Sinopsis Hotel King episode 7 - part 2
Da Bae dan Chae Kyung sedang ngobrol, Chae Kyung memberitahu Da Bae bahwa dia akan membuka restoran di Ciel dan menawari Da Bae untuk bekerja di restorannya, Da Bae langsung menerima tawarannya dengan senang hati, terutama karena jika dia bekerja di hotel dia bisa dekat dengan seorang pegawai yang menarik perhatiannya.
Pengawalnya Chae Kyung datang untuk memberitahunya bahwa dia kedatangan tamu, setelah itu Chae Kyung pamit pergi untuk menemui tamunya yaitu anak tirinya.
"Bukankah aku sudah memberitahumu kalau aku akan kembali setelah beristirahat sebanyak yang kau mau"
"Saya datang karena ada bisnis didekat sini, tapi bagaimana bisa saya pergi tanpa mengunjungimu ibu?"
Chae Kyung langsung tertawa geli mendengarnya. Saat anak tirinya menyinggung masalah saham perusahaan yang dijual Chae Kyung untuk membuka restoran, Chae Kyung langsung bertanya apakah dia harus minta izin jika dia mau menggunakan warisannya.
Tapi yang dipermasalahkan oleh anak tirinya bukan apa yang Chae Kyung lakukan dengan uang warisannya, tapi apa tujuan Chae Kyung melakukannya.
Mo Ne kembali ke kantornya dengan sedih tepat saat petugas kebersihan membersihkan ruangannya termasuk membuang pita pembungkus yang ada tulisannya. Saat pita itu berada di tempat pembuangan, seorang pegawai wanita menemukan pita yang ada tulisannya itu dan membaca tulisannya: Kaulah sang kapten, jika tidak ada angin, gunakan dayung.
Soo Ahn menemui Jae Wan untuk melapor kalau Mo Ne sudah kembali ke rumahnya. Tapi sebelum pergi, Jae Wan bertanya apa yang Mo Ne lalukan saat sedang marah, pertanyaan itu membuat Soo Ahn bingung dan sepertinya Jae Wan juga bingung sendiri dengan pertanyaannya itu.
Soo Ahn bertanya apakah yang Jae Wan maksud adalah apa yang Mo Ne lakukan untuk melampiaskan stres-nya, Soo Ahn lalu memberitahunya bahwa jika Mo Ne sedang marah maka dia akan melampiaskannya dengan makan yang manis-manis seperti kue atau es krim. Mo Ne juga suka menonton film yang dia dubbing sendiri.
"Dubbing?" Jae Wan tidak mengerti apa maksdunya
"Iya, biasanya dia menonton film superhero dan mendubbing semua karakter sesukanya, dia juga menamai semua karakter jahat dengan nama-nama orang yang tidak dia suka dan menikmati kehancuran karakter jahat itu. Sampai beberapa hari yang lalu, dia menamai karakter jahat dengan namamu"
Di rumahnya, Mo Ne sedang menonton The Incredibles sambil mendubbingnya sesuka hatinya dan menamai karakter jahat dengan nama direktur Yoon.
"Direktur Yoon, apa kau pikir aku akan membiarkan Ciel jatuh ke tanganmu? Aku tidak akan memaafkanmu"
Mo Ne lalu ganti mendubbing karakternya direktur Yoon "Tolong selamatkan aku. Tolong maafkan aku. Aigoo Mo Ne, maafkan aku"
Saat karakter superhero berlarian dan berlompatan melawan penjahat Mo Ne langsung mendubbingnya seperti anak kecil yang kebanyakan nonton film superhero "Terimalah kekuatan super laser ku..."
"Aduh tuan Yoon si pengkhianat sudah pergi..." tiba-tiba terdengar suara Woo Hyun yang mengikuti permainan Mo Ne.
Woo Hyun datang membawakannya kue-kue karena dia tahu kalau Mo Ne sedang stress tapi dia menyesal karena tidak bisa membantu Mo Ne menemukan pelukisnya. Mo Ne tidak mempermasalahkannya karena dia tahu kalau Woo Hyun sudah berusaha.
Woo Hyun lalu mengajak Mo Ne ke teras agar Mo Ne bisa menikmati kue-kuenya. Woo Hyun lalu memainkan harmonikanya dan Mo Ne mengenali lagu yang dimainkannya sebagai lagu yang disukai oleh ayahnya.
Sementara itu di rumah sebelah, Jae Wan sedang merakit mainan pesawatnya saat dia mendengarkan alunan harmonikanya Woo Hyun, di mejanya Jae Wan ada sebuah kue (mungkin untuk Mo Ne).
Keesokan harinya, Mo Ne melihat lukisan yang baru diterimanya kemarin sekarang sudah digantung di lobi atas perintah Jae Wan, Mo Ne senang melihat lukisan itu digantung disana, walau dia tidak mengerti kenapa Jae Wan melakukannya.
Ciel kedatangan tamu baru, seorang ayah dan anak yang berpakaian serupa. Saat Noah menggodanya seperti layaknya orang dewasa menggoda anak kecil, anak itu langsung menampik tangan Noah dan memperingatkan Noah untuk tidak menyentuhnya.
Saat mereka check-in di resepsionis, sang ayah meminta beberapa pihak melakukan beberapa hal untuknya sehubungan dengan kebersihan kamar karena dia menderita rhinitis (radang selaput hidung). Sang anak juga ikut-ikutan bersikap seperti ayahnya dan membuat permintaan jauh lebih banyak dari ayahnya.
"Aku tidak butuh tempat tidur ekstra tapi tolong siapkan film kartun sebelum aku tidur. Untuk sarapan, segelas susu, kopi, roti croissant, roti bakar margarin dan telur orak-orik, jangan ada sayurannya. Dan aku minta tolong semuanya diantarkan ke kamar" ujar anak kecil itu
Da Jung merasa anak itu sangat imut dan berniat menyentuhnya seperti yang tadinya dilakukan Noah, tapi anak itu langsung menghentikan tangan Da Jung dan memperingatkan Da Jung untuk bersikap sopan padanya karena dia adalah tamu hotel.
So Moon Jung sedang bersama-sama petugas kebersihan dan menggosipkan manager Baek, Moon Jung hampir saja memberitahu semua orang tentang rahasia manager Baek yang punya banyak simpanan kue-kue, jika manager Jang tidak langsung datang untuk menghentikannya.
Manager Jang lalu menyeretnya dengan paksa agar mereka bisa bicara berdua, tapi malah terlihat seperti pria yang sedang menyeret kekasihnya agar mereka bisa berduaan.
Manager Jang membawanya ke tangga darurat lagi lalu mnempelkan tubuhnya ke Moon Jung dengan sangat dekat, ia memperingatkan Moon Jung untuk selalu menjaga mulutnya dan tidak membocorkan rahasia manager Baek demi keselamatan mereka sendiri namun semu pembicaraan mereka sudah didengar oleh Jae Wan.
Manager Jang lalu memperlihatkan kotak makanan manager Baek yang disimpan di kotak sakelar listrik, tapi ternyata kotaknya sudah tidak ada. Jae Wan lalu mmeriksa kotak sakelar listriknya, tapi tidak ada yang aneh disitu.
Manager Baek sendiri sedang di lobi, melihat-lihat lukisan baru yang baru digantung disana. Saat Jae Wan melihatnya, dia langsung menghampirinya lalu memperlihatkan USB yang ditinggalkan seseorang untuknya, Jae Wan memberitahu bahwa USB itu berisi file audio pembicaraan rahasia antara staf yang tidak seharusnya terekam.
"Lalu kenapa?" tanya manager Baek kaku seperti biasanya
"Aku penasaran apakah seseorang mencuri dengar semua percakapan yang terjadi didalam Ciel, bagaimana menurutmu?"
"Itu masalah besar"
"Benarkah?"
Jae Wan sepertinya mencurigai manager Baek, dia tahu kalau manager Baek banyak membantu Mo Ne sejak saat dia datang ke hotel sampai saat dia menjadi ketua, tapi manager Baek pula yang membuat situasi Mo Ne jadi sulit dengan memberinya deadline 3 bulan. Jadi sebenarnya, manager Baek ada di pihaknya siapa.
"Kau melakukan apapun untuk menyalamatkan hotel" ujar manager Baek "Aku juga. Jadi jika kau menyuruhku memilih pihak, aku berada di pihakmu"
Jae Wan sepertinya masih belum mempercayainya, tapi sebelum mereka bisa melanjutkan pembicaraan, Jae Wan mendapat telepon.
Pihak call center, Lee Ip Sae, sedang panik menelepon pihak emergency untuk segera datang mengirimkan ambulance ke Ciel. Sementara Jae Wan diberitahu bahwa ada salah seorang tamu yang pingsan.
Saat Jae Wan diberitahu kalau tamu punya anak kecil, dia langsung memerintahkan Hong Jun untuk pergi ke kamar sang tamu dan menjaga anaknya. Mo Ne yang saat itu mendengar tentang keributan ini langsung menawarkan diri untuk menjaga anak sang tamu.
Tamu yang pingsan adalah tamu yang tadi datang bersama anaknya, Jae Wan dan Woo Hyun berusaha melakukan pertolongan pertama sampai saat pihak ambulance datang untuk mengambil alih.
Saat Mo Ne datang ke kamar tamu yang pingsan, dia melihat anaknya sedang menonton film kartun sendirian. Sesaat Mo Ne tidak tahu apa yang harus dilakukannya dan hanya berdiri diam di belakang anak itu sampai anak itu menyadari kehadirannya.
Saat melihat Mo Ne, anak itu mengira Mo Ne adalah pengasuhnya dan langsung mengeluh karena dia sudah bilang tidak mau pengasuh.
Mo Ne lalu datang menghampirinya dan berusaha bicara akrab dengan anak yang bernama Joon itu, tapi Joon langsung mengeluh karena semua pegawai hotel ini bicara dengan menggunakan bahasa tidak formal padanya.
Mo Ne langsung tertawa mendengarnya lalu memohon maaf pada Joon dengan bahasa formal. Joon memperhatikan baju yang dipakai Mo Ne dan langsung menasehati Mo Ne untuk selalu bersikap profesional apapun pekerjaannya.
Melihat sikap Joon yang seperti ini, Mo Ne bertanya apakah Joon sudah sering mengunjungi banyak hotel. Joon membenarkannya, dia memang sering pergi keliling dunia karena pekerjaan ayahnya.
"Wah hebat" ujar Mo Ne sambil membelai kepala Joon tapi Joon yang tidak suka disentuh langsung menyuruh Mo Ne untuk diam agar dia fokus kembali ke film kartunnya.
Mo Ne lalu keluar kamar untuk menemui Jae Wan yang memberitahunya kalau ayah Joon dalam kondisi yang kritis dan mereka tidak punya keluarga lain. Ayah Joon punya rekan kerja di Indonesia yang sudah dalam perjalanan ke Korea tapi sepertinya rekan kerja itu baru akan tiba besok.
Mereka berusaha bicara pelan tapi ternyata Joon sudah mendengar setengah pembicaraan mereka dan mengira ayahnya sedang sibuk kerja sampai tidak bisa pulang dan Jae Wan langsung membenarkannya.
Jae Wan lalu bertanya dalam bahasa formal, apakah Joon mau ditemani oleh salah satu pegawai malam ini, tapi Joon langsung menolaknya. Mo Ne mangatakan bahwa dia yang akan menemani Joon tapi tawaran ini pun juga Joon tolak karena pria dan wanita tidak boleh tidur bersama.
Joon malah ingin tidur dengan Jae Wan karena dia menyukai Jae Wan yang memperlakukannya dengan berbeda daripada semua pegawai disini. Jae Wan berusaha menolaknya dengan alasan pekerjaan, tapi Mo Ne langsung menawari Joon untuk tidur di rumahnya Jae Wan dan Joon langsung manggut-manggut senang.
Sesampainya di rumah Jae Wan, Joon langsung menghampiri mainan robot besar milik Jae Wan tapi Jae Wan cepat-cepat menghalanginya. Joon lalu menyentuh berbagai barangnya Jae Wan termasuk mainan pesawat barunya tapi Jae Wan langsung mematikan mesinnya.
Saat Joon menyentuh mainan robot kesayangannya, Jae Wan cepat-cepat berusaha menghalanginya. Tapi Joon malah menyuruhnya untuk minggir, dan karena tidak bisa menolak permintaan tamu hotel, akhirnya dengan berat hati Jae Wan minggir sedikit dan saat Joon menyentuh robot kesayangannya, Jae Wan sepertinya mau menangis.
"Joon, ayo makan pizza" terdengar suara Mo Ne yang baru datang
Joon langsung senang lalu menaruh robotnya sembarangan. Robot itu hampir saja terjatuh dari atas rak dan Jae Wan langsung bereaksi cepat untuk menangkapnya.
Mainan itu berhasil ia tangkap dengan kedua tangannya dan saat Mo Ne datang, dia melihat Jae Wan sedang berlutut memegangi mainan robotnya menghadap Joon, dan posisi Jae Wan itu malah membuat Mo Ne mengira kalau Jae Wan sedang mempersembahkan mainan robotnya pada Joon.
"General manager, kau pintar menjaga anak kecil" puji Mo Ne
Sayangnya kelegaan Jae Wan setelah berhasil menyelamatkan robotnya tidak berlangsung lama karena saat Mo Ne melihat Jae Wan masih memegangi robotnya, dia langsung mengambil mainan robot itu lalu menaruhnya sembarangan sampai robot itu benar-benar patah.
Jae Wan langsung bengong melihat robotnya patah jadi 2. Dengan wajah sedih, Jae Wan mengumpulkan potongan tubuh robot itu lalu membawanya pergi dengan langkah lemas sementara Mo Ne yang tidak mengerti hanya bisa memandangi Jae Wan dengan bingung.
Manager Baek membuka kotak sakelar listriknya dan ternyata di dalam kotak sakelar listrik itu ada sebuah tempat tersembunyi dimana dia menyimpan USB-nya sendiri.
Manager Baek lalu membawa USB itu ke sebuah ruang rahasia yang tersembunyi di balik lemari pakaiannya. Di ruang rahasia itu manager Baek punya berbagai macam peralatan elektronik yang ia gunakan untuk mendengarkan USB-nya.
USB itu berisi rekaman audio berbagai macam pembicaraan orang-orang di Ciel. Diantara semua pembicaraan itu terdengar suara Joong Goo yang membicarakan Mo Ne dan Jae Wan sebagai kakak-adik.
Beberapa saat kemudian, Mo Ne bertanya-tanya apakah semua pegawai tahu tentang sindrom peterpan-nya Jae Wan. Joon melihat semua robot sudah dipindahkan ke rak bagian yang paling atas, Mo Ne langsung bertanya apakah Jae Wan memindahkannya agar Joon tidak bisa menyentuhnya.
"Tidak saya memang selalu menaruh robot-robot itu disana sebelum tidur" Jae Wan beralasan.
Karena tidak bisa bermain dengan robot lagi, Joon jadi punya permintaan lain pada Jae Wan, dia ingin menunggang kuda dan Jae Wan malah mengira kalau Joon ingin menunggang kuda betulan.
"Bukan maksudku gendong aku dipunggungmu dan jadi kuda, apa kau tidak tahu?" ujar Joon
"Tuan Joon ingin menunggang kuda?" tanya Mo Ne
Dan saat Joon mengangguk, Mo Ne langsung memerintahkan Jae Wan untuk turun ke lantai sembari mengingatkan Jae Wan bahwa mereka harus melakukan apa saja yang diminta oleh tamu. Jae Wan cuma memandangi mereka dengan bingung maka Mo Ne dan Joon langsung menatap Jae Wan dengan wajah memelas.
Beberapa saat kemudian Jae Wan akhirnya mau jadi kuda tapi dengan wajah menggerutu kesal. Karena kudanya sangat kaku, Joon langsung mengeluh kudanya membosankan. Mo Ne juga mengkritiknya karena dia terlihat seperti kuda yang sakit, seharusnya kan dia jadi kuda yang meringkik, berlari, naik bukit, intinya dia harus bisa menyenangkan penunggangnya.
Jae Wan akhirnya mau menurut dan berusaha menjadi kuda yang baik dan menyenangkan penungganya. Lama-kelamaan Jae Wan bisa menikmati suasana dan ikut tersenyum senang sampai saat Soo Ahn datang.
Jae Wan dan Soo Ahn lalu bicara di luar, Jae Wan menjelaskan dengan canggung kalau tadi dia hanya menuruti keinginan tamu. Jae Wan bingung kenapa Soo Ahn datang malam-malam begini, tapi saat dia melihat wajah sedih Soo Ahn, dia langsung bertanya-tanya apakah telah terjadi sesuatu di hotel
"Apa dia (ayahnya Joon) meninggal dunia?" tanya Jae Wan
Saat Soo Ahn mengangguk membenarkannya, Jae Wan kasihan pada Joon karena sekarang dia sendirian.
Jae Wan kembali masuk dan melihat Joon dan Mo Ne tertidur berdua di sofa. Pemandangan itu membuat Jae Wan merasa bahwa mereka bertiga sama (sama-sama tidak punya keluarga).
Jae Wan lalu memindahkan Joon ke kamar. Saat dia kembali ke sofa dan hendak memindahkan Mo Ne juga, Mo Ne malah langsung menjatuhkan kepalanya ke pangkuan Jae Wan dan membuat Jae Wan tidak bisa kemana-mana.
Beberapa saat kemudian, Mo Ne terbangun dan langsung kaget saat dia melihat kalau dia tertidur dalam pangkuan Jae Wan, tapi Jae Wan sendiri sekarang sudah tertidur. Mo Ne melihat luka di tangan Jae Wan dan teringat perkataan semua orang tentang Jae Wan. Dia teringat saat Jae Wan menenangkannya dengan membelai kepalanya saat dia ditakuti oleh burung mati.
Dan sekarang sambil membelai tangan Jae Wan yang penuh luka, dia berkata pada Jae Wan dengan kata-kata yang pernah Jae Wan ucapkan untuk menenangkannya dulu "Chae Jae Wan, tidak apa-apa. Tidak apa-apa"
Diam-diam Jae Wan terbangun dari tidurnya, dia melihat Mo Ne meniup luka tangannya dan terus mengucapkan tidak apa-apa padanya.
Saat Mo Ne memeluk tangannya, Jae Wan melihat lukisan ibu dan anak dengan mata berkaca-kaca.
Bersambung ke episode 8
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam