Rekap Novel The Days of Seclusion and Love Bab 69 & Bab 70


Tapi, Feng Yue memperingatkan Duan Xian untuk tidak gegabah saat orangnya datang nanti.
Dia mengerti kebencian Duan Xian yang sangat mendalam pada Li Xun karena orang itu adalah pembunuh adiknya, dia tahu Duan Xian bertahan hidup hanya demi membalaskan dendamnya pada orang itu tak peduli biarpun harus mempertaruhkan nyawanya.


Namun dia tidak setuju kalau Duan Xian mengorbankan nyawanya dan langsung membunuh orang itu begitu saja. Enak amat tuh orang langsung mati, dia harus dibuat menderita dulu. Duan Xian juga tetap harus bertahan hidup setelah balas dendamnya usai nanti supaya dia bisa terus mendoakan dan memberi sesaji pada mendiang adiknya.

Duan Xian juga pernah berjanji pada Madam Jin bahwa setelah dia membalaskan dendamnya nanti, dia akan berubah dan hidup dengan damai. Dia harus memegang janjinya.

Duan Xian tercengang mendengar Feng Yue mengetahui tentang adiknya. Madam Jin pernah bilang bahwa yang mengetahui tentang masa lalunya hanya dia, Madam Jin dan pemilik asli tempat ini. Jangan-jangan Feng Yue adalah...

Duan Xian seketika dipenuhi emosi hingga dia langsung memeluk Feng Yue erat-erat sambil menangis sesenggukan dan akhirnya mulai mengubah sikapnya lebih sopan dengan memanggilnya 'Nona Feng Yue'.

Tangisannya heboh banget sampai seluruh Menara Menghui bergegas ke sana untuk melihatnya. Madam Jin bahkan sampai salah paham mengira Feng Yue membuli Duan Xian.

Dari Guan Zhi, Yin Ge Zhi mengetahui bahwa Li Xun sebenarnya tidak ada hubungan secara langsung dengan Feng Yue. Namun pada Perang Pingchang, Li Xun melecehkan banyak wanita warga sipil. Gara-gara itu dia dipaksa kembali ke ibu kota dan sekarang cuma jadi instruktur Penjaga Kota.

Maka kemudian, Yin Ge Zhi menyuruh Guan Zhi untuk mengundang Li Xun untuk menemuinya di Menara Menghui besok petang.

Keesokan petangnya, Li Xun mendatangi Menara Menghui memenuhi undangan Yin Ge Zhi tanpa curiga apa pun. Bahkan saat Madam Jin menuntunnya ke lantai tiga yang seluruhnya gelap dengan alasan bahwa satu lantai ini sudah dibooking khusus untuknya, Li Xun juga tidak curiga apa pun.

Madam Jin cuma mengantarkannya sampai di tangga lantai dua dan menyuruhnya naik sendiri ke lantai tiga dan meyakinkannya bahwa sudah ada beberapa gadis yang menunggunya di sana. Aman dan tidak akan ada seorang pun yang akan mengganggunya.

Li Xun dengan antusias menuju ke satu-satunya kamar yang terbuka di lantai tiga dan ada suara cekikikan para wanita di dalamnya. Begitu masuk, dia langsung dikerubungi para wanita yang mencekokinya arak, menutupi matanya dengan kain lalu dengan riang mengajaknya main petak umpet.

Sama sekali tak curiga apa pun, Li Xun langsung main dengan gembira. Satu per satu dia menangkapi para wanita itu. Setiap ada wanita yang tertangkap, mereka akan memperkenalkan nama mereka masing-masing.

Namun kemudian dia tersandung kakinya sendiri dan jatuh cukup keras dan seketika itu pula suasana ceria di ruangan itu mendadak berubah jadi sesunyi kuburan.

Saat tengah berusaha untuk bangun, dia merasakan ada kain baju, makanya dia langsung menarik orangnya ke dalam pelukannya, mengira yang dia tarik adalah salah satu wanita penghibur dan langsung menanyakan siapa namanya.

"Saya... Xiao Qin," jawab wanita dalam pelukannya itu dengan nada suara seram yang sontak membuatnya bergidik sampai ke tulang sumsum.

Apalagi dia mengenali dan masih mengingat namanya itu. Dia langsung membuka penutup matanya dan sontak menjerit ketakutan melihat hantu berwajah anak kecil yang sangat menyeramkan di depan muaknya.

Li Xun sontak jatuh bangun menjauhi hantu itu, tapi si hantu langsung merangkak mendekatinya yang jelas saja membuat Li Xun jadi semakin ngeri. Dia berusaha kabur tapi pintunya terkunci dari luar. Li Xun sontak jejeritan keras banget tapi tidak ada seorang pun yang mendengar jeritannya dan tidak ada yang datang menolongnya.

Hantu Xiao Qin tiba-tiba menangkap kakinya dan mengingatkannya bagaimana dia dulu mati. Dia mati di ranjangnya Li Xun, saat dia baru berumur 14 tahun. Li Xun ketakutan teramat sangat sampai dia ngompol di celana. Namun ketakutannya dengan cepat menjadi amarah sehingga Li Xun tiba-tiba mencoba menyerang si hantu dengan tempat lilin. 

Untungnya si hantu (yang sebenarnya adalah Feng Yue) sigap menghindarinya. Lalu entah apa yang terjadi, mendadak terasa ada angin kencang dari langit-langit, lalu kemudian Li Xun terlempar dan terbanting ke tembok. Feng Yue segera meneruskan akting hantunya sembari merangkak mendekati Li Xun yang sekarang terlalu ketakutan sehingga dia langsung pingsan. 

Feng Yue lalu memanggil para wanita yang bersembunyi di kamar sebelah dan menyuruh mereka untuk mengangkat Li Xun ke kasur dan bersiap untuk rencana selanjutnya. Pastinya, masih dalam rangka menakut-nakuti Li Xun. 

Begitu Li Xun membuka mata, para wanita langsung berakting kebingungan, mengklaim bahwa tadi dia pingsan saat lagi main petak umpet. Mereka semua membuatnya meyakini bahwa tidak ada hantu di sini dan dia cuma berhalusinasi. 

Saat dia menanyakan nama mereka satu per satu, Duan Xian dengan senyum menyeramkan berkata bahwa namanya adalah Xiao Qin yang sontak membuat Li Xun menjerit ketakutan lagi. Namun dengan cepat Duan Xian berakting sok polos dan kebingungan seolah Li Xun benar-benar cuma berhalusinasi. Feng Yue kemudian muncul dengan berpura-pura jadi Madam Jin yang mengomeli para wanita dan mengusir mereka sambil melempar tatapan penuh arti pada Duan Xian. 

Dia berusaha menenangkan dan meyakinkan Li Xun bahwa di sini tidak ada hantu, tapi tak lama kemudian, Hantu Xiao Qin mendadak muncul lagi (kali ini dimainkan oleh Duan Xian) dan merangkak mendekati Li Xun yang sontak membuat Li Xun menjerit sangat kencang, dan Feng Yue berakting seolah dia tidak melihat hantu itu sama sekali. Di mana hantunya? Di mana?

Si hantu mendadak menengadah menatap Li Xun, memperlihatkan wajahnya yang super menyeramkan, lalu Feng Yue juga berbalik padanya dengan senyuman yang sangat menakutkan. Double kill! Li Xun pun langsung semaput lagi. Aiyoo... Ternyata dia penakut.

Saatnya lanjut ke rencana utama. Yaitu, memotong semua tendon di tangan dan kaki Li Xun supaya dia lumpuh total. Tapi dia butuh bantuan dan langsung memanggil Guan Zhi yang menyembunyikan diri di langit-langit. Dia pikir yang membantunya melempar dan membanting Li Xun tadi adalah Guan Zhi, tapi ternyata yang turun dari langit-langit adalah Yin Ge Zhi.

Lah? Katanya dia sibuk dan tidak bisa datang, ternyata tetap datang sendiri. Dasar! Ya sudahlah, Feng Yue butuh bantuan Yin Ge Zhi sekarang. Duan Xian yang akan memotong tendonnya Li Xun, jadi kalau Li Xun bangun nanti, Yin Ge Zhi yang harus menghantamnya sampai pingsan.

Duan Xian sudah khawatir saja kalau Yin Ge Zhi akan menggagalkan rencana mereka, tapi yang tak disangkanya, Yin Ge Zhi mendadak berkata...

"Hati-hati saat memotongnya. Jangan biarkan dia pendarahan sampai mati. Aku punya obat yang bisa menjaganya tetap hidup. Setelah selesai, jangan langsung pulangkan dia. Biarkan tetap di Menara Menghui untuk sementara, dia akan berguna."

Dan begitulah bagaimana mereka kemudian beraksi memotong semua tendonnya Li Xun, dan setiap kali orangnya bangun dengan jeritan kesakitan yang amat sangat, Yin Ge Zhi langsung beraksi menghantam leher belakangnya sampai dia pingsan. Dan setiap kali Yin Ge Zhi membuatnya pingsan, Feng Yue akan menghujaninya dengan berbagai macam kata-kata pujian setinggi langit.

Duan Xian memotong semuanya tanpa ragu dan penuh kebencian, melampiaskan semua dendamnya pada setiap sayatan, tapi tidak sampai membunuhnya. Saat akhirnya Duan Xian selesai, Feng Yue menyuruhnya untuk merawat Li Xun dengan baik sampai dia sadar nanti. Kursi rodanya sudah disiapkan di halaman belakang. Duan Xian menerima obat pemberian Yin Ge Zhi dan dengan senyum penuh arti meyakinkan Feng Yue bahwa dia pasti akan merawat Li Xun dengan baik.

Yin Ge Zhi juga butuh bantuan Feng Yue. Jika Feng Yue mau, maka bukan hanya masalah hari ini akan dia anggap tak pernah terjadi, tapi dia juga akan mengizinkan Feng Yue menetap di rumahnya. Bantuan yang dia butuhkan adalah menyuruh Feng Yue untuk mencari cara memanfaatkan Li Xun untuk mengirim surat ke Leng Yan. Oke! Feng Yue setuju dengan senang hati.

Saat Li Xun terbangun tak lama kemudian, dia sontak shock mendapati dirinya duduk di kursi roda dalam keadaan seluruh tubuh tak bisa digerakkan dan sakit teramat sangat di sekujur tubuhnya, bahkan gerakan sedikit saja membuat seluruh tubuhnya kesakitan bukan main.

Parahnya lagi, dia melihat Duan Xian mendorong kursi rodanya dan mengklaim bahwa dia hanya mau mengantarkan Li Xun pulang. Hujan turun deras saat itu. Tanpa menggunakan payung, Duan Xian terus mendorong kursi rodanya Li Xun perlahan-lahan menuju ke kediaman Li.

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments