Rekap Novel Coroner's Diary Bab 20 - Bab 22


Huo Ning benar-benar marah dipermalukan oleh gadis yang seharusnya menyukainya. Namun bahkan sebelum dia sempat melakukan sesuatu pada Qin Wan, Nona Ke-6 mendadak maju duluan untuk menampar Qin Wan.

Namun bahkan sebelum tangannya sampai ke pipinya, Qin Wan dengan cekatan menangkap tangannya dan mencengkeramnya sangat kuat sampai tangan Nona Ke-6 kesakitan, dan baru kali ini dia ingat dengan kekuatan besar Qin Wan saat menariknya terjun ke danau waktu itu, dan ingatan itu seketika membuatnya ketakutan pada Qin Wan. Apalagi saat ini Qin Wan sedang menatapnya dengan tatapan sehitam neraka terdalam yang sontak membuatnya merinding ngeri.

Namun saat dia tengah berjuang melepaskan tangannya, tiba-tiba saja Qin Wan melepasnya yang otomatis membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh sehingga membuatnya terlihat menyedihkan sekaligus konyol.

Lalu kemudian Qin Wan mengakhiri pertemuan ini sampai di sini dengan memberitahu Huo Ning untuk tidak mempercayai rumor-rumor konyol itu. Malah menurutnya, Huo Ning dan Nona Ke-6 sangat cocok dari segi kepribadian dan otak. Pfft! Fu Ling sontak ngakak menyetujui ucapan nonanya. Mereka memang sangat serasi.

Huo Ning jelas kesal dan tersinggung mendengarnya, dikata kalau dia serasi sama Nona-6 itu terasa jauh lebih menghina daripada dikata kalau dia cuma punya tampang dan status anak Prefek.

Tak jauh dari sana, Yan Chi diam-diam tersenyum mendengarkan segalanya dari balik tembok bunga, dan itu otomatis membuatnya jadi semakin tertarik pada Qin Wan hingga kemudian dia langsung memanggil Bai Feng, pengawalnya yang tersembunyi di dalam kegelapan, untuk memberitahunya informasi tentang nona muda tersebut.

Entah sejak kapan dan bagaimana Bai Feng bisa mendapatkan informasi lengkap tentang Qin Wan dan langsung melaporkan segalanya ke tuannya. Namun ini agak membuatnya heran juga karena tumben-tumbennya tuannya menunjukkan ketertarikan pada seorang wanita, biasanya dia masa bodo.

Mengingat situasi barusan, Yan Chi tak percaya kalau Qin Wan tenggelam di danau gara-gara patah hati sama anaknya Prefek, makanya dia kemudian menyuruh Bai Feng untuk menyelidiki lagi tentang alasan Qin Wan tenggelam di danau.

Fu Ling antara kagum dengan perubahan nonanya sekarang, tapi juga khawatir karena nonanya menyinggung anaknya Prefek. Qin Wan santai memberitahunya bahwa dia melakukan itu dengan tujuan utama untuk membantu Huo Ning, biar tuh orang sadar diri untuk merendah. Kalau tidak dibegituin, tuh cowok bakalan kepedean merasa dirinya tak ada tandingannya di bumi dan di langit.

"Nona, kau tidak terdengar seperti seorang gadis muda sama sekali," komentar Fu Ling geli.

Iya lah, beda dengan Qin Wan yang asli yang selalu dikurung di rumah dan tidak pernah melihat dunia, Qin Wan yang ini sudah ikut ayahnya ke mana-mana sejak dia kecil. Makanya pengalaman dan pengetahuannya jauh melebihi para gadis seumurannya.

Namun tepat saat mereka baru tiba di kediaman Qin, mendadak mereka disambut pelayan yang melapor ke Nyonya Tua bahwa ada masalah darurat. Tuan Muda Pertama dan Nyonya Muda baru saja pulang, tapi sekarang Nyonya Muda yang sedang hamil tua, mengalami pendarahan. OMG! 

Parahnya lagi, mereka sudah berusaha mencari Tabib Huang, tapi orangnya tidak ada di tempat dan mereka tidak tahu di mana orangnya berada sekarang. Mereka sudah memanggil tabib lain, Tabib Yang, tapi Tabib Yang tidak mampu menanganinya dan berkata bahwa kondisi Nyonya Muda sangat kritis. Jika pendarahannya tidak bisa dihentikan, maka nyawa ibu dan bayinya sama-sama tidak akan selamat.

Mendengar itu, semua orang sontak bergegas ke sana dengan cemas. Qin Wan dengan cepat mengingat informasi tentang si Tuan Muda Pertama, Qin Chen, menikah dengan Yao Xin Lan, putrinya Gubernur sekitar setahun yang lalu. 

Sekarang Yao Xin Lan hamil tujuh bulan. Bayi dalam kandungan Yao Xin Lan itu adalah cicit pertama keluarga Qin. Jadi wajar saja semua orang khawatir.

Sekitar sebulan yang lalu, mereka pulang ke kampung halaman Yao Xin Lan di Jinzhou untuk merayakan ultah ayahnya Yao Xin Lan. Jadi apa yang sebenarnya terjadi, apakah Yao Xin Lan mengalami kecelakaan di tengah perjalanan pulang?

Penasaran, Qin Wan pun ikut pergi melihat Yao Xin Lan. Begitu tiba di sana, Tabib Yang baru muncul dari dalam kamar, jelas sudah menyerah karena tak mampu menangani kondisi Yao Xin Lan dan menyuruh mereka untuk segera memanggil Tabib Huang saja secepat mungkin sebelum terlambat.

Akan tetapi, Tabib Huang entah ada di mana sekarang. Jika dia berada di kediaman Marquis An Yang, jarak tempat itu setengah jam perjalanan dari sini. Bolak-balik satu jam. Tapi jika dia berada di tempat lain... bisa lebih lama lagi. Dengan kondisi Yao Xin Lan yang sudah sangat kritis, mungkin sudah sangat terlambat saat Tabib Huang datang nanti.

Saat mereka masuk, mereka melihat Yao Xin Lan sudah sangat pucat. Qin Chen pun panik dan menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebabnya. Namun walaupun dirinya sedang sangat kesakitan, Yao Xin Lan tampaknya sangat mencintai suaminya sehingga dia juga menyalahkan dirinya sendiri karena dialah yang mendesak Qin Chen untuk mempercepat laju kereta. Mungkin jalannya terlalu melonjak-lonjak sehingga memengaruhi kandungan Yao Xin Lan. 

Dia yakin dirinya tidak akan selamat, karena itulah dia berwasiat pada mereka untuk mencarikan jodoh pengganti terbaik untuk Qin Chen setelah dia mati nanti. Qin Chen pun tampaknya sangat mencintai istrinya sehingga dia langsung menggenggam tangan Xin Lan dan dengan suara gemetar meyakinkannya bahwa dia tidak akan mati dan anak mereka pasti akan selamat. Dia harus bertahan sampai Tabib Huang datang.

Qin Wan dengan cepat menyela dan memberitahu semua orang bahwa segalanya akan terlambat saat Tabib Huang tiba nanti. Mendengar itu, Nona Ke-5 mendadak ngamuk mengusirnya, tidak terima mengira Qin Wan sedang mengutuk Xin Lan. Tampaknya semua orang di sini lupa tentang reputasinya sebagai tabib sakti yang menyelamatkan Tuan Putri atau mungkin sejak awal mereka tak pernah percaya.

Tak gentar, Qin Wan mengabaikan semua orang dan menyuruh Qin Chen untuk membawakannya satu set jarum akupuntur. Sekarang, secepatnya, dia bisa menyelamatkan Xin Lan.

Qin Chen sebenarnya meragukannya, tapi tatapan Qin Wan yang tenang tapi mantap, akhirnya mempengaruhinya hingga dia langsung memerintahkan pelayan untuk mengambil satu set jarum akupuntur di apotek keluarga.

Qin Wan lalu mulai mengecek kondisi tubuh dan perut Xin Lan sembari mengusir semua orang. Nona Ke-5 ngotot menolak mempercayainya dan ngotot menolak diusir, karena meyakinkan kalau Qin Wan punya niatan buruk. 

"Nyawanya ada di tanganku. Kau mau dengar atau tidak, kau tetap harus dengar," tegas Qin Wan dengan nada sedingin es tapi tatapannya tetap fokus pada pasiennya.

Semua orang akhirnya keluar dan menunggu dengan gugup dengan Nona Ke-5 yang terus mengeluh heboh tak mempercayai Qin Wan, meyakini kalau penyakitnya Tuan Putri tak mungkin sebanding dengan kondisinya Yao Xin Lan sekarang.

Satu-satunya yang diizinkan tetap berada di dalam hanya Mo Shu, pelayan pribadinya Yao Xin Lan. Dan setelah setengah jam lamanya menunggu, Mo Shu akhirnya keluar untuk memanggil semua orang masuk dan nada suaranya terdengar riang.

Begitu masuk, mereka melihat Yao Xin Lan terbaring dengan mata tertutup, dan itu sontak membuat Nona Ke-5 blingsatan lagi, mengira Xin Lan mati dicelakai oleh Qin Wan.

Namun Mo Shu dengan riang memberitahu semua orang bahwa Xin Lan cuma sedang tidur dan pendarahannya sudah berhenti. Dan memang, saat semua orang mendekat untuk mengeceknya, mereka mendapati muka Xin Lan sudah tidak pucat lagi dan napasnya juga sudah teratur.

Qin Chen begitu bersyukur dan berterima kasih pada Qin Wan, dia tidak pernah menyangka kalau Qin Wan ternyata menguasai ilmu medis. 

Namun Qin Wan terlalu malas beramah tamah dan langsung memotongnya dan memberitahu bahwa kondisi Xin Lan belum sepenuhnya keluar dari bahaya. Dia lalu mulai mendikte resep obat dan Qin Chen pun bergegas menulisnya.

Obat ini perlu diminum selama dua hari. Jika dalam dua hari setelah meminum obat ini kondisi Xin Lan meningkat, maka bayinya selamat. Jika tidak, maka mereka harus melanjutkan dengan akupuntur. Setelah itu, Qin Wan pun pamitan dan semua orang menatapnya dengan ekspresi rumit.

Setelah Qin Wan pergi, semua orang sontak penasaran dan mendesak Mo Shu untuk bercerita. Mo Shu pun memberitahu bahwa Qin Wan hanya melakukan akupuntur pada Xin Lan, lalu kemudian Xin Lan merasa sakitnya mereda, bahkan kemudian Xin Lan mulai bisa bicara dengan kuat. Namun kemudian dia merasa lelah dan tertidur. Qin Wan sangat fokus saat mengobati Xin Lan sehingga Qin Wan sendiri tampak pucat tadi.

Baru tak lama kemudian, Tabib Huang akhirnya muncul. Nona Ke-6 yang sedari tadi cuma diam, kali ini langsung angkat bicara meyakinkan semua orang untuk membiarkan Tabib Huang memeriksa Xin Lan dan obat yang diresepkan Qin Wan tadi, soalnya dia juga masih sangat meragukan Qin Wan.

Namun setelah Tabib Huang memeriksa Xin Lan, Tabib Huang malah marah ke mereka, menuduh mereka menipunya. Padahal dia sudah hampir kehilangan nyawa gara-gara terburu-buru datang kemari, lah ternyata Nyonya Muda malah baik-baik saja. Siapa yang mengobati Nyonya Muda?

"Nona Ke-9 kami," jawab Nyonya Lin

Mata Tabib Huang seketika terbuka lebar mendengarnya, Nona Ke-9, si tabib sakti kecil... Ah! Sekarang dia paham dengan reaksi semua orang. Mereka tidak mempercayai keahlian medis si tabib sakti kecil milik keluarga mereka ini?

Mereka sudah salah besar. Kondisi Nyonya Muda jelas menunjukkan bahwa dia sudah selamat dari krisis. Kalau saja mereka bersikeras menunggunya dan menolak bantuan Nona Ke-9, mungkin bahkan dia sendiri pun tidak akan bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkannya. 

Tabib Huang kemudian mengecek resep obatnya Qin Wan, dan sontak jadi semakin kagum. Padahal Nona Ke-9 mereka masih sangat muda, tapi keahlian medisnya sangat luar biasa.

Karena itulah, Tabib Huang kemudian menyatakan bahwa mulai sekarang dirinya bukan lagi tabib nomor wahid di kota Jinzhou, dan keluarga Qin tidak perlu lagi memanggilnya untuk menyembuhkan penyakit.

Baru juga Qin Wan dan Fu Ling tiba kembali di kamar mereka, mendadak Cai He muncul bersama dua orang pelayan untuk menyampaikan pesan dari Nyonya Tua bahwa mulai sekarang, Qin Wan pindah dari halaman belakang ini ke Halaman Tinglan di depan. 

Kedua pelayan bahkan langsung bergerak cepat untuk memindahkan barang-barang Qin Wan, membuat Qin Wan tercengang, apakah penilaian Nyonya Tua padanya berubah secepat ini?

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments