Sinopsis A Familiar Stranger Episode 3 & Episode 4

Karena si pelayan gagal membvnvh Shen Qin/Shi Qi, para prajurit di luar pun langsung beraksi menerobos rumah itu. Namun saat si penjahat hendak menghancurkan gembok kamarnya Shi Qi, tiba-tiba saja dia tert3mbak anak panah.

Shi Qi yang saat itu tengah termenung galau di dalam kamar, jelas kaget begitu mendengar keributan di luar dan sontak ketakutan saat dia mengintip kerusuhan di luar melalui celah pintu. Peperangan di luar benar-benar sengit, darah berbagai orang terus terciprat ke jendela yang membuat Shi Qi jadi semakin gemetar ketakutan.

Tiba-tiba seorang penjahat berhasil menerobos masuk dan langsung mengayunkan pedangnya ke Shi Qi. Untungnya Han Sheng sigap menembakkan anak panahnya tepat waktu dan tepat sasaran mengenai si penjahat. Namun Shi Qi begitu shock hingga dia terjengkang. 

Melihat itu, Han Sheng sontak mengabaikan segalanya dan langsung lari ke Shi Qi untuk membantunya berdiri, dengan penuh perhatian menanyakan bagaimana keadaannya dan dengan lembut menyuruhnya untuk istirahat saja sekarang, keadaan sudah aman terkendali. Dia bahkan berkata bahwa besok Shi Qi boleh meninggalkan kediaman ini.

Apa tujuan Han Sheng mengatakan itu pada Shi Qi?... Tentu saja untuk mengujinya. Sebenarnya, sekarang ini Han Sheng tengah menyelidiki kasus kematian Putra Mahkota. Namun entah mengapa ayahnya malah menyuruhnya untuk bergegas pulang dan menikah, bahkan memerintahkannya untuk berhenti menyelidiki kasus ini.

Satu-satunya petunjuk dari kasus ini hanyalah liontin giok yang mereka temukan digenggam erat oleh jenazah Putra Mahkota. Dan juga, penasihat militernya Han Sheng mengetahui bahwa pada malam naasnya Putra Mahkota, perdana menteri malah mengajukan permintaan untuk pernikahan ini pada Kaisar. 

Karena itulah, si penasihat militer meyakini bahwa istri barunya Han Sheng mungkin punya petunjuk dalam kasus ini. Han Sheng sebenarnya ragu, apalagi setelah tadi berinteraksi sebentar dengan istri barunya itu, dia melihat ada tanda merah bekas ikatan di pergelangan tangannya. Jelas itu menunjukkan bahwa ada orang yang menculiknya dan ingin membunuhnya.

Dan juga... instingnya Han Sheng mengatakan bahwa istri barunya itu bukan orang yang berbahaya, dan biasanya, instingnya selalu benar. Jika istri barunya itu benar-benar tidak terlibat, Han Sheng jelas tidak mau menyakiti orang yang tidak bersalah.

Lihat saja besok, apakah istri barunya itu benar-benar akan pergi atau tidak. Jika dia benar-benar pergi, berarti mungkin ini benar-benar perjodohan dari Kaisar. Jika tidak pergi, maka kemungkinan pernikahan ini hanya plot.

Begitu Pangeran Ning mengetahui perkara ini, dia sontak murka pada Kakaknya Shen Qin, dia bahkan hampir saja membunuhnya hingga si kakak langsung ngibrit ketakutan sembari berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

Keesokan harinya saat Han Sheng mengecek kamar istrinya, ternyata Shi Qi benar-benar sudah pergi dengan hanya meninggalkan secarik pesan. Yang jadi masalah, tiba-tiba saja mereka kedatangan tamu penting, yaitu Kasim Hai yang datang membawa titah Kaisar untuk Han Sheng dan istri barunya. Waduh! Bagaimana ini? Istrinya sudah pergi.

Tapi tentu saja Shi Qi tidak pulang ke rumah perdana menteri, melainkan pergi menemui Shen Qing yang sekarang memiliki wajahnya dan menuntut Shen Qin untuk mengembalikan wajah aslinya.

Pastinya Shen Qin menolak, bahkan sekalipun Shi Qi berusaha mengancamnya, itu sama sekali tak mempan. Tapi... dia mengklaim bahwa dia sudah menemukan kakaknya Shi Qi. 

Orangnya sedang berendam di bak mandi, tapi errr... entah kenapa tidak tampak bergerak sedikitpun, dan berhubung orangnya membelakangi mereka, jadi Shi Qi juga tidak bisa melihat wajahnya, tapi di bahu belakangnya tampak ada tato bunga prem.

Shen Qin mengklaim bahwa dia sekarang sedang membantu melakukan pengobatan pada kakaknya Shi Qi karena dia diracun. Jadi kalau Shi Qi ingin kakaknya selamat, maka Shi Qi harus melakukan apa yang dia inginkan dengan menggunakan wajahnya. 

Yaitu menggantikannya untuk menikah dengan Xiao Han Sheng. Shen Qin meyakinkan bahwa dia pasti akan mengembalikan wajahnya Shi Qi setelah dia melahirkan anak yang tengah dikandungnya ini nanti.

Shi Qi awalnya menolak percaya karena siapa tahu kalau tato bunga prem itu dibuat-buat. Namun Shen Qin ternyata memiliki bukti lain untuk menguatkan klaimnya, yaitu sebuah benda yang pernah Shi Qi berikan ke kakaknya semasa mereka kecil. 

Benda itulah yang meyakinkan Shi Qi bahwa wanita yang berada di bak mandi itu memang kakaknya, dan fakta itu membuatnya jadi galau antara harus melakukan perintahnya Shen Qin demi kakaknya atau tidak.

Berhubung mereka tidak mungkin mengusir Kasim Hai, jadi satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah mengulur waktu dan membuatnya menunggu dengan alasan bahwa kedua pengantin belum bangun. Maklum, pengantin baru.

Tapi lama kelamaan, Kasim Hai sudah tidak tahan lagi menunggu. Han Sheng akhirnya pasrah, berniat untuk menghadapi Kasim Hai sendiri. Namun yang tak disangkanya, tepat saat Kasim Hai ngotot mau pergi, Han Sheng melihat istrinya akhirnya pulang. Mereka pun akhirnya bisa menerima titah Kaisar itu bersama-sama. 

"Sekarang aku adalah Shen Qin, aku pasti bisa memainkan peran ini dengan baik," batin Shi Qi.
Setelahnya, Shi Qi merenung di taman tepat saat kunang-kunang tiba-tiba bermunculan dengan indahnya.

Sang jenderal tampaknya mulai semakin tertarik pada istri barunya ini hingga dia sengaja berdiri sangat dekat padanya, "baru bulan Mei, tapi kunang-kunang sudah muncul," sapa Han Sheng mengagetkan Shi Qi.

"Setiap kali saya melihat kunang-kunang, saya dipenuhi dengan harapan untuk seseorang yang berkeliaran dalam kegelapan. Bahkan secerca cahaya sedikit pun membawa harapan," ujar Shi Qi.

Kata-kata yang tanpa dia sadari membuat Han Sheng jadi kebingungan karena kata-kata itu justru membuatnya teringat pada gadis yang pernah dia selamatkan dulu. Cepat-cepat mengalihkan pikirannya dari gadis itu, Han Sheng penasaran kenapa Shen Qin (Shi Qi) malah kembali padahal dia sudah pergi tadi.

Shi Qi beralasan bahwa dia hanya ingin menyelamatkan Han Sheng. Han Sheng juga sudah menyelamatkannya, jadi sudah seharusnya dia membalas budi dengan menyelamatkan Han Sheng dari situasi tadi.

"Aku tidak bisa tidak berterima kasih dan pergi meninggalkanmu," ujar Shi Qi.

Han Sheng sontak tercengang mendengar kalimat itu karena kalimat itu benar-benar sama persis dengan kata-kata yang diucap gadis yang dia selamatkan dulu. 

Dari flashback, ternyata setelah menyelamatkan Shi Qi, Han Sheng juga terluka. Dia menyuruh Shi Qi untuk pergi meninggalkannya saja, tapi Shi Qi keukeuh menolak. Si Qi malah bersusah payah membawanya pergi dengan menggunakan tandu, menarik tandu itu dengan sekuat tenaga dengan hanya menggunakan satu tali yang dia tarik dengan menggunakan kekuatan satu bahunya.

Kalimat itu pula yang sontak membuat Han Sheng mulai memperhatikan wajah Shen Qin (Shi Qi) dengan lebih detil hingga dia menyadari kalau Shen Qin (Shi Qi) memiliki tahi lalat di sudut mata yang sama persis dengan yang dimiliki gadis yang dia selamatkan dulu, dan itu membuatnya jadi semakin kebingungan.

Namun momen mereka mendadak tersela oleh kedatangan pelayan yang mengabarkan bahwa kamar barunya Shi Qi sudah siap, dia akan pindah ke paviliun samping, yang itu artinya, mereka akan tidur terpisah. Pfft! Han Sheng tampak jelas kecewa, tapi terlalu gengsi untuk mengakuinya.

Keesokan harinya, Shi Qi melihat ada tali merah yang diikat di pohon depan rumah, itu adalah tanda dari Shen Qin yang menyuruhnya untuk segera datang menemuinya. Untungnya suaminya memberinya kebebasan penuh untuk keluar-masuk kediaman kapan saja sehingga Shi Qi bisa segera pergi memenuhi panggilan Shen Qin.

Setibanya di sana, dia malah melihat Shen Qin sedang membersihkan tangannya dari bekas darah. Errr... darahnya siapa kah? Yang tak disangkanya dan sontak membuatnya shock, Shen Qin ternyata baru saja membvnvh pelayan yang hampir membvnvhnya kemarin.

Selain itu, Shen Qin ternyata menyuruhnya menikah dengan Han Sheng bukan hanya sekedar menjadi istrinya Han Sheng, melainkan menyuruhnya untuk menjadi mata-mata juga, dan Shen Qin memanggilnya kemari untuk memberinya tugas, yaitu menyelidiki pusaka Putra Mahkota yang ada pada Han Sheng.

Shi Qi begitu marah dengan kegilaan Shen Qin ini hingga dia menolak melakukan segala perintah Shen Qin lagi, tapi Shen Qin dengan cepat mengikatnya kembali dengan menggunakan kakaknya lagi.
Lagi-lagi dia mengklaim bahwa Kakaknya Shi Qi hanya bisa sembuh dengan menggunakan obatnya dan mengancam bahwa nyawa Kakaknya Shi Qi tidak akan bertahan malam ini jika Shi Qi menolak melakukan perintahnya.

Di kediaman Han Sheng, dia kedatangan tamu yang tak lain tak bukan adalah Pangeran Ning yang beralasan datang kemari hanya untuk mengucap selamat atas pernikahannya, padahal jelas dari berbagai hadiah mahal yang dibawanya dan kata-katanya yang penuh puji-pujian bahwa Pangeran Ning sedang berusaha menarik Han Sheng ke pihaknya (dalam usahanya untuk memperebutkan posisi pengganti Putra Mahkota).

Namun tentu saja Han Sheng menyadari maksud utama Pangeran Ning itu, makanya dia, secara tidak langsung tapi tegas, menarik batas di antara mereka, menolak terlibat dalam perkara perebutan kekuasaan di istana.

Pangeran Ning jelas kesal dengan penolakannya, tapi dia pantang menyerah dan bertekad untuk menaklukkan Han Sheng. Tak lama kemudian, Pangeran Ning pun pergi bertepatan dengan Shi Qi yang baru saja pulang. Mengira dia Shen Qin, sontak saja Pangeran Ning senang dan langsung menariknya ke balik tembok.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments