Sinopsis Love O2O Episode 16

Sinopsis Love O2O Episode 16

 

Xiao Nai dan Wei Wei sedih saat harus berpisah di stasiun. Walaupun awalnya berniat untuk menunda kepergiannya, tapi pada akhirnya mereka menyadari kalau Wei Wei tetap saja harus pulang kampung cepat atau lambat. Lagipula dia sudah memberitahu orang tuanya kalau dia akan tiba sore ini.


Xiao Nai pun akhirnya menyerah, tapi sebelumnya dia mencereweti Wei Wei untuk meneleponnya segera setelah dia sampai rumah, minum obat dan beli hape baru. 

Wei Wei pun berpesan agar Xiao Nai tak lupa merawat kaktusnya dan meletakkannya di samping komputernya di kantor agar Xiao Nai bisa terus melihatnya setiap hari.


Keduanya tak ingin berpisah, Xiao Nai terus menatapnya lalu mencondongkan diri untuk mengcup kening Wei Wei dengan lembut sebelum akhirnya dia melepaskan tangan Wei Wei.


Tiba di kampung halamannya, Wei Wei dijemput oleh ayahnya yang tampak jelas sangat memuja putri tunggalnya yang cantik itu. 

Ayah dengan bangga memberitahu Wei Wei kalau dia punya kendaraan baru... sepeda motor warna pink. Pfft!


Sesampainya di rumah, Ibu membuatkan banyak makanan untuk menyambut kepulangan Wei Wei. 

Ibu berkata kalau dia butuh waktu setengah hari untuk membuat semua makanan itu, semuanya demi memberi makan putrinya yang dia yakin selama ini tak pernah makan enak di kantin kampus.

Tapi anehnya, ekspresi Wei Wei maupun Ayah sama-sama aneh. Ah, walaupun pada akhirnya mereka menghabiskan semua masakan ibu, tapi sebenarnya masakan Ibu sama sekali tak enak. Hehe. 

Saat mereka mencuci piring, Ayah meyakinkan Wei Wei untuk tidak cemas, mulai besok dia berjanji akan menguasai dapur lagi.


Di Beijing, Xiao Nai membawa kaktus itu ke kantornya yang jelas saja langsung menarik perhatian para anak buahnya. 

Tapi Xiao Nai menolak memberitahu dari mana dia mendapatkan kaktus itu, bahkan mengancam mereka untuk tidak usah kepo dan cepat-cepat mengalihkan perhatian semua orang untuk menyiapkan rapat lagi nanti. 

Xiao Nai lalu meletakkan kaktus itu di meja kantornya yang dia pandang dengan penuh cinta.


Tak lama kemudian, Wei Wei mengantarkan kedua orang tuanya yang mau bekerja shift malam di pabrik. 

Ibu mencereweti Wei Wei untuk tidak usah pergi kemana-mana dan jangan kebanyakan main komputer. Wei Wei cuma menanggapinya dengan manggut-manggut dan begitu orang tuanya sudah keluar rumah, dia langsung mengambil telepon untuk menelepon Xiao Nai.

"Nona Bei, kau sudah pulang selama 2 jam dan kau baru ingat untuk meneleponku sekarang?" protes Xiao Nai

"Tuan Xiao, orang tuaku baru meninggalkan rumah beberapa menit yang lalu. Tidak, setengah menit yang lalu dan aku langsung meneleponmu begitu mereka keluar"

"Oh, sepertinya orang tua Nona Bei tidak suka jika putri mereka pacaran"

"Anak pintar, dan lagi Ibunya Nona Bei adalah tukang gosip. Dia akan berkeliling untuk memberitahu semua orang tentang kita lalu Nona Bei akan dikelilingi oleh para tetangga dan saudara-saudara yang penasaran. Lalu saat semester baru mulai, kau akan melihat Nona Bei yang kecapekan"

Xiao Nai tertawa mendengarnya, mereka terus berbincang cute seperti itu sebelum akhirnya Xiao Nai memberitahu kalau dia sedang kerja merevisi proposal.

"Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu. Teruslah mencari uang demi binatang peliharaan kecil kita. Pasti akan butuh banyak uang untuk membesarkan mereka"


Tepat saat itu juga, Ibu tiba-tiba kembali. Wei Wei sontak kaget, apalagi Ibu penasaran dia menelepon siapa sambil mesam-mesem gaje seperti itu. 

Tak ingin dicurigai, Wei Wei langsung pura-pura seolah dia sedang bicara pada Xiao Yang dan menasehati 'Xiao Yang' untuk tak lupa belajar selama libur musim panas dan mengerjakan PR yang dia berikan.

"Sudah itu saja, nanti kutelepon lagi" kata Wei Wei

"Jangan lupa beli hape baru yah, kak. Takutnya nanti aku tak bisa menghubungimu jika aku ada masalah dengan PR ku" balas Xiao Nai dengan geli.


Ibu ternyata pulang hanya untuk mengambil barangnya yang ketinggalan. Ibu penasaran siapa itu Xiao Yang, Wei Wei menjelaskan kalau dia murid lesnya. 

Ngomong-ngomong masalah itu, Ibu baru ingat kalau direktur pabriknya ingin Wei Wei mengajar anaknya selama dia libur musim panas. 

Wei Wei langsung menolak, dia sibuk jadi tak ada waktu mengajari siapapun. Ibu tak percaya, memangnya pekerjaan apa yang dilakukan mahasiswa selama libur musim panas.

"Aku harus membesarkan harimau" ujar Wei Wei keceplosan

"Kau bilang apa?"

"Maksudku, aku harus memulihkan diri biar jadi sekuat harimau supaya aku bisa belajar lebih baik lagi tahun depan"

Pokoknya Ibu bersikeras menyuruh Wei Wei mengajari anak itu, lagipula dia butuh uang untuk beli hape baru kan, jadi lebih baik Wei Wei bekerja untuk mendapatkan uang. 

Wei Wei kaget, bukankah dia punya uang beasiswa-nya, apa tidak boleh dia menggunakan uang itu untuk membeli ponsel baru.

Tapi Ibu dengan entengnya berkata kalau dia sudah menyita uang beasiswanya Wei Wei, jadi kalau Wei Wei mau hape baru maka dia harus bekerja. 

Wei Wei langsung kesal mendengarnya, kalau tahu begini tidak akan dia menyerahkan uang beasiswanya.


Sementara itu di Beijing, Xiao Nai menyimpan nomor barusan dengan nama 'Ibu Mertua'. wkwkwk. 

Tepat saat dia tengah memandangi nomor itu, Hao Mei datang untuk menanyakan masalah rapat.


Xiao Nai memberitahu anak-anak buahnya bahwa minggu lalu, dia sudah berhasil mendapatkan kesepakatan dengan Feng teng untuk proyek mobile game mereka. 

Dan hari ini dia sudah menerima kontrak finalnya dan mereka bisa langsung menandatanganinya. tentu saja semua orang langsung bersorak senang dan menuntut traktiran.

Xiao Nai memerintahkan A Shuang untuk tetap memberinya update jika ada yang perlu direvisi lagi dan memerintahkan ban Shan untuk membentuk tim untuk memperbaiki website resmi game mereka. 

Jika segalanya lancar maka game mereka akan resmi dilaunching bulan Oktober nanti, lalu setelah itu mereka harus fokus dalam proyek pengembangan New Chinese Ghost Story.

Walaupun Feng teng tertarik dengan proposal awal mereka, tapi mereka perlu menciptakan demo game yang lebih meyakinkan. 

Berdasarkan surat resmi dari Feng Teng, presentasi demo itu akan diselenggarakan tanggal 20 September dan rival mereka adalah Zhen Yi.


Hao Mei langsung stres mendengarnya, batas waktunya secepat itu dan mereka juga kekurangan staf, parahnya lagi Xiao Nai tidak mau merekrut pekerja baru lagi, apa mereka bakalan bisa menyelesaikannya?

Walaupun cuma sekedar demo, tapi tetap saja seperti menciptakan mini game. Xiao Nai meyakinkannya untuk tidak cemas, karena dia juga akan membantu dalam tim programming... kebetulan dia sedang punya banyak waktu karena belakangan ini dia tidak bisa kenca n. hehe.


Wei Wei akhirnya menghabiskan liburannya dengan mengajar bimbel, makan bersama keluarganya dan membantu pekerjaan rumah tangga secepat mungkin agar dia bisa segera ngobrol dengan Xiao Nai via game. 

Yah, apa boleh buat. Gara-gara tidak bisa beli hape baru, terpaksa mereka hanya bisa chatting via online.

"Kapan kau online? Di sini sedang hujan, jadi aku pulang telat"

"Barusan. Apa kau baik-baik saja? Kau tidak kehujanan kan?"

Wei Wei meyakinkannya kalau dia sudah baikan berkat obat pemberian Xiao Nai. Eh, tapi baru saja mengatakan itu, dia malah bersin-bersin lagi. Xiao Nai seketika cemas dan memaksanya minum obat sekarang juga.

Wei Wei menurutinya dan memastikan Xiao Nai mendengarnya saat dia membuka bungkus obatnya dan meminumnya. Setelah itu Wei Wei bercerita tentang Er Xi yang menggodainya karena mereka masih saja chatting via game.


"Dan salah siapa itu?"

"Salahku... tidak, tidak! Salah ibuku yang menyita beasiswaku"

"Aku tidak akan berani menyalahkan ibumu"

Tapi menurut Wei Wei chat di game itu menyenangkan. Ada pegunungan, danau dan pemandangan yang indah.... "Dan ada kau" batin Wei Wei sembari memandangi karakter game Xiao Nai.

Sementara Xiao Nai melanjutkan pekerjaan codingnya, Wei Wei merawat kedua harimau kecil peliharaan mereka yang ternyata makannya sangat banyak.


"Demi mendapatkan makanan ini untuk kalian, aku sampai harus berlarian keliling map. Ayah kalian sedang tidak bisa diganggu jadi aku harus membawa kalian bersamaku dalam pertarungan untuk naik level. Aku harus menjadi ayah sekaligus ibu kalian pada saat yang bersamaan. Tapi dia sedang mencari uang demi kebaikan kalian, jadi kalian tidak boleh membencinya" omel Wei Wei pada kedua harimaunya.


Memikirkan betapa sibuknya Xiao Nai belakangan ini, Wei Wei sebenarnya ingin sekali membantunya tapi tak tahu harus berbuat apa. 

Melihat kedua harimaunya makan dengan rakus membuat Wei Wei ingat untuk menanyakan apakah Xiao Nai sendiri sudah makan malam.

"Belum, tapi aku agak lapar sekarang"

"Apa tak ada orang di rumah?"

"Tidak ada, mereka pergi bekerja"

Wei Wei tiba-tiba punya ide lalu diam-diam menelepon seseorang dengan cepat sebelum kembali ke chat-nya dan bertanya misterius apa Xiao Nai punya uang. 

Xiao Nai tak mengerti maksudnya. Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu rumah Xiao Nai.

Xiao Nai pun meninggalkan Wei Wei untuk mmebuka pintunya. Wei Wei tampak antusias. Tapi anehnya Xiao Nai kenapa lama sekali. 

Tapi tak lama kemudian, Xiao Nai akhirnya kembali dengan membawa makanan. Ah, ternyata tadi Wei Wei memesankan nasi daging untuknya. 

Dan dia cukup lama karena tak punya yang kecil jadi terpaksa dia harus pergi ke rumah pak dekan yang ada di sebelah rumahnya untuk pinjam uang.

 

Seperti itulah mereka menghabiskan malam mereka, chatting ngalor-ngidul sepanjang malam... sebelum akhirnya Wei Wei terpaksa harus mengakhiri chat mereka karena Ibu masuk saat itu juga dan menyuruh Wei Wei untuk cepat tidur.


Tapi Wei Wei tidak bisa tidur nyenyak, sementara Xiao Nai sendiri masih sangat sibuk dengan pekerjannya. Secara bersamaan di tempat masing-masing, Wei Wei keluar dari tempat tidurnya untuk melihat rembulan dari jendelanya. 

Begitupun dengan Xiao Nai yang break dari pekerjaannya untuk memandang bulan purnama dari jendela rumahnya sambil saling memikirkan satu sama lain.


Hao Mei baru bangun dari tidur siangnya dan langsung menyalakan komputer, tapi malah kaget mendapati ada yang aneh dari komputernya. 

Dia sebenarnya sudah merasakan keanehan ini sejak beberapa hari, tapi saat dia mengecek system log komputernya, dia tidak mendapati adanya keanehan apapun.

Tapi sekarang dia semakin yakin kalau komputernya diretas karena wallpapernya tiba-tiba berubah dengan sendirinya sekarang. 

Wallpapernya yang awalnya wanita cantik, sekarang malah berubah jadi gambar kuil. Dan yang jadi masalah, dia tidak bisa menggantinya.


Cemas, dia dan Ban Shan langsung melaporkan masalah ini pada Xiao Nai. Mereka bertanya-tanya apakah ini ulah Zhen Yi, tapi Xiao Nai yakin tidak karena hacker yang satu ini tampak jelas sangat berbakat. 

Hmm... anehnya, A Shuang tampak canggung saat mendengar nama Perusahaan Zhen Yi disebut. Mencurigakan.

Fakta kalau si hacker ini mengganti wallpapernya menunjukkan kalau dia sedang memperingatkan Hao Mei bahwa dia sedang meretas komputernya. 

Xiao Nai merasa si hacker ini tertarik pada Hao Mei. Yakin kalau si hacker ini akan berkunjung lagi, Xiao Nai pun menanamkan spyware di komputernya Hao Mei agar dia mendapat peringatan jika si hacker itu muncul lagi nanti.


Tak lama kemudian, Xiao Nai mendapatkan notifikasi kedatangan hacker itu. Dia langsung mengirim chatting padanya tapi si hacker mengenal Hao Mei karena si hacker ini langsung tahu kalau yang sedang chatting dengannya bukan Hao Mei. 

Xiao Nai langsung menyuruh Hao Mei untuk mengambil alih chatting dan mengulur waktu sementara dia sendiri mencoba melakukan pelacakan.


Hao Mei penasaran apakah si hacker mengenalnya. Si hacker tak menjawab, tapi tepat saat itu juga Xiao Nai akhirnya mendapatkan lokasi si hacker, dia ada di dekat kampus mereka. 

Tak berapa lama kemudian Xiao Nai berhasil masuk ke webcam laptop si hacker, tapi sayangnya mereka tak bisa melihat wajahnya, apalagi si hacker langsung log off saat itu juga.

Bersambung ke episode 17

Post a Comment

0 Comments