Rekap Novel The Days of Seclusion and Love Bab 106 - Bab 108

 

Menurut penuturan Yu He Xiang. Mereka semua ditangkap dan dijatuhi hukuman diasingkan, tapi belum dilaksanakan.

Namun tiba-tiba muncul seseorang yang membawa pergi Tuan Muda Yang (anak balitanya Yang Feng Peng) dan mencoba membunuh yang lain. 

Syukurlah Yu He Xiang diselamatkan oleh Yin Ge Zhi. Tapi mengingat betapa jahatnya orang itu, Yu He Xiang khawatir Tuan Muda Yang mungkin tidak akan selamat.


Yin Ge Zhi dengan dinginnya mengingatkan Yang Feng Peng tentang penawarannya waktu itu, tapi Yang Feng Peng malah lebih mempercayai Jenderal Yi. Sekarang situasinya sudah jadi seperti ini, dia pun sudah tidak bisa lagi menyelamatkan Yang Feng Peng.

Yang Feng Peng sontak jatuh berlutut di hadapan Yin Ge Zhi dengan berlinang air mata penuh penyesalan.

Tepat saat itu juga, kedua murid mendengar langkah kaki datang dari luar. Kedua murid langsung mundur bersembunyi ke sudut gelap bersama Feng Yue.
 
Tapi guru mereka tetap berdiri di sana menghadapi pendatang mereka yang tak lain adalah Putra Mahkota.
 
Demi keselamatan putranya, Yang Feng Peng seketika bersujud pada Putra Mahkota dan akhirnya mengakui bahwa dia memiliki satu buku keuangan yang merupakan bukti penting pembagian keuntungan antara dirinya dengan Jenderal Yi yang 90 persennya masuk ke kantongnya Jenderal Yi.
Sedangkan masalah kekalahan perang di perbatasan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan dana militer.

Sebelumnya dia tidak berani bicara karena putranya ada di tangan Jenderal. Bahkan sekarang pun dia tidak akan berani mengulang kata-kata ini di sidang terbuka. 

Tapi jika Putra Mahkota menyelamatkan putranya, maka dia akan mengulang kata-kata ini di sidang. Yu He Xiang tahu di mana letak buku itu disembunyikan. Dia bisa menerima hukuman mati untuk dirinya sendiri, tapi dia memohon supaya Putra Mahkota menyelamatkan keluarganya.

Baiklah! Putra Mahkota setuju. Selama beberapa hari ke depan dia akan mempelajari buku keuangan itu dulu, jadi dia akan menempatkan pengawal pribadinya di sini untuk melindungi Yang Feng Peng.
 
Sedangkan masalah menyelamatkan putra kecilnya Yang Feng Peng, dia meminta bantuan Yin Ge Zhi untuk itu. Tidak ada satupun di antara anak buahnya yang ilmu bela dirinya setinggi Yin Ge Zhi, dan pastinya, tidak ada satupun di antara mereka yang bisa keluar-masuk rumahnya Jenderal Yi dengan mudah.

Baiklah, Yin Ge Zhi setuju sambil mendesah berat seolah awalnya dia ogah tapi terpaksa setuju. Feng Yue satu-satunya yang paling tahu kalau kedua pangeran itu sedari tadi sebenarnya sedang bersandiwara di hadapan Yang Feng Peng untuk membuat Yang Feng Peng mau mempercayai mereka dan mengakui segalanya.
 
Tapi masalah putranya Yang Feng Peng diculik Jenderal Yi itu memang benar, dan menyelamatkannya dari kediaman jenderal adalah pekerjaan yang cukup rumit.

Parahnya lagi, Yin Ge Zhi mendadak mau mengajak Feng Yue ke sana. Feng Yue jelas tidak mau, dia cuma bisa membantu menyediakan jadwal shift para penjaga di kediaman jenderal dan susunan penjaga di berbagai lokasi. 

Pokoknya dia tidak mau bertemu dengan Jenderal Yi, terlalu berbahaya, menakutkan! Feng Yue bahkan langsung memeluk kakinya sambil mewek heboh memohon padanya untuk mengasihaninya. 

Yin Ge Zhi yang tidak tahan mendengar suara cemprengnya, akhirnya mengalah dan menyuruhnya untuk menyelidiki yang dia sebut tadi saja.

Feng Yue seketika berhenti mewek dan langsung mengaku kalau yang itu sudah dia siapkan, karena dia selalu mengawasi rumah jenderal. 

Sejak saat Nona Yi mengubah sistem penjagaan pasca insiden perampokan, dia sudah melakukan upaya besar untuk mendapatkan informasi terbarunya. Soalnya dia tahu kalau itu pasti akan berguna cepat atau lambat.

Malam itu terjadi hujan badai dengan petir dan guntur yang saling bersahut-sahutan dengan dahsyat yang sontak membuat tubuh Yin Ge Zhi membeku.

Feng Yue lagi asyik cuci piring saat itu dan lupa sama Yin Ge Zhi. Baru saat dia di beritahu Ling Shu bahwa Yin Ge Zhi sekarang sedang berdiri di bahwa hujan dengan bad mood, Feng Yue akhirnya ingat tentang phobianya Yin Ge Zhi.

Orang seperti Yin Ge Zhi memang tidak akan pernah mau menunjukkan pada dunia tentang ketakutannya. Makanya biarpun dia sebenarnya takut pada guntur, tapi dia tidak akan membiarkan siapa pun mengetahuinya dengan cara berdiri tegak di bawah hujan badai seolah dia tidak takut pada apa pun.

Khawatir, Feng Yue pun langsung bergegas keluar untuk memayunginya tepat saat guntur mendadak meledak di langit dan badan Yin Ge Zhi jadi semakin membeku.

Berusaha menahan tawanya, Feng Yue langsung menuntunnya masuk kamar tanpa memedulikan protesnya yang masih berusaha sok kuat dan garang.

Pastinya Yin Ge Zhi merasa tersinggung diperlakukan seperti ini, apalagi Feng Yue benar-benar memperlakukannya seolah dia anak kecil. Dia ingin melawan saat Feng Yue melepaskan bajunya yang basah kuyup dan menghandukinya, tapi hujan badai terus menggelegar yang membuatnya sulit bergerak.

"Hei! Aku tidak takut guntur!" Kesal Yin Ge Zhi.

Protes itu sontak membuat tawa Feng Yue meledak, dan jelas saja itu membuat Yin Ge Zhi jadi tambah kesal dan hampir saja mau mencekiknya. 

Namun Feng Yue tiba-tiba memeluknya dan menciumnya, menenangkannya dengan meyakinkannya bahwa segalanya akan baik-baik saja.

Yin Ge Zhi tak senang mendengar ucapannya, tapi pelukan hangatnya menenangkan hatinya hingga akhirnya Yin Ge Zhi memutuskan untuk berhenti marah, lagipula, hanya Feng Yue kan yang tahu.

Dia akhirnya balas memeluk Feng Yue, tapi sambil mengancam supaya Feng Yue tidak mikir macam-macam atau dia akan membuat hidup Feng Yue tidak tenang. Feng Yue iyain ajalah.

Yin Ge Zhi akhirnya tertidur dalam pelukan Feng Yue. Tapi malam itu dia bermimpi buruk, memimpikan Jenderal Guan yang mendatanginya dalam keadaan kepala dan badan terpisah, lalu kepala Jenderal Guan mengonfrontasinya yang telah salah menuduh keluarga Guan dan membuat seluruh keluarga mereka musnah.

"Kau memfitnahku! Bagaimana kau akan mengembalikan nyawa ratusan anggota keluarga Guan?!" Teriak kepala Jenderal Guan dan Yin Ge Zhi seketika terbangun dari mimpi itu.

Feng Yue sudah menunggunya bangun saat itu, bahkan sudah menyiapkan peta dan jadwal shift para pengawal rumahnya Jenderal Yi.

Mengingat mimpinya, Yin Ge Zhi bertanya-tanya apa yang akan Feng Yue lakukan jika dia membuat sebuah keputusan yang menyebabkan kematian banyak orang tapi kemudian dia baru menyadari bahwa keputusan itu terlalu gegabah?

Mendengar itu, Feng Yue langsung tahu mimpi buruk apa yang dialami Yin Ge Zhi tadi. Jadi dia menjawab sembari membantunya ganti baju... "Mereka yang menyadari kesalahan tapi tidak mengoreksinya, akan dihukum di neraka."

Maksudnya, bukan berarti dia mengutuk Yin Ge Zhi masuk neraka. Maksudnya, kalau Yin Ge Zhi membuat kesalahan dan menyadari dia salah, maka sebaiknya dia memperbaiki kesalahannya.

"Masih belum pasti apakah aku salah. Waktu itu situasinya sangat mendesak dan aku tidak punya kesempatan untuk menginvestigasinya sendiri. Jadi kuserahkan pada orang lain untuk menanganinya. Siapa sangka kalau mereka menanganinya dengan sembarangan," ujar Yin Ge Zhi membela diri.

Yin Ge Zhi benar-benar galau. Feeling-nya mengatakan ada yang tidak beres, tapi semua orang yang terlibat di dalamnya sudah mati dan tidak ada lagi yang memedulikan kasus ini. Kalau memang dia salah, lalu bagaimana dia akan mengompensasi kesetiaan dan pengorbanan seluruh Keluarga Guan?

Menyingkirkan masalah ini dari pikirannya, Yin Ge Zhi baru sadar kalau baju yang Feng Yue pakaikan padanya hari ini adalah baju putih baru. Style-nya masih sama, tapi bahannya lebih ringan.

Feng Yue mengaku kalau ini adalah baju yang dia jahit sendiri, khusus untuk Yin Ge Zhi.  Oh, Yin Ge Zhi diam-diam merasa senang, tapi tentu saja dia tidak mau menunjukkannya secara terang-terangan, malah sengaja mengkritik jahitannya.

"Kalau begitu, lepaskan. Akan kubuat yang baru!"

Tapi Yin Ge Zhi langsung menghindar dan berjalan keluar dengan penuh karisma yang membuat Feng Yue begitu terpesona. 

Yin Ge Zhi benar-benar tampak seperti seorang gentleman saat memakai baju putih dan tampak seperti raja neraka saat memakai baju hitam. Dia sungguh mempesona.

Setelah Yin Ge Zhi pergi menuju rumah Jenderal, Feng Yue langsung menyuruh Ling Shu membeli kue kacang hijau lagi.

Begitu tiba di kediaman Jenderal, Yin Ge Zhi langsung to the point menanyakan apa tujuan Jenderal Yi untuk bertemu dengan pelayannya.

Jenderal Yi berbohong kalau dia cuma mau bicara dengan pelayan itu, soalnya putrinya tak senang dengan pelayan barunya Yin Ge Zhi.

Mendengar itu, Yin Ge Zhi langsung menegaskan bahwa walaupun dia mengagumi Nona Yi tapi dia dan Nona Yi tidak punya prospek masa depan. Yang artinya, dia tidak akan menikahi Nona Yi.

Namun jelas sekali kalau Jenderal Yi menargetkan putrinya untuk menikah dengan Yin Ge Zhi dan mungkin inilah alasan utamanya menolak lamaran Putra Mahkota.

Tapi dengan cepat dia menyudahi topik ini dan ganti mengundang Yin Ge Zhi untuk menginap di sini dengan alasan mengamankan Yin Ge Zhi dari kekacauan di luar, sekaligus supaya dia menemani putrinya.

Tapi Yin Ge Zhi sadar betul kalau tujuan utama Jenderal Yi adalah mengurungnya di kediaman ini karena Jenderal Yi pasti sudah mendengar tentang tingkah lakunya yang mencurigakan belakangan ini. Kebetulan sekali, dia memang ada misi penting di kediaman ini, jadi dia setuju.

Sembari mengikuti pelayan yang mengantarkannya ke kamarnya, Yin Ge Zhi melihat keadaan sekitar dan menyadari formasi penjagaan tempat ini sangat sesuai dengan informasinya Feng Yue. 

Jelas saja ini membuatnya jadi semakin kagum sekaligus penasaran dengan kehebatan Feng Yue dalam mendapatkan berbagai informasi.

Tapi ini juga membuatnya jadi semakin mencurigai Feng Yue dan itu membuatnya jadi semakin galau. Dia tidak berani bertindak gegabah sebelum dia mengetahui identitas asli Feng Yue, tapi jika dia tidak segera bertindak, takutnya Feng Yue akan semakin mengakar dalam hatinya. 

Dia takut bahwa saat nantinya dia mengetahui kalau Feng Yue ternyata beracun, mencabutnya justru akan menyakiti keseluruhan dirinya.

Dia telah berperang selama bertahun-tahun tapi tak pernah terlalu mengkhawatirkan masalah hati. Bahkan saat seseorang yang tak dia ketahui wajahnya, menghilang tiga tahun yang lalu dan menyebabkannya sakit hati pun, dia tetap tidak terlalu merasa susah. Namun baru terhadap Feng Yue, dia merasa sangat gundah gulana.

Pikirannya mendadak tersela oleh kedatangan Nona Yi yang menyambutnya dengan bahagia. Yin Ge Zhi menatap wajahnya sembari berpikir kenapa dia malah menyukai Feng Yue, wanita berparas kayak rubah betina itu, padahal ada wanita berparas lembut dan elegan seperti Nona Yi. Mungkin ini cuma karena dia terlalu lama bersama Feng Yue.

Berusaha melupakannya, Yin Ge Zhi memberitahu Nona Yi kalau dia akan menginap selama beberapa hari di sini. Nona Yi senang sekali dan tiba-tiba tersipu malu saat dia mengaku bahwa ada sesuatu yang ingin dia katakan.

"Aku tidak akan menikah dengan Kakak Putra Mahkota," ujar Nona Yi.

Yin Ge Zhi agak bingung mendengarnya, lamarannya Putra Mahkota kan memang sudah mereka tolak sejak lama. 

Nona Yi berkata bahwa alasannya adalah karena Putra Mahkota mau melawan ayahnya. Kasih sayang Putra Mahkota padanya selama ini ternyata palsu.
 
Dia pernah meminta Putra Mahkota untuk melepaskan Yang Feng Peng, tapi dia malah dimarahi. Dia sakit hati dimarahi seperti itu, dia tidak suka karena Putra Mahkota lebih mementingkan negara daripada dirinya. (Pfft! Ya iyalah, Neng! Dia kan Putra Mahkota, pastinya harus mendahulukan negara. Enak amat nyuruh-nyuruh Putra Mahkota melepaskan tahanan)

Yin Ge Zhi terdiam sinis mendengarnya. Dia benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran wanita yang satu ini. Sering kali dia mendapati bahwa hal-hal yang dia anggap absurd, justru dipandang sangat normal oleh Nona Yi.
 
Apakah semua wanita sungguh sulit untuk memahami sesuatu?... Ah, tidak! Feng Yue tidak begitu. Feng Yue selalu bisa berpikir beriringan dengannya dan membantunya memikirkan strategi. Jadi apa masalahnya Nona Yi?

"Kalau kau merasa dia tidak peduli padamu, maka kau memang tidak seharusnya menikah dengannya," komentar Yin Ge Zhi.

"Tapi... Zhu'er sudah cukup umur untuk menikah," ujar Nona Yi sambil meliriknya penuh arti.

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments