Wichai langsung bisa menebak hubungan Jamlong dengan Kacha. Kacha adalah perantara di Bank Sinthai. Si Nyonya Kaya mengonfirmasi itu, Kacha membawanya ke bank dengan dalih membantunya menyetor uang ke bank, tapi kemudian Kacha mengambil semua uangnya untuk dirinya sendiri dan sekarang si Nyonya Kaya kehilangan semuanya.
Anong akhirnya sadar kalau Jamlong-lah yang mendorong Kacha ke padanya dengan maksud untuk dijodohkan dengannya, dan itu jelas membuat Anong jadi kesal dengannya. Bisa-bisanya Jamlong mudah sekali tertipu hanya karena penampilan seseorang lalu sembarangan mau menjodohkannya dengan seorang penipu.
Wichai memberitahu Jamlong kalau Kacha itu penipu yang bukan cuma mengincar uangnya Anong, tapi juga warisannya. Apa yang Jamlong lakukan ini sangat menyakiti perasaan Anong.
Parahnya lagi, bahkan sekalipun sekarang Jamlong sadar dirinya salah, dia malah lebih mengkhawatirkan nasib dirinya sendiri, makanya dia memohon pada Anong untuk tidak mengadukannya ke Pong, bahkan berani mengatai Wichai usil karena dia khawatir Wichai akan mengadukannya ke Pong dengan maksud untuk mendorong adiknya ke Anong.
Jelas saja Anong sangat kecewa pada Jamlong. Wichai adalah orang luar, tapi dia malah jauh lebih peduli dan melindunginya dibandingkan kakak kandungnya sendiri. Kalau bukan karena mereka punya hubungan darah, Anong pasti akan langsung putus hubungan saat ini juga dengan Jamlong.
Kejadian hari ini membuat Anong jadi semakin kagum dengan Wichai. Saat Prasit mendengar masalah ini, dia langsung memuji-muji Wichai sebagai pahlawan super yang lagi-lagi melindungi Anong dari orang jahat.
Anong mengklaim kalau kejadian tadi cuma kebetulan saja karena Wichai sedang menyelidiki kasus yang berhubungan dengannya. Namun Prasit tak percaya, kalau satu dua kali, mungkin bisa disebut kebetulan. Namun kalau kebetulannya terus berulang, itu namanya bukan kebetulan lagi, tapi berjodoh. Dia yakin bahwa yang terjadi pada Anong dan Wichai adalah jodoh.
Hmm... iya juga sih, belakangan ini memang dia dan Wichai memang sering bertemu. Tapi... dia kan kakaknya Chut, jadi tidak mungkin ini jodoh. Pasti cuma kebetulan, dunia ini kan kecil. Itu saja.
"Tapi... jika ada kebetulan lain, maka kau harus percaya kalau itu adalah takdir," ujar Prasit keras kepala. "Sepakat?"
Anong ngotot menyangkal dan menolak bersepakat dengannya, tapi Prasit juga semakin ngotot meyakini dirinya benar. Lihat saja nanti, apakah itu beneran jodoh atau tidak.
Anong ingin menghadiahkan kemeja putih baru untuk Wichai karena kemeja putihnya Wichai yang kemarin robek, hanya saja dia tidak tahu ukurannya.
Tanpa dia ketahui, Chantorn sekarang sedang menjahit robekan kemeja putihnya Wichai sembari mendengarkan Wichai yang memberitahunya perkembangan kasus ini.
Polisi sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan. Nama asli orang ini adalah Manop dan pernah bekerja jadi supir orang bule. Biasanya dia akan menggunakan mobil majikannya untuk mengelabui orang bahwa dia kaya. Dia bergaya hedon untuk menipu uang dari wanita-wanita kaya.
"Dia berubah dari seorang pangeran, menjadi mimpi buruk wanita."
"Masyarakat kita menilai orang berdasarkan penampilan. Berkat kaulah, kami dapat mengungkapkan orang ini."
Si pelaku ini berhasil lolos sampai sekarang karena sebagian besar korban perempuan terlalu malu untuk mengajukan tuntutan, karena mungkin takut orang lain justru akan mengutuk mereka, mengatakan mereka pantas mendapatkannya.
Kalau dia tertangkap, Wichai mungkin akan menyuruh orang itu untuk meminta maaf pada Chantorn. Tersentuh, Chantorn setulus hati berterima kasih padanya. Wichai ingin membantunya mendapatkan pekerjaannya kembali, tapi Chantorn menolak, dia tidak mau lagi bekerja di sana.
Sesuai janjinya untuk mencarikan suami yang baik untuk adik tercintanya, Prasit sengaja mendatangi Wichai di pengadilan, lalu tiba-tiba saja memeluk Wichai dari belakang sambil meraba-raba dadanya. Wkwkwk!
Wichai jelas takut sama dia, mengira dia cowok begituan dan langsung buru-buru melepaskan diri, padahal Prasit cuma sedang membantu Anong untuk mendapatkan ukuran tubuhnya (untuk ukuran kemeja).
Lalu saat dia mengetahui bahwa Wichai sering membeli obat di sebuah apotek (untuk adik iparnya), Prasit langsung berusaha menciptakan 'kebetulan' lain untuk Wichai dan Anong dengan menyarankan sebuah toko es serut dekat apotek tersebut pada Wichai, itu adalah toko es serut langganannya dan Anong. Bukan cuma menyarankan, dia juga terkesan agak mendesak Wichai untuk mendatangi toko es serut tersebut.
Keesokan harinya, Prasit menyeret Anong ke toko es serut tersebut dengan penuh harap dan mendapati Wichai benar-benar ada di sana bersama keponakan kecilnya yang bernama Nid. Prasit senang banget, kebetulan lagi nih. Pfft!
Anong juga senang banget mengira ini benar-benar kebetulan. Wichai mengundang mereka duduk semeja dengannya dan Prasit langsung mendorong Anong duduk di sebelahnya Wichai.
Melihat Kak Anong yang begitu cantik, Nid dengan polosnya berkata kalau dia ingin secantik Kak Anong. Mendengar itu, Wichai dengan agak canggung mengajarinya untuk bertanya pada Kak Anong sembari menatap Anong...
"Kak Anong, apa yang membuatmu menjadi sangat cantik. Apakah Kak Anong meminum tetesan embun untuk sarapan. Dan di malam hari, apakah dia melebarkan sayapnya dan terbang menemui malaikat lain? Tanyakan padanya, apa yang dia lakukan sehingga membuatnya begitu cantik."
Anong begitu terpana oleh kata-kata manisnya hingga dia tiba-tiba saja dia beranjak bangkit dan bergegas pamitan ke kamar kecil, untuk menenangkan dirinya yang mendadak jadi malu sama Wichai. Hadeh! Bagaimana ini? Tidak seharusnya dia berfantasi tentang Wichai.
Tepat saat dia hendak keluar, dia melihat Wichai lewat dengan membawa Nid untuk cuci tangan. Wichai tidak melihatnya sehingga Anong pun mengintip mereka dari dalam kamar kecil dan sontak jadi semakin terpana menyaksikan betapa lembutnya Wichai pada keponakan kecilnya.
Bertekad untuk menciptakan kesempatan lagi bagi adiknya dan Wichai untuk terus bertemu, Prasit pura-pura tak sengaja menumpahkan es ke jasnya Wichai, dan Anong langsung bersikeras meminta Wichai untuk membiarkannya mengurus jasnya sebagai permintaan maaf. Untungnya Wichai akhirnya setuju walaupun pada awalnya dia menolak.
Saat tengah menyeberang jalan, Wichai dengan penuh perhatian mengulurkan tangannya untuk melindungi wajah Anong dari teriknya sengatan matahari, dan otomatis itu membuat Anong jadi semakin terpesona padanya.
Di tengah jalan, mereka melihat sebuah toko yang sedang mengadakan lomba mengetik dengan mesin tik. Hadiah pemenang kedua langsung menarik perhatian Nid, celengan babi emas, dia mau itu dan langsung meminta pamannya untuk memenangkan celengan babi emas itu untuknya.
Wichai setuju, dan Prasit langsung mendesak Anong untuk ikutan. Siapa tahu Wichai gagal mendapatkan celengan itu, jadi Anong bisa jadi cadangan. Hadeh! Anong sebenarnya malas ikutan, tapi baiklah, dia akan melakukannya.
Lombanya harus mengetik dengan mengenakan penutup mata, siapa yang kesalahan ketiknya paling sedikit, dialah pemenangnya. Yang tidak Anong sangka, saat dia mulai menutup matanya dan agak tegang, Wichai mendadak muncul dari belakangnya, untuk menuntun posisi jari-jarinya di atas keyboard. Aduh! Anong senang sekali.
Wichai mengetik dengan cukup lancar, sedangkan Anong agak kesulitan karena dia tidak ahli mengetik. Namun untungnya Wichai akhirnya berhasil menjadi pemenang kedua dengan dua kesalahan ketik dan berhasil mendapatkan celengan babi emas itu untuk keponakannya.
Anong pura-pura ngambek karena mereka cuma jadi pemenang kedua, dia tidak suka, dia mau kompensasi hadiah hiburan dan langsung monyongin bibir ke Nid dan Nid pun langsung mengecupnya, lalu Nid langsung memberikan kecupan itu ke pipi pamannya. Pfft! Jadinya mereka kecup pipi secara tak langsung.
Namun saat Wichai membawa Nid pulang tak lama kemudian, mereka malah melihat Chantorn sedang mengantarkan dokter keluar. Kondisi Ayahnya Nid sekarang jadi semakin parah sehingga dokter memvonis umurnya mungkin tidak akan bertahan lebih dari bulan ini.
Malam harinya, Wichai membuatkan cincin kertas untuk Nid yang kemudian Nid gunakan untuk menghibur ayahnya. Dia kemudian diam-diam memotret mereka yang mungkin akan menjadi foto terakhir keluarganya Choy.
Di tempat lain, Anong tidak bisa tidur memikirkan saat-saat kebersamaannya bersama Wichai yang semakin dipikir, semakin membuat jantungnya berdebar kencang. Akhirnya! Dia menemukan pria yang bisa membuat jantungnya berdebar kencang.
Apakah Wichai memiliki perasaan yang sama padanya. Mungkin ya... tapi... Pagi ini saat Chantorn menyarankannya untuk segera pergi bekerja supaya dia tidak terlambat, Wichai seketika teringat pada mendiang istrinya yang pernah mengucap kata-kata yang mirip seperti itu.
Hanya saja mendiang istrinya Wichai tampaknya jauh lebih penakut dan canggung dibandingkan Chantorn. Mungkin karena mereka menikah karena perjodohan, jadi hubungan suami-istri mereka juga tampak canggung.
Saat istrinya ingin membuatkannya sarapan, Wichai menolaknya, mungkin dengan maksud supaya dia tidak merepotkan istrinya, tapi... bisa saja sikapnya ini disalahpahami oleh istrinya.
Ingatan akan mendiang istrinya tersebut, membuat Wichai tiba-tiba tertarik untuk diam-diam memotret Chantorn.
Bersambung ke episode 4
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam