Sinopsis (C-Movie) Mr. Pride vs Miss Prejudice - Part 2

Sinopsis (C-Movie) Mr. Pride vs Miss Prejudice - Part 2


Selesai mandi, Zhu Hou pakai piyama pink hello kitty-nya Nan Nan lalu menghempaskan dirinya ke boneka teddy bear-nya Nan Nan yang empuk. 

Tapi ujung-ujungnya dia malah membuli si teddy bear seolah dia Nan Nan dan menyalahkannya sebagai penyebab semua kesialannya.


Belum puas marah, Zhu Hou melihat bantal udang di atas rak dan langsung punya ide bagus. Dia lalu keluar dan dengan santainya menunjukkan bantal udang yang dia pakai di bok*ngnya. Nan Nan sontak panik menarik bantal udang itu dari bok*ngnya Zhu Hou.

"Ini hadiah juara dua yang pernah kudapatnya, tega sekali kau menaruhnya di bok*ngmu?"

"Kompetisi macam apa yang memberikan bantal sebagai hadiah? Pekerjaanmu membuatku penasaran."

"Ini hadiah juara dua menulis cerita pengantar tidur. Aku bahkan tak pernah menyentuhnya, berani sekali kau menaruhnya di bok*ngmu."


"Bantal ini sepenting itu bagimu? Astaga, aku malah mengentutinya tadi." Kata Zhu Hou sambil menampol bantal itu ke hidungnya Nan Nan.

Kesal, Nan Nan langsung menaboki Zhu Hou dengan bantal. Dia sudah berbaik hati membiarkan Zhu Hou tinggal di sini, dia bahkan memberikan kamarnya untuk Zhu Hou sementara dia sendiri tidur di sofa. Tega sekali Zhu Hou melakukan ini padanya!!! Malas mendengar gerutuannya, Zhu Huo langsung menutupi kepala Nan Nan dengan selimut.


Hari-hari berlalu dan Nan Nan masih membiarkan Zhu Huo tinggal di sana dan selama itu pula Zhu Huo terus menerus meledek segala sesuatu tentang Nan Nan dan mengganggunya.

Dengan cueknya dia menggunakan buku-buku karangan Nan Nan jadi pengganjal sofa, merebut laptopnya Nan Nan buat dia gunakan sendiri untuk meneruskan pekerjannya mengembangkan aplikasi dan bernyanyi keras-keras saat Nan Nan sedang bekerja.

Tapi selama itu pula, mereka juga banyak menghabiskan waktu bersama-sama. Bermain dan juga belanja bersama.


Hari itu, ada diskon sayur mayur di supermarket. Para wanita termasuk Nan Nan pun langsung rebutan. Sinis melihat tingkah para wanita itu, Zhu Huo santai saja mengkritiki sikap mereka. Itu kan cuma sayuran yang bakalan layu dan busuk. Sontak saja para wanita itu melempar tatapan membunuh ke arahnya dan menghantamnya dengan sayuran.


Suatu malam sehabis jalan-jalan bersama, mereka melewati sebuah butik yang memajang sebuah gaun merah yang sangat cantik. Nan Nan langsung berhenti untuk mengagumi haun merah itu. Zhu Huo menyuruhnya membelinya saja. Tidak bisa, harganya 2.980 yuan, terlalu mahal.


"Tang Nan Nan, kau jangan membosankan begitu. Prinsipku, wanita boleh miskin atau jelek. Tapi tidak boleh keduanya dan hidup seperti itu."

"Kau pikir semua orang sepertimu? Menghabiskan uang mamamu, hidup di rumah mamamu, mengendarai mobil mamamu dan menapakkan kaki di lantai keramik mewah mamamu hanya supaya kau bisa memiliki gaung kualitas tinggi. Tidak semua orang sepertimu. Aku punya seorang nenek yang harus kuurus. Kau pikir semua orang bisa menghabiskan uang mamanya, anak mama?"


Tidak terima, Zhu Huo langsung menggotong Nan Nan masuk ke dalam toko. Tapi Nan Nan bertahan sekuat tenaga sambil menjewer kuping Zhu Huo keras-keras sampai Zhu Huo terpaksa menurunkannya.

Zhu Huo heran, masa iya Nan Nan semiskin ini. Dia makan makanan sisa, pakai pakaian bekas. Apa Nan Nan tahu apa yang dikatakan tetangga tentangnya. "Mereka pikir kau menyedihkan."

Nan Nan pikir kalau dia masih lebih baik daripada Zhu Huo. Pakaiannya dia beli di kios kaki lima, sementara pakaian yang Zhu Huo pakai adalah pakaian sumbangan.

Memangnya kenapa kalau ini pakaian sumbangan?... Sebentar! Zhu Huo baru sadar. Jika Nan Nan ragu membeli baju seharga 2.000 yuan. Lalu bagaimana caranya dia membeli baju seharga 5.500 yuan dulu. Nan Nan mencoba berkelit yang jelas membuat Zhu Huo makin curiga.


Setibanya di rumah, dia langsung membuka paksa lemari pakaiannya Nan Nan dan mendapati gaun yang robek itu ternyata barang palsu yang cuma seharga 60 yuan. Zhu Huo jelas kesal sudah ditipu.

Nan Nan mengakui kalau dia salah, tapi dia terpaksa melakukannya. Gara-gara alerginya, dia jadi kehilangan pekerjaan penting sementara dia sangat butuh uang waktu itu. Dia sungguh merasa malu karena itu, makanya dia membiarkan Zhu Huo tinggal di sini. Dia janji akan mengembalikan uangnya Zhu Huo kok.


Zhu Huo tak percaya dan menuntut Nan Nan mengembalikan uangnya sekarang juga. Nan Nan mengaku kalau dia tak punya uang sekarang. Tak percaya, Zhu Huo langsung melemparkan Nan Nan ke kasur dan menindihnya.

Nan Nan sontak panik menuduh Zhu Huo mau mengambil keuntungan darinya. Zhu Huo malah sinis, siapa juga yang mau ngambil keuntungan dari Nan Nan.


Dia langsung keluar dan sengaja mengunci Nan Nan di kamar. "Jangan harap kau bisa keluar sebelum kau mengembalikan uangku."

 

Tapi keesokan harinya, Zhu Huo terbangun oleh suara gedoran. Nan Nan panik mau ke toilet. Zhu Huo akhirnya terpaksa membuka pintunya. Nan Nan pun langsung melesat ke toilet sampai menjatuhkan ponselnya.

Editornya Nan Nan menelepon tak lama kemudian dan langsung ngomel-ngomel menuduh Nan Nan sedang bermain-main. Nan Nan bohong menyangkalnya, dia lagi ngetik kok. Editor lalu mengajak Nan Nan ke konferensi asosiasi penulis hari ini.

Dia sudah berusaha memasukkan Nan Nan ke acara itu. Dia bahkan sedang dalam perjalanan ke rumah Nan Nan sekarang. Pokoknya Nan Nan sudah harus siap begitu dia tiba di sana. Nan Nan jelas senang bisa mengikuti acara bergengsi itu. Hidupnya bisa berubah secara drastis berkat acara itu.

 

"Itu bagus. Karena jika kau tidak membayarku maka aku tidak akan membiarkanmu mengubah hidupmu." Ancam Zhu Huo.

"Kau pikir aku akan menyerah semudah itu?"

"Tentu tidak. Makanya kupikir kau akan berusaha merbut kunci ini."

"Kenapa kau pegang kunci. Pintunya kan terbuka."

"Aku mengunci kita berdua di sini. Aku tidak akan memberikannya dengan mudah."


Nan Nan sontak berusaha menyambar kunci itu. Tapi Zhu Huo cekatan menjauhkannya. Jadilah mereka rebutan sampai keduanya jatuh ke sofa dalam posisi Nan Nan menindih Zhu Huo dan tak sengaja bibir Nan Nan nempel ke pundaknya Zhu Huo hingga lipstiknya membekas di sana.

Tepat saat Nan Nan sedang merogoh celananya Zhu Huo, Editornya Nan Nan tiba-tiba muncul dan langsung shock melihat mereka.

Zhu Huo heran, kenapa bisa ada orang lain yang punya kunci rumahnya Nan Nan. Jelas lah, dia kan cewek yang tinggal sendirian. Jika dia tidak memberikan kunci cadangan pada orang lain maka takkan ada yang tahu jika dia mati.

Mereka berdua berusaha menjelaskan apa yang sedang mereka lakukan. Tapi Editor menolak mendengarkan penjelasan apapun. "Aku tahu kok kalau aku datang di waktu yang salah. Tapi kalian pura-pura saja seolah aku tak ada. Lanjutkan. Jangan pikirkan aku."


Tak tahan lagi, Nan Nan akhirnya menyerah dan mengeluarkan simpanan kartu kredit yang disimpannya di bantal udangnya. Wah, Zhu Huo tak menyangka, jadi karena itu Nan Nan melarangnya menduduki bantal udang itu.

"Kartu kredit cadangan ini hanya untuk keadaan darurat. Berhematlah saat belanja dengan kartu kreditku ini."


Mereka pun tukeran dan Nan Nan akhirnya bisa pergi ke acara konferensi itu. Nan Nan benar-benar kagum melihat banyaknya penulis besar yang hadir di sana sampai dia jadi minder dan ingin pulang saja. Editor melarang, takut apa juga.

Tak lama kemudian, Editor Ma datang. Dia adalah orang yang selama ini selalu menghalang-halangi publikasi bukunya Nan Nan. Karena itulah, hari ini Nan Nan harus bisa membuat kesan baik pada Editor Ma.

Dia bahkan langsung mendorong Nan Nan maju untuk menjilat Editor Ma, pokoknya hari ini dia harus jadi penjilat. Awalnya Nan Nan percaya diri. Tapi saat berhadapan langsung dengan Editor Ma, dia malah gugup memperkenalkan dirinya. "Editor Ma, apa kabar? Namaku penjilat..." (Oops!)


Editor Ma sontak mendelik kesal dan pergi mengabaikan Nan Nan. Tepat saat itu juga, Zhu Huo meneleponnya dan anehnya memohon-mohon Nan Nan untuk mengirimkannya foto Nan Nan yang berpose S, sekarang juga, penting!

"Kau suruh aku berpose S di sini? Kau sudah sinting apa?"

"Kau tidak mau? Kalau begitu akan kuhabiskan kartu kreditmu."

Panik, Nan Nan terpaksa minta bantuan salah satu tamu untuk memotretnya. Nan Nan naik ke sebuah bangku dan meliukkan membentuk pose S.


Tepat saat itu juga, acara utama dimulai dan Editor Ma naik ke podium untuk pidato. Tapi gara-gara melihat Nan Nan, Editor Ma sampai tidak bisa konsen dengan pidatonya dan ujung-ujungnya malah secara tak langsung nyerocos tentang lekuk tubuh Nan Nan yang seksi abis.


Tepat begitu Nan Nan mengirimkan fotonya, orang-orang di sekitar Zhu Huo, menyodorkan mesin EDC. Err... dia pakai ukuran tubuh Nan Nan jadi password kartu kredit? Dia mencoba mengira-mengira ukuran tubuh Nan Nan pakai foto itu, tapi password-nya tetap salah.

Dia langsung menelepon Nan Nan lagi dan mengakui kalau dia pakai ukuran tubuh Nan Nan jadi password kartu kredit, dia bisa memperkirakan ukuran tubuh wanita karena ibunya punya perusahaan lingerie. Tapi password yang dia masukkan berdasarkan foto yang Nan Nan kirim barusan, salah.

Nan Nan berbisik bahwa ukuran tubuhnya 90-60-90. Tapi Editor Ma mengakhiri pidatonya saat itu dan orang-orang langsung berisik bertepuk tangan. Zhu Huo kesal, dia tidak dengar! Katakanlah yang keras!


"Kubilang untuk yang terakhir kalinya! Dengar baik-baik! Ukuranku 90-60-90! Tapi sekarang aku sedang tidak pakai bra, jadi ukuranku 89-89-89!" Jerit Nan Nan.

Jelas saja semua mata langsung mempelototinya. Editor Ma jadi kesal dan sinis menyatakan kalau Nan Nan tidak cocok dengan perusahaan penerbitannya.


Zhu Huo ketawa-ketiwi setelah berhasil mendapatkan semua belanjaannya. Dalam perjalanan pulang, dia melewati butik yang menjual gaun merah yang disukai Nan Nan itu.

Nan Nan pulang sambil menggerutu menyumpahi Zhu Huo saking kesalnya. Dia bahkan langsung menendang pintu sampai membuka, tapi malah mendapati Zhu Huo sedang bersikap sok romantis dengan wine dan memaksa Nan Nan menutup pintunya.

Nan Nan menurutinya dengan kesal. Tapi kemarahannya kontan menghilang saat melihat gaun merah yang disukainya, terpajang di pintu. Zhu Huo membelikan untuknya?


Bukan cuma gaun itu saja, Zhu Huo juga membelikan sebuah sofa baru berwarna merah yang terbuat dari kulit asli. Nan Nan kan suka tidur di sofa. Siapa bilang? Dia tidur di sofa cuma karena terpaksa gara-gara Zhu Huo mengambil alih kamarnya. Bagaimana kalai Zhu Huo tidur di sini saja. Tidak, terima kasih.

Nan Nan sungguh terpesona melihat sofa baru itu. Tapi berapa harganya? Tidak mahal, Zhu Huo pilih yang paling murah kok. Dia tahu kalau Nan Nan sangat berhemat.


Oke, Nan Nan mencoba mengecek sisa kartu kreditnya, tapi malah melongo mendapati hampir semua uangnya ludes dan hanya sisa 0,37 yuan dari yang awalnya 20.000 yuan.


Nan Nan sontak menyerang Zhu Huo dan memitingnya ke sofa. Berani sekali Zhu Huo menghabiskan uangnya? Bagaimana caranya dia harus hidup sekarang? Bagaimana caranya dia harus membayar hutangnya?!

Dia bahkan langsung mengambil bangku untuk menghantamkannya ke Zhu Huo. Tapi Zhu Huo langsung melesat keluar dengan cepat dan entah bersembunyi di mana.


Tak bisa membunuh Zhu Huo, Nan Nan akhirnya melampiaskannya kedalam cerita sambil membayangkan dirinya memakan dan memanggang Zhu Huo. Khayalannya liar banget sampai dia ngiler.

 

Heran melihat Nan Nan ngiler, Zhu Huo lalu membuatkan mereka mie. Nan Nan kayaknya lapar banget sampai dia menggila dan melahap mie sampai habis, bahkan mencuri jatahnya Zhu Huo sekalian.


Tapi tiba-tiba mereka terganggu suara gedoran pemilik apartemen yang menuntut Nan Nan untuk bayar uang sewa atau keluar dari sini. Pokoknya Nan Nan harus bayar sebelum akhir minggu ini atau silahkan angkat kaki dari sini. Nan Nan galau tak tahu bagaimana. Sisa simpanan uangnya sekarang cuma tinggal 200 yuan.

"Uang harus dicari, bukan disimpan." Kata Zhu Huo dengan senyum penuh arti.

 

Maka dimulailah rencana mereka. Zhu Huo menyamar jadi tukang parkir valet untuk mencuri salah satu mobil mewah lalu menjemput Nan Nan di tengah jalan.

Dia membawa mobil itu ke sebuah area parkir VIP dan ganti baju di situ juga, di hadapan Nan Nan sampai Nan Nan malu sendiri. Begitu melihat ada sebuah mobil yang mau parkir, Zhu Huo sengaja mengambil alih dua slot kosong dan menghalangi mobil itu parkir. Si pemilik mobil jelas kesal.

Pura-pura tersinggung, Zhu Huo dengan sengaja memberikan uang 200 yuan-nya Nan Nan pada si pemilik mobil dan menyuruhnya parkir di tempat lain saja. Rencananya sukses, si pemilik mobil terprovokasi dan langsung melemparkan uang lebih banyak pada mereka agar mereka enyah dari parkir VIP ini.


Mereka terus menerus menjalankan aksi penipuan mereka hingga malam harinya, mereka sukses mengumpulkan uang tunai satu tas penui sebanyak 35.800 yuan. Mereka pun langsung merayakan kesuksesan mereka ke diskotik.

Nan Nan kagum pada Zhu Huo. Ternyata dia pintar juga bisa menghasilkan uang sebanyak ini. Zhu Huo juga bangga dengan dirinya sendiri. Selama ini dia adalah orang bodoh yang suka menghambur-hamburkan uang.


Nan Nan lalu menggila di lantai dansa. Saat itu pula, Zhu Huo terpesona dan mulai memandang Nan Nan dengan berbeda. Memutuskan melakukan sesuatu, dia mematikan musiknya. Dia mengambil sebuah gitar lalu mulai bernyanyi tentang perasaan yang baru disadarinya dan perubahan dirinya sejak bertemu Nan Nan.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments