Mulut Nona Ke-6 akhirnya membuat dirinya sendiri kena masalah karena Putri Yue Ning mendengar semua ucapannya, dan jelas saja Yue Ning tidak terima neneknya dikutuk oleh dia, dan tidak mau dengar apa pun alasan atau pembelaan Nona Ke-6.
Walaupun perempuan, tapi Yue Ning berasal dari keluarga militer dan sudah belajar bela diri sejak kecil, dan di dalam hukum militer dinasti mereka, ucapan kurang ajar semacam itu biasanya akan dihukum potong lidah. Waduh!
Semua keluarga Qin sontak ketakutan. Namun walaupun Nona Ke-6 ini bukan anak sah karena dia cuma anak selir, tetap saja dia cucunya Nyonya Tua yang selama ini selalu dimanja olehnya dan hidup enak, dan pastinya Nyonya Tua juga tidak mau cucunya kenapa-kenapa.
Berhubung tadi Putri Yue Ning masih memberinya hormat karena dia tetua, Nyonya Tua pun mencoba bernegosiasi dengan meminta supaya hukuman untuk Nona Ke-6 diserahkan ke hukuman keluarga.
Dia janji akan menghukum Nona Ke-6 dengan keras. Menurut hukum keluarga Qin, Nona Ke-6 akan dihukum 20 pukulan dengan tongkat berat, lalu hukuman kurungan selama dua bulan, dan menyalin aturan keluarga Qin sampai dia berubah.
Oke! Putri Yue Ning cukup puas dengan rencana hukuman itu dan setuju untuk menyerahkan hukuman Nona Ke-6 pada Nyonya Tua. Tapi... dia memperingatkan bahwa dia cuma akan mengalah kali ini saja. Tidak ada lain kali.
Nona Ke-6 sontak menangis makin deras, dia tidak mau dipotong lidah tapi juga tidak mau dihukum pukulan. Namun yang lebih parahnya lagi, baik Nyonya Lin maupun Nona Ke-5 yang dia harapkan bakalan membelanya, kali ini cuma tertunduk dalam-dalam, tak ada seorang pun yang mau atau berani membelanya.
Setelah itu Yue Ning fokus ke tujuan utamanya datang kemari. Yaitu, menjemput Qin Wan karena neneknya sedang sakit lagi gara-gara kejadian semalam.
Yue Ning pikir kalau dia sekalian membantu Qin Wan tadi karena dia pikir kalau Qin Wan diam saja karena tidak mampu melawan dibuli saudaranya sendiri.
Namun yang tak disangkanya, Qin Wan santai meyakinkan kalau dia yang sekarang sudah berubah. Kejadian di masa lalu tidak akan pernah terjadi lagi di masa mendatang.
Namun kemudian, Yue Ning yang jalan duluan di depan, tanpa sadar salah belok dan berakibat tak sengaja menyenggol pelayan yang membawa cucian.
Yang tidak Qin Wan sangka, salah satu cucian menarik perhatian Qin Wan, sepasang sepatu boot yang kotor kena tanah hitam yang Qin Wan kenali sebagai tanah yang digunakan untuk menanam anggrek di kebun anggrek. Oh? Milik siapa sepatu boot ini?
Si pelayan mengaku bahwa semua cucian ini milik Manajer He. Hmm, dialah pelaku yang menyelinap ke kebun anggrek?
Entahlah, Qin Wan tidak ada waktu memikirkannya sekarang karena mereka harus bergegas ke rumah Yue Ning.
Dalam perjalanan, Qin Wan penasaran dengan perkembangan kasus semalam dan apakah sudah dilakukan investigasi. Yue Ning menjawab belum, tapi mereka sudah menyerahkan kasus ini ke Prefek Huo.
Yue Ning sebenarnya agak kaget mendengar pertanyaannya, dia pikir kalau kejadian semalam bakalan membuat Qin Wan ketakutan mengingat penampilan Qin Wan yang tampak rapuh, tak disangka kalau dia ternyata bukan hanya tidak selemah yang Yue Ning pikir, tapi juga cukup berpengetahuan.
Dia jadi agak bingung dengan rumor-rumor terkait Qin Wan. Katanya Qin Wan penakut, selalu dikurung di rumah, bahkan terjun ke danau cuma gara-gara cowok.
Namun perjalanan kali ini membuatnya menyadari bahwa rumor itu mungkin tidak sepenuhnya benar. Dia jadi mulai suka sama karakter Qin Wan yang baru dia ketahui hari ini.
Setibanya di kediaman Marquis An, mereka sudah ditunggu Lu Xiu yang sedang panik bukan main karena kondisi Tuan Putri sekarang mendadak jadi semakin parah. Semua keluarga Yue hadir di sana dengan panik, kecuali Yue Qing yang absen.
Kondisi Tuan Putri memang sudah sangat parah. Setelah Qin Wan mengecek seluruh tubuhnya, dia memberitahu semua orang bahwa kelima organ Tuan Putri sudah rusak cukup parah, tapi... dia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya.
Mendengar itu, Marquis An Yang langsung menyatakan bahwa jika Qin Wan mampu menyembuhkan ibunya, dia janji akan mengabulkan apa pun yang Qin Wan minta.
Qin Wan tak menunjukkan reaksi apa pun tentang ucapan Marquis tersebut, tapi sebenarnya dia sudah memikirkan sesuatu.
Dia langsung bergerak cepat menangani Tuan Putri sembari meminta yang lain untuk membantunya menyiapkan beberapa obat dan peralatan, termasuk sebuah pisau pendek dan tipis tapi sangat tajam.
Keluarga Yue tidak memiliki pisau yang dia inginkan tersebut, tapi Yan Chi punya dan langsung menyodorkan pisaunya ke Qin Wan.
Karakteristik pisau ini sangat sesuai dengan pisau yang Qin Wan butuhkan, lengkap dihiasi dengan ukiran naga dan permata yang menunjukkan betapa mewahnya pisau ini.
Yan Chi memberitahu bahwa pisau ini bernama Han Yue (Bulan Dingin). Tapi... apakah Qin Wan percaya diri kalau dia bisa?
"Asalkan ada satu orang saja yang percaya padaku, aku tidak akan mengecewakannya," janji Qin Wan.
"Jika kau bisa menyelamatkan Bibi, maka Han Yue ini jadi milikmu," ujar Yan Chi sebelum kemudian membawa para pria keluar kamar.
Dari obrolan para pria, diketahui bahwa kambuhnya penyakit Tuan Putri bukan cuma karena masalah mayat pengantin tanpa kepala, tapi juga karena masalah Yue Qing.
Yue Qing terlibat masalah kriminal. Dia menggebuki seseorang sampai mati, lalu kemudian beberapa warga kenalan korban berbondong-bondong berdemo di luar pintu.
Segalanya terjadi pada saat yang bersamaan sehingga membuat Tuan Putri shock berat. Namun Nyonya Marquis yakin bahwa putranya yang dia besarkan dengan tangannya sendiri, tidak mungkin membunuh orang. Namun masalahnya, Yue Qing sekarang malah membuat masalah makin runyam dengan kabur entah ke mana.
Marquis sudah menyerahkan masalah mencari keberadaan Yue Qing dan penanganan kasus ini sepenuhnya ke Prefek Huo, dan sekarang kekhawatiran utama mereka adalah keselamatan Tuan Putri.
Satu jam lamanya mereka menunggu di luar, tapi Qin Wan belum juga muncul, malah kemudian, Lu Xiu yang muncul dengan panik mengabarkan bahwa Qin Wan mau membedah perut Tuan Putri.
Semua orang sontak shock dan panik karena belum pernah mendengar pengobatan semacam ini sebelumnya. Mereka bahkan mau memanggil Tabib Huang saja karena Tabib Huang tidak akan membedah perut Tuan Putri.
Namun Yan Chi dengan santainya menyakinkan mereka untuk mempercayai Qin Wan. Lagipula, menyela pengobatan dan memanggil Tabib Huang sekarang bakalan terlalu terlambat.
Dia satu-satunya yang tidak kaget mendengar metode ekstremnya Qin Wan karena pengalamannya berperang dengan suku Barbar, membuatnya tahu bahwa banyak dukun Suku Barbar biasanya menggunakan metode semacam ini untuk mengobati pasien yang sakit parah. Bahkan ada yang membelah perut ibu hamil untuk membantu kelahiran bayi mereka, dan baik ibu maupun bayinya sama-sama selamat.
Nyonya Marquis shock mendengarnya. Dia masih takut dan khawatir, tapi untungnya Tuan Marquis akhirnya setuju untuk mempercayai Qin Wan.
Lu Xiu akhirnya kembali ke kamar dan melaporkan semua yang dia dengar pada Qin Wan, otomatis membuat Qin Wan agak kaget mendengar Yan Chi memiliki pengetahuan tentang metode pengobatan medis ini, bahkan mau membelanya di hadapan semua orang.
Namun tak pelak kepercayaan semua orang membuatnya jadi semakin mantap dan percaya diri untuk melakukan operasinya.
Sementara semua orang gelisah, Yan Chi satu-satunya yang melamun mengingat betapa cantiknya Qin Wan. Ditambah dengan sikapnya, semangat dan keberaniannya, semua itu benar-benar membuat Yan Chi terpesona.
Padahal Qin Wan masih 16 tahun, tapi sudah berani menatap matanya, bahkan berani mengambil resiko dengan melakukan metode pengobatan medis ekstrem ini. Gadis itu benar-benar mengagumkan. Bagaimana bisa Keluarga Qin menghasilkan gadis secermelang ini?
Tapi Bai Feng bilang kalau dia selalu diperlakukan tak adil oleh Keluarga Qin dan sangat penakut, dan baru berubah setelah dia terjun ke danau. Katanya dia bangkit dari kematian, mungkinkah...
Hmm, ya memang sih, mengalami suatu pengalaman antara hidup dan mati terkadang bisa mengubah karakter seseorang. Tapi apakah cuma sebatas itu?... Dia yakin masalah ini tidak sesederhana itu.
Seharian mereka menunggu di luar, mulai dari langit masih cerah hingga petang, dan sejauh ini hanya Lu Xiu yang bolak-balik melaporkan apa saja yang dia lihat, melaporkan setiap langkah demi langkah yang dilakukan Qin Wan pada Tuan Putri, dan membuat semua orang tercengang sekaligus kagum saat mereka mendengar Qin Wan sekarang sedang menjahit perut Tuan Putri kayak menjahit baju.
Lalu tak lama kemudian, Qin Wan akhirnya mengizinkan semua orang masuk kamar. Kamar masih bau darah dan Qin Wan tampak kelelahan dan agak pucat setelah mengerahkan segenap kekuatannya untuk menyelamatkan Tuan Putri. Dia meyakinkan mereka bahwa metodenya berhasil, namun apakah Tuan Putri benar-benar selamat dari krisis hanya bisa dipastikan jika dalam dua hari dia tidak terkena infeksi.
Karena itulah, selama dua hari ini, harus ada seseorang yang selalu berada di sisi Tuan Putri untuk mengawasinya.
Mendengar itu, Nyonya Marquis langsung usul supaya Qin Wan menginap saja di sini selama dua hari. Bagaimanapun, hanya dia yang paling bisa merawat Tuan Putri. Qin Wan setuju dan meyakinkan mereka untuk tidak terlalu khawatir. Malam ini mereka cuma perlu memberi obat untuk Tuan Putri.
Lega, Nyonya Marquis pun langsung mengirim orang untuk menyampaikan pesan ke Keluarga Qin dan menyuruh pelayan untuk menyiapkan kamar untuk Qin Wan yang lokasinya dekat dengan kamarnya Tuan Putri.
Setelah Qin Wan memberi instruksi pada Lu Xiu tentang apa-apa saja yang perlu dia lakukan untuk merawat Tuan Putri malam ini, Qin Wan mendapati Yan Chi sedang menatapnya.
Qin Wan kemudian mengembalikan pisau Han Yue itu padanya, tapi Yan Chi beneran serius tentang ucapannya. Qin Wan berhasil menyelamatkan Tuan Putri, berarti pisau itu sekarang milik Qin Wan.
"Ini terlalu berharga, hamba tidak berani menerimanya."
"Jika pisau ini bisa membantumu mengobati pasien, maka pisau ini berharga. Tapi jika cuma jadi aksesoris di tanganku, maka pisau ini tidak berharga. Nona Qin membantu menyelamatkan Bibi, kebaikanmu tidak bisa dibayar hanya dengan sebuah benda. Apakah Nona Qin butuh lebih banyak pisau lagi untuk menyelamatkan pasien lain kali?"
Qin Wan kaget mendengarnya, dia memang berniat untuk memiliki satu set jarum akupunturnya sendiri. Tapi mengenai pisau ini, dia benar-benar tak enak jika harus menerimanya secara cuma-cuma. Dia akan menyiapkan sendiri pisau yang dia butuhkan.
Namun tampaknya Yan Chi benar-benar serius mau membantu Qin Wan untuk mendapatkan pisau yang dia butuhkan. Lagipula, tidak semua pandai besi bisa membuat pisau semacam itu. Kalau begitu, begini saja, Qin Wan kembalikan pisau Han Yue itu padanya kalau Qin Wan sudah mendapatkan pengganti yang lebih sesuai.
Momen mereka mendadak tersela oleh kedatangan pelayan yang melapor bahwa sekelompok orang di luar, datang dan bikin masalah lagi. Kali ini mereka bahkan membawa mayat korban ke sini.
Para pria pun langsung pergi melihat keadaan. Qin Wan jelas penasaran apa yang terjadi. Maka Nyonya Marquis pun menceritakan padanya tentang masalah Yue Qing.
Ternyata awalnya gara-gara masalah mayat pengantin tanpa kepala kemarin. Berita itu dengan cepat viral ke seluruh penjuru kota hanya dalam waktu semalam.
Lalu pagi harinya saat Yue Qing pergi ke kamp militer, dia tak sengaja mendengar beberapa pria menggosipkan dan mengutuki keluarga mereka sebagai pembawa sial.
Yue Qing tidak terima sehingga terjadilah pertengkaran yang berujung baku hantam. Yue Qing berhasil mengalahkannya dengan mudah, tapi tidak sampai membuatnya mati. Tapi tak lama setelah dia pergi, orang yang dia hajar malah mati.
Gara-gara inilah Tuan Putri jatuh sakit. Kasus ini sudah diserahkan ke Prefek Huo, tapi kemudian orang-orang itu datang ke pintu gerbang kediaman mereka untuk menuntut keadilan sambil membawa mayat korban.
Yue Qing menyangkal membunuh korban. Bagaimanapun, sebagai seorang prajurit militer yang sudah berlatih bela diri sejak kecil, Yue Qing bisa mengontrol kekuatannya.
Tapi gara-gara Tuan Marquis menyuruhnya untuk menyerahkan dirinya ke pihak berwajib, Yue Qing jadi marah lalu kabur.
Masalahnya adalah kemungkinan tuduhan terhadap Yue Qing benar karena setelah mayat korban diperiksa, didapati bahwa dia memang mati karena banyaknya luka di tubuhnya sampai dia muntah darah.
Para saksi mata bilang bahwa mereka menyaksikan korban mati muntah darah, tak lama setelah berkelahi dengan Yue Qing. Orang-orang yang berdemo itu adalah para rekan kerjanya karena keluarga korban cuma ada ibu yang sudah tua.
Mendengar itu, Qin Wan jadi kepo dan langsung mengajak Nyonya Marquis untuk keluar melihat situasi.
Bersambung...
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam