Rekap Novel The Days of Seclusion and Love Bab 46 - Bab 48

 

Ini acara ultah tahunnya Marquiss An, tapi yang lebih sibuk bersulang dengan para tamu malah Yin Ge Zhi. Kedua muridnya juga melayaninya seolah dia raja. Feng Yue jadi kayak dekorasi yang cuma berdiri nggak ada kerjaan.


Namun Feng Yue memperhatikan ada dua tamu yang sinis pada Yin Ge Zhi. Feng Yue jadi penasaran dengan kedua pria itu.

Tak lama kemudian, Yin Ge Zhi sepertinya terlalu banyak minum dan sekarang mulai mabuk. Dengan mulut bau alkohol dia menyuruh Feng Yue untuk keluar duluan dan menunggunya di depan gerbang, dia akan cari kesempatan untuk kabur dan pulang.

Feng Yue melaksanakan perintahnya. Namun sampai beberapa jam, Yin Ge Zhi malah tidak muncul-muncul. Tepat saat dia hendak mengintip ke dalam rumah, mendadak ada orang yang menutupi kepalanya dengan sak dan menculiknya. 

Memang sih banyak kusir kereta kuda, tapi mereka berkumpul agak jauh dan sibuk ngobrol sehingga tidak melihat apa yang terjadi pada Feng Yue.

Feng Yue mendengar penculiknya dua orang. Dari percakapan mereka, sepertinya mereka suruhan orang, yang pertama ragu apakah mereka menculik orang yang tepat, yang kedua yakin bahwa mereka menculik orang yang benar. Mereka kemudian meninggalkan sebuah surat di kereta kuda sebelum kemudian pergi dengan membawa Feng Yue.

Entah mereka ini penculik profesional atau tidak, tapi mereka agak lucu. Feng Yue diam saja jadi korban yang penurut, kedua penculik malah bingung sendiri kenapa dia tidak bergerak-gerak. 

Penculik pertama menduga kalau Feng Yue pasti pingsan karena ketakutan, keduanya langsung meyakini bahwa wanita yang mereka culik ini penakut sehingga mereka pun menurunkan kewaspadaan mereka. Bahkan sesampainya di tempat tujuan mereka, mereka menurunkan Feng Yue dengan sangat hati-hati. 

Mengikuti permainan mereka, Feng Yue pura-pura pingsan lalu pura-pura bangun saat kedua penculik mencipratkan air ke wajahnya, lalu pura-pura ketakutan, lengkap dengan badan gemetaran hebat. Aktingnya sukses membuat kedua penculik bersikap lembut padanya dan meyakinkannya untuk tidak takut, mereka hanya membutuhkan Feng Yue untuk mendapatkan sesuatu.

Mereka kemudian menyodorkan padanya sebuah kertas merah, yang biasanya dipakai untuk lipstik dan menyuruhnya untuk merayu Yin Ge Zhi, lalu mencium Yin Ge Zhi pakai pemerah bibir itu.

Mereka kemudian memaksa Feng Yue untuk menelan pil racun untuk mengancam Feng Yue menuruti perintah mereka. Hanya setelah Feng Yue melaksanakan perintah mereka, mereka akan memberinya penawar racunnya. 

Feng Yue pura-pura menelannya padahal diam-diam mengeluarkannya di tangannya, lalu berakting ketakutan lagi sambil gemetaran hebat bak dedaunan bergetar tertiup angin.

Di depan rumah Marquiss, Yin Ge Zhi melihat pesan dari penculik itu, tapi sepertinya dia sangat amat mabuk dan mendadak pingsan. Jadilah kedua murid yang harus kerepotan. An Shi Chong sibuk mengurus Yin Ge Zhi, Xu Huai Zu yang pergi mencari bala bantuan untuk menyelamatkan Feng Yue.

Karena Feng Yue adalah hadiah pemberian Xu Huai Zu, jadi wajar kalau dia yang menyelamatkan Feng Yue. Tak lama kemudian, Xu Huai Zu dan An Shi Chong memimpin satu kompi pasukan ke tempat yang tertera di surat penculik itu.

Kedua penculik santai menunggu tuannya Feng Yue untuk datang menyelamatkannya. Namun satu jam kemudian, mereka malah kaget melihat yang datang bukannya satu orang, malah satu kompi pasukan.

Kedua penculik jadi bingung dan akhirnya memutuskan untuk kabur saja. Tapi kedua murid dan pasukan mereka dengan cepat mengepung kedua penculik itu, lalu tiba-tiba saja salah satu penculik kena bogem mentah hingga dua gigi depannya copot.

Xu Huai Zu dengan menggunakan belati pemberian gurunya, maju ke gubuk tempat Feng Yue disekap dengan penuh keberanian, bersiap untuk menghadapi lebih banyak penjahat yang ada di dalam gubuk itu. 

Tapi begitu dia membuka pintu gubuk, dia malah cuma menemukan si cantik Feng Yue lagi santai leyeh-leyeh di atas jerami. Xu Huai Zu seketika kecewa. Wkwkwk! Padahal dia sudah antusias saja untuk bertarung dengan pejahat, ternyata cuma begini doang?

"Maaf sudah mengecewakan Tuan Muda. Di mana Yang Mulia (Yin Ge Zhi)?" tanya Feng Yue dengan nada sangat santai yang sama sekali tidak kayak orang habis diculik.

"Mabuk. Sedang beristirahat di kediaman Marquiss."

"Sungguh waktu yang tepat untuk mabuk!" sinis Feng Yue, tak percaya kalau tuannya itu lagi mabuk.

Dia kemudian memberitahu kedua murid bahwa kedua penculik itu bukan hanya ingin menculiknya, tapi juga ingin meracuni Yin Ge Zhi. Feng Yue memberitahu mereka bahwa Yin Ge Zhi pernah beberapa kali hampir dibunuh orang. Dia yakin bahwa kertas merah yang diberikan padanya bukan sekedar pemerah bibir biasa.

Sontak saja kedua murid jadi emosi hingga Xu Huai Zu memerintahkan supaya kedua penculik ini dibawa ke kantor hakim. Kedua murid yang masih benar-benar polos ini sama sekali tidak mengerti kenapa ada orang yang mau mencelakai guru mereka, dia kan tidak memiliki kekuasaan apa pun di Negara Wu.

Karena itulah, kedua murid bertekad untuk melindungi guru mereka. Feng Yue diam-diam mendengus sinis, Yin Ge Zhi jelas-jelas tidak butuh perlindungan. Yin Ge Zhi tadi sengaja menyuruhnya menunggu di luar sangat lama, sengaja menjadikannya korban. 

Dia yang harus menderita diculik orang, Yin Ge Zhi yang dapat keuntungannya. Yang lebih menyebalkan, biarpun dia menyadari semua ini, dia tidak bisa mengungkapkan kelicikan Yin Ge Zhi. Kesal, Feng Yue langsung mengambil salah satu kuda lalu memacu kudanya secepatnya kembali ke kediaman Marquiss.

Yin Ge Zhi lagi nyantai menatap bulan, tapi begitu mendengar langkah kaki mendekat, dia pura-pura tidur, dan langsung melek kaget saat Feng Yue mendadak menendang pintu dengan keras.

Melihat Yin Ge Zhi pura-pura mabuk, Feng Yue dengan senyum cerahnya bergerak mendekat sambil mengklaim kalau dia mau membantu memijat Yin Ge Zhi supaya dia sadar dari mabuknya, lalu langsung menekan punggung Yin Ge Zhi dengan kedua lututnya kuat-kuat. Feng Yue benar-benar melampiaskan kekesalannya tanpa ragu-ragu, bahkan sengaja melompat-lompat di atas punggungnya kayak kodok. Yin Ge Zhi malah diam-diam ketawa di balik bantal, sudah lama sekali ada orang yang begitu berani memperlakukannya seperti ini. Tak disangka si iblis kecil ini menarik juga saat sedang marah. 

 Setelah puas dan capek melampiaskan amarahnya, Feng Yue ganti berakting mewek dan berbohong kalau tadi dia diraba-raba sama penculik tadi. Niatnya mau membuat cerita seolah nasibnya tragis banget waktu diculik tadi, tapi baru juga dia ngomong tentang diraba-raba doang, mendadak Yin Ge Zhi melesat beranjak bangkit dengan aura yang sangat menakutkan.

Dia menyuruh Feng Yue pulang duluan lalu dia sendiri pergi ke kantor hakim untuk menemui kedua penculik. Feng Yue kesal banget ditinggal begitu saja. Dia kan masih mau bercerita, tapi malah ditinggal. Dasar nggak pengertian! 

Di kantor hakim, kedua penculik ini jelas-jelas penculik amatir. Mereka mudah menyerah setelah dihajar dan jujur mengaku bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui identitas orang yang membayar mereka. 

Bahkan saat Yin Ge Zhi masuk, mereka seketika mengira kalau Yin Ge Zhi ini baik hati dan cuma seorang pejabat biasa yang lemah. Mereka berpikir begitu cuma karena penampilan Yin Ge Zhi yang anggun dan tidak membawa senjata apa pun, sama sekali tidak terlihat kayak orang yang bisa bela diri.

Karena itulah mereka merasa lebih santai bicara pada Yin Ge Zhi dan mengaku bahwa mereka cuma disuruh menculik pelayan berbaju merah dan mengancam orang yang akan menyelamatkannya. Kalau ancamannya tidak berhasil, mereka disuruh memberikan kertas pemerah bibir beracun pada si pelayan supaya si pelayan sendiri yang mencelakai tuannya.

Selain itu, mereka juga disuruh untuk memaksa si pelayan menelan racun. Dia akan diberikan penawar racunnya kalau sudah melaksanakan tugasnya. Penawar racunnya ada pada mereka. Berhubung mereka mengira Yin Ge Zhi ini pria lemah dan bodoh, jadi mereka mengancam yang lain untuk pergi, mereka cuma mau bicara pada Yin Ge Zhi.

Niatnya, mereka mau menyerang Yin Ge Zhi saat menyodorkan penawar racunnya. Namun Yin Ge Zhi dengan kecepatan cahaya menghindari serangan mereka dan entah bagaimana tuh penawar racun mendadak sudah ada di tangannya. Kedua penculik sampai bingung.

Ekspresi ramah Yin Ge Zhi pun dengan cepat berubah sangat menyeramkan saat tiba-tiba saja dia meninju perut salah satu penculik sangat kuat hingga si penculik terbang dan pingsan menabrak tembok. Lalu penculik kedua, dia patahkan kedua tangannya tanpa ampun. (Pfft! Kasihan!)

Sudah selesai, Yin Ge Zhi kemudian keluar dan mengucap terima kasih dengan sopan pada ketua polisi sembari memujinya atas keadilannya terhadap kasus Zhu Lai Cai.

Si ketua polisi menjawab ucapan terima kasihnya dengan sopan padahal sebenarnya dia sedang galau. Posisinya dalam kasus ini benar-benar rumit karena dia mendapat tekanan baik dari Putra Mahkota dan Shan Wen He.

Mendengar Zhu Lai Cai belum diadili, Xu Huai Zu sontak kesal sama si kepala polisi. Dia menunggu apa? Tuh orang mau mencelakai seorang pangeran. Seharusnya dia dan seluruh keluarganya ditangkap dan dihukum. 

Kalau dia memang tidak sanggup menangani masalah ini, lebih baik serahkan Zhu Lai Cai ke Mahkamah Agung. Menteri Zhao tidak pernah takut akan kekuasaan, dia pasti akan memberikan hukuman yang adil. Mumpung dia ada di sini, Xu Huai Zu menuntut si kepala polisi untuk menyerahkan Zhu Lai Cai dan semua bukti tentang kasusnya kepadanya. Akan dia antarkan ke Mahkamah Agung.

Ini kasus penting, kalau dia terus menunda-nunda dan mencelakai Yin Ge Zhi lagi, maka perang antar kedua negara pasti akan pecah lagi. Cepat serahkan penjahat itu padanya!

Hadeh! Ketua polisi galau, tapi setelah memikirkannya beberapa menit, dia memutuskan mengalah. Setidaknya, dia tidak perlu lagi pusing terlibat dalam kasus ini. 

Dalam perjalanan kembali, An Shi Chong meyakinkan gurunya bahwa Menteri Zhao pasti akan menangani kasus ini dengan cepat. Apalagi Menteri Zhao dan ayahnya punya hubungan baik. Pfft! Kedua murid ini benar-benar berbakti sekali pada guru mereka, tidak sadar kalau guru mereka itu memang sengaja menuntun mereka untuk melakukan semua ini untuknya.

Bagaimana dengan Feng Yue? Apakah dia sungguh diracuni? Perlukah dia mengkhawatirkannya?... Hmm, kayaknya nggak deh. Wanita licik itu tidak mungkin mudah diracuni. Buktinya tadi Feng Yue semangat sekali melompat-lompat di atas punggungnya, sama sekali tidak kelihatan kayak orang diracun. Penawar racun ini tidak berguna.

Sesampainya kembali ke rumah, Yin Ge Zhi diberitahu Guan Zhi bahwa Feng Yue sudah balik ke Menara Menghui. Fakta kalau dia langsung melenggang balik ke Menara Menghui dengan santainya jelas membuktikan bahwa Feng Yue memang tidak diracun. Dia kemudian menyuruh Guan Zhi untuk mengirimkan hadiah lagi untuk Feng Yue.

Di Menara Menghui, Feng Yue lagi nyantai saat Duan Xian datang dan langsung sinis menyindirnya karena balik ke Menara Menghui, dia pikir kalau Feng Yue sudah ditebus pelanggannya.

Namun walaupun Duan Xian ini mulutnya sangat tajam, sebenarnya dia juga memiliki kisah masa lalu yang kelam. Dia korban perang yang banyak mendapatkan siksaan selama masa penahanannya. Waktu itu hanya dia dan adiknya yang bertahan hidup di keluarganya, tapi pada akhirnya, adiknya juga mati di tangan seorang komandan militer.

Enam bulan yang lalu, Duan Xian pingsan di depan pintu Menara Menghui dalam keadaan sangat sekarat. Enam bulan kemudian, dia berubah seperti bunga yang mekar dengan indah, namun hatinya penuh duri. Sejatinya, semua wanita di Menara Menghui ini bertahan hidup hanya untuk membalaskan dendam masing-masing. Tepat saat itu juga, hadiah kiriman Yin Ge Zhi datang yang sontak membuat wanita lainnya iri.

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments