Sinopsis Hotel King episode 7 - part 1

 Sinopsis Hotel King episode 7 - part 1



Mo Ne terkejut melihat banyak luka pada tubuh Jae Wan, baik bekas luka lama maupun luka baru  yang sekarang sedang Jae Wan obati sendiri. Jae Wan baru menyadari kehadiran Mo Ne saat dia melihat bayangan Mo Ne di kaca.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jae Wan

"Aku hanya... aku menyesal, jadi aku datang untuk minta maaf. Maaf" Mo Ne meneteskan air mata

Jae Wan lalu berbalik menghadapnya dan satu-satunya kata balasan yang ia ucapkan ke Mo Ne hanya "Pergi!"

Perintah itu membuat Mo Ne langsung menghapus air matanya lalu menuruti perintahnya. Tapi sebelum ia pergi, Jae Wan menyuruhnya untuk pura-pura tidak datang kemari dan tidak melihat apapun.



Direktur Yoon dan Joong Goo ternyata memang bersekutu, Joong Goo bahkan menjanjikan posisi wakil presdir pada direktur Yoon jika rencanya ini berhasil. 

Sekarang direktur Yoon melapor pada Joong Goo bahwa Mo Ne sudah mulai jatuh kedalam rencananya. Tapi jika Jae Wan ikut campur, direktur Yoon khawatir kalau rencana ini akan menjadi sulit. Joong Goo menyuruh direktur Yoon untuk tidak membuat kesalahan dan selesaikan saja apa yang harus direktur Yoon lakukan pada Mo Ne.

"Jika kau memulai sesuatu tapi tidak mau ada debu (rahasia). Maka kau hanya harus menutupinya (Jae Wan) dengan debu" ujar Joong Goo


Direktur Yoon memperingatkan Joong Goo bahwa jika dia sampai berada dalam bahaya karena telah melakukan pembakaran itu maka dia tidak akan lagi mendukung Joong Goo. Mendengar ancaman itu, Joong Goo langsung marah. Karena perkataan direktur Yoon itu hanya membuatnya terdengar seperti seseorang yang ingin merebut hotel.

"Bukankah kita melakukan ini demi hotel?" ujar Joong Goo

Joong Goo beralasan jika mereka mempercayakan hotel di tangan anak muda dan terjadi sesuatu yang buruk pada Ciel, maka Joong Goo tidak akan bisa menghadap ketua Ah setelah ia mati nanti. Dan direktur Yoon langsung percaya dengan omongan Joong Goo barusan, direktur Yoon mengatakan bahwa dia juga membuat memilih keputusan yang sulit ini demi mendiang ketua Ah.


Setelah menagih janji Joong Goo untuk menjadikannya wakil presdir, ia lalu pamit pergi. Setelah kepergiannya, Joong Goo langsung tersenyum sinis dan mengatai direktur Yoon "Bajing**"


Setelah selesai mengobati lukanya, Jae Wan melihat wadah pensilnya berantakan. Karena selama ini dia sangat rapi, maka saat dia melihat wadah pensil yang berantakan itu, dia langsung cemas. Ia lalu mengambil kunci laci yang asli yang ia simpan di dalam robot mainannya dan mengecek dokumen rahasia yang masih aman tersimpan di laci itu.


Mo Ne sendiri sedang melihat-lihat data diri Jae Wan. Dari resume itu, Mo Ne mengetahui bahwa Jae Wan selalu mendapat peringkat pertama di sekolah. Semua prestasi hebat itu membuat Mo Ne merasa Jae Wan terlalu sempurna untuk jadi manusia. Tapi anehnya, dalam resume itu sama sekali tidak ada informasi apapun tentang keluarganya Jae Wan.

Mo Ne lalu mencari informasi tentang Jae Wan di internet, dan dari situlah akhirnya Mo Ne mendapat informasi kalau Jae Wan pernah diadopsi ke Amerika pada usia 7 tahun.


Mo Ne lalu memikirkan kembali semua bekas luka yang ia lihat di tubuh Jae Wan, Mo Ne jadi bertanya-tanya apakah orang tua angkatnya Jae Wan yang telah memukulinya sampai seperti itu. 

"Dengan kepribadiannya itu, dia pasti dihukum..." 


Tapi setelah dipikir-pikir lagi, jika orang tua angkatnya Jae Wan memang memukulinya sampai membuatnya memiliki bekas luka seperti itu, maka mereka pasti bukan manusia.

"Bajing** (orang tua angkatnya Jae Wan)! Seharusnya ku...." Mo Ne memperlihatkan lanjutan kalimatnya dengan menendang-nendangkan kakinya dan mengayunkan tinjunya ke udara dengan kesal.

Mo Ne jadi kasihan pada Jae Wan, sekarang dia mengerti kenapa Jae Wan tidak tahu bagaimana cara memberikan cinta, karena dia memang tumbuh tanpa cinta. 


Mo Ne teringat kembali perkataan semua orang tentang Jae Wan, mulai dari manager Baek yang menyuruhnya untuk memanfaatkan Jae Wan, Woo Hyun yang memberitahunya bahwa ketua Ah sendiri yang mendatangi Jae Wan untuk mempekerjakannya di hotel dan Soo Ahn yang memberitahunya bahwa Jae Wan hanya memikirkan hotel. Semua perkataan orang-orang itu membuat Mo Ne tiba-tiba punya sebuah ide bagus, ia lalu menelepon seseorang.


Keesokan paginya, Jae Wan sedang menikmati secangkir kopi di halaman belakang rumahnya, saat tiba-tiba dia mendengar suara Mo Ne yang mengagumi aroma kopi. Jae Wan langsung celingukan mencari asal suara dan melihat Mo Ne sedang berada di halaman belakang rumah sebelah dan sepertinya habis mandi sambil menikmati secangkir kopinya sendiri.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jae Wan

Mo Ne langsung membalas sapaannya dengan ceria dan memberitahu Jae Wan kalau dia baru saja pindah ke rumah sebelahnya Jae Wan ini kemarin malam.

"Walau tidak direncanakan tapi sekarang kita tetangga. Mari kita bergaul dengan baik, general manager" kata Mo Ne sambil mengulurkan gelas kopinya meminta Jae Wan untuk bersulang bersamanya tapi Jae Wan malah langsung masuk kembali ke rumahnya.


Sementara itu trio petugas kebersihan sedang membersihkan kamar baru Mo Ne. Petugas kebersihan pertama menggosipkan Mo Ne dengan suara keras karena Mo Ne meminta pindah rumah di tengah malam dan gara-gara ulahnya itu semua pegawai jadi kelabakan. 

Petugas kebersihan kedua langsung takut dengan kerasnya suara temannya itu, kalau sampai terdengar, mereka bisa bermasalah lagi dengan manager Baek. Tapi So Moon Jung sama sekali tidak khawatir, karena Mo Ne sedang diluar jadi tidak mungkin dia akan bisa mendengar mereka. 

Moon Jung merasa sebagai seorang ketua, Mo Ne seharusnya Mo Ne bersikap misterius tapi dia malah memanggil semua pegawainya untuk mengurusi semuanya termasuk pakaian dalamnya. Dari pakaian dalamnya itu mereka mengetahui ukuran tubuh Mo Ne dan langsung menertawainya karena ukuran tubuh Mo Ne sama sekali tidak bisa dibanggakan.


Tapi ternyata semua percakapan mereka sudah didengar oleh Mo Ne yang sedari tadi berdiri dibalik pintu kamar dan mereka hampir saja jantungan melihatnya.

"Aku mendengar pujian kalian dengan baik. Tapi bentuk tubuhku..." 

Mo Ne lalu berpose seksi dan bertanya pada petugas keberihan pertama, apakah menurutnya bentuk tubuhnya seburuk yang mereka bilang. petugas keberishan kedua dan Moon Jung langsung berangkulan dengan takut-takut sementara petugas kebersihan pertama cepat-cepat menyangkal pertanyaan Mo Ne, lalu memuji bentuk tubuh Mo Ne dengan canggung.

"Bentuk tubuh anda berlekuk di tempat yang seharusnya, anda langsing dan sangat datar..." petugas kebersihan pertama keceplosan



Mo Ne langsung kesal mendengarnya lalu mengusir mereka semua. Setelah mereka semua pergi Mo Ne langsung mengaca untuk melihat bentuk tubuhnya.


Mo Ne lalu keluar untuk lari pagi, tapi saat dia melewati depan rumahnya Jae Wan, dia langsung bingung kenapa Jae Wan belum keluar padahal dari informasi yang didapatkannya, katanya Jae Wan selalu lari pagi jam 6. 

Melihat pintu rumah Jae Wan masih tertutup, Mo Ne memutuskan untuk sebaiknya mundur dulu. Dan saat itulah dia melihat Jae Wan keluar dari rumahnya. Mo Ne langsung pura-pura tak terkejut tak tahu kalau Jae Wan mau berolahraga juga.

"Kita jadi sering bertemu sejak aku pindah. Tapi apa kau tidak apa-apa berolahraga dengan keadaanmu seperti ini?" Mo Ne khawatir


Jae Wan menjawabnya dengan langsung berlari cepat sampai Mo Ne kecapaian mengejarnya. Sambil mengejar Jae Wan, Mo Ne membanggakan apa yang ia proklamirkan di acara rapat kemarin. Mo Ne ingin sekali memperlihatkan sisi profesionalnya, tapi ia menyadari bahwa teori dan praktek dalam waktu singkat terlalu sulit.

Mendengar itu, Jae Wan langsung menghentikan larinya dan bertanya pada Mo Ne "Apa kau menyerah?"

"Tidak. Aku merubah strategiku. Mulai sekarang, sejak saat aku bangun tidur sampi aku kembali tidur, aku akan mengikutimu. Kudengar nama panggilannya monster hotel"

Mo Ne lalu menggoda Jae Wan dengan menirukan tingkah monster yang suka memakan apa saja dan Jae Wan langsung berlari lagi mengacuhkannya. Sikap cueknya itu langsung Mo Ne catat sebagai pelajaran pertama, yaitu pelajaran mengacuhkan atasannya sendiri.



Joong Goo melihat Mo Ne dan Jae Wan berlari bersama dari atas rumahnya dan langsung berbisik mengeluhkan keakraban kedua kakak adik itu (sepertinya mereka semua tinggal di semacam perumahan khusus pegawai hotel).

Saat istrinya Joong Goo bertanya apa yang Joong Goo lihat, Joong Goo mengatakan bahwa pemandangan hotel hari ini sangat bagus. Istrinya langsung sangat kagum dengan besarnya cinta Joong Goo pada hotel ini.


Mo Ne terus mengikutinya bahkan sampai mereka kembali didepan rumahnya Jae Wan. Saking bersemangatnya mengejar Jae Wan, Mo Ne bahkan tidak sadar kalau Jae Wan sudah berhenti berlari dan akibatnya kepala Mo Ne langsung kejedot punggungnya Jae Wan. Mo Ne langsung mengeluh kenapa Jae Wan tidak jadi atlit nasional saja dengan kecepatan larinya yang hebat itu.


"Apa yang kau lakukan?" tanya Jae Wan

"Apa maksudmu? Tentu saja aku mengikutimu. Aku kan sudah bilang. Bagilah beberapa pengetahuan di kepalamu itu. Mulai sekarang kau adalah tangan kananku, kau senang kan?"

Tapi Jae Wan langsung menolak. Saat dia hendak masuk kembali ke rumahnya, Mo Ne langsung menghentikannya. Mo Ne mengatakan bahwa dia masih belum mempercayai Jae Wan sepenuhnya, tapi dia tahu bahwa mereka berdua punya tujuan yang sama, mereka berdua sama-sama ingin menyelamatkan hotel.

"Jika kau tidak mau menjadi tangan kananku, jadi guru pun tidak apa-apa. Aku sungguh-sungguh ingin bekerja dengan baik"

Tapi Jae Wan ragu, apa benar Mo Ne ingin melindungi hotel atau apakah mungkin Mo Ne sebenarnya hanya ingin melindungi dirinya sendiri "Seperti yang pernah kubilang sebelumnya padamu. Orang yang seharusnya kau ikuti, bukan aku, tapi ribuan tamu hotel"


Sementara itu, manager Jang sedang menggoda Woo Hyun karena sekarang Mo Ne tinggal di sebelah rumah Jae Wan. Manager Jang yakin pasti sekarang diantara Jae Wan dan Mo Ne sedang terjalin suatu hubungan, karena mereka yang dulunya seperti anjing dan kucing sekarang malah jadi tetangga.

"Mereka berdua sudah berdaami dan aku tidak punya perasaan pada ketua. Jadi tolong berhentilah"

Mendengar perkataan Woo Hyun itu, manager Jang langsung mengeluh. Tadinya dia kira, dia akan bisa melihat cinta segitiga membara di hotel yang membosankan ini, tapi sekarang Woo Hyun malah menyerah duluan.


Daripada kisah cinta Woo Hyun, Go San malah lebih tertarik pada kisah cinta manager Jang dengan So Moon Jung. Manager Jang langsung tersinggung mendengar godaan Go San.

"Bagaimana bisa kau meremehkan standarku tentang wanita?" manager Jang gusar

"Kenapa kau malu-malu di umurmu yang sekarang?" goda Go San

"Dia tipe wanita yang sangat kubenci! Kalau kau terus melakukannya, maka aku akan pergi membunuh diriku sendiri!"

"Apa kalian sudah membicarakan masalah pernikahan"

"Aku merinding setiap kali mendengar kata 'So' dari So Moon Jung!"


Dan hal itu malah membuat Go San jadi semakin bersemangat menggoda manager Jang sampai Park Do Jin langsung datang dengan kesal karena mereka selalu ngobrol sendiri setiap kali dia tidak ada. Manager Jang yang masih sangat kesal pada Go San langsung meminta bantuan Do Jin untuk menghukum Go San dengan bahasa inggris atau sekalian bunuh dia dengan bahasa inggris.


Jae Wan dan Mo Ne datang ke hotel bersama-sama. Setiap kali para pegawai menunduk hormat pada Jae Wan, dia membalas tundukan hormat mereka dengan cara yang sama sementara Mo Ne membalas tundukan hormat mereka dengan melambai-lambaikan tangannya.

Melihat hal itu, Jae Wan langsung memberitahu Mo Ne bahwa mendiang ketua selalu menunduk pada semua karyawannya sebagai tanda penghormatan.

"Benarkah? Kenapa kau tidak bilang" dan Mo Ne pun langsung menunduk hormat pada semua pegawai termasuk Jae Wan.


Mo Ne terus mengikuti Jae Wan dan menirukan gerak-geriknya. Saat Jae Wan menunduk pada seorang tamu yang baru saja check-in, Mo Ne juga langsung menunduk pada tamu itu. Saat Jae Wan menghampiri resepsionis, Mo Ne juga langsung mengikutinya.

Jae Wan memberi instruksi pada kedua resepsionis tentang apa saja yang harus mereka lakukan selama tamu yang baru saja check-in itu seolah dia benar-benar tahu apa yang dibutuhkan si tamu. Sikapnya itu langsung membuat Mo Ne keheranan sendiri.


Jae Wan membantu Chae Kyung membawa sebuah benda berat yang akan dia gunakan untuk menghias restoran barunya, tapi Mo Ne langsung menghentikannya sambil pura-pura marah karena Jae Wan pergi padahal masih ada urusan dengannya. Dia lalu mengembalikan barang itu pada Chae Kyung dan menyuruh Chae Kyung untuk membawanya sendiri.

Saat Chae Kyung mengeluhkan berat benda itu dan Jae Wan ingin membantunya lagi, Mo Ne langsung mengambil barang itu dari tangan Jae Wan dan mengatakan bahwa dia yang akan membawakan barang itu ke kamarnya Chae Kyung.


Saat mereka melihat Mo Ne berjalan goyah karena beratnya benda itu, Chae Kyung mengatakan pada Jae Wan bahwa Mo Ne sepertinya sudah tahu kalau Jae Wan-lah penyelamatnya dalam insiden kebakaran itu.

