Sinopsis Drama Cina Hidden Love Episode 24

Episode 24: Permukaan, Belahan Bumi Utara Yang Sepi.
 
Jia Xu benar-benar terharu, apalagi saat dia membaca bintang kedua di mana Sang Zhi menulis misinya untuk bekerja keras demi membantu Jia Xu melunasi hutang. Dia langsung meminta Sang Zhi untuk melipatkan kertas origami ini kembali ke bentuk bintang, lalu menyatakan bahwa dia yang akan menyimpan bintang-bintang ini.
Menghapus air mata Sang Zhi, Jia Xu pun langsung memeluknya dengan perasaan bersalah karena ternyata selama ini dialah yang sudah membuat Sang Zhi banyak menangis. 

Sekarang dia sudah tahu segalanya, tapi kenapa Sang Zhi mengatakan semua ini padanya? Dia sama sekali tidak memiliki pacar yang dirumorkan Sang Yan, sekarang dia justru memiliki pacar sungguhan. Jadi Sang Zhi kembali ke Yihe hanya untuk memberitahunya semua ini?

"Karena kau bilang di telepon kalau kau mau mempertimbangkan."
 
 
Sang Zhi khawatir kalau-kalau yang Jia Xu maksud adalah benar-benar mempertimbangkan untuk putus dengannya. Jia Xu sontak tertawa geli mendengarnya, apa sih yang Sang Zhi pikirkan? Sama sekali bukan itu yang dia pertimbangkan. Kalau bukan karena orang tua Sang Zhi keberatan, dia pasti akan menangkap Sang Zhi untuk mendaftarkan pernikahan. 

Yang dia maksud dengan sedang mempertimbangkan adalah dia sedang mempertimbangkan apakah dia harus tetap di Yihe dan menemani Sang Zhi sampai lulus kuliah baru setelah itu pindah ke Nanwu bersama Sang Zhi, ataukah sebaiknya dia pindah ke Nanwu lebih dulu, mengurus dan mempersiapkan segalanya untuk masa depan mereka dan baru menunggu Sang Zhi lulus. 

Biarpun Sang Zhi tidak keberatan untuk menetap di Yihe, tapi Jia Xu sendiri tidak ingin menetap di Yihe dan dia memang ingin menuruti keinginan Sang Zhi. Kalau bukan menuruti keinginan Sang Zhi, terus keinginan siapa yang harus dia turuti?
 
 
"Nona kecil, yang harus kau lakukan sangat sederhana. Belajarlah dengan baik di sini. Jangan pikirkan apa pun. Yang paling penting adalah harus lebih menempel ke pacarmu setiap hari. Mengerti?"

Mengenai kedua orang tua Sang Zhi, tidak perlu khawatir, Jia Xu janji akan mencari waktu luang untuk menjelaskan pada mereka. Sekarang, tersenyumlah. Sang Zhi menurutinya dan tersenyum manis. Jia Xu pun langsung memeluknya sayang.
 
 
Namun tengah malam, Sang Zhi malah mendapati Jia Xu menghabiskan beberapa kaleng bir. Jia Xu yang biasanya tidak pernah minum-minum, hari ini malah menghabiskan bir sebanyak itu setelah sepanjang malam galau memikirkan bahwa Sang Zhi telah menyukainya selama bertahun-tahun, bahwa dialah alasan Sang Zhi menangis. 

Sang Zhi jadi khawatir, apa suasana hati Jia Xu tidak baik? Menatap Sang Zhi dengan penuh cinta, Jia Xu mengaku menyesal karena sikapnya selama ini pada Sang Zhi kurang baik.

"Kapan kau tidak baik padaku? Apa karena ucapanku di bandara hari ini? Aku memberitahumu karena aku hanya ingin kau tahu. Karena dulu kau tidak tahu, makanya aku ingin memberitahumu, bukan karena aku ingin kau... Kau sangat baik, dulu maupun sekarang, kau sangat baik."
 
 
"Sang Zhi, aku mencintaimu."

Aww, akhirnya, dia mengucapkannya juga. Jia Xu meminta maaf karena telat mengucapkan ini, dia sudah membuat Sang Zhi menderita selama bertahun-tahun. Ketidakraguan Sang Zhi terhadapnya membuatnya jadi sadar kalau dia tidak cukup baik. Kesadarannya dan tekadnya tidak cukup baik. Namun Jia Xu berjanji, dia akan menebus kesalahannya ini setiap hari mereka bersama.

"Zhi Zhi, aku tidak akan membuatmu menyesali pilihanmu. Aku mencintaimu, Sang Zhi."

Terharu, Sang Zhi pun langsung menc1vmnya... hingga mereka pun menghabiskan malam yang indah bersama.
 


Beberapa hari kemudian, ketiga teman Sang Zhi mendapati Sang Zhi akhirnya sudah punya tema untuk kompetisinya. Namun dia sengaja merahasiakannya dari semua orang. 
 
 

Hari ini setelah proyeknya sudah berhasil, Jia Xu pun mantap memberitahu Si Yun dan suaminya bahwa dia ingin mengundurkan diri. Dia ingin kembali ke Nanwu dan memulai bisnisnya sendiri. Dia jujur mengaku bahwa dia melakukannya demi Sang Zhi.

Memang, kuliahnya Sang Zhi masih kurang dua tahun lagi dan prospek perusahaan mereka juga baik belakangan ini. Namun Jia Xu sudah memikirkan segalanya dengan cermat. Apalagi sesuatu yang terjadi belakangan ini membuatnya jadi merasa kalau dia tidak cukup baik untuk Sang Zhi dan berbuat tidak cukup untuknya.

Orang tua Sang Zhi memiliki kekhawatiran terhadapnya dan masalah ini membuat Sang Zhi sangat sedih, namun malah Sang Zhi yang justru menghiburnya, khawatir masalah ini akan menyakiti harga dirinya.

Dia lebih tua dari Sang Zhi, karena itulah, dialah yang harus menangani kekhawatiran orang tua Sang Zhi. Makanya dia harus kembali ke Nanwu lebih cepat, mengatur segalanya lebih cepat agar dia punya banyak waktu untuk menunjukkan kemampuannya pada orang tuanya Sang Zhi.
 
 
Mendengar semua itu, Si Yun dan suaminya akhirnya mengalah dan menyetujuinya untuk pergi ke Nanwu. Namun menurut Si Yun, jika Jia Xu membuka bisnis barunya sendiri, takutnya akan sangat sulit. Perusahaan-perusahaan lain di Nanwu juga tidak cukup bagus untuk menerima seseorang dengan bakat dan kualifikasi seperti Jia Xu.

Karena itulah, dia menyarankan agar Jia Xu sebaiknya mengajukan lamaran ke kantor pusat saja agar dia bisa membuka studionya sendiri di Nanwu. Kantor pusat akan menyediakan dukungan teknis dan pengembangan tingkat lanjut untuk Jia Xu. 

Ide yang bagus, Jia Xu setuju. Jia Xu benar-benar berterima kasih pada kedua seniornya tersebut, kedua senior yang begitu baik padanya, membimbingnya, mendukungnya dan membantunya dalam banyak hal.
 
 

Namun tak lama setelah itu, Jia Xu tiba-tiba mendapatkan panggilan dari rumah sakit, Jia Xu pun bergegas ke sana di mana dokter memberitahunya bahwa kondisi ayahnya Jia Xu tidak optimis. Mungkin sebentar lagi dia akan pergi, karena itulah, Dokter memanggil Jia Xu agar Jia Xu bisa menemani saat-saat terakhir ayahnya. 

Jia Xu mengaku pada ayahnya bahwa selama ini dia tidak ingin dan tidak berani mengingat masa lalu. Namun sekarang, dia benar-benar harus menghadapinya. Seandainya saja dulu Ayah tidak pernah melompat dari jendela, dia pasti sudah keluar dari penjara sekarang.

Dia memberitahu Ayah bahwa di sudah melunasi hutang-hutang ayah dan kompensasi pada keluarga korban. Namun ibunya sudah meninggal dunia bertahun-tahun yang lalu, dan itu karena Ayah.

Karena Ayah-lah mereka jadi tidak punya uang untuk mengobati penyakit Ibu. Demi melunasi hutang-hutang Ayah, Ibu sengaja menahan rasa sakitnya hingga akhirnya tak bisa tertolong.
 
 
Dulu dia sangat berharap Ayah akan bangun agar Ayah bisa melihat penderitaan mereka dan merasa bersalah dan sengsara dalam rasa bersalahnya, agar Ayah tahu dan sadar bahwa seandainya dulu Ayah mempertanggungjawabkan perbuatannya, maka hidup mereka pasti akan sangat berbeda.

Namun di sisi lain, harus dia akui kalau dia harus berterima kasih pada Ayah. Karena perbuatan Ayah, Jia Xu tidak pernah minum alkohol. Karena perbuatan Ayah, Jia Xu jadi mengerti tugas dan tanggung jawab. Jadi bisa dibilang, dia sekarang orang yang cukup baik.

"Setidaknya sekarang aku memiliki kemampuan untuk melindungi orang yang kucintai."

Sungguh dia berharap Ayah akan bisa melihatnya sebentar saja. Tapi sudahlah, dia hanya meminta Ayah untuk meminta maaf pada Ibu jika Ayah bertemu Ibu di alam sana.

"Pergilah dengan tenang... Ayah."
 


Ayah sepertinya mendengarnya dan seketika itu pula, Ayah menghembuskan napas terakhirnya. Jia Xu agak shock awalnya, namun dia berusaha tetap tenang mengantarkan kepergian Ayah hingga selesai mengurus segala administrasi.
 
 
Namun kemudian dia mendapati Sang Zhi menunggunya di depan. Tanpa mengucap apa pun, Sang Zhi langsung membentangkan kedua tangannya, mengundang Jia Xu ke dalam pelukannya.

Jia Xu yang awalnya begitu tenang, seketika menangis sedih dalam pelukan Sang Zhi, "apakah aku benar-benar sudah tua? Mengapa kedua orang tuaku sudah tiada?"
 

Usai pemakaman Ayah, Jia Xu dan Sang Zhi mengunjungi makam Ibu. Jia Xu memperkenalkan Sang Zhi pada Ibu sekaligus pamitan karena sebentar lagi dia akan pindah dan menetap di Nanwu, tapi dia berjanji akan datang mengunjungi Ibu setiap tahun. 

Dia juga memberitahu Ibu bahwa Ayah juga sudah meninggal dunia dalam damai. Jika mereka bertemu di alam sana, Jia Xu hanya berharap mereka akan bahagia bersama.
 
 
Sang Zhi meyakinkan almarhum calon mertuanya untuk tidak mengkhawatirkan Jia Xu karena dia sekarang orang yang sangat kompeten, baik dan tulus pada semua orang. Di mata semua orang, dia adalah orang yang sangat baik.

Dia orang yang tidak pernah menyerah walaupun dihadapkan oleh hal-hal buruk sebelumnya. Dia tetap bekerja keras dan menanggung segalanya seorang diri. Sang Zhi berjanji bahwa dia akan menjaga Jia Xu dengan baik dan membuatnya bahagia setiap hari.

"Jadi aku juga berjanji pada Bibi, selama ada aku, Sang Zhi, aku tidak akan membiarkan siapapun menindas Duan Jia Xu. Kelak dia akan memiliki keluarga sendiri. Ada aku yang mencintainya. Ada banyak orang yang mencintainya. Kami semua mencintaimu. Jadi, kau tidak sendirian lagi."
 


Jia Xu sontak menangis penuh haru mendengarnya, "kau susah berjanji loh ya. Kau berjanji di depan ibuku untuk melindungimu."

"He-eh. Tunggu aku melindungimu."
 
 
Beberapa waktu kemudian, Jia Xu dan Sang Zhi sudah bisa bahagia kembali. Hari ini mereka kencan bersepeda bersama dengan riang gembira. Menatap pacarnya dengan penuh cinta, Jia Xu berpikir bahwa gadis kecil yang dulu selalu berjalan di belakangnya, sekarang sudah tumbuh dewasa dan bisa selalu menemaninya dan mendampinginya, menemaninya keluar dari kegelapan terpanjang dalam hidupnya.

"(Dia) bahkan satu langkah di depanku. Menungguku di bawah sinar matahari."
 
 
Jia Xu akhirnya baru mengaku bahwa dia sudah mengajukan pengunduran diri. Sontak saja Sang Zhi langsung protes lagi karena dia tidak ingin mereka LDR dan tidak keberatan untuk menetap di Yihe.

Namun keputusan Jia Xu sudah bulat. Pokoknya dia sudah bertekad untuk kembali ke Nanwu dan mengatur segalanya agar nanti kalau Sang Zhi pulang kampus setelah lulus kuliah, dia bisa hidup dengan baik, dan yang paling penting, keluarganya Sang Zhi ada di sana.

Dia sendiri tidak masalah membuka bisnis di mana saja, "selama kau ada di sana, di situlah rumahku."
Sang Zhi kan bilang bahwa setelah melewati semua hal buruk, maka yang tersisa adalah hal-hal baik. Karena itulah, sekarang mereka hanya perlu fokus pada masa depan... masa depan mereka bersama.
 


"Kapan kau pergi?"

"Setelah melakukan prosedur serah terima, seharusnya sebulan kemudian."

"Sebulan? Cepat sekali."

"Tidak tega meninggalkanku?"

"Bukan."

"Aku yang tidak tega."
 


Tapi jangan khawatir. Mereka kan masih punya banyak kesempatan untuk bertemu. Sang Zhi sontak memeluknya dengan sedih, masih berat untuk berpisah secepat ini dengannya.
 
 

Beberapa waktu kemudian, Jia Xu sedang packing barang-barangnya. Tak lupa dia juga membawa foto kelulusannya bersama Sang Zhi. Karena ini malam terakhir mereka bersama, Sang Zhi ingin memasakkan cemilan untuk mereka berdua.

Larut dalam suasana, Jia Xu langsung memeluknya dan bertanya-tanya apa yang harus dia lakukan kalau dia merindukan Sang Zhi di sana.

"Jika kau sangat merindukanku, kau bisa...kau bisa memakan permen yang kurasakan untukmu. Oke? Atau bawa boneka beruang kutub juga."

"Lalu bagaimana kalau kau merindukanku? Boneka itu untukmu saja. Lihatlah dia saat kau merindukanku, anggap aku yang berada di sisimu. Oke?"
 


Lalu tiba-tiba saja Jia Xu mulai menggodanya...hingga akhirnya mereka pun menghabiskan malam indah bersama.
 

Keesokan harinya sesampainya di bandara, Sang Zhi terus menggelandoti tangan Jia Xu, tak ingin melepaskannya dan tak ingin berpisah dengannya. Dia mengingatkan Jia Xu untuk selalu makan tiga kali sehari tepat waktu.

Bahkan dengan manisnya dia meyakinkan Jia Xu untuk tidak sedih ataupun stres kalaupun bisnisnya gagal, dia bisa kok menghidupi Jia Xu. Dia bisa menghidupi Jia Xu setelah dia lulus nanti. Pfft!

"Kau selalu bilang ingin menghidupiku. Kalau begitu, akan kutunggu."
 
 
Jia Xu ingin mereka berpisah sampai di sini saja, tapi Sang Zhi malah terus membuntutinya. Jia Xu akhirnya kembali hanya untuk memeluknya erat dan akhirnya mengizinkan Sang Zhi untuk mengantarkannya sampai ke gate. Namun sesampainya di sana, mereka benar-benar sudah harus berpisah. Sang Zhi melepaskannya dengan senyum walaupun matanya memerah dan berkaca-kaca.

Epilog:
 
 
Sebelumnya, Sang Zhi dengan antusias membicarakan berbagai hal yang perlu mereka lakukan untuk menjaga hubungan LDR mereka. Dia ngomongnya satu-satu sambil sesekali mengintip HP-nya yang jelas saja membuat Jia Xu jadi penasaran.

Maka begitu Sang Zhi lengah, Jia Xu langsung saja merebut ponselnya dan mendapati Sang Zhi ternyata sedang membaca 'Strategi Pacaran Jarak Jauh' yang sontak membuat Jia Xu geli. Tapi boleh juga nih, Jia Xu langsung meminta salinannya. Ke depannya, mereka harus mematuhi strategi yang Sang Zhi buat ini.
 
Bersambung ke episode 25

Post a Comment

0 Comments