Si Chen membalas perbuatan Xi Xi dengan cara menarik wajah Xi Xi mendekat padanya, menatapnya dengan tatapan menggoda yang jelas saja membuat Xi Xi gugup dan buru-buru menarik diri darinya dengan tersipu malu.
"Kenapa wajahmu memerah?" goda Si Chen.
Xi Xi malu, masa sih wajahnya merah? Hmm, berarti ini membuktikan bahwa teorinya benar. Saat lawan jenis berdekatan, maka wajah mereka akan memerah tak peduli mereka jatuh cinta atau saling benci. Dia langsung mengalihkan topik mau mengajak Si Chen ke suatu tempat.
Tempat yang dimaksudnya ternyata warung pinggir jalan di mana Xi Xi memesan banyak sekali bir dan sayap ayam super pedas. Si Chen langsung bisa menyimpulkan kalau dia sedang sedih. Xi Xi membenarkan, tapi kok Si Chen bisa tahu?
Saat itulah tiba-tiba muncul sekelebat ingatan saat dia mabuk dan mencium Xi Chen dulu. Ingatan itu agak samar-samar dalam pikirannya, Xi Xi jadi bingung. Apa malam itu, Si Chen ada di bar itu?
Si Chen membenarkan. OMG! Xi Xi langsung panik menenggak birnya, jadi ciuman itu beneran? Tapi Si Chen pura-pura bodoh tentang bagian yang itu.
Xi Xi mencoba memanfaatkan momen ini untuk membuat Si Chen memecatnya dan membatalkan kontrak mereka. Dan anehnya, Si Chen langsung setuju. Dia bahkan langsung menulis sesuatu saat itu juga.
Eh tapi malah Xi Xi yang sekarang mendadak panik, dia tidak benar-benar ingin dipecat soalnya. Bagaimana dengan gajinya? Kontrak mereka kan belum selesai masa berlakunya.
Si Chen dengan cepat menulis perjanjian barunya lalu menyuruh Xi Xi tanda tangan. Dan Xi Xi langsung saja menandatanganinya tanpa membaca isinya apaan, dan baru sadar semenit kemudian kalau itu bukan perjanjian pembatalan kontrak, melainkan perjanjian perpanjangan kontrak untuk menjadi istrinya 3 bulan lagi. Pfft!
Xi Xi langsung panik merobek perjanjian itu, tapi tidak masalah, Si Chen sudah terlebih dulu memotretinya dan berkata kalau dia sudah mengirimnya ke Fei Ang untuk disahkan. Xi Xi tak mau dengar, pokoknya perjanjian yang ini sudah dia robek dan tidak sah.
Gara-gara semalam Xi Xi mabuk berat, dia jadi ketiduran di ranjangnya Si Chen. Dan sekarang Si Chen sedang terpesona menatapnya. Teringat ucapan halu Xi Xi tentang keromantisannya, Si Chen berniat membuat semua kehaluan Xi Xi itu menjadi kenyataan.
Kehaluan pertama, membangunkan Xi Xi dengan kecupan mesra. Si Chen pun mendekat untuk menciumnya tepat saat Xi Xi mendadak bangun, kaget dan langsung sigap menahannya.
Canggung, Si Chen akhirnya menjauh dan menyuruh Xi Xi turun untuk sarapan. Tapi saat Xi Xi baru turun dari ranjang, Si Chen mendadak membopongnya dengan romantis dan membawanya ke ruang makan, persis sesuai kehaluan Xi Xi yang kedua.
"Selanjutnya, bukankah menyuapimu langsung dengan tanganku?"
OMG! Xi Xi langsung sadar kalau Si Chen mengetahui semua yang dia ucapkan ke mantannya. Tapi kok dia bisa tahu? Apa dia mendengarkan rekamannya? Lah, Si Chen malah tidak tahu kalau ada rekaman. Mana rekamannya, Si Chen mau dengar. Xi Xi panik menyangkal, nggak ada! Dan dia langsung kabur saat Si Chen mau mengambilkan kue untuknya.
Dari Xiao Ya, Xi Xi mengetahui kalau hari ini Nianxi akan mengadakan acara tanda tangan. Dia pakai topeng yang cuma menutupi setengah wajahnya, tapi Xi Xi sama sekali tidak mengenalinya (Padahal masih kentara jelas loh).
Dia senang-senang saja di ajak foto sama Xi Xi, dia bahkan sengaja memanfaatkan momen itu untuk memeluk Xi Xi. Xi Xi sama sekali tidak curiga apa pun, malah senang banget bisa dipeluk idolanya.
Tapi tiba-tiba ada masalah, si mantan dengan sengaja menyebar foto pertemuan mereka di internet dan sekarang beritanya jadi viral.
Maka dengan bantuan Xiao Ya, Xi Xi pun mengumpulkan para reporter untuk mengadakan konferensi pers dengan menunjukkan recorder itu untuk membuktikan dirinya tidak ada hubungan gelap dengan mantannya.
Tapi yang ada malah membuatnya dicecar berbagai pertanyaan seputar hubungan mereka bertiga. Banyak yang curiga karena Xi Xi menikah dengan Si Chen hanya berselang beberapa hari usai putus sama pacarnya.
Di tengah kebingungannya, Si Chen tiba-tiba muncul dan dengan cepat mengambil alih situasi. Dia menatap mata istrinya saat dia menyatakan pada dunia bahwa dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Xi Xi, makanya dia bergerak cepat mengejar Xi Xi dan menjadikannya istrinya.
"Jadi, tak peduli apa masa lalu Gu Xi Xi, dia sekarang adalah istri dari Yin Si Chen. Apa ada pertanyaan lain?"
Tidak ada. Maka Si Chen pun mengakhiri konferensi pers ini sampai di sini lalu menuntun istrinya pergi.
Dan Xi Xi baru sadar saat itu kalau recorder-nya sekarang sudah berpindah tangan ke Si Chen. Pfft! Dia langsung panik berusaha merebutnya, tapi gagal. Malah gara-gara aksi rebut-rebutan itu, mereka jadi tak sengaja ciuman. Pfft!
Xi Xi terus berusaha memohon padanya untuk mengembalikan recorder itu. Tapi Si Chen malah sengaja memanfaatkan rekaman itu untuk memaksa Xi Xi untuk menyetujui perpanjangan kontrak jadi istrinya selama 3 bulan lagi.
Xi Xi ogah! Maka Si Chen langsung memutar rekaman itu yang kontan saja membuat Xi Xi malu setengah mati dan akhirnya menyetujuinya dengan terpaksa. Si Chen pun puas.
Fei Ang melapor bahwa si mantan sudah ditangkap polisi sekarang. Dan untuk menangani berita buruk tentang hubungannya dengan Xi Xi, Si Chen mengirimkan foto selfie-nya di restoran waktu itu dan menyuruh Fei Ang untuk menggunakan foto itu untuk melawan semua berita negatif itu. Tapi Fei Ang tetap khawatir, soalnya belakangan ini, Xi Xi cukup dekat dengan Zi Xin.
Waktu Si Chen masuk ke ruang wardrobe, dia malah mendapati Xi Xi lagi menggilai foto pelukannya dengan Nianxi. Si Chen jadi cemburu dan langsung menyita foto itu sambil mengingatkan Xi Xi bahwa sekarang Xi Xi adalah istrinya, jadi idolanya Xi Xi hanya boleh dia seorang.
Iish! Narsis bener. Xi Xi kesal. Tapi tidak masalah, dia masih bisa mencetaknya lagi kok. Xi Xi bahkan langsung mengirim foto itu ke Zi Xin hanya untuk pamer, mengira kalau Zi Xin pasti iri sama dia. Xi Xi agak sulit menggambarkan bagaimana rasanya dipeluk Nianxi, rasanya seperti agak femilier, tapi ah sudahlah.
Xiao Ya terkikik geli membaca segala berita tentang kisah cinta Si Chen dan Xi Xi, padahal sahabatnya itu lagi pusing memikirkan proposal. Xi Xi benar-benar tidak tahu harus menulis apa di proposalnya. Maka Xiao Ya menyarankannya untuk meminta bantuan Si Chen saja.
Xi Xi awalnya terlalu gengsi, bersikeras mau bisa sendiri untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya pada Si Chen. Tapi ujung-ujungnya dia pergi juga ke perusahaannya Si Chen. Tapi dia sengaja membawa Nenek sebagai alasan.
Begitu melihat segala macam data-data tertempel di papan, Xi Xi pun menggunakan pengetahuannya seputar fashion untuk nyerocos panjang lebar, memberikan pendapat dan sarannya tentang dua merek fashion.
Si Chen langsung sadar kalau Xi Xi sedang ada maunya, dan benar saja. Begitu selesai memberikan sarannya, Xi Xi langsung mengutarakan tentang proposalnya dan meminta Si Chen untuk membantunya. Itu saja kok. Oke, Si Chen langsung setuju.
Si Chen langsung memberikan idenya Xi Xi itu pada para pegawainya keesokan harinya dan mereka langsung setuju, bahkan memuji-mujinya. Si Chen pun senang. Sungguh tak disangka kalau pernikahan kontraknya dengan Xi Xi menghasilkan keuntungan yang tak terduga.
Fei Ang perhatikan, sejak menikah dengan Xi Xi, cara Si Chen membicarakan Xi Xi mulai berubah sekarang. Xi Xi yang berubah atau Si Chen yang berubah atau Xi Xi yang berubah dalam pandangan Si Chen? Dulu Si Chen sangat keras dan toxic pada semua orang, tapi dia sangat toleran terhadap Xi Xi.
"Mungkinkah kau... menyukainya?" Duga Fei Ang.
Si Chen sontak menyangkal dengan penuh harga diri. Tapi wajahnya mulai berubah sendu saat dia menatap miniatur kapal di atas mejanya. Dulu dia sangat menyukai mainan itu, tapi ibunya membuangnya agar dia tidak menyukai apa pun.
Kejadian itu pula yang membuatnya takut untuk menyukai apa pun atau siapa pun karena dia takut kehilangan segala hal yang dia sukai. Tapi Fei Ang mengingatkan bahwa dia sekarang sudah besar, dia sudah memiliki kekuatan untuk melindungi apa yang yang dia sukai.
Malam harinya, Xi Xi memperlihatkan proposal yang ada di tablet-nya ke Si Chen. Tapi bukannya membantu merevisi apa-apa yang salah, Si Chen malah dengan entengnya menyuruh Xi Xi untuk menyerah saja, Xi Xi tidak cocok untuk melakukan ini.
Xi Xi jelas tidak mau menyerah begitu saja. Malah saat Si Chen masuk kamar tak lama kemudian, dia tak sengaja mendengar Xi Xi bicara di telepon dengan Zi Xin yang sepertinya bersedia dengan senang hati membantu Xi Xi menyelesaikan proposalnya.
***
Shang Ke tak sengaja menguping Ruo Na bicara di telepon dengan mantan pacarnya untuk ketemuan usai kerja. Shang Ke jadi cemburu dan langsung memaksa ikut.
Tapi mereka tidak berangkat bareng, Shang Ke jadi tidak punya undangan sebagai akses masuk dan terus dihalang-halangi sama para penjaga. Tiba-tiba dia melihat ada acara lamaran di dalam tempat pesta itu dan Ruo Na tampak begitu bahagia dan malu-malu di hadapan mantannya.
Shang Ke jadi salah paham mengira Ruo Na dilamar sama mantannya dan itu kontan membuatnya jadi sedih dan langsung kabur dari sana dengan hati hancur. Yang tidak dia sadari, yang dilamar sama mantannya Ruo Na adalah wanita lain yang berdiri di samping Ruo Na, kehadiran Ruo Na di sana hanya sebagai saksi.
Karena tak melihat Shang Ke datang, Ruo Na pun mendatangi rumahnya dan mendapatinya sedang minum-minum. Tapi karena dia sudah mabuk, Shang Ke jadi mengira kalau Ruo Na yang muncul di hadapannya ini, cuma bayangan. Tapi kenapa Ruo Na datang kemari setelah menyetujui lamaran pria itu?
"Kenapa membiarkanku putus asa setelah memberiku harapan? Terlalu jahat."
Ruo Na langsung kesal memelototinya, tapi itu malah membuat Shang Ke jadi semakin terpesona hingga dia langsung mencium Ruo Na dan Ruo Na pun membalasnya.
Ruo Na bangun keesokan harinya dan tercengang melihat Shang Ke tidur di sisinya. Mengira Shang Ke masih tidur, Ruo Na beranjak bangkit sepelan mungkin. Padahal Shang Ke juga sudah bangun, dan dia juga sebenarnya galau tak tahu bagaimana harus menghadapi Ruo Na sekarang.
Ruo Na ganti baju dengan cepat lalu buru-buru pamit dengan alasan mau rapat di kantor, lupa kalau hari ini hari Sabtu. Canggung, Ruo Na buru-buru mencari alasan lain, kali ini dia beralasan kalau dia mau ngasih makan kucingnya.
Shang Ke berusaha menahannya dengan mengajaknya sarapan bersama, tapi Ruo Na terus menerus mencari-cari berbagai macam alasan untuk menolaknya lalu bergegas pergi. Shang Ke kecewa.
Beberapa hari setelah itu, Shang Ke tak sengaja mendengar Ruo Na bicara dengan salah satu pegawai tentang sesuatu yang ambigu. Kalimatnya benar-benar ambigu sehingga Shang Ke jadi salah paham kalau Ruo Na sedang meremehkan kemampuannya dalam melakukan 'itu'. Pfft! Padahal yang Ruo Na bicarakan justru tentang operasi miopia yang dilakukannya beberapa kemarin.
Bersambung ke episode 9
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam