Sinopsis New Life Begins Episode 1 - Part 2

Tidak ada satu pun dari para pangeran yang tertarik pada Li Wei, karena latar belakangnya yang berasal dari wilayah paling miskin dan lukisannya juga tidak menggambarkan kecantikannya. Malah yang paling menarik perhatian para pangeran, terutama Yin Qi dan Yin Yue, adalah Hao Jia yang terkenal cantik dan lemah lembut. 

Putri dari Danchuan yang bernama Shangguan Jing juga turut menjadi peserta seleksi. Sebenarnya dia cantik, namun karena wanita Danchuan terkenal sangat kuat dan terlalu mendominasi, jelas para pangeran tidak ada yang menginginkannya. Yin Qi ogah banget sama dia, amit-amit, jangan sampai Shangguan Jing ini dinikahkan dengannya.


Raja dan Permaisuri tidak memiliki kesan baik terhadap Li Wei, berkat strategi Li Wei yang sama sekali tidak menyebutkan sedikit pun kelebihan baik tentang dirinya. 


Shangguan Jing memang wanita dari Danchuan yang kuat, pemberani, dan nyablak. Benar-benar tipe wanita yang ditakuti pria, bahkan Raja dan Ratu pun tercengang setiap kali Shangguan Jing bicara dengan gayanya yang ceplas-ceplos.


Sedangkan Hao Jia, sudah jelas sifat dan penampilannya yang lemah lembut, ditambah dengan latar belakang keluarganya yang bagus dan pengetahuannya tentang tugas-tugas sebagai istri pangeran, membuatnya jadi calon menantu idaman Raja dan Ratu. 

Mereka bahkan berniat menjodohkannya dengan Yin Qi, siapa tahu dia bisa mengubah Yin Qi menjadi lebih baik. Mereka tidak sadar kalau Hao Jia menguping dan jelas tidak senang dengan rencana mereka.

Karena itulah, seusai interview dengan Raja dan Ratu, Hao Jia langsung mengajak Li Wei ke taman khusus pangeran karena dia ingin mencari dan menemui Yin Song. 

Li Wei tidak setuju dengan pemikiran Hao Jia ini, namun Hao Jia memberitahunya bahwa perbedaan cara pandang mereka memang jelas berbeda karena dipengaruhi dari latar belakang keluarga mereka. 

Li Wei berasal dari keluarga bahagia yang mana ayahnya hanya memiliki satu istri seumur hidup, jadi wajar saja kalau Li Wei menginginkan pernikahan yang penuh cinta seperti kedua orang tuanya.

Sedangkan Hao Jia sebaliknya. Ibunya bukanlah istri resmi ayahnya, dan ibunya harus selalu tunduk pada suaminya bagaikan pelayan tunduk pada majikan. Hao Jia bahkan dikirim kemari gara-gara ayahnya terpengaruh oleh hasutan istri resminya. Dia tidak memiliki sandaran, karena itulah dia harus merencanakan sendiri masa depannya.


Prihatin, Li Wei akhirnya setuju untuk menemani Hao Jia pergi ke taman tersebut. Berkat kecerdikan Li Wei, mereka berhasil menyelinap masuk dengan cara pura-pura sok akrab dengan para pelayan yang membawa makanan, mengklaim dirinya adalah pelayan dari kediaman Pangeran Ke-6, padahal para pelayan sama sekali tidak kenal sama mereka dan bingung sendiri saat Li Wei terus nyerocos akrab sepanjang jalan seolah mereka bestie.

Pada saat yang bersamaan di pinggir kolam taman tersebut, Yin Song sedang memancing sambil mengomeli Yin Qi gara-gara Yin Qi yang selalu saja bermain-main padahal sebentar lagi dia akan menikah dan ayahanda mereka akan memberinya pekerjaan di pemerintahan.

Yin Zheng yang sedari tadi menyaksikan segalanya dari gazebo, tampak jelas tidak senang dengan sikap Yin Song, maka dia langsung menyela mereka dengan pura-pura tak sengaja menjatuhkan bidak-bidak caturnya, seolah dia tak sengaja menjatuhkannya karena sakitnya kambuh.

Namun saat semua orang menghampirinya, Yin Song seketika terkejut melihat formasi bidak catur yang berhasil dipecahkan oleh Yin Zheng. Adik yang selama ini diremehkan semua orang, berhasil memecahkan formasi caturnya Yin Song, jelas saja itu membuat Yin Song keheranan sama Yin Zheng.

Dia langsung mengajak Yin Zheng untuk main catur dengannya, tapi Yin Zheng yang baru menyadari kesalahannya, sontak pura-pura sakit lambungnya kambuh biar dia ada alasan untuk menghindar dan pulang.

Yin Qi hampir saja mau mengantarkan Yin Zheng kembali ke kediamannya, tapi tepat saat itu juga, dia melihat Hao Jia muncul di kejauhan sehingga dia langsung batal mengantarkan Yin Zheng pulang.

Tepat saat itu juga, Hao Jia menemukan orang yang dicarinya, Yin Song, dan langsung berjalan ke sana. Tapi saat Yin Qi menyapanya dan menanyainya, dia pura-pura seolah dia tersesat di sana dan tidak tahu jalan keluar.

Yin Qi sumringah banget dan langsung nyerocos panjang lebar memberitahu Hao Jia arah jalan keluar dari sini. Dia benar-benar seperti remaja kasmaran yang masih polos, tidak sadar kalau wanita yang dia hadapi ini sedang mengincar kakaknya yang sedang duduk di gazebo yang masih tercengang menatap formasi bidak caturnya.

Saat mereka lewat, Hao Jia langsung saja menarik perhatian Yin Song dengan cara mengomentari formasi bidak catur itu. Dia cukup jeli juga dalam menilai orang berdasarkan cara permainan caturnya. 

Hanya dari formasi itu, dia bisa menilai karakter dua pemainnya. Dia tahu kalau orang yang memainkan bidak putih adalah Yin Song, makanya dia langsung mengucap puja-puji tentang si pemain bidak putih sebagai ahli strategi yang pintar, tapi dia mengucap pujiannya dengan pura-pura seolah dia tidak tahu kalau pemain bidak putih adalah Yin Song.

Dia juga tahu kalau lawannya, pemain bidak hitam, sebenarnya jauh lebih pintar daripada Yin Song. Tapi dia sengaja tidak mengucap yang satu ini dan hanya mengucapnya dalam hati, dan dia tidak peduli juga sih, toh si pemain bidak hitam sudah pasti bukan Putra Mahkota.

Triknya berhasil, Yin Song seketika tertarik padanya. Errr... dan mungkin, Yin Song sadar kalau Hao Jia sedang merayunya. Makanya Yin Song langsung memutuskan untuk mengantarkan Hao Jia keluar, otomatis merusak kebahagiaan dan harapan Yin Qi.


Sesampainya kembali ke kediamannya, ternyata sakit lambungnya Yin Zheng beneran kambuh. Kepala pengurus kediamannya, Su Shen, sontak heboh mengkhawatirkannya dan langsung mengajaknya ke ruang makan soalnya ini pasti karena Yin Zheng belum makan.


Pada saat yang bersamaan, Li Wei sedang kelaparan karena menunggu Hao Jia yang dia kira belum kembali, dia tidak tahu kalau Hao Jia sudah keluar duluan. Kebetulan tempat dia duduk ternyata berhadapan langsung dengan dapur istana.

Saat itu juga, dia melihat koki istana memberikan hidangan terakhir hari ini pada seorang pelayan. Li Wei langsung ingin minta makan, tapi saat dia mengetuk jendela dapur, dia malah mendapati semua orang di dapur sudah pergi.

Tapi masih ada beberapa hidangan di meja dapur. Mengira itu makanan sisa, Li Wei langsung saja melahap semua makanan itu dengan rakus... saat tiba-tiba saja terdengar suara Su Shen memanggil koki istana untuk meminta makan malamnya Pangeran Ke-6.


Ah! Ternyata makanan yang barusan dimakannya adalah jatah makan malamnya Pangeran Ke-6. Waduh! Jelas saja Li Wei panik harus segera putar otak untuk mengatasi kekacauan situasi ini.

Untungnya makanannya masih tersisa sedikit, jadi tanpa sepengetahuan si pelayan, Li Wei diam-diam menata semua makanan sisa itu di atas piring dengan plating yang mewah ala-ala plating restoran bintang lima, padahal semuanya cuma makanan sisa.



Saat Su Shen menyajikan apa yang dia kira labu kukus telur, ternyata telurnya sudah tidak ada dan tinggal labunya doang. Saat Su Shen menyajikan apa yang dia pikir kue osmantus, kuenya malah cuma sebiji kecil, itu pun bolong setengah.

Saat dia menyajikan apa yang dia kira tumis brokoli, brokolinya malah cuma 5 biji kecil-kecil. Saat dia menyajikan apa yang dia kira tumis kacang, kacangnya cuma beberapa biji dengan lebih banyak plating-nya. Tumis asparagus juga cuma 3 biji asparagus.


Su Shen sampai terlalu takut untuk membuka menu terakhir dan meminta Yin Zheng sendiri yang membuka piringnya. Yang tak mereka sangka, makanan terakhir yang mereka kira tumis iga, malah cuma 3 biji iga kecil dengan giok bunga putih yang memang sengaja diletakkan Li Wei di sana hanya untuk menambah isian piring.

Jelas saja keberadaan giok bunga milik peserta seleksi istri itu membuat Yin Zheng langsung beranjak bangkit ke dapur dan mendapati Li Wei sedang mem-plating sisa makanan yang ada.

Melihat dari pakaiannya, Li Wei yakin kalau dia bukan orang biasa, tapi tentu saja dia belum tahu siapa Yin Zheng, jadi dia dengan gugup berbohong kalau dia adalah penguji racun. Dan mengingat Pangeran Ke-6 adalah pangeran yang paling tidak dianggap dan tidak diperhatikan, jadi dia memutuskan berbohong bahwa dia bekerja di kediaman Pangeran Ke-6. (Pfft! Tapi tidak sadar kalau yang di depannya ini adalah Pangeran Ke-6)

Yin Zheng jelas tahu kalau dia berbohong, tapi dia sengaja terus memancingnya, "kalau begitu, katakan bagaimana tampang Pangeran Ke-6?"

"Dia... agak misterius," jawab Li Wei. (Pfft! Ya memang sih, soalnya tidak ada gambar jelas seperti apa wajah Pangeran Ke-6)

"Misterius? Coba jabarkan."

"Keberadaannya tidak terlalu diperhatikan. Akan sulit menyadari keberadaannya dalam sekelompok orang. Mungkin kau tidak akan mengenalinya meski dia berdiri di depanmu (Pfft! Ya memang benar sih). Keberadaannya samar di istana."

"Deskripsimu ini cukup tepat. Nanti aku akan meminta Pangeran Ke-6 mengapresiasimu."

Tiba-tiba lambungnya Yin Zheng kambuh cukup parah hingga dia ambruk yang jelas saja membuat Li Wei panik bukan main. Dia sebenarnya berniat menolong, tapi dia tidak kuat mengangkat Yin Zheng sehingga dia malah jadi menarik-narik Yin Zheng dan menyeretnya keliling lantai bahkan sampai lengan bajunya Yin Zheng robek sebelah.

Tak lama kemudian, Li Wei heboh menceritakan pengalaman menegangkannya barusan pada Hao Jia. Duh! Li Wei tuh sebenarnya khawatir banget sama tuh orang, tapi dia juga khawatir jangan-jangan tuh orang bakalan melaporkannya. Hadeh! Bisa-bisa dia bakalan ditangkap lalu dihukum mati.

Tapi kemudian dayang istana datang memberitahunya bahwa tandunya Li Wei sudah menunggu di luar. Wah! Sepertinya dia benar-benar aman sekarang. Dia pasti tidak terpilih dan tandu itu untuk membawanya kembali ke kampung halaman. Li Wei pun pamit pada Hao Jia lalu berjalan keluar dengan riang gembira mengira dirinya bakalan segera kembali ke keluarganya.

Tapi setibanya di luar, dia malah bingung mendapati tandunya berwarna merah yang biasanya dipakai pengantin. Hah? Li Wei jelas bingung kenapa tandunya merah? 

"Tentu saja merah. Kau orang pertama yang akan dinikahkan oleh Raja," ujar Dayang Istana. (Hah?!), "aku sudah tahu waktu itu kalau Selir Pangeran Ke-6 memiliki masa depan cerah." 

Hah?! Selir Pangeran Ke-6?! Dia mau dinikahkan sebagai selirnya Pangeran Ke-6. Gawat! Li Wei sontak mau kabur, tapi gagal dan si dayang istana langsung mendorongnya ke dalam tandu lalu tandu itu pun langsung dibawa pergi menuju kediaman Pangeran Ke-6 untuk menikah.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments