Sinopsis Forever and Ever Episode 24

Chen keluar dari ICU dengan tertunduk sedih dan menyuruh Shi Yi dan Mei Xing masuk karena Wen Xing ingin bertemu mereka berdua. Ini benar-benar saat terakhirnya, karena itulah dia ingin bertemu dengan semua orang sebelum dia benar-benar pergi.

Pada Shi Yi, dia hanya memberitahunya untuk mendengarkan sebuah rekaman yang disimpannya di HP-nya lalu menyuruhnya keluar karena dia ingin bicara berdua dengan Mei Xing.

Dalam rekamannya, Wen Xing meminta maaf lebih dulu karena di saat-saat terakhir hidupnya, dia hanya ingin bersama Mei Xing. Dia ingin mengingat Mei Xing agar dia bisa menemukan Mei Xing di kehidupannya yang selanjutnya.

Wen Xing mengaku bahwa dia sebenarnya sudah tahu sejak lama bahwa keluarganya memiliki sebuah rahasia besar. Namun dia tidak mau memberitahu Shi Yi tentang itu. Tapi ada hal penting lain yang ingin dia sampaikan pada Shi Yi.

Dengan sisa kekuatannya, Wen Xing memberikan guci kecil pada Mei Xing untuk digunakan menaruh obat anti mabuk dan memintanya untuk tidak menangis. Tapi tetap saja Mei Xing tidak bisa menahan air matanya.

Dalam rekamannya, Wen Xing mengaku bahwa berbagai kejadian yang hampir mencelakakan Shi Yi, seperti kejadian di Bremen dan Wuzhen, semua itu berhubungan dengan keluarga mereka (Wen Chuan). Mereka semua mengetahuinya, tapi sengaja diam dan merahasiakannya. Ren datang ke Wuzhen waktu itu juga demi melindungi Shi Yi.

Dan tentang jatuhnya Shi Yi ke sungai waktu itu. Sebenarnya itu bukan kecelakaan. Wen Xing memang pura-pura tak sengaja mendorongnya waktu itu, lalu menyelamatkan Shi Yi dan akhirnya membuat dirinya sendiri dalam bahaya juga. Dia melakukan semua itu, agar Chen merasa takut kehilangan Shi Yi dan akhirnya membawa Shi Yi pergi dari rumah itu.

"Kakak Ipar, maaf. Aku adalah orang yang egois. Di saat paling kritis, aku hanya bisa menjaga keluargaku. Aku tidak ingin melihat kedua kakakku saling mempertarungkan nyawa. Jadi semua hasil sekarang ini, ditimbulkan oleh diriku sendiri. Maaf. Jika ada kehidupan mendatang, aku akan menebusmu."

Itulah pesan terakhir Wen Xing yang Shi Yi dengar saat dia melihat monitor detak jantung Wen Xing berubah menjadi datar. Wen Xing meninggal dunia dan ibunya sontak histeris. Shi Yi pun menangis, dia sama sekali tidak ada dendam sedikit pun terlepas dari semua pengakuan terakhir Wen Xing itu.

Tepat saat itu juga, Chen tiba-tiba melihat Wen Chuan datang. Sontak saja dia langsung menendang dan menghajar Wen Chuan tanpa ampun sampai para wanita datang untuk melerai mereka dan Nyonya Zhou menangis memohon padanya untuk mengasihaninya karena dia tidak mau kehilangan seorang putra juga.

Saat itulah Chen benar-benar menahan diri, dan dia baru mulai bisa tenang saat Shi Yi datang dan menangis dalam pelukannya.

Kejadian itu membuat Xiao Man tiba-tiba mengalami pendarahan sehingga bayinya tak bisa terselamatkan. Dan kegugurannya ini tampak jelas membuat perasaan Wang Man pada Wen Chuan mulai berubah.

Zhousheng Xing dan Ren datang ke rumah sakit tak lama kemudian. Mereka pun sangat sedih, menangisi kematian Wen Xing. Tapi Ren tidak berani masuk untu melihat Wen Xin untuk yang terakhi kalinya.

Xiao Yu juga datang tak lama kemudian. Namun saat dia menemani mereka berdua pulang, tiba-tiba Du Feng muncul dengan mengenakan seragam polisinya dan langsung menyatakan maksud kedatangannya adalah untuk menginterogasi Chen. Tapi karena keadaan yang seperti ini, Chen hanya bisa berjanji untuk mendatangi Du Feng dua hari lagi.

Xiao Yu kaget. Terlepas dari hubungan mereka, dia benar-benar tak pernah tahu pekerjaan Du Feng yang sebenarnya. Dia cuma tahu kalau Du Feng adalah PNS, dan jelas saja dia jadi marah menyadari Du Feng merahasiakan banyak hal darinya.

Malam itu, Mei Xing berjalan di halaman depan kediaman keluarga Zhou dengan sedih. Langkah kakinya terasa begitu berat, teringat kenangan-kenangannya bersama Wen Xing. (Err... sepertinya, mungkin, mereka pernah berciuman waktu di rumah sakit)

Mei Xing duduk di pintu gerbang dengan sedih, di tempat inilah Wen Xing selalu menunggunya setiap kali dia mau datang. Dukanya yang begitu besar membuatnya tiba-tiba melihat bayangan Wen Xing duduk di sampingnya dan menyentuh wajahnya. Mei Xing begitu bahagia melihatnya... sampai saat dia menyadari kalau itu hanya bayangan.

Hari ini hari pemakaman Wen Xing. Chen, sebagai kepala keluarga, membawa papan roh Wen Xing ke aula leluhur dan memimpin yang lain untuk memberikan penghormatan terakhir mereka pada Wen Xing. Hanya Ren yang tidak mau masuk dan menangis sendirian di luar. 

Dalam batinnya, Shi Yi meyakinkan Wen Xing bahwa dia sama sekali tidak dendam pada Wen Xing. Mereka yang sudah mati, sudah tidak ada hubungan lagi dengan dunia ini. 

"Kakakmu, sangat mencintaimu. Aku tidak ingin dia tersakiti lagi oleh kebenaran. Aku akan melupakan hal itu. Tidak akan membiarkannya menjebakku dan menjebaknya. Pergilah dengan tenang. Jika kau ingin menebusnya, maka lindungilah kakakmu, bersama denganku."

Chen sama sekali tidak menangis, tapi itu justru membuat Shi Yi semakin khawatir. Dia berusaha meyakinkan Chen untuk menangis saja, setidaknya di hadapannya, tapi Chen bersikeras menyatakan dirinya baik-baik saja.

Tapi jelas dia tidak baik-baik saja. Dia bahkan hanya makan sedikit sebelum kemudian pergi ke kantor polisi. 

Bahkan Du Feng juga bisa melihat kalau Chen tidak baik-baik saja dan kurang tidur. Du Feng sendiri sedang stres gara-gara keluarganya Chen menolak bekerja sama dan menyangkal keterlibatan Wen Chuan dalam kematian Wen Xing. Chen dengan cepat menyelesaikan segala macam formalitas lalu pergi.

Zhousheng Xing memanggil Wen Chuan ke aula leluhur dan langsung memaksanya berlutut, sebelum kemudian menamparinya dan menghajarnya dengan penuh emosi.

Wen Chuan akui kalau dia memang salah, makanya dia tidak melawan. Namun yang paling mencengangkan, dia tiba-tiba memanggil Zhousheng Xing sebagai 'Ayah'. (Yah, inilah rahasia besar yang dimaksud Wen Xing, Wen Chuan dan Wen Xing adalah anak kandung Zhousheng Xing, mereka dan Ren adalah saudara tiri satu ayah).

Dan sekarang Wen Chuan memanfaatkan fakta itu untuk membuat Zhousheng Xing membantunya keluar dari aula leluhur ini. Tapi Zhousheng Xing tak ada ampun untuknya, keadilan tetap harus ditegakkan, keluarga ini bukan cuma milik mereka. Wen Chuan bersalah, maka dia harus dihukum.

"Aku tidak mau seperti Kakek Paman keempat, aku tidak mau tinggal di aula leluhur selamanya!"

"Lalu bagaimana dengan adikmu?! Apa dia ingin mati secepat ini?! Ini adalah satu-satunya jalan keluarmu."

Bersambung ke episode 25

Post a Comment

0 Comments