Mi Ka dengan sabar menunggu di depan ruang ICU selama Dokter Shao berpamitan dengan dokter lain lalu bergegas mengejarnya. Dia mengaku sudah membaca semua penelitiannya Dokter Shao dan dia sangat kagum pada Dokter Shao.
Tapi Dokter Shao hanya mengucap terima kasih singkat lalu bergegas masuk lift meninggalkannya, dia benar-benar terburu-buru karena harus mengejar pesawat.
Mi Ka pun tak bisa ikut masuk gara-gara terhadang pasien. Tapi dia pantang menyerah dan langsung lari menuruni tangga, dari lantai 10 ke lantai 1.
Dia langsung to the point tentang penyakit temannya yang menderita glioma stadium 3, sudah 3 kali operasi tapi masih kambuh dan sekarang tubuhnya sakit semua.
Dia pernah membaca tentang Dokter Shao yang menerbitkan rencana pengobatan inovatif yang bisa mengurangi rasa sakit pasien secara drastis.
Dia berusaha menyodorkan rekam medisnya Xiao Man dan meminta Dokter Shao untuk melihatnya, tapi Dokter Shao dingin menolak dan menyuruh Mi Ka untuk bicara dengan dokter yang menangani penyakit temannya itu. Dia tidak bisa memberi saran yang tepat dan akurat karena tidak memahami riwayat penyakitnya.
"Bukankah tadi anda bilang bahwa anda ingin membuat pasien hidup dengan bermartabat. Kenapa sekarang langsung menolak begitu saja padahal anda bahkan belum melihat rekam medisnya sedikitpun?"
"Sebagai seorang dokter, menempatkan terlalu banyak perasaan pada pasien, sangatlah tidak profesional."
"Jika tidak punya perasaan itu profesional, aku bersedia tidak profesional selamanya. Ini adalah sebuah nyawa. Meski hanya ada secerca harapan juga tidak seharusnya diabaikan."
Kata-kata terakhirnya itu benar-benar menohok hati Dokter Shao... hingga akhirnya dia minta nomor teleponnya Mi Ka. Memahami maksudnya, Mi Ka langsung menyerahkan semua dokumennya pada Dokter Shao. Selain rekam medis temannya, juga ada informasi kontaknya di dalam dokumen itu.
"Aku akan mengabarimu setelah melihatnya." Ujar Dokter Shao menerima dokumen itu.
Tapi sebelum pergi, dia memberitahu Mi Ka sekali lagi bahwa memiliki terlalu banyak perasaan pada pasien itu akan menghilangkan penilaian rasionalnya dan itu sangatlah tidak profesional.
"Tetapi dibandingkan dengan tidak punya perasaan, yang pertama lebih baik." Ujar Dokter Shao lalu bergegas pergi.
Mi Ka benar-benar terharu mendengarnya. "Terima kasih, Dokter Shao."
Hari sudah malam, tapi Mi Ka masih juga belum balik ke markas. Membuat Ke Lei yang menunggunya sedari tadi, jadi kesal. Tak sengaja dia mendengar percakapan dua dokter wanita yang bolos tadi yang baru balik dari supermarket sambil makan es krim.
Tanpa mengetahui kalau polisi yang disamping mereka itu Ke Lei, mereka santai saja berkata lantang pada rekan mereka kalau mereka tadi bohong sama Wen Bo biar bisa bolos latihan sore.
Ke Lei jadi curiga kalau Mi Ka juga ke supermarket. Dan begitu dia mencari ke sana, Ke Lei benar-benar menemukan Mi Ka di sana, sedang membeli beberapa makanan untuk makan malam. Mi Ka tercengang mengenalinya, dia orang baik yang mengantarkannya kembali ke kota tadi.
Ke Lei tidak langsung mengonfrontasinya dan hanya pura-pura kalau dia cuma mau beli makanan. Mi Ka pun langsung berinisiatif untuk membayari belanjaannya sebagai ungkapan terima kasih lalu ikut kembali dengannya ke markas.
Tapi sesampainya di markas, dia malah mendengar penjaga depan menyapa si polisi itu sebagai 'Kapten Xing'. Hah? Kapten Xing? Mi Ka kaget.
"Jangan-jangan kau Xing Ke Lei?"
Dan pertanyaannya terjawab dengan sendirinya saat Wen Bo muncul saat itu juga, menyapa Ke Lei sebagai 'Kapten Xing', lalu Ke Lei membentak Wen Bo untuk membunyikan bel. Pertemuan darurat!
Hati Mi Ka mencelos mendengarnya. "Gawat!"
Mi Ka dan yang lain pun bergegas berkumpul di lapangan. Tanpa basa-basi, Ke Lei langsung memanggil kedua dokter wanita yang bolos tadi dan menghukum mereka untuk lari keliling lapangan 10 putaran.
Dia bahkan mengancam semua orang untuk pergi saja jika mereka ingin bermalas-malasan dan berbohong seperti kedua wanita itu. Dia jamin kalau mereka tidak akan mendapatkan sertifikat kelulusan.
Tidak ada satupun yang bergerak. Berarti tidak ada yang mau pergi. Maka Ke Lei pun meminta mereka untuk mengubah kebiasaan buruk mereka dan mematuhi aturan di sini.
Tapi perlakuannya terhadap Mi Ka agak berbeda. Dia memang memberitahu mereka bahwa ada orang yang diam-diam meninggalkan markas sore tadi, tapi dia tidak mengungkapkan siapa pelakunya.
Dia mengingatkan bahwa mereka adalah satu kesatuan. Dan karena kesalahan satu orang ini, maka mereka semua yang harus menanggung hukuman. Ditambah lagi mereka tadi terlambat 15 menit untuk berkumpul di lapangan. Jadi mereka semua dihukum lari 15 putaran sekarang juga.
Baru beberapa putaran, tapi semua orang sudah ngos-ngosan dan mengeluh kecapekan. Ke Lei jadi tambah keras mengkritiki kelemahan fisik mereka. Bagaimana mereka bisa menyelamatkan orang lain kalau mereka selemah ini.
Mereka dokter, memiliki pengetahuan medis profesional yang tidak dimiliki para petugas penyelamat lain. Tapi mereka lemah secara fisik dan tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrem.
Karena itulah pelatihan ini bertujuan untuk memilih orang-orang yang memiliki bakat dan kemampuan dalam kedua bidang demi menyelamatkan nyawa lebih banyak orang.
"Kalian ke sini bukan untuk bermain-main!" Sentak Ke Lei garang. "Hari ini ada yang bilang bahwa pelatihan ini hanya formalitas. Kalau begitu mulai besok, kita mulai pelatihan yang sebenarnya! Semuanya sudah bekerja keras. Bubar!"
Mi Ka akhirnya bisa memakan makan malamnya sambil menggerutui Ke Lei. Pantas saja Ke Lei baik banget sama dia tadi. Ternyata tuh orang sedang menggali lubang dan menunggunya melompatnya ke dalamnya. Rumor tentang Ke Lei ternyata memang benar.
Mi Ka akui kalau dia sendiri memang salah, dia salah karena keluar kamp tanpa izin. Tapi kenapa Ke Lei tidak langsung mengfrontasinya saja, malah sengaja berbaik hati mengantarkannya kembali ke kota dan menunggu kesempatan untuk menyerangnya. Tuh orang benar-benar berbahaya dan licik.
Yan Shan setuju kalau Ke Lei itu berbahaya dan licik. Tapi sebaiknya Mi Ka memikirkan apa yang harus dia lakukan. Ke Lei memang sudah menghukum Mi Ka, tapi ingat, pernah ada kakak senior mereka yang tidak mendapatkan sertifikasi kelulusan. Apa MI Ka juga mau mengikuti jejaknya dan tidak mendapatka sertifikat kelulusan?
"Tidak dapat yah tidak dapat." Mi Ka masa bodo... tapi sedetik kemudian dia berubah pikiran dan mulai cemas. "Tidak mungkin sampai segitunya, kan?"
"Banyak-banyaklah berdoa."
Maka keesokan harinya, dia berniat minta maaf sama Ke Lei. Tapi dia bingung harus gimana ngomongnya dan akhirnya cuma mondar-mandir kebingungan di depan kantornya Ke Lei.
"Mau mencuri?" Sapa Ke Lei yang mendadak muncul dari belakang.
Mi Ka bergegas mengikutinya masuk dan dengan gugup mengaku kalau dia salah, dia bersedia dihukum apa saja. Tapi Ke Lei malah bilang bahwa keluar kamp tanpa izin, hukumannya adalah dikeluarkan.
"Seserius itu? Instruktur Xing, aku benar-benar terpaksa, makanya tidak minta izin anda. Aku tahu apapun yang anda katakan itu benar. Tapi bisakah anda jangan mengeluarkanku?"
"Di sini, semua alasan pribadimu tidak bisa disebut sebagai alasan. Apa kau mengerti?"
Mi Ka langsung tertunduk sedih mendengarnya... dan seketika itu pula Ke Lei tiba-tiba melunak hingga dia hanya menghukum Mi Ka dengan memotong poinnya.
Tapi dia memperingatkan bahwa jika ini sampai terulang kembali, satu kali lagi saja, maka Mi Ka harus segera pergi dari sini.
"Terima kasih, Intruktur..."
"Terima kasih apanya, aku belum selesai bicara. Hari ini setelah pelatihan selesai... bersihkan toilet."
"Baik. Apa... sudah selesai?"
"Selesai. Apa ada masalah lagi?"
"Tidak! Tidak! Aku pasti akan membersihkannya sampai bersih. Terima kasih, Instruktur." Ucap Mi Ka lalu pergi.
Aman sendirian, Ke Lei lalu mengeluarkan sebuah kotak hadiah yang di dalamnya berisi sebuah gantungan kunci boneka beruang polisi dan ada sebuah kartu ucapan di dalamnya. Ternyata itu hadiah dari Mi Ka dulu dan Ke Lei masih menyimpannya sampai sekarang.
Mi Ka tidak tahu namanya, jadi dia hanya menulis 'Tuan SWAT yang terhormat'. Setulus hati dia berterima kasih atas operasi penyelamatannya dan pertaruhan nyawa yang dilakukannya demi menyelamatkan semua orang.
Meski itu seperti mimpi buruk. Tapi pada saat yang sama, aku juga beruntung. Sekali lagi aku berterima kasih pada anda... Mi Ka.
Karena pembersih lantai habis, Mi Ka keluar sebentar untuk mengambil yang baru. Tapi saat dia kembali, dia malah melihat Ke Lei ada di dalam.
Mi Ka sontak panik keluar lagi bertepatan dengan Wen Bo yang datang dengan dua rekannya. Li Nian malah langsung menggodai Mi Ka, membuat Mi Ka jadi kesal dan langsung balas mengkritiknya dengan sinis.
Ke Lei baru keluar saat itu dan Mi Ka langsung memprotesnya karena menggunakan toilet padahal sedang dibersihkan. Ke Lei menyangkal, dia tidak pakai toilet kok.
"Kalau tidak pakai, terus buat apa kau masuk?"
"Benar. Kalau tidak pakai, terus kau masuk untuk apa?" Goda Li Nian.
"Kau kurang kerjaan, yah?" Kesal Ke Lei.
Padahal Li Nian cuma menggoda biasa gitu doang loh, tapi Ke Lei kayaknya malu banget dan sengaja menutupinya dengan menghukum Li Nian untuk lari 5 kilometer dan angkat beban. (Kejamnya si kapten)
Dan setelah semua orang pergi, Ke Lei memberitahu Mi Ka kalau dia datang benar-benar bukan untuk pakai toilet, melainkan cuma untuk mengecek pekerjaannya Mi Ka, bersih atau tidak.
Mi Ka harus selesai malam harinya karena siapa sangka kalau toilet pria di kamp itu banyak banget. Parahnya lagi, karena sudah kemalaman, dia jadi tidak bisa mandi karena kamar mandinya sudah dikunci.
Ke Lei mendadak muncul saat itu dan melihat peralatan mandi yang dibawa Mi Ka. Maka dengan sengaja Ke Lei menghukum Mi Ka untuk membersihkan kamar mandi juga, padahal jelas niatannya biar Mi Ka bisa mandi, dia cuma terlalu gengsi untuk terus terang. Tapi Mi Ka memahami niatannya dan langsung tersenyum senang karenanya.
Keesokan harinya, Wen Bo mengingatkan Ke Lei bahwa hari ini mereka akan kedatangan editor stasiun TV yang akan datang untuk wawancara dan merekam video promosi kepolisian.
Seharusnya yang menemuinya nanti adalah Ke Lei. Tapi Ke Lei mendadak menukar jadwal mereka dan memerintahkan Wen Bo untuk menemui si editor itu. Sementara dia akan menggantikan Wen Bo memimpin pelatihan. (Pfft! Biar ketemu Mi Ka yah, Kapten?)
"Awalnya anda tidak berkata seperti ini." Protes Wen Bo.
"Aku kapten. Apa aku tidak boleh mengubah instruksi?"
"Baik!"
Pelatihan hari ini adalah cara memakai tandu evakuasi yang baik dan benar. Dan Ke Lei sengaja memanggil Mi Ka untuk dijadikan praktek, sekaligus ngerjain dia.
Mi Ka kesal banget. Padahal baru kemarin dia berpikir kalau Ke Lei itu baik hati dengan membiarkannya mandi. Chen Tao langsung membantunya mengutuki Ke Lei tersandung di tangga... dan kutukannya benar-benar hampir menjadi kenyataan saat Ke Lei hampir tersandung di tangga.
Bersambung ke part 2
1 Comments
Lanjut... Semangat🔛🔥 semangat🔛🔥 semangat🔛🔥🔛🔥🔛🔥🔛🔥🔛🔥
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam