Sinopsis My Little Princess Episode 15

 Sinopsis My Little Princess Episode 15


Xing Chen menangis menatap rumahnya yang sekarang kosong, rumah yang penuh kenangan bersama mendiang Ayahnya dan Ibunya.

Terlepas dari kerasnya Nyonya Chen mendidik Xing Chen, ada kalanya dia berbaik hati pada Xing Chen. Suatu kali pernah Xing Chen membohonginya dengan mempercepat jam hanya supaya dia bisa istirahat dan Nyonya Chen membiarkannya walaupun dia tahu kebohongan Xing Chen.


Paman De memberitahu Xing Chen kalau dia sudah mengepak piagam-piagam milik Xing Chen. Xing Chen sungguh bersyukur masih memiliki Paman De yang begitu setia pada keluarganya. Paman De mengaku dia pernah diminta oleh almarhum Ayah Xing Chen untuk selalu menjaga rumah ini dan Xing Chen.

Ia berhutang besar pada Ayah Xing Chen, karena itulah dia tidak boleh mengecewakan Ayah Xing Chen.

Mendengar itu, Xing Chen jadi merasa paling tidak berguna di keluarga ini. Paman De terus menyemangatinya dan mengingatkan Xing Chen bahwa dialah masa depan keluarga ini.


Xing Chen jadi berpikir kalau masalah keluarga mereka akan bisa diselesaikan jika dia menikah dengan Chu Yao.

Mungkin saja, tapi Paman De tidak menyarankan Xing Chen untuk melakukan itu. Tapi Xing Chen tampaknya sudah menetapkan keputusan untuk menyelamatkan masa depan perusahaan dan keluarganya.


Malam harinya, Xing Chen memluk boneka beruangnya sembari mengingat segala kenangan indahnya bersama Beruang Nian Yu. Dia mengec*p boneka itu sebelum akhirnya memutuskan untuk memasukkannya kedalam kotak.


Tanpa menyadari apa yang terjadi pada Xing Chen, Nian Yu senyam-senyum bahagia teringat c**mannya dengan Xing Chen tadi.


Keesokan harinya, Xing Chen minta disiapkan bekal dan dengan ceria memberitahu Nyonya Chen kalau dia sudah memutuskan mau bertunangan dengan Chu Yao, Nyonya Chen senang mendengarnya.


Di tengah jalan, dia bertemu dengan Nian Yu yang mengajaknya naik sepedanya. Xing Chen jadi galau, apalagi saat itu Chu Yao juga datang dengan membawa mobil sedan mewah. Xing Chen jadi semakin bingung.

Memutuskan untuk menolak Nian Yu, dia pun berjalan ke Chu Yao, tapi langsung Nian Yu menangkap tangannya dan menc**m pipinya. Xing Chen mendadak berubah pikiran seketika dan naik ke sepedanya Nian Yu, mereka pun langsung pergi meninggalkan Chu Yao yang menggerutu kesal.


Tidak terima ceweknya diambil Nian Yu, Chu Yao membuntuti mereka sambil berusaha membujuk Xing Chen untuk naik ke mobilnya yang lebih aman. Nian Yu dengan sengaja mengerem mendadak dan membuat Xing Chen refleks memluknya.

Nian Yu tersenyum puas dan dengan lantang berkata kalau inilah posisi yang benar dalam berboncengan. Duh! manisnya Nian Yu, tapi sekarang sudah terlambat. Dia memberitahu Nian Yu kalau mereka harus bicara berdua.

Nian Yu berkata kalau dia juga ingin mengatakan sesuatu padanya lalu melingkarkan kedua tangan Xing Chen memel*k pinggannya sekali lagi. Chu Yao langsung lebay memegangi d**anya yang hancur, dengan kesal dia turun dari mobilnya. Tapi Nian Yu langsung memacu sepedanya.


Nian Yu memberi kejutan dengan membawa Xing Chen ke kolam tempat mereka pertama kali bertemu yang sudah dia hias dengan bunga-bunga romantis, Kostum beruang dan err... sepatu kaca? (itu kaca atau plastik, yah? wkwkwk).

 

Nian Yu lalu memainkan piano, lagu yang mereka berdua mainkan bersama saat pertama kali mereka bertemu. Lagu kenangan yang membuat Xing Chen berkaca-kaca.

Dia memberitahu dirinya sendiri untuk tidak menangis, tapi pada akhirnya air matanya tetap menitik. Xing Chen menghapus air matanya lalu duduk di samping Nian Yu dan mereka pun kembali berduet seperti dulu.


Nian Yu tidak mengatakan apapun tapi dia memperhatikan kesedihan Xing Chen. Xing Chen mengklaim kalau kemarin dia hanya terbawa perasaan dan sekarang dia menyesalinya, dia akan tetap menikah dengan Chu Yao.

Nian Yu langsung menghentikan permainan piano mereka dan menangkup wajah Xing Chen, "Aku mencintaimu."

"Tapi aku tidak mencintaimu"

Nian Yu tidak percaya. Xing Chen bersikeras kalau dia tidak mencintai Nian Yu, sejak awal bertemu pun tidak, tidak pula saat Nian Yu melindunginya sebagai kesatria beruang. Dia tidak pernah merindukan Nian Yu. Bahkan saat Nian Yu menyatakan cinta pun, dia tidak merasakan apapun.


Dia beranjak pergi tapi Nian Yu langsung menarik Xing Chen kembali dan menc**mnya. Xing Chen langsung menjauh dan pura-pura marah. sekali lagi dia menegaskan kalau dia tidak mencintai Nian Yu lalu pergi.


Setibanya kembali ke kampus, Xing Chen dihampiri Yang Yang dan teman-temannya yang lain. Mereka sudah mendengar tentang apa yang terjadi dengan Dolly Group.

Yang Yang berusaha menghiburnya dan meyakinkannya untuk tidak bersedih. Walaupun dia sudah tak punya apapun sekarang, tapi masih banyak hal baik di dunia ini.

Mereka bahkan sudah mengumpulkan uang untuk membantu Xing Chen. Tapi Xing Chen jelas tidak suka dengan simpati mereka yang terkesan merendahkan itu.

Dia hendak marah, tapi Nian Yu muncul saat itu dan membantu Xing Chen menolak uang bantuan mereka dan mengingatkan mereka bahwa yang dibutuhkan Xing Chen saat ini bukan uang bantuan seperti ini.


Chu Yao muncul tak lama kemudian. Dia langsung memprotes cara mereka memperlakukan Xing Chen dan menyeret Xing Chen pergi. Xing Chen menurut dan di tengah jalan, dia langsung to the point mengajak Chu Yao tunangan secara resmi.


Nian Yu berjalan sedih seorang diri. Di tengah jalan, dia melihat foto penikahan Xing Chen dan Chu Yao yang dijadikan poster promosi Dolly Group. Foto yang membuatnya teringat kebohongan Xing Chen tadi.


Chu Yao dan Xing Chen langsung fitting baju pengantin. Chu Yao terpesona melihat betapa cantiknya Xing Chen dalam balutan gaun pengantinnya walaupun dia menyadari raut kesedihan di wajah Xing Chen.

"Xing Chen kau sangat mempesona"

"Terima kasih. Tunggu sampai kita menikah, aku bisa lebih baik dari ini. Aku tidak akan mengecewakanmu"

 

Senyum Chu Yao langsung menghilang mendengar itu. Dia mengaku kalau saat membawa Xing Chen kabur, dia begitu bahagia.

Saat itu dia berpikir jika Xing Chen mengetahui kepribadiannya yang sebenarnya, akankah Xing Chen mencintainya. Setiap kali dia bepergian, dia selalu merasa bebas, perasaannya pada Xing Chen juga seperti itu.

"Lin Xing Chen, aku mencintaimu. Aku ingin menikahimu. Melihatmu memakai baju pengantin ini, membuatku berpikir bahwa jika dia jadi istriku maka aku akan menjadi pria yang paling bahagia di seluruh dunia. Kuharap kau akan punya perasaan yang sama denganku. Menikah dengan orang yang benar-benar kau cintai. Jadi, apa kau mencintaiku?"


Jika uang yang Xing Chen inginkan, maka dia bisa meminjamkannya. Dia bahkan rela memberikannya secara cuma-cuma. Tapi dia yakin bukan uang yang Xing Chen inginkan. Karena itulah dia bertanya sekali lagi, apakah Xing Chen mencintainya?

Xing Chen benar-benar tak bisa menjawabnya. Tak sanggup lagi membohongi perasaannya, Xing Chen langsung melepaskan tangannya dari genggaman Chu Yao dan berlari pergi meninggalkan Chu Yao dengan masih mengenakan gaun pengantin itu.


Nian Yu sedang berada di jalan saat dia ditelepon Chu Yao yang kedengaran cemas setelah Xing Chen pergi dan sekarang entah Xing Chen ada di mana.

Sontak semua teman-teman Xing Chen berlarian kesana-kemari mencarinya, tapi Xing Chen tidak ada di mana-mana.


Nian Yu pun panik mencari Xing Chen ke berbagai tempat yang mungkin didatangi Xing Chen, hingga akhirnya dia mendapati Xing Chen duduk termenung di tepi air mancur.

Begitu dia duduk di sampingnya, Xing Chen merutuki dirinya sendiri yang sangat tidak berguna. Tidak seharusnya dia bergantung pada Nian Yu, lagipula Nian Yu tidak akan bisa bersamanya setiap saat.

Nian Yu menangkup wajah Xing Chen dengan lembut dan berkata, "Aku akan selalu bersamamu, berada di sisimu. Jika kau ingin bermain piano, aku akan bermain bersamamu. Jika kau mau berdansa, aku akan membimbingmu. Jika kau menangis, aku akan menghapus air matamu. Jika kau terluka, aku akan menyembuhkannya. Dolly Group bangkrut, aku bisa bekerja untuk menyokongmu."

Xing Chen terharu mendengarnya. Nian Yu pun menenangkan Xing Chen kedalam plukannya.


Nyonya Chen menatap kantornya untuk yang terakhir kalinya sebelum akhirnya dia membawa pergi kotak barangnya yang terakhir. Paman De ada di sana untuk membantunya. Nyonya Chen sedih harus meninggalkan tempat penuh kenangan ini.

Bagaimana dulu suaminya memperkenalkan tempat ini, saat dia menggantikan suaminya pasca suaminya meninggal dunia dan perjuangannya selama ini untuk menjaga perusahaan ini tetap hidup. Tapi sekarang perusahaan ini malah hancur di tangannya.


Tepat saat itu juga, Nyonya Chen diberitahu kalau orang yang membeli Dolly Group sudah datang. Nyonya Chen menemuinya di ruang meeting dan sama sekali tidak terkejut mendapati orang itu adalah si Bos Preman.  Malas meladeninya, Nyonya Chen pun hendak pergi.

Tapi Bos Preman menghentikannya dan berkata kalau Ntonya cHen menginginkan perusahaan ini kembali maka dia tidak akan menolaknya, lagipula perusahaan ini tidak memberinya keuntungan. Anggap saja ini hadiah pertunangan setelah 20 tahun yang lalu.

Nyonya Chen tertawa miris mendengarnya. Jadi Bos Preman susah payah menghancurkan Dolly Group hanya karena itu. Dia membuka sebuah amplop di meja dan isinya penuh dengan foto candid dirinya dan juga sebuah surat cinta.


Ah, ternyata Bos Preman dan Nyonya Chen dulu pernah punya hubungan cinta. Tapi kemudian Nyonya Chen meninggalkannya untuk menikah dengan Tuan Lin. Bos Preman tidak bisa menerima kenyataan itu bahkan setelah puluhan tahun lamanya. Sejak itu dia selalu menganggap Nyonya Chen sebagai wanita mata duitan yang menikahi Tuan Ling hanya demi uang.

Selama itu dia berusaha melupakan Nyonya Chen. Tapi pada akhirnya dia menyadari kalau dia tidak bisa melakukannya. Dia hanya menginginkan cinta Nyonya Chen. Jika uang yang Nyonya Chen butuhkan maka dia bisa memberikan yang banyak untuknya.

Dia menunjukkan ponselnya Xing Chen yang tak sengaja tertukar dengan miliknya. Dia melakukan semua ini agar Nyonya Chen tahu betapa ia peduli pada Nyonya Chen.

"Jadi yang selalu membuntuti Xing Chen selama ini adalah kau?"

"Bukan membuntuti, aku hanya ingin mengambil ponselku kembali"

"Memotret diam-diam dan surat cinta. Ternyata, 20 tahun yang lalu kau tidak memahamiku dan setelah 20 tahun kau masih belum memahamiku. Kau yakin kalau aku menikah dengan Ling Yong Hui karena uang? Tidak. Aku mencintainya. Aku sangat mencintainya hingga aku mau membesarkan anaknya dari wanita lain karena wajahnya (Xing Chen) membuatku teringat padanya."

"Cukup!"

"Jadi kau boleh memiliki perusahaan ini, tapi kau tidak akan bisa memiliki selamanya" Nyonya Chen pun pergi meninggalkan Bos Preman yang marah.

 

Nyonya Chen dan Xing Chen sekarang harus tinggal di rumah Ibu Kandungnya Xing Chen. Dia meyakinkan Nyonya Chen kalau dia sudah menjual semua tasnya. Untung saja dia membeli barang-barang itu dengan uangnya sendiri, kalau tidak sudah pasti akan disita bank dan mereka tidak akan punya sisa uang.


Dia lalu membawa Nyonya Chen ke kamar paling luas dan paling bagus di rumah itu. Dia memberikan kamar itu untuk Nyonya Chen sementara dia sendiri akan tidur di ruang ganti yang sekarang sudah kosong setelah dia menjual semua barang koleksinya.

Nyonya Chen menolak kebaikannya dan bersikeras mau tidur di ruang ganti saja. Dia tidak peduli biarpun kamar itu kecil dan tidak ada kamar mandinya. Ibu tidak enak dan berusaha membujuknya, tapi Xing Chen menghentikan Ibu dan mengingatkan Ibu untuk tidak bersikap seformal ini pada Nyonya Chen.

"Kau tidak mengerti. Dia masih pilar utama di rumah ini. Aku ingin membuatnya merasa nyaman, kita kan keluarga"


Tapi saat mereka duduk di ruang tamu, Nyonya Chen malah menemukan satu buah tas clutch. Katanya sudah dijual semua? Ibu langsung canggung dan menjelaskan kalau dia tidak bisa menjual yang satu itu. Nyonya Chen langsung menggodanya, menuntut Ibu untuk menyerahkan semua uang yang dimilikinya. Ibu sontak kabur.


Xing Chen minta maaf pada Nyonya Chen karena tidak bisa membantu mempertahankan rumah mereka. Tapi Nyonya Chen sama sekali tidak marah.

"Kebahagiaan yang kau bawa untukku selama ini, jauh lebih berharga daripada uang. Aku selalu memintamu untuk menjadi apapun yang kuinginkan. Tapi selama ini ada sesuatu yang kurahasiakan darimu. Xing Chen, aku bangga padamu. Kau adalah putriku, kebanggaanku. Mulai sekarang, kuharap aku bisa melihatmu tersenyum dan bahagia. Lakukan apapun yang kau inginkan. Itulah harapan terbesarku"

Xing Chen begitu terharu dan langsung memluk Nyonya Chen.

Bersambung ke episode 16

Post a Comment

0 Comments