"Wanita punya fantasi akan pangeran berkuda putih. Bagaimana kau akan bertanggung jawab?" tanya Chae Kyung

Jae Wan lalu mengejar Mo Ne dan mengambil alih benda berat itu bahkan sekalipun Mo Ne bersikeras kalau dia bisa membawanya sendiri.


Jae Wan sedang melihat artikel-artikel tentang insiden kebakaran dan keraguan semua orang pada kualitas Mo Ne sebagai ketua saat Joon Seong datang membawakan hasil penyelidikan siapa orang yang telah mengacaukan saham-saham Ciel dan pelakunya adalah istrinya direktur Yoon.

Dari informasi yang didapatnya, Joon Seong juga mengetahui bahwa direktur Yoon dan istrinya memiliki real estate yang seharusnya dimiliki oleh mendiang ketua Ah. Jae Wan sama sekali tidak mengetahui masalah ini dan dia yakin kalau ketua Ah juga tidak tahu karena sejak ketua Ah sakit, dia menyerahkan urusan finansial pada orang lain.

"Mungkin mereka (direktur Yoon dan istrinya) tahu dan mencurinya dari ketua Ah" ujar Joon Seong

Joon Seong juga mengetahui bahwa partner bisnis mereka tidak ada yang berganti, tapi beberapa perusahaan ada pergantian kepemilikan dan semuanya diambil alih oleh kerabatnya istrinya direktur Yoon.

Hal ini membuat Jae Wan jadi yakin kalau rumor-rumor jelek tentang hotel dan ketua baru mereka pasti dilakukan oleh orang yang sama dengan tujuan menurunkan harga saham Ciel agar mereka bisa membeli saham-saham itu lalu menjualnya saat ada kesempatan.


Yoon Jae kembali ke hotel sambil membawa label nama yang bertuliskan nama aslinya sendiri, label nama itu diberikan oleh Mo Ne padanya saat Mo Ne berkunjung ke rumahnya terakhir kali.


Flasback,
Mo Ne memberikan label nama Yoon Jae saat mengatakan bahwa jika Yoon Jae ingin kembali ke hotel, maka Yoon Jae tidak boleh bersembunyi dengan menggunakan nama kakaknya.

"Jika kau lulus GED (General Education Development) dan datang mencariku, aku akan memberimu pekerjaan dengan namamu sendiri" janji Mo Ne sebagai ketua Ciel.



Kembali ke masa kini,
Jae Wan melihat Yoon Jae berkeliaran di Ciel, dia lalu menghampirinya dan bertanya apakah Yoon Jae sudah membuat keputusan untuk memberitahunya nama orang yang telah menyuapnya. Tapi Yoon Jae langsung menyangkalnya dan saat itulah Jae Wan melihat label nama Yoon Jae di tangannya.


Yoon Jae tidak mengerti kenapa Jae Wan menyelamatkannya, bukankah kalau dia mati, orang-orang akan senang karena pembunuh telah mati. Tapi Jae Wan merasa kejadiannya tidak akan seperti itu, jika Yoon Jae mati maka tidak akan ada seorangpun yang peduli.

"Kau mau menyerahkan diri? lakukan saja. Mungkin akan lebih baik menjadi pelaku pembakaran daripada jadi perkakas dapur. Karena dengan begitu, setidaknya kau adalah manusia" ujar Jae Wan dingin

Saat Yoon Jae menangis mengatakan bahwa dia juga ingin hidup sebagai manusia, sebagai dirinya sendiri dengan namanya sendiri. Jae Wan langsung menyemangatinya untuk mendapatkan namanya kembali dan hidup kembali sebagai manusia. Saat Jae Wan hendak pergi, Yoon Jae langsung menghentikannya dan mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin ia katakan.


Ciel kedatangan seorang pelukis yang datang untuk mengantarkan pesanan lukisan yang ditujukan untuk Mo Ne dari ayahnya yang dipesan oleh ayahnya 3 bulan yang lalu.


Saat Woo Hyun membawakan lukisan itu ke kantornya, Mo Ne memperhatikan tanggal lukisan itu adalah tanggal sehari sebelum kematian ayahnya. Mo Ne langsung minta bertemu dengan pelukisanya tapi Woo Hyun memberitahu bahwa pelukis itu sudah pergi. Mo Ne yakin kalau pelukis itu pasti tahu sesuatu maka dia pun langsung berlari keluar untuk mencari si pelukis.


Baik Mo Ne maupun Woo Hyun sama sekali tidak menyadari bahwa dibalik pita pembungkus lukisan itu ada tulisan. Woo Hyun lalu menawarkan diri untuk mengejar si pelukis karena dia pernah melihat wajahnya.


Setelah Woo Hyun pergi, Mo Ne melihat beberapa polisi berlari masuk ke hotel. Polisi-polisi itu datang untuk menangkap direktur Yoon atas tuduhan pembakaran dan pembobolan finansial. Direktur Yoon langsung marah dan menuntut bukti dan Jae Wan yang baru tiba, mengatakan pada direktur Yoon bahwa dia bisa membicarakan masalah bukti saat dia dinterogasi oleh jaksa nanti.


Joong Goo langsung pura-pura terkejut, marah dan kecewa pada direktur Yoon "Tega-teganya kau melakukan hal ini? Apa kau tahu bahwa ketua Ah sangat peduli padamu?"

Saat Mo Ne melihat kejadian ini, dia langsung berkaca-kaca. Ia kemudian bertanya pada direktur Yoon, apakah semua tuduhan yang diarahkan padanya memang benar.


Saat direktur Yoon bingung bagaimana harus menjawabnya, Joong Goo langsung memberitahu semua orang bahwa kejahatan yang dilakukan direktur Yoon bukan cuma itu saja. Joong Goo mengatakan bahwa dia memang mencurigai direktur Yoon dan karena itulah dia menyelidikinya dan menemukan bukti-bukti bahwa direktur Yoon mencuri aset milik ketua Ah.


Setelah direktur Yoon dibawa pergi, Mo Ne langsung terjatuh lemas. Joong Goo ingin menghiburnya dan membelai kepalanya, tapi Jae Wan cepat-cepat mencegah tangan Joong Goo agar tidak sampai ke kepala Mo Ne.


Setelah Joong Goo pergi, Mo Ne langsung menertawai dirinya sendiri "Aku sangat bodoh. Tidak ada seorangpun yang bisa kupercayai. Aku ini benar-benar sebuah boneka" Mo Ne lalu kembali ke kantornya dengan sedih.


Jae Wan menemui Joong Goo yang mengatakan bahwa dia sudah lama mencurigai direktur Yoon karena selama ini direktur Yoon terlihat terlalu setia pada ketua Ah.

"Pasti ada alasan setiap kali lalat berkumpul. Baik itu tempat sampah ataupun makanan basi" ujar Jae Wan

Mendengar hal itu Joong Goo bertanya apakah Jae Wan masih juga mencurigainya dan Jae Wan langsung mengiyakannya. Tapi Jae Wan tidak akan menyingkirkan Joong Goo dulu karena dia harus menangkap lalat-lalat yang tersisa.

"Jadi aku ini tempat sampah dan makanan basi?" Joong Goo tertawa geli


Joong Goo bertanya-tanya jika dalam waktu 3 bulan mendatang Mo Ne benar-benar mampu mencapai target keuntungan 100% berkat bantuan Jae Wan, apa yang akan Jae Wan lakukan. 

"Setelah 3 bulan, akankah Jayden yang pintar akan memberikan Ciel pada adiknya? Ataukah dia akan mengambilnya untuk dirinya sendiri?" 

Joong Goo lalu tertawa seperti orang gila dan tingkahnya itu membuat Jae Wan gemetar menahan amarah.


Saat Jae Wan hendak pergi, Joong Goo mengatakan bahwa tidak seharusnya Jae Wan menyelamatkannya saat dia mau bunuh diri waktu itu karena Jae Wan tidak akan bisa mengalahkannya.


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments