Sinopsis Hotel King episode 8 - part 1

 Sinopsis Hotel King episode 8 - part 1




Keesokan paginya Joon dijemput oleh rekan kerja ayahnya tapi Joon tidak diberitahu tentang kematian ayahnya. Joon masih mengira ayahnya pergi bekerja dan karenanya dia menyesal karena tidak bisa memberikan hadiah atas kerja keras Mo Ne menjaganya. Joon berjanji bahwa dia akan datang kembali jika dia kembali ke Korea nanti.

Mo Ne tersenyum mendengar semua perkataan Joon "Apa aku boleh memelukmu sekali ini saja?" 

Kali ini Joon sama sekali tidak menolak, malah langsung merentangkan tangannya agar Mo Ne bisa memeluknya. Jae Wan datang membawakan sebuah hadiah untuk Joon, mainan robot yang kemarin patah. 

"Kau tahu betapa kuatnya dia kan (robotnya)?"

"Tentu saja, dia bisa melindungi Korea seorang diri. Tidak, dia bisa melindungi seluruh dunia"

"Benar sekali. Karena sekarang kau punya teman yang kuat seperti dia. Mulai sekarang jangan takut pada apapun"


Joon sangat senang menerima hadiah itu. Sebelum pergi, dia memuji Jae Wan sebagai hotilier terhebat di dunia.


Setelah Joon pergi, Mo Ne mengatakan bahwa dia setuju dengan Joon. Dia juga merasa kalau Jae Wan adalah orang yang baik. Jae Wan melihat tangannya dan teringat kejadian semalam.


Setelah Jae Wan pergi, trio petugas kebersihan membersihkan kamar Jae Wan dan langsung keheranan saat mereka melihat kasurnya Jae Wan berantakan. So Moon Jung menemukan sesuatu yang sangat menarik, blus wanita dan sehelai rambut wanita. Dan semua hal itu membuat mereka menduga kalau Jae Wan sudah punya pacar.


Jae Wan dan Joon Seong sedang membahas berbagai acara yang akan digelar di Ciel termasuk acara pembukaan restorannya Chae Kyung saat seorang pelayan yang tidak pernah Jae Wan lihat sebelumnya lewat, Joon Seong memberitahu kalau dia adalah pelayan baru yang ia pekerjakan untuk menggantikan pelayan lama yang berhenti mendadak.

Saat pelayanan itu melewatinya, Jae Wan mencium bau parfum yang menarik perhatiannya. Jae Wan lalu bertanya apakah Joon Seong mempekerjakannya setelah memeriksa data diri pelayan itu. Joon Seong mengatakan bahwa resume pelayan itu bagus tapi dia bilang dia ingin bekerja dari bawah, Joon Seong menyukai pola pikir pelayan itu makanya dia mempekerjakannya.


Woo Hyun dan Go San sedang menghibur sepasang tamu lansia yang menderita dementia dengan menjadi badut dan sinterklas.


Dan setelah selesai menghibur mereka, tamu mereka memberi mereka parsel yang didalamnya berisi snack dan yang tidak disangka-sangka oleh mereka berdua adalah didalam parsel itu juga ada seamplop uang.


Saat pegawai baru melihat mereka berdua dengan amlop uang itu mereka langsung mengomeli Woo Hyun dan Go San habis-habisan karena mereka telah melanggar aturan dengan menerima tips dari tamu.

Go San dan Woo Hyun berusaha membela diri kalau masalah uang tips ini baru pertama kali ini mereka terima karena biasanya mereka hanya menerima snack. Manager Jang juga berusaha membela Woo Hyun dan Go San, karena apa yang mereka lakukan hanyalah menghibur pelanggan lama. Tapi pegawai baru sama sekali tidak mempercayai omongan mereka.


Mo Ne mempercayai Woo Hyun dan berusaha membela Woo Hyun dan sikapnya itu langsung membuat pegawai baru mengkritiknya. Kritikan itu langsung membuat Mo Ne bertanya pada pegawai baru, jika Woo Hyun meminta maaf dan mengembalikan uangnya lalu apa lagi masalahnya.

"Mereka merusak harga diri dan reputasi hotelier dengan menerima uang untuk memuaskan ketamakan mereka sendiri" ujar Hong Jun

Mo Ne langsung mengingatkan pegawai baru bahwa Woo Hyun sudah memberi mereka penjelasan tapi sebagai atasan mereka malah menolak mempercayainya.


Woo Hyun langsung cemas melihat perdebatan Mo Ne dan karyawan baru, karena itulah dia langsung meminta maaf pada pegawai baru dan mengatakan bahwa dia akan menyelesaikan masalah ini sendiri dan mengembalikan uangnya.

Saat Jae Wan datang, Mo Ne langsung minta dukungannya karena Jae Wan sendiri yang pernah bilang kalau atasan harus mempercayai anak buahnya. Tapi Jae Wan hanya mengatakan untuk menyerahkan masalah ini pada pegawai baru saja.


Saat mereka hanya berdua, Mo Ne langsung mengeluhkan sikap Jae Wan. Dia sangat mengenal Woo Hyun, karena itulah Mo Ne yakin kalau Woo Hyun tidak akan melakukan hal semacam ini. Jae Wan mengerti tapi karena Mo Ne adalah ketua, Jae Wan menyarankan agar Mo Ne tidak ikut campur dalam masalah semacam ini.

"Saat kau memihak satu orang lebih dari yang lainnya. Maka orang itu bisa menjadi musuh bagi pegawai lainnya"

Sekarang ini masih banyak orang yang tidak memandangnya sebagai ketua, jadi jika Mo Ne ingin diterima maka dia tidak boleh merengek seperti anak kecil dan harus mulai mendapatkan kepercayaan para pegawai. Selain itu Mo Ne juga tidak boleh menunjukkan emosinya didepan para pegawai.


Mo Ne melihat Woo Hyun sedang merenung sedih di luar. Dia lalu bertanya apakah Woo Hyun sedang menangis setelah dimarahi atasan. Woo Hyun meminta maaf atas kejadian tadi, tapi jika lain kali kejadian seperti ini terulang, Woo Hyun berharap Mo Ne pura-pura tak tahu. Mo Ne langsung mengeluh dengan banyaknya hal yang tidak seharusnya dia lakukan.

"Waktu aku kecil, saat aku melihat ayahku berkeliling hotel dengan ditemani oleh para pegawainya. Dia terlihat jauh lebih besar dari gunung"

Woo Hyun juga merasakan hal yang sama, baginya mendiang ketua Ah juga sama besarnya seperti gunung yang tidak bisa dilihat hanya dengan sekali memandang.


Kekaguman Woo Hyun yang begitu besar pada ayahnya, membuat Mo Ne bertanya-tanya, apa sebenarnya hubungan Woo Hyun dengan ayahnya. Mo Ne lebih merasa aneh karena ayahnya memberikan harmonika kesayangannya pada Woo Hyun.

"Jangan-jangan kau... adik tiriku?" Mo Ne menduga

Woo Hyun langsung tertawa mendengarnya "Apa kau sedang syuting film? Lagipula, aku ini lebih tua"

Woo Hyun menghormati ketua Ah karena berkat ketua Ah, dia sekarang bisa hidup sebagai manusia. Mo Ne tidak mengerti apa maksudnya, tapi Woo Hyun tidak mau memberitahu. Mo Ne mendapat telepon lalu pergi.


Setelah Mo Ne pergi, Woo Hyun melihat harmonikanya dan bertanya pada dirinya sendiri "Mungkin karena itu aku selalu mengkhawatirkannya (Mo Ne)?"


Jae Wan memperhatikan Mo Ne saat dia berjalan pergi setelah ngobrol dengan Woo Hyun. Tapi pada saat itu juga, Jae Wan melihat pelayan berparfum sedang memperhatikan Mo Ne dengan senyum mencurigakan. Pelayan itu langsung kaget saat menyadari Jae Wan memperhatikannya, dan dia pun langsung pergi.


Joong Goo bertemu manager Baek di lobi sambil memperhatikan lukisan baru. Joong Goo mengatakan bahwa ketua Ah cukup aneh karena dia meminta seniman yang kurang terkenal untuk melukis kembali sebuah lukisan yang terkenal.

"Jika anda melihat dengan sungguh-sungguh, maka lukisan itu tidak akan terlihat berbeda dari yang aslinya. Tapi jika anda melihatnya dengan kecurigaan, saya rasa lukisan itu akan terlihat palsu"


Mendengar manager Baek bicara seperti seorang ahli, maka Joong Goo pun meminta manager Baek memberinya sebuah nasehat tentang sesuatu. Joong Goo mengatakan bahwa dia punya seekor kucing peliharaan, tapi sekarang kucing sudah besar dan mengira kalau dirinya adalah seekor macan dan berusaha untuk menggigit lehernya.

"Apa yang harus kulakukan?" tanya Joong Goo

"Apa arti kucing itu bagi anda?"

Joong Goo mengatakan bahwa kucing itu baginya sama seperti kaki palsunya, kaki palsu yang mengingatkannya akan masa lalunya yang menyakitkan dan karenanya Joong Goo jadi muak melihatnya. Tapi bagaimanapun juga tanpa kaki palsu itu, Joong Goo tidak akan bisa berjalan.

"Sesuatu yang membuat anda muak, tapi anda tidak bisa hidup tanpanya. Itu buruk sekali" ujar manager Baek



Manager Baek lalu memberinya saran, jika peliharaannya itu mulai menyerangkan dan tidak takut padanya, maka Joong Goo harus mencari hal paling penting yang dimiliki si kucing dan jika ia telah menemukannya maka Joong Goo harus mengambilnya. Dengan cara itu, si kucing akan kembali menjadi kucing yang setia.


Manager Jang menemukan sebuah buku diary tak bertuan, manager Jang lalu membaca isinya dan langsung senyam-senyum sendiri saat membacanya. Saat Go San datang menghampirinya, manager Jang mengatakan bahwa dia sekarang dalam situasi yang sama dengan Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang. 

"Bicara apa kau?" Go San tidak mengerti apa maksud manager Jang.

Manager Jang lalu memperlihatkan isi buku diary itu pada Go San dan isinya ternyata cerita fiksi kisah cinta liar antara wanita A dan pria B. Siapapun pemilik diary itu pasti wanita yang berani dan suka berfantasi liar dan manager Jang sangat menyukai wanita yang seperti itu.


So Moon Jung tiba-tiba datang untuk merebut diary itu karena diary itu miliknya. Manager Jang langsung melongo sedih, jadi wanita yang berani dan punya fantasi liar itu adalah Moon Jung.


"Jadi pria B itu... kau?" ujar Go San

Go San menduga semua kisah cinta liar di buku itu pasti ditujukan untuk manager Jang. Dengan dugaannya itu, Go San memberi ucapan selamat pada manager Jang. Manager Jang langsung menangis saat dia berharap pria B yang dimaksud bukan dirinya, tapi setelah dipikirkan kembali deskripsi pria B memang mirip sekali dengannya.


Mo Ne kembali ke kantornya dan hampir jantungan saat dia melihat Soo Ahn sudah berdiri didepannya tanpa suara. Mo Ne langsung mengeluh agar Soo Ahn bersuara kalau dia datang. Soo Ahn datang untuk memberi Mo Ne setumpuk dokumen untuk ia pelajari, Mo Ne langsung kaget melihat tumpukan dokumen itu.

Mo Ne curiga jangan-jangan dokumen-dokumen itu dibuat oleh teman-temannya Soo Ahn dengan memakai bahasa yang sulit dia mengerti. Soo Ahn memberitahu bahwa dibawah dokumen itu sudah ada catatan yang dibuat khusus oleh Jae Wan untuk membantu Mo Ne cepat mengerti isi dokumennya. 

Mo Ne melihat di bagian bawah dokumen tertempel catatan yang ditulis oleh Jae Wan. Mo Ne langsung senang dan mengatakan bahwa dia akan mempelajari dokumen itu di rumah.


Jae Wan membawa pegawai baru pergi bersenang-senang. Jae Wan meminta maaf pada mereka karena baru kali ini mengajak mereka pergi setelah sekian lama mereka datang. Ternyata Jae Wan dan pegawai baru adalah sunbae-hoobae yang pernah bekerja bersama di Amerika.


Jae Wan merasa ada seseorang yang mengikuti mereka, Jae Wan membisiki pegawai baru kalau mereka diikuti oleh seorang pria bertopi. Pria bertopi langsung melarikan diri dan pegawai baru langsung mengejarnya. Joon Seong berhasil menangkapnya, tapi pria bertopi itu berhasil memberontak dan melarikan diri.


Setelah pria bertopi pergi, Jae Wan mencium bau parfum dari bajunya Joon Seong. Bau parfum yang sama dengan parfum yang dipakai oleh si pelayan baru.


Jae Wan mendapat pesan video yang memperlihatkan aktivitas Mo Ne di rumahnya. Menyadari rumah Mo Ne disadap, Jae Wan langsung berlari pergi dengan panik.


Mo Ne melihat keluar jendela dan bertanya-tanya kenapa Jae Wan masih belum pulang, tapi saat dia berbalik menghadap rumahnya sendiri yang sepi, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang aneh.


Jae Wan tiba didepan rumah Mo Ne dan mendengar suara barang pecah dari dalam rumah. Jae Wan langsung cemas dan menggedor pintu Mo Ne. Saat Mo Ne membuka pintunya, dia bingung kenapa Jae Wan datang ke rumahnya malam-malam begini. Jae Wan langsung menerobos masuk dan melihat dapur Mo Ne berantakan oleh pecahan telur.


Mo Ne menjelaskan kalau dia lapar dan berusaha memasak telur di microwave. Jae Wan langsung lega tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Mo Ne. Tapi saat teringat dengan rekaman video yang tadi diterimanya, dia langsung bertanya apakah ada pegawai mencurigakan yang datang kemari.

"Tidak, tidak ada yang datang. Kenapa kau bertanya?"

"Tidak, bukan apa-apa"

Jae Wan lalu membantu Mo Ne membersihkan telur-telurnya dan saat itulah tangan mereka tak sengaja bersentuhan. Mo Ne langsung canggung lalu pergi dengan alasan cuci tangan.


Jae Wan langsung berkeliling rumah, mencari keberadaan kamera tersembunyi dan menemukannya diantara bunga-bunga di vas.


Saat Mo Ne melihat kamera itu, dia langsung bingung kenapa benda seperti itu ada didalam rumahnya. Ia lalu bertanya apakah Jae Wan datang malam-malam begini karena dia tahu tentang kamera itu.

Jae Wan ingin menjelaskannya nanti saja, karena sekarang keadaan sedang tidak aman dan sebaiknya Mo Ne kembali ke hotel dulu. Tapi Mo Ne tidak mau pergi, karena dimanapun dia berada tetap tidak akan aman. Mo Ne lalu menceritakan pada Jae Wan bahwa selama dia tinggal di luar negeri, dia selalu diserang oleh seseorang yang tidak dikenal. Dan bahkan setelah dia kembali ke Korea pun, kejadian itu tetap terjadi padanya.


Mo Ne bertanya-tanya apakah Jae Wan tahu siapa orang yang mencelakainya dan kenapa Jae Wan tidak mengatakan apa-apa saat dia menuduh Jae Wan sebagai orang yang menenggelamkannya dan membunuh ayahnya.

"Karena kau tidak akan mempercayaiku. Apapun yang kukatakan, kau tidak akan mempercayainya" ujar Jae Wan dengan sedih

Jae Wan mengatakan bahwa dia akan melaporkan masalah ini ke polisi dan akan memanggil Soo Ahn untuk menemani Mo Ne. Tapi Mo Ne meminta agar Jae Wan menemaninya sebentar saja.


Beberapa saat kemudian, Mo Ne duduk di meja dapur sambil meminum secangkir minuman. Dia tersenyum memperhatikan Jae Wan yang sedang memasak untuknya. Saat Jae Wan menyadari kalau Mo Ne memperhatikannya, Mo Ne berkata bahwa dia tidak tahu banyak tentang Jae Wan walaupun dia selalu melihat Jae Wan setiap hari.


"Apa kau orang yang memegang tanganku di rumah sakit?" tanya Mo Ne

Tangan Jae Wan langsung berhenti dan Mo Ne langsung tersenyum dengan reaksi Jae Wan itu, karena reaksi Jae Wan itu sama dengan membenarkan pertanyaannya.

Bersambung ke part 2 

Post a Comment

0 Comments