan. Memang prajurit yang kudidik sendiri," batin Shen Li saat dia terjatuh lemah ke bumi.

Begitu melewati lapisan pelindung antar dua alam, Shen Li pun jatuh ke bumi bagai meteor dan berubah kembali ke wujud aslinya, seekor burung pehonix cantik.

Keesokan paginya, dua pria yang kemarin juga turun ke bumi untuk mencarinya, tapi tidak bisa menemukannya dan tidak bisa mendeteksi auranya sama sekali. 

Kejadian semalam juga disaksikan oleh seorang pria lain di bumi. Hmm, entah siapa dia, tapi sepertinya dia mengetahui apa yang tidak diketahui oleh para manusia di bumi. (Hmm, siapakah dia? Apakah dia dewa yang jadi manusia?)

Sekarang pria itu berjalan di pasar, dan perhatiannya langsung tertuju ke seekor ayam cantik berbulu mata lentik di dalam kurungan. (Ayam apaan berbulu mata lentik?)

Eh, bukan, itu si burung pheonix Shen Li. Wkwkwk! Bentuknya memang agak mirip ayam, makanya penjual ayam menangkapnya waktu melihatnya pingsan di gunung kemarin malam.

Pria itu langsung saja membeli si ayam Shen Li dan membawanya pulang. Jelas dia tahu betul apa sebenarnya si ayam ini, dan jelas dia bisa mendengar dan memahami Shen Li walaupun di telinga biasa manusia, Shen Li cuma terdengar berkotek-kotek seperti ayam.

Lucunya, Shen Li bahkan tidak menyadari keadaannya sendiri, dan tetap angkuh seperti biasanya. Waktu pria itu melemparinya makanan selayaknya melempar makanan ke ayam, Shen Li langsung marah, merasa terhina, tidak terima dirinya yang merupakan penakluk empat lautan, diperlakukan tidak terhormat seperti ini oleh manusia biasa.

Dia bahkan langsung mau pamer kekuatannya, tapi terbang saja tidak bisa, benar-benar kayak ayam, punya sayap tapi tidak bisa terbang.

Bahkan waktu pria itu sengaja mendorongnya ke kolam dengan alasan biar dia mandi, Shen Li benar-benar lemah, tidak bisa berenang dan akhirnya tenggelam. Untungnya pria itu segera mengangkatnya dari kolam. Shen Li jadi tambah kesal pada pria itu dan mengatainya brengsek dan bersumpah akan membereskannya kalau dia sudah pulih nanti.

"Jadi orang harus sopan. Namaku Xing Yun, bukan brengsek. Benar-benar buruk dalam berenang," ujar Xing Yun.

Ah, dia jelas-jelas bisa mendengar Shen Li, tapi Shen Li terlalu lemah untuk menyadarinya dan akhirnya pingsan lagi.

Saat Shen Li pulih tak lama kemudian, dia akhirnya mulai menyadari situasi dan kondisi dirinya sendiri. Dia juga melihat Xing Yun terbatuk-batuk, gampang kesemutan dan butuh minum obat. 

Hmm, ternyata dia cowok lemah dan penyakitan dan pasti berumur pendek. Ini bagus bagi Shen Li, tidak masalah biarpun pria ini sudah melihat banyak penampilan buruknya, toh sebentar lagi pria ini akan mati dan dia akan tetap menadi Ratu Bicang yang cemerlang.

Tapi dia kagum juga saat mencium aroma kue buatannya Xing Yun. Waktu dicicipi ternyata rasanya sangat enak, luar biasa, begitu enak sehingga terasa tidak wajar.

Shen Li suka banget kue itu, jadi walaupun dia tidak suka Xing Yun terus menatapnya dan mengelus bulunya, tapi ya sudahlah, dia bisa menoleransinya demi sepiring kue ini.

Saking enaknya, Shen Li sampai tidak sadar sudah menghabiskan semuanya, dia tidak puas dan langsung memerintahkannya untuk nambah. Tapi kuenya ternyata sudah habis. Shen Li tidak terima, tapi Xing Yun sudah tidak memedulikan protesnya lagi soalnya dia harus pergi, dia mau menjual ginseng. Tapi gara-gara salah dengar, Shen Li jadi salah paham mengira Xing Yun mau jual diri. Pfft! 

Tak lama kemudian, mendadak datang seorang wanita muda. Shen Li kira dia pencuri, tapi ternyata wanita itu datang cuma mau bersih-bersih rumah ini dan ternyata dia melakukan ini karena dia naksir Xing Yun.

Yang jadi masalah, begitu wanita ini melihat Shen Li, dia juga langsung mengira kalau Shen Li itu ayam dan langsung menangkapnya untuk dimasak.

Untungnya Xing Yun pulang tepat waktu sebelum wanita itu sempat menyembelih Shen Li. Wanita itu sebenarnya datang untuk pamitan karena dia mau pindah ke luar kota dan mungkin tidak akan kembali, tapi Xing Yun bahkan tidak peduli sedikitpun dan lebih peduli untuk membersihkan Shen Li.

Si ayam Shen Li saja jadi kasihan pada gadis itu. Gadis manis dan pekerja keras seperti dia, kenapa malah menyukai pria yang melakukan bisnis semacam itu dan sangat tidak pengertian?

"Apa maksudmu berbisnis semacam itu?"

"Kau baru pulang dari menjual diri, bisa berbisnis apa lagi?..." HAH?! Shen Li sontak kaget dan mendadak sadar kalau si penyakitan ini bisa mendengar dan memahaminya, dan mendadak jadi kesal menuduh Xing Yun mempermainkannya selama ini.

Xing Yun sontak menyodoknya dengan gemas, "aku memang mempermainkanmu. Lalu, namaku Xing Yun, ingatlah dengan baik. Lagi pula, apa salahnya aku menjual ginseng?"

"Apa salahnya menjual diri? Apa salahnya mempermainkanku? Apakah kau memakan hati nuranimu sendiri? Bisa-bisanya mengucapkan hal ini dengan begitu tenang. Kau siluman dari mana?"

"Aku hanya menjual ginseng dan mempermainkanmu, malah menjadi kejahatan yang begitu besar. Baiklah, lain kali aku tidak akan ketahuan olehmu."

Wah! Nih orang terlalu licik, Shen Li jadi semakin bertekad untuk segera pergi dari sini sebelum dia dipermainkan habis-habisan sama tuh orang.

Mumpung Xing Yun lagi masak, Shen Li pun curi-curi kesempatan untuk mencoba terbang ke atas pagar rumah, tapi sulit sekali. Berulang kali dia mencoba, tetap saja gagal terus karena kekuatan spiritualnya masih belum pulih.

Namun tak lama kemudian, perhatiannya seketika teralih saat mengendus bau wangi makanan buatan Xing Yun. Ya sudah deh, Shen Li akhirnya memutuskan untuk makan dulu.

Setelah mematuki semua makanan itu sampai habis, Shen Li langsung mencoba kabur tapi ketahuan dan terpaksa harus menuruti Xing Yun yang menyuruhnya duduk di sampingnya, menemaninya berjemur menikmati sinar mentari sambil ngedumel kesal.

Malam itu, Xing Yun mendadak terbangun tengah malam karena memimpikan sosok berambut putih yang berjalan pergi.

Dia kemudian menulis diary di selembar daun kering yang kemudian dia simpan di dalam buku, dan karena tidak bisa tidur lagi, akhirnya dia keluar kamar dan menemukan si ayam Shen Li ketiduran di pinggir kolam.

Tepat saat itu juga, dia melihat awan di langit bergeser sehingga cahaya bulan menyinari Shen Li yang otomatis membuatnya kembali ke bentuk manusianya. Sayangnya Shen Li tertidur sangat nyenyak sehingga tidak menyadarinya.

"Gadis yang cukup cantik," kagum Xing Yun... sebelum kemudian dia mengetukkan batu dan seketika itu pula awan kembali bergeser menutupi bulan dan Shen Li kembali menjadi ayam. (Hmm, Xing Yun ini apa toh? Masa manusia biasa bisa melakukan itu?)

Keesokan paginya, Shen Li terbangun dan mendapati dirinya diselimuti dan kekuatan fisiknya pulih lebih banyak entah karena apa. 

Wanita yang kemarin datang untuk pamitan untuk yang terakhir kalinya. Mumpung pintu terbuka dan Xing Yun juga tidak menyadarinya, si ayam Shen Li langsung saja memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur.

Dia terus berlari melewati sungai hingga tiba di pasar. Dia berusaha sebaik mungkin mengendap-endap biar tidak ditangkap lagi, eh malah tetap ketahuan.

Parahnya lagi, kali ini semua orang satu pasar beramai-ramai mengejarnya. Pastinya, kalah jumlah membuatnya jadi cepat tertangkap, mereka bahkan mau memasaknya jadi sup ayam yang sontak saja membuat Shen Li berkotek-kotek heboh, tidak terima dirinya yang merupakan burung pheonix, terus-menerus dikira ayam.

Untungnya dia berhasil kabur dengan mengibaskan sayapnya ke muka si penangkap. Karena kekuatannya sudah sedikit pulih, Shen Li pun bisa terbang sedikit-sedikit dan melompat-lompat sampai akhirnya dia tiba di tepi sungai yang sepi.

Namun sial masih belum selesai menimpahnya, baru juga dia selamat dan kecapekan, sekarang langit mendadak hujan deras yang membuatnya jadi basah kuyup.

Untungnya saat itu juga, Shen Li melihat Xing Yun datang menjemputnya. Melihatnya datang membuat Shen Li menyadari bahwa bersama Xing Yun ternyata jauh lebih aman walaupun dia tidak tahu siapa sebenarnya Xing Yun ini. Setidaknya, dia bisa makan enak di rumah Xing Yun.

"Gegeda, kukira kau tidak akan kembali lagi," ujar Xing Yun lembut, benar-benar tidak ada kemarahan sedikitpun, justru mencemaskannya setelah menyadari Shen Li menghilang, "tidak disangka, ternyata kau menungguku pulang di sini. Kau cukup hebat. Dalam waktu sesingkat ini sudah membuat dirimu menjadi begitu mengenaskan."

Xing Yun lalu menggendong Shen Li dan membawanya pulang kembali ke rumahnya.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments