Sinopsis Go Princess Go Episode 5

  


Qi Sheng dan Peng Peng akhirnya tiba di rumah keluarga Zhang. Saking gugupnya, Peng Peng sembunyi di belakangnya Qi Sheng. Dia memperingatkan Peng Peng untuk jaga perilakunya dan berhentilah bertingkah bak pencuri.

"Bos, jangan lupa bantu aku nanti."

"Kau tahu bagaimana meminta bantuanku sekarang?"

"Masalahnya, aku tidak terlalu hafal buku yang kau berikan padaku itu. Bagaimana kalau aku sampai ketahuan? Aku bisa mati mengenaskan."

"Bagus kalau kau tahu. Perhatikan saja ekspresiku nanti."


Mereka pun menghampiri keluarga Zhang. Tapi yang tidak Peng Peng sangka, Ying Yue juga ada di sana. Lu Li menjelaskan kalau Ying Yue itu kerabat jauh keluarga Zhang.

Peng Peng adalah putri tunggal dan tertua keluarga Zhang, statusnya jauh-jauh-jauh lebih tinggi daripada Ying Yue.


Peng Peng puas mendengarnya. Tapi kemudian dia harus berhadapan dengan seorang nyonya. Peng Peng sontak canggung, tapi kemudian dia mendengar Lu Li menyapanya sebagai 'nyonya'.

Peng Peng memberanikan diri menyapa. "I... ibu?"

Dugaannya benar dan Ibu pun mengajak mereka semua masuk. Qi Sheng diam-diam melirik Ying Yue dalam perjalanannya masuk.


Mereka lalu ketemuan di belakang malam harinya. Ying Yue mengaku datang kemari karena kangen pada Qi Sheng. Tidak bertemu sebentar saja rasanya seperti seabad.

Tapi Qi Sheng mengingatkannya untuk berhati-hati selama mereka di sini 2 hari ke depan. Jangan bertemu kecuali ada urusan mendesak.

Ying Yue kecewa dan langsung mengeluhkan sikap Qi Sheng yang sekarang lebih perhatian pada Peng Peng. Dia tidak suka dan tidak terima.

"Sejak pertama kali kita bertemu, kau seharusnya tahu kalau Zhang Peng Peng adalah halangan yang takkan pernah bisa kita lewati."


Ying Yue lagi-lagi membahas tentang janjinya Qi Sheng dan meminta Qi Sheng untuk menepati janjinya secepat mungkin. Tapi Qi Sheng tidak mau melakukannya dengan gegabah dan mengingatkan Ying Yue untuk bersabar. Jangan melakukan tindakan tercela.


Keesokan harinya, Ibunya Peng Peng menyuruh Ying Yue berlutut di hadapan altar leluhur sambil mengkonfrontasinya.

Ibunya Peng Peng sepertinya tahu perbuatan Ying Yue yang menggodai menantunya padahal dulu Ying Yue dibesarkan oleh keluarga Zhang setelah orang tuanya meninggal dunia.

"Saya tahu kalau saya berhutang sebesar gunung pada Bibi dan seluruh klan Zhang."

"Baik. Karena kau memanggilku bibi, aku tidak boleh membiarkanmu menciptakan dan menempuh jalan kematian. Iya kan?"


Peng Peng tiba tak lama kemudian. Melihat wanita tak berdaya seperti Ying Yue diperlakukan seperti ini, Peng Peng tidak bisa tinggal diam, dia kan gentleman. Karena itulah dia mencoba membujuk Ibu untuk tidak menghukum Ying Yue seberat ini.

Loh, justru hukuman ini ringan mengingat perbuatan Ying Yue yang mendorong Peng Peng ke kolam waktu itu. Entah Ying Yue sengaja atau tidak, tapi seharusnya dia bersikap hormat dan selalu melindungi Peng Peng.

Peng Peng meyakinkan kalau dia tidka terluka parah kok waktu itu. Lagipula dia tidak terlalu peduli juga. "Ibu, jangan perlakukan adik Jiang seperti ini lagi, yah?"


Qi Sheng datang tak lama kemudian dan langsung membela Ying Yue dengan mengingatkan Ibu bahwa Ying Yue adalah Istri Pangeran Zhao, jadi tidak pantas jika Ibu menghukumnya.

Tapi Ibu dengan santainya melemparkan kembali peringatan itu ke Qi Sheng. Karena Ying Yue adalah Istri Pangeran Zhao, maka tidak pantas bagi Qi Sheng untuk ikut campur dalam masalah ini.

Qi Sheng mengklaim kalau dia tidak ikut campur, apalagi dia tumbuh besar bersama Ying Yue dan sudah menganggap Ying Yue sebagai adiknya sendiri.

"Anak-anak yang tumbuh bersama dan saling memperlakukan satu sama lain sebagai saudara itu bagus. Tapi pria dan wanita tetap saja harus jaga jarak. Terlebih, kalian berdua sudah menikah. Saya khawatir jika kedekatan hubungan persaudaraan ini, bisa menyebabkan rumor tentang kalian."


Tak bisa membantah lagi, Sheng langsung melempar tatapan penuh arti ke Peng Peng. Baiklah, Peng Peng bersedia menolongnya dan mencoba membujuk Ibu untuk merayakan kedatangannya saja. Lagipula leluhur mereka pasti sudah lelah sekarang.

Demi Peng Peng, Ibu akhirnya mau mengalah. Sekarang karena waktunya makan siang, Ibu menyuruh semua orang pergi... kecuali Qi Sheng yang Ibu ajak ke tempat lain untuk ngobrol.


Peng Peng heran kenapa Ibunya meminta Qi Sheng tetap di sana. Lu Li menduga karena sekarang Ibu berduaan saja dengan Qi Sheng, dia bisa bebas melakukan apapun. Dia lalu memberitahunya tentang sebuah rumor yang katanya terjadi 20 tahun yang lalu.

Dulu, semasa kekayaan dan properti keluarga Zhang belum terbagi-bagi, Ibunya Peng Peng yang merupakan menantu tertua, bertanggung jawab mengurus segala keperluan rumah tangga keluarga Zhang.

Salah satu paman Zhang memiliki seorang menantu. Tapi kemudian, si menantu ini selingkuh sama pelayan dan ketahuan Ibunya Peng Peng. Jadi, si menantu itu dihukum mati.


Mendengar itu, Peng Peng membayangkan Qi Sheng diracuni sampai mati oleh Ibu. Khayalan itu jelas membuatnya cemas. Kalau Qi Sheng sampai mati, bisa-bisa dia bakalan dikubur bersamanya. Gawat! Dia tidak mau dikubur bersama Qi Sheng dan sontak kembali secepat mungkin untuk menyelamatkan Qi Sheng.


Tapi saking buru-burunya, dia malah kesandung dan tersungkur ke lantai tempat di hadapan Qi Sheng dan Ibu. Melihat Qi Sheng hendak minum, Peng Peng langsung lari menghampirinya dan menampik gelas itu dengan gaya dramatis.


Dia lalu merebut tekonya dari tangan Ibu dan memperingatkan Ibu untuk tidak melakukan tindakan yang bodoh. Qi Sheng jelas marah pada Peng Peng.

Peng Peng santai menyetopnya dan dengan pedenya memberitahu Qi Sheng untuk tidak usah bilang terima kasih padanya

Bingung, Ibu meminta Qi Sheng untuk kembali dulu dan jangan lupa apa yang dia ucapkan tadi. Qi Sheng janji akan mengurusnya secepat mungkin.


Berduaan dengan Ibu, Peng Peng masih gemetaran memegangi teko itu dan memperingatkan Ibu untuk tidak melakukan sesuatu yang bodoh. Kalau Ibu sampai membunuh Qi Sheng, itu sama saja mencelakai dirinya sendiri.

"Ibu tidak mengerti apa yang kau bicarakan?"

"Bukankah Ibu mau meracuni Qi Sheng?"

Ibu sontak menutup mulutnya. Jangan keras-keras ngomongnya. Kalau sampai ada yang dengar, mereka bisa dihukum mati. Dari mana Peng Peng mengetahui masalah itu.

"Lu... Bukan Lu Li yang bilang. Ada seseorang yang pernah mendengar kalau Ibu memerintahkan menantu Zhang untuk dibunuh. Jadi kukira ibu..."

"Ini lagi?"

Ibu menjelaskan kalau si menantu itu mati karena kesalahannya sendiri. Waktu itu, si menantu itu baru saja makan jeroan babi di restoran. Lalu setelah itu, Ibu mengirim lobak dan akar lotus panggang padanya. Ibu tidak tahu kalau memakan kedua makanan itu secara bersamaan bisa menyebabkan kematian.


Dia meyakinkan Peng Peng bahwa Qi Sheng tidak bisa melakukan apa yang dia inginkan itu karena dia takut akan kekuasaan klan Zhang.

 Tapi Peng Peng tak peduli masalah itu, dia hanya ingin hidup tenang. Malah bagus kalau Qi Sheng tidak mengganggunya, apalagi kalau mereka tidak berinteraksi sama sekali.

"Dia boleh menyukai siapapun yang dia mau, aku tidak peduli dan tak ada yang bisa kulakukan juga."

"Anak bodoh. Aku sudah memperingatkanmu bahkan sebelum kau masuk istana. Di dalam istana, bahkan sekalipun kau tidak mempedulikan orang lain, tapi orang lain akan tetap melakukan sesuatu padamu. Karena itulah, kau harus memiliki sesuatu untuk bisa bertahan. Keturunan kerajaan."


What? Jadilah Peng Peng menggalau ria karenanya. Dia kan cuma ingin makan dan tidur nyaman di sini, masa dia harus tidur dengan Qi Sheng? Tidak bisa! Dia tidak mau kehilangan kesuciannya pada Qi Sheng. Memikirkannya saja bikin mual.


Baru dipikirkan, Qi Sheng mendadak muncul untuk berterima kasih karena Peng Peng sudah membantu menyelesaikan perkara di ruang leluhur tadi. Tidak masalah, Peng Peng pamit dulu.

Belum juga sempat bangkit, Qi Sheng memerintahkannya duduk kembali. Dia hanya ingin bicara lebih lama dengan Peng Peng.

Saat Peng Peng menerobos masuk untuk bicara dengan ibunya tadi, apakah karena Peng Peng khawatir terjadi sesuatu yang buruk padanya? Peng Peng mengakuinya.


"Kau benar-benar sangat berbeda dari dirimu yang dulu." Komentar Qi Sheng

Dia merasa Peng Peng sekarang jadi lebih rasional dan lebih pengertian terhadap orang lain.

"Sekarang, kau semakin menarik perhatianku. Kita sudah beberapa tahun menikah. Kau memang cukup banyak menderita dan aku agak merasa bersalah karenanya dan ingin menemukan cara untuk menebusnya."

Peng Peng risih mendengar pengakuannya dan meyakinkan kalau Qi Sheng tidak perlu menebus apapun. Qi Sheng tampak kecewa mendengar jawaban Peng Peng dan memutuskan pergi.


Peng Peng lalu minum-minum sampai mabuk sambil curhat ke Lu Li. Rasanya dia mau menangis saja. Jangankan punya anak dengan Qi Sheng, memikirkan disentuh Qi Sheng saja rasanya sungguh mengerikan.

Peng Peng terus menerus menenggak araknya hingga membuat Lu Li sedih melihatnya seperti ini. Peng Peng benar-benar ketakutan, apalagi dia dipaksa mengandung anak.

Dia hanya ingin bisa bebas makan dan minum-minum dan berkencan dengan banyak gadis. Tapi Langit bahkan tak mau memberikan semua itu padanya. Peng Peng tiba-tiba pingsan dalam dekapan Lu Li

Tak lama kemudian, err... seseorang membopongnya ke kasur. Dalam pandangannya yang mengabur, Peng Peng melihat orang yang ada di hadapannya itu Lu Li.

Dia langsung mendekap Lu Li dan meminta Lu Li untuk tidak pergi. Dia membawa Lu Li bergulingan di kasur, tapi aneh, kok Lu Li berat banget. (Hmm... Lu Li kah itu?)

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments