Rekap Novel Coroner's Diary Bab 31 - Bab 34


Tujuh orang pria rekan kerja korban berdemo menuntut keadilan di depan gerbang kediaman Marquis sambil menangis heboh bin dramatis yang sontak menarik perhatian warga yang lewat dan otomatis membuat sentimen terhadap Keluarga Marquis jadi semakin negatif.

Pemimpin para pendemo maunya masalah ini diselesaikan secepatnya, tidak perlu pakai acara penyelidikan ini-itu karena menurut mereka, kasus ini sudah sangat jelas.

Marquis dengan tetap ramah dan tenang, mengundang ketujuh pria itu masuk rumahnya untuk beristirahat karena sekarang sudah larut malam sembari meyakinkan mereka bahwa dia pasti akan bertanggung jawab penuh.

Para pendemo itu akhirnya diantarkan masuk ke kamar halaman depan. Qin Wan, bersama Nyonya Marquis, Yue Ning, Yan Chi dan beberapa pelayan, menyaksikan segalanya dari kejauhan.

Dari pengamatannya, Yan Chi bisa tahu kalau si pemimpin pendemo yang bernama Wei Wu itu cukup pintar. Dia pasti tahu kalau Marquis tidak akan menggunakan cara ekstrem pada mereka mengingat reputasi baik Marquis, dan kata-kata yang dia ucapkan saat berdemo jelas merupakan ancaman tersembunyi bahwa jika Marquis tidak menyelesaikan kasus ini dengan benar, maka reputasi Marquis Anyang akan hancur.

Nyonya Marquis kemudian memimpin yang lain untuk bergerak mendekat ke kamar halaman depan dan menguping percakapan para pria itu.

Dari kisi-kisi jendela di bagian koridor mereka melihat dan mendengar Tuan Marquis meminta Wei Wu untuk menceritakan detil kejadiannya, terutama tentang detil perkelahian antara putranya dan korban.

Wei Wu tampak berpikir sejenak, sebelum kemudian dia mulai menceritakan setiap detil serangan yang dilakukan Yue Qing terhadap korban dengan penuh semangat. 

Namun di luar jendela, Yan Chi dan Qin Wan yang mendengarkan setiap detil ceritanya dengan seksama, mendadak kompak berkata bahwa Wei Wu berbohong. Jelas saja keduanya sama-sama kaget mendengarkan pernyataan satu sama lain.

Nyonya Marquis penasaran apa maksud mereka. Wei Wu berbohong bagaimana? Yan Chi juga penasaran dengan pendapat dan penilaian Qin Wan, jadi dia mempersilahkan Qin Wan bicara duluan.

Qin Wan dengan tenang berkata bahwa dia yakin bahwa bukan cuma dia dan Yan Chi, tapi Yue Ning dan Tuan Marquis juga pasti sadar bahwa Wei Wu itu berbohong.

Yue Ning mengakuinya. Sebagai seseorang yang menguasai ilmu bela diri, dia memang menyadari ada detil yang aneh dan tidak sinkron dari cerita Wei Wu. 

Awalnya Wei Wu bilang bahwa Yue Qing menyerang dari depan, lalu kemudian memelintir korban dan menendang lututnya hingga korban jatuh berlutut, yang artinya pada waktu ini, posisi Yue Qing berada di belakang korban.

Di saat ini, korban mendadak mau kabur, tapi Wei Wu malah bilang bahwa Yue Qing langsung menendang korban di bagian dada, padahal pada waktu ini, seharusnya posisi Yue Qing masih di belakang korban. Kalaupun Yue Qing beneran menendang korban, maka tidak mungkin dia menendang di bagian dada.

Memperhatikan cara Wei Wu dalam menceritakan detilnya dengan sangat jelas dan runut, menurut Yan Chi kemungkinannya cuma dua, antara dia tidak terlalu paham tentang bela diri atau dia menceritakan kebohongan murahan.

Bahkan sampai sekarang pun Wei Wu masih bercerita dengan penuh semangat dan terlalu detil, mengklaim bahwa Yue Qing meninju bagian tulang rusuk korban sebanyak empat kali. 

Di bagian ini Wei Wu mulai sadar kalau dia bercerita terlalu detil yang agak kurang masuk akal jika dilihat dari sudut pandang penonton, makanya dia cepat-cepat beralasan bahwa mereka semua memang menyaksikan perkelahian itu dengan sangat seksama, makanya bisa tahu berapa banyak pukulan yang dilayangkan Yue Qing. 

Wei Wu kemudian melirik para rekannya yang langsung kompak mengangguk setuju. Kayaknya yang lain cuma sekedar nurut aja apa pun yang diomongin Wei Wu.

Qin Wan memberitahu Nyonya Marquis bahwa mereka bisa menentukan Wei Wu berbohong atau tidak dari memperhatikan gerakannya, karena biasanya, saat manusia berbohong, mereka cenderung melakukan suatu gerakan tanpa sadar. Seperti misalnya, menghindari kontak mata, atau tubuhnya agak condong ke depan karena tegang.

Qin Wan bahkan bisa menduga detil gerakan Wei Wu saat dia ingin menyudahi percakapan dan kabur dari situasi ini, dan dugaannya benar semuanya. 

Wei Wu benar-benar melakukan semua gerakan yang Qin Wan duga tanpa sadar gara-gara Tuan Marquis terus menanyainya tentang setiap detil perkelahian tersebut yang otomatis membuat Wei Wu jadi semakin gugup.

Namun menurut Qin Wan, semua itu belum cukup untuk dijadikan bukti kebohongan Wei Wu. Mereka perlu bukti yang lebih konkret, dan bukti itu hanya bisa mereka temukan pada mayat korban. 

Mengingat sebab kematian korban sudah dipastikan, Qin Wan penasaran apakah koroner sudah melakukan otopsi pada jasad korban. Tapi dia yakin belum diotopsi, iya kan?

Katanya korban mati karena tulang rusuknya patah dan menusuk organ internalnya, tapi tulang rusuk patah hingga menusuk organ internal seharusnya hanya bisa dipastikan dengan otopsi. Faktanya, Qin Wan tadi melihat jasad korban masih sangat utuh. Jelas dia belum diotopsi.

Qin Wan beralasan kalau dia tahu karena dia memahami ilmu medis. Namun mengingat situasi dan kondisinya, dia tidak bisa sembarangan mengajukan diri untuk melakukan otopsi. Makanya dia ngomongnya muter-muter dengan harapan ada salah satu dari mereka yang bisa menangkap apa maksudnya.

Untungnya Nyonya Marquis langsung paham apa maksudnya, mereka harus melakukan otopsi pada jasad korban. Maka dia pun langsung memberi instruksi pada pelayan untuk memanggil Tuan Marquis, lalu membawa yang lain ke kamar belakang.

Begitu Tuan Marquis datang, Nyonya Marquis langsung menyampaikan semua perkataan Qin Wan padanya. Tuan Marquis jadi semakin kagum pada Qin Wan dan langsung menginstruksikan pelayannya untuk segera memanggil koroner kemari.

Kebetulan waktu itu, sepupunya si pengantin tanpa kepala, Wei Yan Zhi, datang untuk menawarkan bantuannya walaupun dia sendiri masih tampak sangat lelah dan sedih gara-gara kasus sepupunya yang juga belum ada kejelasan.

Lalu beberapa menit kemudian, Prefek Huo akhirnya datang bersama koroner dan Yue Qing yang sudah memutuskan untuk menyerahkan diri, bahkan sudah menandatangani surat pernyataan bersalah. 

Seharusnya dia langsung dipenjara, tapi Prefek Huo masih berbaik hati untuk membawanya kemari supaya mereka sekeluarga bisa berkumpul dan berbincang. Dia beri waktu dua hari, lusa baru dia akan memenjarakan Yue Qing.

Jelas saja Nyonya Marquis langsung menangis mendengarnya. Padahal barusan mereka masih merasa punya harapan, tapi Yue Qing malah sudah menandatangani surat pernyataan bersalah, harapan mereka seketika hancur.

Untungnya di saat ini, Qin Wan mendadak angkat bicara membela Yue Qing dan bertanya kenapa Yue Qin dinyatakan bersalah begitu saja padahal sebab kematian korban masih belum ditentukan.

Awalnya Prefek Huo tidak mengenalnya, tapi setelah diberitahu identitas Qin Wan, dia langsung tahu dia siapa. Tentu saja, Prefek Huo sudah pernah mendengar tentang segala reputasi buruk Qin Wan walaupun sebelumnya dia belum pernah bertemu langsung dengan Qin Wan.

Pastinya, dia juga sudah pernah mendengar rumor bahwa Qin Wan terjun ke danau karena putranya yang membuatnya tak senang. Makanya dia bingung kenapa Qin Wan ada di sini.

Nyonya Marquis-lah yang menjelaskan jasa-jasa Qin Wan dalam menyelamatkan nyawa Tuan Putri dari kematian dua kali, makanya dia akan menginap di sini selama dua hari. 

Prefek Huo kaget, dia memang sudah mendengar tentang gadis muda yang menyelamatkan Tuan Putri, hanya saja dia baru tahu sekarang kalau orang itu adalah Qin Wan.

Seketika itu pula ekspresi Prefek Huo terhadap Qin Wan mendadak berubah jauh lebih ramah. Yan Chi yang sedari tadi cuma diam memperhatikannya, langsung bisa menebak kalau Prefek Huo pasti sedang menimbang berbagai keuntungan dan kerugian terkait situasi Qin Wan saat ini dan mungkin sedang membuat suatu rencana.

Makanya Yan Chi kemudian dengan sengaja menyatakan bahwa Qin Wan adalah tamu kehormatan kediaman Marquis dan juga dermawan Keluarga Marquis dan Keluarga Kekaisaran Yan, secara tak langsung dia sedang melindungi Qin Wan dari entah apa pun rencana Prefek Huo terhadap Qin Wan.

Mengalihkan perhatian kembali ke kasus ini, Yan Chi mengulang pertanyaan Qin Wan dan menuntut jawaban. Kali ini Prefek Huo dengan penuh percaya diri memberitahu mereka bahwa jasad korban sudah diperiksa dan diputuskan mati karena tulang rusuknya menusuk organ internalnya. 

Dia bahkan sengaja tidak melanjutkan lebih jauh karena meremehkan Qin Wan, mengira Qin Wan cuma gadis muda yang tidak tahu apa-apa dan sudah pasti bakalan takut sama masalah beginian.

Mendengar itu, Qin Wan langsung maju melawannya dan mempertanyakan organ internal bagian mana yang tertusuk oleh tulang rusuk. Bagaimana bisa mereka menentukannya tanpa melakukan otopsi? 

Prefek Huo tidak merasa detilnya penting, tapi Qin Wan menegaskan bahwa itu sangat penting. Salah memeriksa bisa berakibat salah menuduh orang yang tidak bersalah.

Prefek Huo dengan angkuhnya mengklaim bahwa semua kasus yang dia tangani tidak ada yang salah.... dan tidak boleh salah supaya dia cepat naik pangkat.

Mendengar itu, Qin Wan langsung mengungkit tentang sebuah buku yang ditulis oleh Shen Yi tentang penyelidikan kasus-kasus kriminal yang tidak boleh sembarangan dilakukan hanya karena satu kesaksian. Begitupun dalam kasus ini, petunjuk penting tentang sebab kematian saja tidak jelas, jadi bagaimana bisa sembarangan diputuskan begitu saja?

Prefek Huo sontak kesal mendengarnya hingga dia langsung menghina Shen Yi yang sudah dieksekusi sekeluarga karena melindungi penjahat.

Qin Wan benar-benar marah mendengarnya hingga dia hampir menangis, tapi dia berusaha keras menahan diri, menyadari saat ini dia tidak bisa membela ketidakadilan yang dialami ayahnya. Dia hanya bisa menyimpan amarah dan dendam ini jauh-jauh di dalam hatinya.

Karena itulah dia cepat-cepat menenangkan dirinya, mengklaim bahwa dia tidak tahu menahu mengenai kasus kriminalnya Shen Yi, yang dia tahu hanyalah bahwa buku itu adalah kerja kerasnya dan merupakan panduan penting bagi para penegak keadilan dalam menangani kasus, dan buku itu dulunya dicetak oleh institusi akademi kekaisaran yang kemudian dibagi-bagikan pada para pejabat terkait. Dia yakin Prefek Huo pasti juga pernah membacanya.

Prefek Huo sontak speechless mendengarnya, tak menyangka kalau gadis muda ini bisa tahu banyak. Memang iya, dia bukan hanya pernah membacanya tapi juga menghapalnya. 

Namun itu dulu, saat dia masih awal-awal diangkat jadi Prefek, masih penuh semangat untuk menegakkan keadilan. Namun seiring berjalannya waktu, segalanya sudah berubah.

Kesal dan malu, Prefek Huo akhirnya melampiaskannya pada Koroner Xu He dan menuduhnya tidak becus dalam memeriksa mayat. 

Xu He sontak berlutut ketakutan dan membela diri karena sebelumnya dia belum pernah melakukan otopsi, lagipula, Prefek Huo kan tidak pernah menyuruhnya untuk melakukan otopsi.

Qin Wan dengan cepat menyela dan menantang Prefek Huo. Jika dia bisa membuktikan bahwa kasus ini tidak sesederhana kelihatannya, apa yang akan Prefek lakukan?

Prefek Huo tak percaya kalau Qin Wan bisa melakukannya, tapi baiklah, dia terima tantangan Qin Wan. Terserah Qin Wan saja mau menyuruhnya melakukan apa pun, tapi Qin Wan harus bisa membuktikan dirinya lebih dulu.

Baiklah, kalau begitu, Qin Wan menantangnya untuk menyalin bukunya Shen Yi sebanyak sepuluh kali. Prefek Huo setuju, tapi bagaimana cara Qin Wan membuktikan kasus ini?

Ekspresi Qin Wan seketika berubah serius saat dia berkata bahwa dia mau mengotopsi jasad korban.

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments