Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 10 - 1

Sinopsis Legend of Yun Xi Episode 10 - 1

Qing Ge menari-nari di taman istana. Begitu asyiknya dia menari sampai tidak melihat Kaisar datang. Saat akhirnya dia menyadari kehadiran Kaisar, Qing Ge pun segera menghentikan narinya.


Kaisar bertepuk tangan untuknya. Tariannya sungguh memesona, tapi kenapa Qing Ge menari di taman istana? Qing Ge beralasan bahwa di Qiu Barat ada tradisi tarian syukuran.

Kaisar kan baru sembuh dari sakit, makanya dia melakukan tarian ini sebagai wujud rasa syukurnya. Dia berdoa semoga Kaisar panjang umur dan sehat selalu.

"Baiklah, tapi aku sibuk hari ini. Menarilah untukku nanti malam."

"Baik."


Menteri Kehakiman menjelaskan kasus ini pada Fei Ye, Kliniknya Nyonya Ketiga salah memberi resep pada ibu mertuanya Nyonya Chen. Dia menambahkan batang bunga matahari ke dalam resep obat itu sehingga menyebabkan pasien meninggal dunia.

Walaupun itu kesalahan yang tak disengaja, tapi tetap saja itu sebuah pembunuhan. Mereka juga memiliki saksi dan bukti. Mendengar itu, Yun Xi langsung menuntut Menteri Bei Gong untuk menunjukkan bukti tersebut.

Menteri Bei Gong percaya diri menunjukkan bukti berupa buku-buku yang didalamnya tertulis resep obat Tabib Li. Menteri Bei Gong berkata bahwa jika Klinik Tai He ingin mengajukan banding, maka mereka harus memiliki bukti.

Yun Xi langsung nyinyir begitu membaca ketiga buku yang diklaim sebagai bukti itu. Menteri Bei Gong mengklaim kalau ketiga buku resep obat itu adalah bukti kuat akan kejahatan yang dilakukan mendiang Tabib Li, tidak mungkin salah.

Kalau begitu, Yun Xi menuntut Menteri Bei Gong untuk menghadirkan petugas pemeriksa mayat dan Tabib Istana Lin. Ada yang ingin Yun Xi tanyakan.


Menteri Bei Gong ragu. Tapi karena ada Fei Ye, terpaksalah dia menuruti permintaan Yun Xi. Tak lama kemudian, kedua orang itu tiba di pengadilan.

Yun Xi langsung menginterogasi mereka berdua. Pada si pemeriksa mayat, Yun Xi tanya apakah dia yakin kalau ibu mertuanya Nyonya Chen mati karena keracunan batang bunga matahari.

Si pemeriksa mayat mengiyakannya dengan percaya diri. Waktu kematian korban adalah malam sekitar jam 7-9. Korban langsung mati keracunan setelah meminum obatnya.

Puas mendapat jawabannya, Yun Xi gantian menginterogasi Tabib Istana Lin. Apa Tabib Lin benar-benar sudah memeriksa dengan teliti ketiga paket obat yang diberikan Nyonya Chen padanya?

Tabib Lin mengiyakan. Total ada 11 jenis herbal di dalamnya sesuai dengan resep yang ditulis mendiang Tabib Li, termasuk batas bunga matahari.

Yun Xi merasa ada yang aneh, di dalam resep itu pastinya tertulis takaran dosis yang digunakan. Lalu kenapa di dalam bukti yang Tabib Lin serahkan pada pengadilan malah tidak ada takarannya sama sekali?

Cepat-cepat menguasai kecanggungannya, Tabib Lin mengklaim kalau di dalam resepnya Tabib Li, batang bunga matahari itu sudah pasti racun yang mematikan. Jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan dosis.


"Walaupun itu racun, tapi jumlah yang dipakai juga menentukan seberapa cepat reaksi racun bekerja." Ujar Yun Xi.

Petugas pemeriksa mayat bilang kalau ibu mertuanya Nyonya Chen langsung mati begitu beliau minum obat. Tapi kalaupun dia mengonsumsi semua herbal ini, dia pasti baru akan mati 3 hari kemudian. Lalu bagaimana bisa ibu mertuanya Nyonya Chen mati di tempat tepat setelah minum obat?

Itu harus ditanyakan pada Nyonya Chen. Yun Xi pun langsung menuntut Menteri Bei Gong untuk menghadirkan Nyonya Chen sekarang juga.

Sekilas Menteri Bei Gong ragu, tapi kemudian dia memerintahkan anak buahnya untuk membawa Nyonya Chen kemari. Yun Xi sontak melempar senyum pada Fei Ye, tapi Fei Ye memperingatkannya untuk tidak senang dulu.

"Apa maksudmu?" Heran Yun Xi.


Di tempat lain, Nyonya Chen ternyata sedang berusaha melarikan diri. Tapi tiba-tiba ada sekelompok pembunuh yang mengepungnya.

Mereka hampir saja membunuhnya saat tiba-tiba beberapa senjata melayang ke arah mereka hingga membuat pedang-pedang mereka terlepas dari tangan mereka. Xi Feng kontan berlari ke mereka yang kontan membuat mereka lari terbirit-birit ketakutan.

 

Tak lama kemudian, seorang petugas pengadilan kembali dan melapor bahwa Nyonya Chen sudah melarikan diri. Mendengar itu, Menteri Bei Gong mengusulkan agar mereka menunda kasus ini dulu.

Tapi Fei Ye tetap santai memberitahu Menteri Bei Gong untuk tidak buru-buru dulu. Dan tak lama kemudian, Xi Feng datang dengan membawa Nyonya Chen ke pengadilan.

Menteri Bei Gong kesal melihat itu. Tapi kemudian dia pura-pura marah melabrak Nyonya Chen dan menuntutnya untuk mengakui kesalahannya. Nyonya Chen sontak bersujud ketakutan dan mengklaim kalau dia tidak bersalah, dia tidak tahu apa-apa.

"Kalau kau tidak tahu apa-apa, lalu kenapa ada orang yang ingin membunuhmu? Sekarang takkan ada yang bisa melindungimu. Kusarankan padamu untuk mengatakan saja yang sebenarnya."

Nyonya Chen langsung menangis ke Yun Xi, dia akan mengakui semuanya tapi tolong ampuni dia. Seketika itu pula Menteri Bei Gong langsung cemas, tapi juga tak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan Nyonya Chen.

Nyonya Chen mengaku bahwa dua hari yang lalu ada orang yang memberinya 500 perak. Orang itu menyuruhnya untuk membawa ibu mertuanya berobat ke Tabib Li di Klinik Tai He.

Setelah ibu mertuanya meminum obatnya, orang itu memberinya sebuah obat dan menyuruhnya untuk meminumkan obat ini ke ibu mertuanya. Orang itu bilang kalau obat itu sangat manjur.

Tapi setelah meminum obatnya, ibu mertuanya malah meninggal dunia. Nyonya Chen ketakutan, makanya dia mengajukan gugatan ke pengadilan wilayah Shun Tian.

Mendengar itu, Nyonya Ketiga sontak menampar Nyonya Chen dengan penuh amarah. "Kau menghancurkan Tabib Li! Kau membunuh hanya demi uang!"

Fei Ye tanya apakah Nyonya Chen tahu siapa orang yang memberinya uang itu. Nyonya Chen mengaku tak tahu.

Menteri Bei Gong benar-benar tampak sangat gelisah walaupun dia cepat-cepat menutupinya dengan mengomeli Nyonya Chen dan menuduhnya menyebabkan kematian ibu mertuanya sendiri dan mengkambinghitamkan Klinik Tae He. Nyonya Chen pantas mendapat hukuman mati.

Karena itulah, Menteri Bei Gong memutuskan untuk mengubah keputusannya kemarin. Sekarang dia menyatakan kalau Klinik Tai He tidak bersalah.



Yun Xi tidak puas dengan keputusan dadakan itu dan hendak protes, tapi Fei Ye dengan cepat membentaknya.

Yun Xi tidak terima, jelas-jelas kasus ini aneh. Mereka tidak boleh menutup kasus ini seperti ini saja. Tapi Fei Ye tegas menyudahi masalah ini sampai di sini dan mengajak Yun Xi pulang.

 

Pelayannya Menteri Bei Gong cemas, sekarang bagaimana mereka harus menjelaskan masalah ini pada Ibu Suri?

Menteri Bei Gong juga kesal, tapi apa boleh buat, Pangeran Qin ada di sini. Kalau pengadilan ini tidak sesuai kehendak Pangeran Qin, bisa-bisa Menteri Bei Gong akan kehilangan jabatannya.

 

Dalam perjalanan pulang, Fei Ye bertanya-tanya apakah Keluarga Han menyinggung seseorang. Dia bertanya begitu karena kasus Klinik Tai He itu seharusnya ditangani oleh pengadilan wilayah Shun Tian, tapi malah langsung diserahkan pada menteri kehakiman.

Dilihat dari sifat Nyonya Ketiga, sepertinya ia tidak akan mungkin cari masalah dengan pejabat manapun. Apalagi menteri kehakiman yang begitu gelisah ingin segera menutup kasus ini.

Orang yang mendalangi kasus ini pastilah bukan orang biasa. Orang ini pastilah punya kekuasaan yang sangat tinggi hingga bisa mengontrol menteri kehakiman. Ditambah lagi, mereka bahkan tidak takut melawan Fei Ye.

Yun Xi jadi canggung mendengar dugaannya. Dia bisa menduga siapa dalang dibalik kasus ini, tapi dia tidak berani mengatakan apapun dan mengklaim kalau Fei Ye cuma berpikir berlebihan.

"Apa mungkin Ibu Suri?" Duga Fei Ye.

"Mana mungkin. Ibu Suri memintaku ke istana kemarin cuma untuk ngobrol. Kalau Ibu Suri ingin menghukumku, kenapa beliau malah menjodohkanku denganmu?"


Tiba-tiba kereta mereka agak goyang dan itu membuat Yun Xi terbentur ke Fei Ye hingga mengenai lengannya yang masih terluka.

"Kau masih belum sembuh tapi sudah bertindak ceroboh." Omel Fei Ye.

Dia lalu menyerahkan sesuatu ke Yun Xi yang kontan membuat Yun Xi tercengang. "Krim lumut putih. Ini kan barang langka. Dari mana Pangeran mendapatkannya?"

"Nyonya, Pangeran pergi ke istana dan memintanya dari Kaisar." Ujar Xi Feng

"Diam kau!" Bentak Fei Ye. Senyum Yun Xi mengembang seketika.

"Kenapa kau senyum-senyum?"

"Kau sangat baik padaku." Ujar Yun Xi dan pujiannya itu sukses membuat Fei Ye menyunggingkan senyum tipis.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

9 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam