Kisah dimulai dari sang narator yang menceritakan tentang negeri dalam drama kita yang satu ini. Diceritakan bahwa negeri ini memiliki 9 wilayah yang masing-masing memiliki kondisi dan tradisi yang berbeda-beda.
Inilah daftar 9 wilayah tersebut:
Dulu, terjadi peperangan yang berlangsung cukup lama di sembilan wilayah... hingga akhirnya dimenangkan oleh wilayah Xinchuan. Xinchuan-lah yang mempertahankan kerja sama yang baik antar kesembilan wilayah selama ratusan tahun sejak berakhirnya perang.
Raja Xinchuan memiliki beberapa orang putra dan Raja Xinchuan menetapkan aturan bahwa tiap-tiap wilayah wajib mengirimkan satu orang gadis mewakiliki wilayah masing-masing untuk mengikuti seleksi istri para pangeran.
Hari ini, beberapa kereta secara bersamaan memasuki wilayah Xinchuan dari semua wilayah, membawa para gadis untuk seleksi istri dan selir para pangeran Xinchuan. Female Lead kita adalah salah satunya.
Dia adalah Li Wei yang berasal dari Jichuan. Dia tidak mau menikah, tapi dia terpaksa harus pergi mengikuti seleksi. Karena itulah, dia dan kedua orang tuanya sudah membuat rencana agar dia tidak terpilih menjadi pengantin, yaitu dengan cara merusak reputasinya dan reputasi keluarga mereka.
Nanti kalau dia ditanya tentang keluarganya, Li Wei akan berkata bahwa keluarganya adalah keluarga petani turun temurun dan hanya ayahnya yang lolos ujian negara namun hanya menjadi pejabat kecil. Pokoknya keluarganya sangat biasa dan miskin.
Kalau nanti dia ditanya tentang keahliannya, Li Wei akan berkata kalau dia tidak bisa apa-apa kecuali makan. Hmm, dia memang suka makan sih, tapi sepertinya dia tidak bodoh-bodoh amat.
Tapi biarpun sudah latihan berulang kali tentang semua yang harus dia ucapkan untuk menghancurkan reputasinya, tetap saja kedua orang tua Li Wei khawatir, takut dia terpilih.
Li Wei meyakinkan mereka untuk tidak khawatir. Dia yakin semua yang akan dia ucapkan nanti, akan membuatnya tidak terpilih. Tuan Muda Xinchuan (Pangeran maksudnya) pasti tidak akan tertarik padanya.
"Bagaimana jika dia buta? Keluarga kita tidak beruntung." cemas Ayah.
Ibu juga cemas. Sebagai orang yang berasal dari wilayah yang memiliki budaya monogami, jelas saja mengirim putri mereka ke wilayah yang tidak menghargai perempuan, membuat Ibu tidak senang, tidak ingin putrinya menikah dengan pria dari wilayah yang suka poligami.
Bahkan untuk memberi kesan kalau Li Wei benar-benar tidak layak dipilih menjadi pengantin pangeran, rombongan keluarga mereka datang bukan dengan kereta kuda, melainkan dengan kereta keledai yang mendadak bikin macet jalan gara-gara keledainya mogok jalan. Tapi Li Wei cukup cerdas mengatasi situasi ini dengan cara memancing si keledai dengan makanan.
Sesampainya di istana, para gadis diperiksa barang-barang bawaannya lebih dulu karena mereka dilarang membawa masuk barang apa pun, dan setiap gadis yang selesai diperiksa, masing-masing akan diberikan gelang giok bunga sebagai pertanda bahwa mereka peserta seleksi.
Li Wei dengan cerdiknya menyelipkan semua snack yang dia bawa di setiap tempat di dalam bajunya. Awalnya tidak ketahuan, tapi gara-gara Li Wei melompat-lompat kegirangan (mungkin mengira dirinya berhasil lolos), tak sengaja salah satu snack-nya malah terjatuh. Yah, ketahuan deh. Jadilah Li Wei digeledah dan para pelayan menemukan buaaaaanyak sekali snack di dalam bajunya. (Pfft! Kok bisa tuh baju muat snack banyak banget?)
Jelas saja dia langsung diomeli habis-habisan oleh dua orang dayang istana. Namun untungnya dia terselamatkan berkat seorang gadis lain yang menyela mereka dan dengan gaya lemah lembutnya mengingatkan kedua dayang untuk fokus saja menyelesaikan antrian yang masih panjang mengular.
Li Wei langsung mengenali gadis itu, Hao Jia dari wilayah Yanchuan, seorang kakak yang pernah main dengannya beberapa tahun yang lalu saat orang tuanya membawanya mengunjungi wilayah Yanchuan. Jelas saja Li Wei senang bertemu teman lama di sini, apalagi Hao Jia sangat baik padanya.
Li Wei dan Hao Jia tampak jelas sangat berbeda total dalam segala hal. Walaupun dari segi penampilan luar, Hao Jia tampak lemah lembut, namun dari keberhasilannya dalam mengambil hati dua dayang istana senior dengan cara menyuap mereka secara halus, jelas dia cukup pintar dalam bermain trik, tapi sepertinya dia tidak jahat. Sedangkan Li Wei lebih polos dan ceria.
Tujuan mereka juga sangat berbeda. Jika Li Wei tidak ingin terpilih, Hao Jia justru sebaliknya, dia ingin sekali terpilih. Dia bahkan sudah menetapkan pilihannya, menjadi pengantinnya Yin Song - Pangeran Ke-2 sekaligus Putra Mahkota.
Yin Song |
Yin Qi |
Yin Yan |
Yin Yue |
Raja Xinchuan memiliki 10 pangeran. Sebenarnya ada 11 pangeran, namun Pangeran Ke-8 sudah meninggal dunia sejak dia masih kecil. Jadi sekarang hanya tersisa 10 pangeran. Mari kita berkenalan dengan beberapa pangeran...
Kita belum bertemu dengan Pangeran Ke-1 dan Pangeran Ke-3 karena sepertinya mereka sedang bertugas di wilayah lain. Menurut informasi dari Hao Jia yang memiliki segala informasi tentang semua pangeran, Pangeran Ke-1, Pangeran Ke-2, Pangeran Ke-3, dan Pangeran ke-4 sudah memiliki istri resmi.
Karena itulah jika Hao Jia berhasil mencapai tujuannya dan terpilih menjadi istri Yin Song, maka dia hanya akan menjadi selir. Tapi Hao Jia tidak peduli biarpun cuma jadi selir. Dia menganggap bahwa pria adalah tuannya wanita. Asalkan tuannya baik padanya, dia yakin kalau dia akan hidup dengan baik di sini apapun statusnya.
Selain itu, jika dia berhasil menjadi selirnya Yin Song yang merupakan calon pemimpin Xinchuan, jelas Hao Jia akan bisa menaikkan status dan kekayaannya.
Lalu bagaimana dengan Pangeran Ke-6?... Dia adalah pangeran yang paling tidak dianggap, bahkan oleh ayahandanya sendiri. Berbeda dengan para pangeran lain yang memiliki lukisan diri masing-masing, Pangeran Ke-6 justru tidak memilikinya, satu-satunya gambar dirinya hanyalah sebuah gambar kecil di latar belakang lukisan Pangeran Yin Song, sama sekali tidak terlihat wajahnya seperti apa.
Semua orang tahu kalau dia adalah pangeran yang penyakitan, dia memiliki riwayat penyakit lambung akut. Makanya banyak yang meremehkannya. Namun yang tidak semua ketahui, Pangeran Ke-6 yang nama aslinya adalah Yin Zheng, sebenarnya tidak seburuk yang orang kira. Malah sebenarnya, dia sangat amat tampan.
Saat yang lain sibuk menggosipkan para gadis peserta seleksi, Yin Zheng justru sedang tanding catur dengan gurunya, dan tampak jelas dari permainan caturnya kalau Yin Zheng sebenarnya adalah ahli strategi yang cerdik.
Dia memang sering sakit-sakitan, tapi dia tidak selemah yang orang kira dan dia menggunakan sakitnya itu untuk menyembunyikan kecerdasan dan kekuatannya. Dia mengincar posisi tinggi di pemerintahan, namun dia menolak menggunakan pernikahan sebagai batu pijakan.
Malah menurutnya, jika dia menikah dengan gadis dari wilayah yang kuat, itu justru bisa membahayakannya karena ayahandanya mungkin akan menganggapnya sebagai ancaman. Jadi dia akan berusaha dengan kemampuannya sendiri untuk mencapai tujuan besarnya.
Malah menurutnya, tidak masalah jika dia menikah dengan gadis dari wilayah Jichuan walaupun satu-satunya kelebihan yang dimiliki wilayah Jichuan hanya tata letak yang bagus. Siapa tahu kalau dia mati, setidaknya dia akan memiliki tata letak makam yang bagus.
Dia meyakinkan gurunya untuk tidak khawatir, dia tahu strategi terbaik untuk mencapai impiannya. Dia meyakinkan guru bahwa dia tidak akan mengecewakan guru.
Bersambung ke part 2
1 Comments
Setelah sekian lama akhirnya sya ketemu lg blognya kakak... Love u so much..... I miss...
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam